Anda di halaman 1dari 9

DARUL ASRI

10002111

SER 102

Membuat Esay dari Topik (1)

Jumlah Percobaan (1)

SER 102 Page 1


I. Pendahuluan

“Sesungguhnya Allah telah menolongmu di tempat tempat yang banyak dan di hari

perang Hunain, ingatlah di saat itu kalian merasa ujub dengan jumlah yang banyak,

padahal jumlah yang banyak itu tidak bermanfaat sedikitpun untuk kalian, menjadi

sempit lah bumi yang luas itu bagi kalian, dan kalian pun lari

( QS. 9:25, muslim.or.id )

Ayat di atas adalah ayat yang menceritakan tentang bagaimana kejadian perang yang

dahsyat di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga di abadikan di

dalam Al Qur’an di saat itu kaum muslimin merasa bangga dan kagum dengan jumlah

yang banyak dan tidak akan terkalahkan dimana jumlah kaum muslimin sebanyak 3x

lipat lebih besar dari pasukan musuh namun kaum muslimin kalah di putaran pertama,

akibat merasa bangga dengan jumlah yang banyak.

Adapun perperangan tersebut terjadi setelah penaklukan Makkah dimana Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya datang dari madinah sebanyak

10.000 orang dengan tujuan untuk menghancurkan berhala-berhala disekitar Makkah

terutama di Ka’bah dan menghilangkan sisa-sisa kesyirikan yang ada di kota Makkah.

Al-Mubarakfuri ( 2012 ) dalam Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang

Agung mengatakan Penaklukan makkah tak ubahnya seperti pukulan telak yang

membuat bangsa Arab termangu-mangu dan kabilah-kabilah terdekat dikejutkan

dengan realita yang tidak bisa dielakkan, oleh karena itu hanya kabilah-kabilah yang

masih memiliki kekuatan dan kecongkakan yang berani menolak untuk menyerahkan

SER 102 Page 2


diri. Dan di antara kabilah yang memelopori kecongkakan tersebut adalah marga

marga Hawazin dan Tsaqif dan turut bergabung bersama mereka kabilah lain seperti

Nashr, Jusyam, Sa’d bin Bakr, sekelompok manusia dari Bani Hilal, yang seluruhnya

berasal dari keturunan Qais ‘Ailan. Kabilah-kabilah itu merasa masih memiliki

kemuliaan dan kehormatan sehingga tidak begitu saja bertekuk lutut dibawah

kekuasaan Islam. Mereka bergabung dengan Malik bin ‘Auf an-Nishri dan

memutuskan untuk bergerak menyerang kaum Muslimin.

Adapun esay ini insyaAllah akan membagi pembahasan tentang kisah Perang Hunain

yang sangat menakjubkan meliputi sub-pembahasan: penyebab perang Hunain

perjalanan menuju Medan Perang dan Proses terjadinya perang, dan diakhir akan kita

sebutkan pelajaran dan hikmah dari Perang Hunain, insyaAllah.

SER 102 Page 3


II. Perang Hunain: Penyebab terjadinya, Perjalanan menuju medan perang

dan Proses terjadinya perang

A. Penyebab terjadinya Perang Hunain

Harist (2011), setelah Allah memberi kemenangan kepada Rasulullah n dan

kaum mukminin dengan takluknya Makkah, serta tunduknya masyarakat Quraisy,

penduduk Tsaqif dan Hawazin pun ketakutan. Mereka yakin bahwa Rasulullah n tentu

akan menyiapkan pasukan menyerang mereka. Maka sebelum itu terjadi, mereka

bertekad untuk mendahului serangan.

Penolakan dari beberapa suku seperti suku Hawazin dan suku Tsaqif yang

tidak mau memeluk islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

karena berbagai alasan, sebagian karena apa yang mereka telah lakukan pada nabi,

yang lain karena mereka takut kehilangan gengsi, otoritas, dan kendali di wilayah

tersebut dan juga mereka menolak karena mereka tidak menginginkan perubahan,

mereka tidak menginginkan identitas islami baru, identitas yang berdasarkan pada

iman, bukan berdasarkan pertimbangan kesukuan, mereka merasa jika Nabi berhasil

dan kaum muslimin memperoleh kendali mereka akan dipaksa untuk mengadopsi

agama baru ini, berhala mereka akan dihancurkan, otoritas mereka akan diambil, dan

mereka tidak bisa menerima kondisi seperti ini akhirnya mereka memutuskan dan

sepakat mengangkat Malik bin ‘Auf An-Nashri sebagai panglima perang untuk keluar

berperang dengan membawa semua kaum mereka termasuk hewan ternak, istri,anak-

anak dan para lansia diantara mereka (Abdullah, n.d).

SER 102 Page 4


B. Perjalanan Menuju Medan Perang

Al-Mubarakfuri (2012) mengatakan,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan meninggalkan Makkah

menuju Hunain pada hari Sabtu tanggal 6 Syawal 8 H. Hari itu merupakan hari

kesembilan belas semenjak beliua memasuki Makkah, Beliau begerak bersama 12.000

pasukan Muslimin 10.000 personil diantaranya adalah yang dulu bersama beliau pada

penaklukan Makkah sedangkan yang 2000 lagi (sisanya) berasal dari penduduk

Makkah yang kebanyakan adalah orang-orang yang baru menganut Islam. Beliau

meminjam seratus buah baju besi dan segala perlengkapan lainnya dari Shafwan bin

umayyah dan mengangkat ‘Itab bin Usaid sebagai penguasa sementara atas Makkah.

Di tengah-tengah perjalanannya, kamu Muslimin melewati sebuah Pohon

besar yang hijau. Pohon itu dinamakan Dzat Anwath. Dulu, orang-orang Arab

senantiasa menggantungkan peralatan perangnya disana, mempersembahkan kurban

(sesemblihan) dan berdiam di sisinya (melakukan ritual). Pada saat itu, sebagian

anggota pasukan memohon kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Buatlah

untuk kita Dzat Anwath seperti yang mereka punya .” Mendengar permintaan tersebut

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab. “ Allahu akbar, demi Yang jiwa

Muhammad berada di tanganNya, sungguh kalian telah mengatakan apa yang

dikatakan kaum Nabi Musa,”Buatlah untuk kami sesembahan selayaknya mereka

memiliki sesembahan.” Ia (Musa) berkata,”Sungguh kalian adalah orang-orang yang

tidak mengetahui,” itulah sunnah-sunnah (cara-cara hidup). Sungguh kalian akan

mengikuti sunnah-sunnah orang-orang sebelum kalian.

SER 102 Page 5


C. Proses Terjadinya Perang Hunain

Pasukan Muslimin sampai di medan Hunain tepat pada malam Selasa tanggal

10 Syawal. Sementara itu pasukan Malik bin ‘Auf telah terlebih dahulu sampai di

tempat. Ia membawa masuk pasukannya kelembah tersebut selagi masih malam, lalu

menempatkan berapa gerilyawan di setiap jalan-jalan, arah masuk, celah perbukitan,

tempat persembunyian dan lorong-lorong sempit dan tibalah pasukan Muslimin dalam

kegelapan subuh dan berjalan masuk lembah tanpa di sadari para gerilyawan

menyerang secara serentak dengan menghujani kaum Muslimin dengan anak panah.

Akibatnya tercerai berailah pasukan kaum Muslimin lalu mundur, dimana masing-

masing tidak saling mempedulikan.

Sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbelok kearah kanan

seraya berseru, “wahai manusia, kemarilah bersamaku, aku adalah Rasulullah,akulah

Muhammad bin Abdullah.” Namun tidak ada yang tersisa bersama beliau di tempat

itu kecuali segelintir orang dari kalangan kaum Muhajirin dan Ahli Bait saja.

Pada saat itulah, tampak jelas keberanian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam yang tiada taranya. Beliau memacu keledainya menyonsong pasukan kafir

sambil berkata,

Aku adalah Nabi, bukan dusta

Akulah cucu Abdul Muththalib

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun dari keledainya dan

memohon bantuan dari Allah Ta’ala, “Ya Allah, turunkan pertolonganmu.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pamannya, al-Abbas,

-karena dia memilik suara yang lantang- agar memanggil dan menyeru para sahabat

nabi yang lari baik dari kalangan Muhajirin dan Anshar mendengar seruan tersebut

SER 102 Page 6


mereka menyahutnya dan bergegas kembali ke medan pertempuran untuk kembali

berperang.

Kedua pasukan saling melancarkan serangan dengan dahsyat. Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ke arah medan pertempuran dan mendapatkan

peperangan telah berkecamuk dengan seru. Lalu beliau bersabda, “sekarang perang

telah bergelora dengan dahsyatnya.” Kemudian beliau memungut segenggam debu

dan melemparkannya ke arah wajah-wajah musuh sambil mengatakan,”Amat

buruklah wajah-wajah mereka.”seketika itu, tidak ada seorangpun kecuali kedua

matanya penuh dengan debu lemparan beliau tersebut, sehingga melemahlah serangan

musuh dan merekapun akhirnya menderita kekalahan yang sangat telak. (Al-

Mubarakfuri, 2012)

SER 102 Page 7


III. Simpulan

Dari pemaparan penjelasan di atas dapat disimpulkan beberapa hikmah dan pelajaran

penting bahwa betapa pentingnya pengokohan aqidah dan ketundukan yang

sempurna kepada Allah dan RasulNya, sehingga kita hanya bertawakkal, bergantung

dan berdoa’a hanya kepada Allah Ta’ala untuk meraih segala bentuk kemenangan dan

menghindari segala bentuk ujub atau bangga diri terhadap kelebihan yang dimiliki.

Dan juga betapa jeleknya kebodohan/kejahilan ( terhadap ilmu agama ) yang dapat

menjerumuskan seseorang jatuh ke dalam kesyirikan seperti bertabarruk (meminta

berkah) kepada pohon-pohon kayu, batu dan lain lain.

Wallahu’alam bishowab.

SER 102 Page 8


Referensi

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri. (2012). Sirah Nabawiyah Perjalanan

hidup rasul yang Agung Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam Dari

Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir. Jakarta: Darul Haq.

Muhammad Harist. (2011). Perang Hunain (bagian satu). Diakses pada

Minggu, 29 Mei 2022 dari https://asysyariah.com/perang-hunain-bagian-

satu/-

Abdullah, D. (Tanpa Tahun). Transkip modul Ser 102. Diakses pada Mei, 2022

dari http://bahasa.iou.edu.gm

SER 102 Page 9

Anda mungkin juga menyukai