Anda di halaman 1dari 15

Tahun Ke-8 Hijrah

Nabi Muhammad SAW


PERANG MU'TAH
Mu’tah adalah satu wilayah di Yordania/Laut Mati, tidak jauh dari
Bait al-Maqdis di Palestina. Di sana pada bulan Jumadi al-Ula
tahun 8H/Agustus/September 629 M terjadi pertempuran besar
antara dua kekuatan yang secara fisik tidak seimbang; 3.000
personil pasukan Muslim dengan 20.000 pasukan non-Muslim.
Pertempuran ini terjadi karna sikap Syurahbil ibn ‘Umair al-Azadi,
penguasa Bashra, yang membunuh utusan Rasulullah SAW, yang
membawa surat beliau kepdanya, padahal sudah menjadi
ketentuan umum bahwa utusan, betapapun di benci atau buruk
misalnya, ia samasekali tidak boleh di bunuh.
Pesan Rasulullah Sebelum perang Mu’tah
“Bertempurlah atas nama allah, perangilah
musuh allah dan musuh kamu. Di wilayah itu
terdapat orang orang Keristen yang tekun
beribadah di tempat-tempat peribadatan
mereka, jangan juga membunuh anak-anak,
orang tua atau perempuan, dan janganlah
menebang pohon atau meruntuh kan
bangunan”
Jalannya Perang Mu’tah
Pasukan islam di kejutkan dengan jumlah musuh,
mereka mendengar bahwa Penguasa Byzantium
telah mengirim 100.000 pasukan untuk melawan
kaum Muslim, bahkan mereka bergabung dengan
100.000 lainnya dengan suku-suku Arab yang ada di
sekitar wilayah tersebut. Pasukan muslim berhenti
selama 2 malam untuk menimbang-nimbang, dan
bermusyawarah. Akhirnya, semua sepakat
melanjutkan perjalanan dan siap untuk bertempur.
Berita Duka Sampai ke Madinah Sebelum Pasukan Sampai
.
Sebelum pasukan sampai ke Madinah, Rasulullah SAW
telah mengetahui gugurnya pemimpin- pemimpin
pasukan yang beliau tunjuk, dan pada kepulangan
pasukan rasulullah menyampaikan dengan bercucuran
air mata beliau mengatakan bahwa telah terjadi “ ‘Fath’
(Kemenangan), melalui ‘Saif min suyufillah’ (Salah satu
pedang allah) yakni Khalid ibn al-Walid” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW, menilai hasil pasukan sebagai Fath atau
kemenangan, tetapi kaum muslim menilai sebagai Furrar,
yakni orang orang yang lari dalam medan perang.
Nabi Muhammad Dengan Keluarga Ja’far
Setelah Nabi mengetahui berita gugurnya Ja’far,
beliau pergi menemui keluarga almarhum. Nabi
menggendong, merangkul, dan mencium anak-
anak Ja’far sambil mencucurkan air mata. Istri Ja’far
menangis tak tahankan diri. Nabi kemudian kembali
berpesan kepada sahabat sahabat. “Jangan
melupakan keluarga Ja’far sehingga tidak
menyiapkan untuk mereka makanan karna mereka
sedang disibukkan oleh kematian kepala keluarga
mereka” (HR. Ahmad)
Nabi Muhammad Menyambut Pasukan yang Kembali
Ketika pasukan yang kembali telah mendekati Madinah,
beliau keluar menyambut mereka. Hadir juga ketika itu
keluarga masing masing bersama anak anak mereka.
Rasulullah memerintahkan untuk menggendong anak-
anak yang kecil, dan beliau sendirilah yang menggendong
anak Ja’far ibn Abi Thalib. Nabi kemudian mendoakan
mereka, ibu mereka mengeluhkan keadaan anak anaknya
yang telah menjadi yatim, kemudian rasulullah bersabda
kepada mereka : Engkau khawatir dengan kebutuhan
mereka yang tidak tercukupi? aku adalah wali mereka di
dunia dan di akhirat (HR. AHMAD)
FATHU MAKKAH
Fathu Makkah adalah Peristiwa Kemenangan Umat Islam atas
Kaum Kafir Quraisy, Fathu Makkah adalah penaklukan Makkah yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW dan pasukan kaum muslim. Peristiwa
ini terjadi pada hari Jumat tanggal 20 dan 21 Ramadhan di tahun
ke-8 Hijriah. Ketika itu, suku Khuza’ah menjalin kerjasama dan
mengikat perjanjian pertahanan bersama dengan pihak Nabi SAW.
dan Bani Bakr memihak kepada musyrik Makkah.
Musyrik Makkah Melanggar Perjanjian
Bani Bakr menyerang suku Khuza’ah. Kedua suku ini memiliki dendam sejak masa
jahiliyah yang belum terkikis habis oleh perjanjian Hudaibiyah. Ini mendorong Naufal
ibn Mu’awiyah ad-Daili memimpin rombongan dari suku bani Bakr menyerang
secara mendadak di malam hari pada suku Khuza’ah di bulan Syaban. Dan
siapapun dari suku Quraisy yang terlibat langsung, yang jelas sikap mereka
mendukung Bani Bakr merupakan pelanggaran serius terhadap perjanjian.
Suku Khuza’ah yang menderita korban 20 orang tewas datang mengadu kepada
Nabi. Rasulullah menyampaikan usul kepada tokoh–tokoh musyrik makkah yang
intinya adalah memilih salah satu alternatif.
1. membayar fidyah/ganti rugi atas korban yang diderita suku Khuza’ah.
2. Membatalkan perjanjian pertahanan mereka dengan Bani Bakr.
3. Menerima resiko pertempuran.
Sikap keras kepala tokoh-tokoh Quraisy menjadikan mereka menolak usul kompromi
Nabi SAW. Dengan disampaikannya usul-usul di atas, maka Rasulullah saw, tidak
dapat dinilai melakukan penyerangan ke Makkah secara sepihak tanpa tegasan
batalnya perjanjian.
Keberangkatan Nabi Muhammad SAW Menuju Makkah
Rasul mengajak kaum Muslim dan suku-suku yang berada di
sekitar Madinah untuk berangkat menuju Makkah. Sekitar pada 10
Ramadhan tahun 8 H. Semua kaum muhajirin dan Anshar ikut
bersama Rasulullah, di satu tempat bernama Khadid, satu sumber
air, Rasulullah bersama rombongan berbuka puasa. Abu Sufyan
ketika itu datang membawa anaknya dan mendesak untuk
bertemu dengan nabi, mengetahui hal itu Nabi merasa iba dan
segera menemuinya. Abu Sufyan pun mengubah secara spontan
sajak sajak yang indah yang menggambarkan penyesalan dan
menyadari kebenaran islam.
Al-’Abbas bertemu nabi di perjalanan, pada kala itu Al-’Abbas
juga telah meninggalkan Makkah menuju Madinah untuk
berhijrah.
PERANG HUNAIN
Perang Hunain adalah pertempuran yang terjadi
antara Nabi Muhammad dan para pengikutnya
melawan Suku Badui dari Bani Hawazin dan Tsaqif.
Pertempuran yang juga disebut Perang Hawazin ini
terjadi di Hunain, sebuah lembah yang berada sekitar
12 mil dari Mekkah. Perang Hunain terjadi pada 630
Masehi atau 8 Hijriyah dan berakhir dengan
kemenangan umat Muslim.
JALANNYA PERANG HUNAIN
Nabi Muhammad bersama pasukannya mendekati lokasi Perang
Hunain, pihak musuh yang telah menunggu dengan cara
bersembunyi di celah-celah lembah, langsung menyergap.
asukan Muslim mampu menangkis serangan hingga pihak
musuh lari kalang-kabut. Namun, pasukan Muslim terburu-buru
untuk menjarah harta rampasan, sehingga musuh memiliki
kesempatan untuk menghujani mereka dengan anak panah.
Serangan anak panah itu membuat pasukan Muslim tercerai-
berai dan memilih untuk mundur. abi Muhammad bersama
beberapa pengikut setianya tetap tidak gentar. Pada akhirnya,
pasukan Muslim kembali bersatu dan betul-betul menyerang
musuh seperti perintah Rasulullah. Perang Hunain dimenangkan
oleh umat Muslim
Pembagian Harta Rampasan Perang
Setelah perang, banyak dari pihak kaum musyrikin yang berhasil
ditawan umat Muslim, termasuk para wanita yang jumlahnya
mencapai 6.000 orang. Para tawanan pada akhirnya dibebaskan
setelah delegasi dari Hawazin mendatangi Rasulullah. Di samping
itu, kaum Muslim juga mendapatkan 24.000 ekor unta, lebih dari
40.000 ekor kambing, dan 4.000 uqiyah uang perak. Harta
rampasan perang tersebut kemudian dibagi oleh Nabi
Muhammad secara adil kepada para pasukan dan orang-orang.
PERANG THAIF
Perang Thaif terjadi pada bulan Syawal tahun ke-8 hijriah atau
630 masehi. Sebenarnya Perang Thaif merupakan lanjutan dari
Perang Hunain yang dimenangkan oleh kaum Muslimin. Namun
setelah memukul mundur pasukan tentara Hawazin dan Tsaqif
dalam Perang Hunain, pasukan Muslim terus mengejar mereka
hingga ke daerah Thaif.Oleh karena itu, Perang Thaif dan Perang
Hunain saling berkaitan. Dalam Perang Thaif, mereka
meninggalkan walimah yang sangat banyak, yakni sekira 6.000
tawanan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai