Anda di halaman 1dari 3

Fakta bahwa terdapat sungai yang mengalir di bawah laut telah disebutkan dalam Alquran.

Jauh sebelum manusia saat ini mengenal teknologi canggih dan menemukan fakta tersebut,
Alquran menjelaskan fenomena itu sejak 14 abad silam.

Terkait dengan temuan sungai di bawah laut ini, ada kisah menarik tentang seorang
ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis, Jacques-Yves Cousteau.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi bawah laut, tiba-tiba ia menemui
beberapa kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Seolah ada
dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari
air laut di tengah lautan. Waktu terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak
kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Kemudian, suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim dan menceritakan
fenomena itu. Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan
pada surat Ar-Rahman ayat 19-20.

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing,” bunyi Surat Ar-Rahman ayat
19-20.

Mendengar ayat-ayat Alquran itu, Costeau kagum dan ia dikatakan memeluk Islam.

Lautan dengan jumlah yang begitu luasnya, ternyata menyimpan rahasia, hikmah, manfaat dan
mukjizat yang semuanya telah disinggung dalam al-Qur‟an. Salah satu fenomena yang menarik
untuk dikaji ialah fenomena laut, seperti dua lautan yang tidak bercampur, sungai dibawah laut
yang airnya tetap tawar walaupun didalam air, dan lautan yang terpanaskan. Semua itu berawal
dari al-Rahman ayat 19-20, Allah SWT berfirman:

A. Ayat tentang sungai dibawah laut


Artinya: Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi.” Al furqan ayat 53

Al-Qur’an tidak hanya bersifat ayat-ayat qawliyyah atau ayat-ayat yang menerangkan seputar
fiqih saja. Melainkan al-Qur’an juga bersifat ayat-ayat kawniyyah yang menerangkan berbagai
persoalan yang ada di dalam kehidupan, antara lain menyangkut alam semesta ini dan juga
fenomena alam yang ada

Tantawi Jauhari menjelaskan wahuwa ladzî marajal Bahraîni artinya keduanya tidak saling
melampaui dan tidak bercampur. Hadza adzbun furâtun yang bisa menghilangkan dahaga dari
tawar dan menyegarkannya wahâdza milhun ujâzun artinya sangat asin atau rasa pahit yang
menyengat yang tidak bisa digunakan menghilangkan dahaga. wa jaala baînahumâ barjakhan
artinya sebuah batas atas kekuasaan Allah. Wahijran mahjûran artinya batas atau tutup yang bisa
mencegah, sehingga keduanya tidak saling melampaui atas yang lain dan tidak saling merusak
(rasa airnya antara tawar dan asin).

Beberapa peneliti yang melakukan penelitian pada sungai dalam laut ini menyimpulkan bahwa
sungai ini terbentuk akibat fenomena Halocline. Fenomena Halocline ini adalah sebuah
fenomena alam dimana yang disebut sebagai Halocline adalah sebuah zona vertikal di dalam
laut.

Pada zona Halocline ini kedalaman zona akan mempengaruhi kadar garam yang ada di laut
berubah dengan cepat seiring dengan pertambahan kedalamannya. Perubahan inilah yang
kemudian menyebabkan adanya kepadatan air sehingga menyebabkan adanya dinding
pemisah antara air laut dan air tawar.

Perbedaan kepadatan air asin dan air tawar bisa dibuktikan dengan percobaan sederhana.
Caranya dengan mencampurkan air tawar dan air asin. Hasilnya air asin akan berada di bawah
dan juga terbentuk dinding pemisah antara kedua jenis air. Hal ini juga terjadi pada sungai yang
ada di dalam laut. Dimana air asin memerangkap air tawar sehingga terbentuk aliran dan
keduanya juga dipisahkan dengan adanya dinding Halocline.

Pendapat Yusuf Qardawi yang menyebutkan dua lautan yang dimaksud dalam surat ar-Rahman ayat 19-
20 adalah dua lautan yang sama-sama asin juga bisa dipahami dua lautan yang bertemu dengan batas
secara vertikal dengan merujuk kepada pendapat Tahir Ibn ‘Ar. Menurutnya, dua lautan yang dimaksud
dipahami dengan dua hal dan salah satunya seperti pendapat Yusuf Qardawi, dua lautan yang sama-
sama asin yaitu lautan yang telah diketahui oleh bangsa Arab pada umumnya.4 Adapun, jika merujuk
kepada pendapat mayoritas ulama yang menafsirkan surat ar-Rahman ayat 19-20 dengan surat al-
Furqa>n ayat 53, maka pertemuan dua lautan tersebut terjadi dengan batas yang dapat terlihat secara
vertikal. Pertemuan antara air sungai yang tawar dengan air laut yang asin tersebut umumnya berada di
muara-muara sungai, sehingga yang dimaksud dengan barzakh dalam al-Qur’an menurut ulama atau
ilmuwan yang berpendapat ini adalah muara sungai tersebut.

M. Ali al-Sabuni mengumpamakan air tawar dengan air asin sebagaimana orang mukmin dengan orang
kafir. Air tawar adalah air segar yang dapat menghilangkan haus yang diibaratkan bagi orang mukmin,
sebaliknya air asin adalah air yang membakar dan tidak nyaman untuk diminum yang diibaratkan bagi
orang kafir

Korelasinya dengan mata kuliah filsafat ilmu adalah sebelumnya kita telah belajar tentang ilmu
kebenaran kbi dan lai lain dan diantara pembahasannya membahasa tentang tingkat keyakinan.

Ainul yakin= keyakinan org awam yang didapat dari Indra

Ilmul yakin= keyakinan yang di dapatkan setelah melakukan analisis experimen yang dilakukan oleh
ilmuwan dan pemikir

Haqqul yakin= keyakinan yang di dapatkan tnpa indra dan eksperimen tapi langsung karunia dari Allah
swt

Penemuan sungai bawah laut ini diumumkan pada 1 Agustus 2010 oleh para ilmuwan

Salah satunya adalah keajaiban berupa sungai yang berada di bawah lautan. Terletak di


Semenanjung Yucatan di Meksiko

Anda mungkin juga menyukai