Anda di halaman 1dari 7

NILAH 10 PERANG YG TERJADI DI ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW

" Sahabat Pustakers, pada kesempata kali ini Pustaka Sekolah akan publish artikel

mengenai Sejarah Islam, khusunya sejarah Perang yang dipimpin oleh Nabi SAW.

Sewaktu awal perkembangan Islam, nabi SAW mau tidak mau harus mengahadapi

Agresi musuh Islam pada medan Perang. Berikut ini beberapa Perang yang

dipimpin langsung oleh Nabi SAW.

Perang Badar (17 Ramadan 2 H)

Perang Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar

merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin

Quraisy Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan

perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy.

Selanjutnya kaum Quraisy terus menerus berupaya menghancurkan kaum muslim

agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin. Dalam peperangan ini kaum

muslim memenangkan pertempuran dengan gemilang. Tiga tokoh Quraisy yang

terlibat dalam Perang Badar adalah Utbah bin Rabi"ah, al-Walid dan Syaibah.

Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim seperti Ali bin Abi Thalib. Ubaidah bin

Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib. adapun di pihak muslim Ubaidah bin Haris

meninggal karena terluka.

Perang Uhud (Syakban 3 H)

Perang Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum
Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam

kepada kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid mendapat

bantuan dari kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi Muhammad SAW segera

mengadakan musyawarah untuk mencari strategi perang yang tepat dalam

menghadapi musuh. Kaum Quraisy akan disongsong di luar Madinah. Akan tetapi,

Abdullah bin Ubay membelot dan membawa 300 orang Yahudi kembali pulang.

Dengan membawa 700 orang yang tersisa, Nabi SAW melanjutkan perjalanan

sampai ke Bukit Uhud. Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang

dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan

harta, yakni prajurit Islam sibut memungut harta rampasan. Pasukan Khalid bin

Walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam. Tentara

Islam menjadi terjepit dan porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena

serangan musuh. Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah

mengira Nabi SAW terbunuh. Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib

(paman Nabi SAW) meninggal terbunuh.

Perang Khandaq (Syawal 5 H)

Lokasi Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini

juga dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq

melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad

SAW. Mereka bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang Yahudi
juga mencari dukungan kabilah Gatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara,

Asyja", Bani Sulaim, Bani Sa"ad dan Ka"ab bin Asad. Usaha pemimpin Yahudi,

Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil. Pasukannya berangkat ke Madinah untuk

menyerang kaum muslim. Berita penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad

SAW. Kaum muslim segera menyiapkan strategi perang yang tepat untuk

menghasapo pasukan musuh. Salman al-Farisi, sahabat Nabi SAW yang

mempunyai banyak pengalaman tentang seluk beluk perang, mengusulkan untuk

membangun sistem pertahanan parit (Khandaq). Ia menyarankan agar menggali

parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan pasukman musuh akan

terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata berhasil menghambat pasukan

musuh.

Perang Khaibar (7 H)

Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang

untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering

mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan. Pasukan

muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang benteng pertahanan

Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim mengepung dan memutuskan aliran air ke

benteng Yahudi. Taktik itu ternyata berhasil dan akhirnya pasukan muslim

memenangkan pertempuran serta menguasai daerah Khaibar. Pihak Yahudi

meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari Khaibar. Sebagai
imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan menyerahkan hasil

panen kepada kaum muslim.

Perang Mu"tah (8 H)

Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian

wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Penolakan

ini disampaikan dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian

mengirimkan pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini

dinamakan Perang Mu"tah karena terjadi di desa Mu"tah, bagian utara

Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslim mendapat kesulitan menghadapi

pasukan al-Ghassani yang dibantu pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat

gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya

Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik pasukan muslim kembali

ke Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik pasukan muslimin dari

kepungan musuh membuat kagum masyarakat wilayah tersebut. Banyak kabilah

Nejd, Sulaim, Asyja", Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara masuk Islam karena

melihat keberhasilan dakwah Islam.

Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)

Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini adalah

adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah hancur akibat

kalah perang di Mu"tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah (6 H)


tidak penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza"ah

yang berada dibawa perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera

memerintahkan pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan

muslimin tidak mendapat perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang

dipimpin Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya

banyak kaum Quraisy masuk Islam.

Perang Hunain ( 8 Safar 8 H)

Perang Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang

terdiri dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini

terjadi di Lembah Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain merupakan

balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah. Pada awalnya

pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak

pasukan Islam yang gugur. Nabi SAW kemudian menyemangati pasukannya dan

memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim akhirnya dapat memenangkan

pertempuran tersebut.

Perang Ta"if (8 H)

Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari Hunain,

sampai di kota Ta"if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota yang

kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi

Muhammad SAW mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh


wilayah Ta"if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang

merupakan sumber daya alam utama penduduk Ta"if. Penduduk Ta"if pada

akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan Islam.

Perang Tabuk (9 H)

Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan

Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh

Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun pasukan

besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan

diri dengan menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa itu banyak

pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama Nabi SAW.

Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan

Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Di sini

Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah

perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam barisan Islam.

Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H)

Perang ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah. Rasulullah

SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran

fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah tersebut. Rasulullah SAW

selanjutnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bani Damrah yang tinggal di


rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi

kesanggupan Bani Damrah untuk membantu kaum muslim apabila dibutuhkan.

Demikianlah artikel mengenai sejarah peperangan yang dipimpin langsung oleh

Nabi Muahammad SAW dalam menegakkan kalimah Allah di Bumi ini, semoga

artikel ini tentunya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua

Anda mungkin juga menyukai