Anda di halaman 1dari 11

LS 12301

SIRAH RASUL

PEPERANGAN HUNAIN DAN THAIF

23BS047 HAJI MOHD RUDZAINI BIN HAJI MOHAMAD

FAKULTI PENDIDIKAN

PROGRAM SARJANA MUDA PERGURUAN UGAMA-

PENDIDIKAN ISLAM

SEMESTER 1

SESI 2022/2023

KOLEJ UNIVERSITI PERGURUAN UGAMA SERI BEGAWAN


Isi Kandungan

1.0)Pengenalan Perang Hunain......................................3

2.0) Sebab Berlakunya Peperangan Hunain.................3

3.0) Peristiwa Sebelum Berlakunya Peperangan..........5

3.1) Persiapan Kaum Muslimin...................................5

3.2) Persiapan Kaum Musyrikin..................................6

4.0) Pembahagian Harta Rampasan Perang.................7

5.0) Pemenang Peperangan Hunain...............................7

6.0) Pengenalan Perang Thaif........................................8

7.0) Sebab Berlakunya Peperangan...............................8

8.0) Perang Thaif.............................................................9

9.0) Pengepungan Thaif................................................10


1.0) Pengenalan Perang Hunain

Perang Hunain berlaku pada bulan Syawal tahun 8 hijrah di lembah Hunain, iaitu sebuah
lembah yang menjadi penghubung antara kota Mekah dan Thaif. Perang Hunain merupakan
pertempuran yang terjadi antara pasukan Islam dengan Suku Hawazin dan Tsaqif. Peperangan ini
disebut dengan “Perang Hunain” kerana pertempuran ini berada di Lembah Hunain yang terletak
tidak jauh dari Thaif. Pada pertempuran ini pasukan Islam dipimpin langsung oleh Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan membawa 12,000 pasukan. Dari 12,000
pasukan tersebut, 10,000 di antaranya berasal dari Madinah dan 2,000 pasukan dari Mekah.
Sedangkan Suku Hawazin dipimpin oleh Malik bin Auf An-Nashri dengan membawa 4000
pasukan. Suku Hawazin ini juga berhasil mendapat sokongan dari berbagai kabilah seperti Bani
Jutsyam, Bani Sa’ad bin Bakr, dan Auza dari Bani Hilal. 1

Pada masa yang sama, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berbesar hati untuk
menghadapi musuh. Baginda meminjam seratus baju besi dan senjata secukupnya kepada
Safwan Ibn Umayyah yang masih musyrik. Baginda juga meminjam tombak kepada paman
baginda, Naufal Ibn Al-Harris Ibn Abdul Muthallib.

2.0) Sebab Berlakunya Peperangan Hunain

Penyebab berlakunya peperangan Hunain yakni ketika peristiwa pembebasan Kota Mekah, Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menghancurkan berhala-berhala yang ada di sana.
Saat peristiwa itu terjadi, membuatkan orang-orang Arab tunduk dan berbondong-bondong
memeluk agama Islam. Namun, rupanya ada dua suku dari kabilah Badui, suku Hawazin dan
Tsaqif yang belum tunduk dengan Islam. 2

Kedua suku tersebut kemudian berinisiatif untuk menyerang Islam terlebih dahulu sebelum
mereka di serang. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang mendengar rencana
mereka, kemudian mengutus Abdullah bin Abi Hadrad al-Aslami untuk meyelidiki kebenaran
berita tersebut. Setelah memastikan kebenaran informasi itu, Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassalam pun menyiapkan pasukannya untuk berperang. Ketika itu, pasukan Islam yang
dipimpin oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sampai di Lembah
1
Abu Mazaya Al-Hafiz, Sirah dan Riwayat hidup Nabi Muhammad SAW , Al-Hidayah, Malaysia, 2023
2
Dr.Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah, Robbani Press, Malaysia, 2002
Hunain, mereka mendapat kejutan dari pasukan yang dipimpin oleh Malik bin Auf an-Nashri.
Pasukan Islam disergap dengan anak panah dan berbagai senjata yang lainnya hingga bercerai-
berai. Melihat kondisi seperti ini, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pun langsung
memanggil pasukan tersebut agar datang ke arah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam. Namun sayangnya suara Nabi Muhammad tidak terlalu terdengar lantaran kebisingan
yang terjadi di tengah peperangan.

Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pun meminta kepada Abbas
untuk membantunya, sehingga setelah Abbas berteriak memanggil pasukan Islam, mereka pun
memenuhi panggilan itu. Di sinilah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam berhasil
menyatukan kembali pasukan dan melakukan serangan balik hingga akhirnya berhasil
memperolehi kemenangan. Perang Hunain ini pun dimenangi oleh tentera Islam dan memperoleh
harta rampasan perang dan tawanan dalam peperangan ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala ada
menggambarkan peperangan ini di dalam Al-Qur’an dalam Surah At-Taubah ayat 25-26:

‫َلَقْد َنَرَص ُمُك اُهّٰلل ْيِف َم َو اِط َن َكِثَرْي ٍۙة َّو َيْو َم ُح َنٍۙنْي ِاْذ َاَجْع َبْتْمُك َكَرْثُتْمُك َفْمَل ُتْغِن َعْنْمُك َش ْئًـا َّو َض اَقْت َعَلْي ُمُك اَاْلْر ُض‬
)25( ‫ِبَم ا َر ُح َبْت َّمُث َو َّلْي ْمُت ُّم ْد ِبِرْيَۚن‬
‫َّمُث َاْنَز َل اُهّٰلل َس ِكْيَنَتٗه َعىٰل َر ُس ْو ٖهِل َو َعىَل اْلُم ْؤ ِمِنَنْي َو َاْنَز َل ُج ُنْو ًدا َّلْم َتَر ْو َها َو َعَّذ َب اِذَّل ْيَن َكَفُر ْو ۗا َو ٰذ َكِل َجَز ۤا ُء‬
)26( ‫اْلٰك ِفِرْيَن‬
Terjemahan:

Sungguh, Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah)
Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang
banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu,
kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang (25). 3

Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang
beriman, dan Dia menurunkan bala tentara (para malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia
menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir (26).

3
Abu Mazaya Al-Hafiz, Sirah dan Riwayat hidup Nabi Muhammad SAW , Al-Hidayah, Malaysia, 2023
Sifat sombong membuat kaum mukminin lupa diri. Mereka menilai tidak akan kalah karena
berjumlah banyak dibandingkan musuhnya. Kaum mukminin disergap musuh 4di lembah
Hunain. Perang Hunian tentu memberikan kita hikmah dan pelajaran hidup bahwa jangan
sombong dan tidak boleh angkuh.

3.0) Peristiwa Sebelum Berlakunya Peperangan


3.1) Persiapan Kaum Muslimin
Dalam riwayat Ibnu Ishaq dari Imam Baqir, saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam
memutuskan untuk memerangi suku Hawazin, beliau mengutus seseorang menemui Shafwan bin
Umayyah (salah seorang pemimpin Quraisy yang masih Musyrik) dan memintanya supaya
meminjamkan baju besi dan senjata-senjatanya kepada beliau dan kaum Muslim. Shafwan
menerimanya dan memberikan seratus baju besi.

Rasulullah saw bersama sepuluh ribu pasukannya yang ikut serta dalam Fathu Mekah dan
dua ribu orang orang Mekah yang baru memeluk Islam keluar dari Mekah untuk memerangi
suku Hawazin. Sebahagian masyarakat Mekah hanya ingin melihat kemenangan diraih oleh
pihak mana, guna mendapatkan rampasan perang dan bahkan sebagian mereka tidak
menginginkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan kaum Muslim mengalami kekalahan
dalam perang tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, kaum Muslim dan laki-laki
Quraisy yang sebahagian dari mereka masih Musyrik, tiba di Hunain menjelang malam hari
Selasa, tanggal 10 Syawal.

Setelah itu, barisan dua pasukan tentera muslimin, Malik bin 'Auf mengirim tiga orang untuk
mencari informasi tentang kaum muslim. Mereka kembali dengan sangat terkejut saat melihat
pasukan Muslim. Kendati demikian, Malik bin 'Auf di malam hari menempatkan pasukannya di
lembah Hunain guna menyergap kaum Muslim. Menjelang fajar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam juga merapikan pasukannya dan menyerahkan panji kepada para pemegangnya.

4
Syeikh Sofiyyur Rahman Al-Mubarrakfuri, Ar-Raheeq Al-Makhtum, Sirah lengkap Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassallam, pustaka buku putih, Mesir, 2010
3.2) Persiapan Kaum Musyrikin
Majoriti suku Hawazin seperti bani Nashr, Jusyam, Sa'ad bin Bakar dan kelompok dari
bani Hilal berkumpul dengan dipimpin oleh Malik bin 'Auf al-Nashri, namun sebagian suku
lainnya yang memiliki nama seperti Ka'ab, Kilab dan bani Numair tidak ikut serta dalam
pertemuan tersebut.

Semua suku sekutu Tsaqif dengan dipimpin oleh Qarib bin Aswad dan Dzul Khimar Subai' bin
Harits dan saudaranya Ahmar bin Harits (dari bani Malik) juga ikut bergabung dengan mereka.

Ketika Malik bin 'Auf berencana memerangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, ia
membawa serta harta benda, istri dan anak-anaknya supaya mendorong laki-laki dalam membela
mereka. Saat tiba di lembah Authas iaitu tanah yang sulit dan datar serta medan yang tepat untuk
parade kuda, Duraid bin ash-Shimmah, laki-laki lanjut usia dari suku Jusyam yang ahli strategi
dan ahli perang mengatakan, jika perang ini merupakan sumber kemuliaan, para jawara Ka'ab
dan Kilab akan ikut berpartisipasi. karenanya ia menganjurkan Malik bin 'Auf supaya pergi
berperang bersama para lelaki saja, dimana jika menang maka yang lainnya juga akan ikut
bergabung dengannya dan jika kalah, maka tidak akan mencederai para wanita dan anak-anak,
namun Malik bin 'Auf karena kecongkakannya tidak mempedulikan ucapannya dan
menghinanya.

Di lembah Authas, banyak sekali bala bantuan dari segala penjuru kepada mereka. Saat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam mendengar berita tersebut, lantas beliau mengutus
Abdullah bin Abi Hadrad al-Aslami supaya pergi secara diam-diam ke tengah-tengah mereka
dan mencari informasi. Ia pun membawa berita bahwa kaum Musyrik ikut bergabung untuk
memerangi kaum Muslimin. 5

5
Syeikh Sofiyyur Rahman Al-Mubarrakfuri, Ar-Raheeq Al-Makhtum, Sirah lengkap Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassallam, pustaka buku putih, Mesir, 2010
4.0) Pembahagian Harta Rampasan Perang
Setelah perang, banyak dari pihak kaum musyrikin yang berhasil ditawan umat Muslim,
termasuk para wanita yang jumlahnya mencapai 6.000 orang. Para tawanan pada akhirnya
dibebaskan setelah delegasi dari Hawazin mendatangi Rasulullah. Di samping itu, kaum
Muslim juga mendapatkan 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor kambing, dan 4.000
uqiyah uang perak. Harta rampasan perang tersebut kemudian dibagi oleh Nabi Muhammad
secara adil kepada para pasukan dan orang-orang. 6

5.0) Pemenang Peperangan Hunain

Peperangan sempat berjalan kurang menguntungkan bagi pasukan Muslimin. Ini


disebabkan tentara berbaju besi itu sempat kocar-kacir saat menuruni lembah Hunain akibat
disergap pasukan Hawazin yang dipimpin Malik bin Auf al-Nasri. Mereka menyerang dari
ketinggian menggunakan batu dan panah. Serangan tersebut berhasil memberikan efek
kejut bagi tentara muslimin hingga menyulitkan organisasi penyerangan mereka. Orang-
orang yang penuh ketakutan itu lari tunggang langgang. Yang tergambar di benak mereka
hanya Hawazin dan Tsaqif yang kini sedang meluncur turun dari perkebuan di puncak-
puncak gunung. Dalam kondisi tidak menguntungkan itu, sosok Ali bin Abi Thalib, Abbas
bin Abdul Muthalib muncul dan berhasil menyatukan kembali pasukan Muslimin yang
sudah kalah mental berperang. Mereka kembali terorganisi dan bertempur lagi secara
heroik.

Tentara Muslimin kemudian berhadapan langsung dengan pasukan Hawazin yang


sudah menyusur turun dari tempatnya semula di lembah tersebut. Peperangan tersebut
dimenangkan secara sempurna oleh pasukan muslimin. Kaum Hawazin kemudian
melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang
melawan tentara Muslimin dalam pertempuran Autas. Sementara sisanya mengungsi ke
Thaif yang nantinya akan dikepung pasukan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wassalam. 7

6
Abu Mazaya Al-Hafiz, Sirah dan Riwayat hidup Nabi Muhammad SAW , Al-Hidayah, Malaysia, 2023
7
Abu Mazaya Al-Hafiz, Sirah dan Riwayat hidup Nabi Muhammad SAW , Al-Hidayah, Malaysia, 2023
6.0) Pengenalan Perang Thaif
Bulan Syawal memiliki beberapa catatan sejarah penting bagi umat Muslim, terutama pada saat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam memperjuangkan dakwah agama Islam. Mulai dari
Perang Uhud, Perang Hamra al-Asad, Perang Khandaq, dan Perang Hunain, semuanya terjadi
pada bulan kesepuluh dalam penanggalan hijrah ini. Salah satu peristiwa bersejarah yang tidak
terlupakan pada bulan adalah Perang Thaif. Pertempuran yang sempat membuat pasukan Muslim
kocar-kacir ini terjadi setelah Perang Hunain pada tanggal 10 Syawal 8 Hijrah. Pada peristiwa ini
pula kaum Anshar mendapat pelajaran penting dari sikap bijaksana baginda Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.8

7.0) Sebab Berlakunya Peperangan


Perang Tha’if merupakan sambungan dari Perang Hunain yang dimenangi oleh pasukan Muslim.
Setelah berhasil memenangkan peperangan, pasukan musuh yang kalah telak itu terpecah belah
menjadi tiga kelompok yang lari ke wilayah berbeda. Sebagian lari ke Tha’if, sebagian lari ke
Nakhlah, dan sebagian lagi lari ke Authas. Untuk mengejar pasukan yang lari ke Authas, Nabi
menugaskan sejumlah tentara di bawah pimpinan Abu Amir al-Asy’ari.

Setelah berhasil dikejar, terjadi pertempuran antara kedua belah pihak yang diakhiri
dengan kemenangan umat Muslim, meski al-Asy’ari sendiri gugur dalam peristiwa tersebut.

Sementara untuk mengejar pasukan yang lari ke Nakhlah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam juga menugaskan sejumlah tentara untuk melumpuhkannya. Dalam peristiwa ini
Duraid bin ash-Shimah (dari pasukan musuh) berhasil ditangkap dan dibunuh oleh Rabi’ah bin
Rufa’i. Tinggal pasukan yang lari ke arah Thaif. Untuk pasukan ini, sejumlah tentara Muslim
yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendirilah yang
mengejarnya hingga terjadi pertempuran sengit.

Alasan pengejaran pada kelompok ini menjadi perkara yang penting sehingga Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wassalam sendiri yang memimpin pasukan adalah karena majoriti tentara
musuh kabur ke wilayah ini. Safyurrahman al-Mubarakfuri melaporkan, majoriti pelarian
Hawazin dan Tsaqif yang terlibat dalam Perang Hunain lari ke Tha’if bersama dengan komandan
8
Syeikh Sofiyyur Rahman Al-Mubarrakfuri, Ar-Raheeq Al-Makhtum, Sirah lengkap Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassallam, pustaka buku putih, Mesir, 2010
tertinggi mereka, Malik bin Auf an-Nashri. (Safyurrahman al-Mubarakfuri, Rahîqul Makhtûm,
t.t: 385-386).

8.0) Perang Thaif


Utusan pasukan yang berangkat ke Thaif terlebih dahulu sebanyak 1000 tentara dengan dipimpin
Khalid bin Walid. Setelah itu kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama
pasukan lainnya menyusul. Mereka menemukan benteng bilik Malik bin Auf di sana. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian memerintahkan pasukan Muslim untuk mengepung dan
menghancurkan benteng tersebut. 9

Pengepungan ini berlangsung cukup lama. Al-Mubarakfuri sendiri dengan mengutip riwayat
Muslim dari Anas melaporkan bahwa pengepungan berlangsung selama 40 hari. Meski ada pula
sejumlah sejarahwan yang mengatakan hanya 20 hari, ada yang mengatakan 18 hari, ada pula
yang mengatakan 15 hari, dan ada yang mengatakan 10 hari lebih. Akibat hujanan anak panah
dan batu yang dilancarkan pasukan musuh, banyak umat Muslim yang cedera dan 12 orang
gugur. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian mengarahkan untuk memasang
manjanik dan melontarkan peluru-peluru batu hingga merontokkan sebahagian benteng musuh.

Melalui celah itu kemudian pasukan Muslim mulai maju menyerbu. Sayang, pasukan Muslim
yang maju untuk menyerang dihabisi oleh musuh dengan hujanan besi yang sudah dipanaskan
dengan api. Akibatnya sebagian dari mereka terbunuh. Dalam kondisi yang cukup mencekam,
Nabi Muhammad mengatur siasat agar tentara Muslim menebangi dan membakar pohon anggur
yang ada di wilayah itu. Karena saking banyaknya jumlah pohon anggur yang dimusnahkan,
pasukan musuh memohon untuk menghentikannya dan menyerah. Singkat hikayat, pertempuran
pun berakhir dengan kemenangan umat Muslim. (Ahmad Ghalwasy, As-Sîrah an-Nabawiyah
wad Da’wah fil ‘Ahdil Manadî, t.t: 601-602).

9
Dr.Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah, Robbani Press, Malaysia, 2002
9.0) Pengepungan Thaif

Nabi Muhammad mencuba beberapa kali untuk memecahkan pintu-pintu kota Taif akan tetapi
gagal. Didakwa bahawa Nabi Muhammad menggunakan formasi perang Romawi dalam
pengepungan ini akan tetapi para penduduk Thaif dapat menangani serangan dengan mencurah
besi panas dari atas tembok kota ke atas tentera Muslim. Akhirnya Nabi Muhammad mengugut
akan membakar dan memusnahkan pohon anggur kerana baginda tidak nampak jalan lain untuk
memujuk penduduk Thaif untuk menyerah diri. Baginda menawarkan keampunan kepada
penduduk yang menyerah diri dan hanya 20 orang yang berbuat demikian. 10

Pengepungan berlanjutan selama sebulan. Nabi Muhammad mahu mendapat ketua Bani
Hawazan, bernama Malik, ke sebelah Islam dan berjanji untuk melepaskan keluarnya daripada
tahanan dan memulangkan harta bendanya. Malik bersetuju dan memeluk Islam dan terus
berperang dengan penduduk Thaif. Malik juga merampas binatang ternakan orang Thaif dan
dengan cara ini menyulitkan keadaan buat penduduk Thaif. 11

TAMAT
‫هللا يفتح عليك‬

RUJUKAN
10
Syeikh Sofiyyur Rahman Al-Mubarrakfuri, Ar-Raheeq Al-Makhtum, Sirah lengkap Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassallam, pustaka buku putih, Mesir, 2010
11
Syeikh Sofiyyur Rahman Al-Mubarrakfuri, Ar-Raheeq Al-Makhtum, Sirah lengkap Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassallam, pustaka buku putih, Mesir, 2010
1. Syeikh Safy al-Rahman al-Mubarakfuriy. Seerah Nabawiyah: Al-Raheeq al-Makhtum.

2. Abdul Hadi Awang. Perang Hunain.

3. Dr.Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy. 2002, Sirah Nabawiyah, Robbani, Malaysia.

4. Abu Mazaya Al-Hafiz. 2023, Sirah dan Riwayat hidup Nabi Muhammad SAW , Al-

Hidayah, Malaysia.

5. Abul Hasan al-Ali Hasani An-Nadwi. 2020, Sirah Nabawiyah: Sejarah Lengkap Nabi

Muhammd SAW, Malaysia, jil:7

6. Dr. Nizar Abazhah. 2013, Perang Muhammad, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai