Sukarni
Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Kalimantan Selatan
Pendahuluan
Untuk menjamin keberlangsungan kehidupan di alam semesta, air
menempati posisi yang sangat penting. Baik dalam tinjauan normatif maupun
ilmu fisika, air adalah salah satu sub sturktur inti dalam susunan semesta alam.
Oleh karena itu, sumber-sumber ajaran Islam yang termaktub dalam al-Quran
dan Hadis Nabi serta hasil-hasil ijtihad ulama telah membahas tema air dalam
berbagai perspektif.
Fikih sebagai produk pikiran hukum Islam tidak lain kecuali sebagai hasil-
hasil kreativitas kerja intelektual ulama tentang ketentuan hukum prilaku setelah
mereka mencermati sumber-sumber ajaran Islam. Fikih dapat dihasilkan melalui
berpikir deduksi (penalaran dari tek nash) dan atau melalui berpikir induksi (analisis
terhadap fakta untuk kemudian ditetapkan hukum fikihnya melalui teori fikih).
Dalam fikih Islam klasik, pembahasan tentang air pada umumnya hanya dalam
perspektif alat bersuci. Air hanya dianggap sebagai instrument aharah dari hada dan
najis. Dengan demikian, dalam kitab-kitab fikih klasik itu, upaya-upaya perlindungan
1.Makalah Seminar Fikih Air Air dan Masa Depan Umat Manusia yang dilaksanakan
oleh Majelis Tarjid dan Tajdid PP Muhammadiyah, Sabtu 18 Jumadil Awal 1434 H / 30 Maret
2013 M, bertempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan Tamantiro
Kasihan Bantul.
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
116 Sukarni
air (konservasi dan restorasi) belum tentang air dalam perspektif normatif
terbahas secara memadai. Pembahasan (al-Quran dan Hadis). Kemudian untuk
tentang konservasi dan restorasi air memberikan landasan metodologis
baru tampak pembahasannya dalam tentang fikih air, dibahas pula secara
kitab-kitab fikih kontemporer. ringkas tentang metode ijtihad. Setelah
Dengan mempertimbangkan itu, akan diuraikan konsep fikih air.
posisi dan fungsi air yang sangat
penting dalam kehidupan, maka Air dalam Tinjauan Al-Quran
tulisan ini kiranya dapat memberikan Al-Quran menyebut air dengan
sumbangan tentang konsep-konsep istilah m atau al-m yang berarti
air dalam tinjauan fikih Islam. Fikih cairan yang berwarna bening dan
sebagai rumusan kepastian hukum tembus pandang. Al-Quran menyebut
yang berdimensi logis dan religius dua kata tersebut sebanyak 60 kali
kiranya dapat menjadi acuan prilaku dalam berbagai konteks. Di samping
setiap muslim, khususnya tentang tata itu, kata-kata lain yang disebutkan al-
hubungan manusia dengan air.2 Quran terkait dengan makna air adalah
Untuk memberikan landasan al-maar, al-anhr, dan al-uyun. Tiga
normatif, pembahasan fikih air dalam suku kata tersebut disebutkan oleh al-
tulisan ini dimulai dengan pembahasan Quran sebanyak 214 kali. Banyaknya
penyebutan al-Quran terhadap air
2.Bahasan tentang air dalam fikih sebanding dengan makna air yang sangat
kontemporer termasuk dalam bagian fikih
lingkungan hidup. Dalam perkembangan yang
penting bagi kehidupan, selain sebagai
sangat awal, fikih Islam sudah merumuskan isyarat keharusan memerhatikan,
beberapa tema pokok tentang fikih lingkungan, meneliti, dan mengkajinya.
seperti konsep aharah (bersuci), iy al-mawt Dari berbagai kontek penyebutan
(pembukaan lahan tidur), iq (privatisasi air dalam al-Quran dapat dikelompokkan
tambang), im (kawasan lindung), arm (ka-
wasan terlarang), irm, etika perang, kewajiban
menjadi tiga bagian: fungsi, sumber dan
memberi nafkah kepada binatang piaraan, dan sirkulasi, serta pengelompokannya.
anjuran untuk menanam penghijauan. Lihat Di antara ayat al-Quran yang
Asy-Syaukni, Nail al-Aur Juz V (Beirut: menjelaskan fungsi sentral air bagi
Dr al-Kutub al-Ilmiyyah, t.t.), hlm. 332; Abi kehidupan adalah ayat 30 surah
al-asan Ali bin Muammad al-Mward,
Al-Akm as-Sulniyyah wa al-Wilyat ad-
al-Anbiya:
Dnyyah (Beirut: Dr al-Fikr, 1960), hlm.
190; Al-Bujairmi, syiyah al-Bujairmi al Syar
Minhj a-ullb, Juz III (Beirut: Dr al-Fikr,
t.t.), hlm., 190; Qalybi-Umairah, Hsyiyatni
Juz II (Beirut: Dr al-Fikr, t.t.), hlm. 97; Ibnu
Qudamah, Al-Mugn Juz VIII (Qhirah: ijr, Apakah orang-orang yang kafir tidak
tt), hlm. 171; Ab Ysuf, Kitb al-Kharj (Beirut: mengetahui bahwa langit dan bumi itu
Dr al-Marifah, 1979), hlm. 100-104. keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
Air dalam Perspektif Islam 117
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Tentang sumber dan sirkulasi air,
dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang dalam beberapa ayat al-Quran, Allah
hidup, maka mengapa mereka tidak beriman? menegaskan, salah satunya dalam ayat
Al-Baiw dalam tafsirnya 21 surah Az-Zumar:
mengomentari ujung dari ayat tersebut:
} {
{
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa
3
. sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, kemudian diatur-Nya menjadi sumber-
Al-Mawardi menjelaskan makna sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-
ayat tersebut dalam tafsirnya: Nya dengan air itu tanam-tanaman yang
bermacam-macam warnanya, lalu menjadi
: }
{ kering lalu kamu melihatnya kekuning-
. : kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
. : berderai-derai. Sesungguhnya pada yang
: demikian itu benar-benar terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal.
{ } .
4
. A z - Z a m a k h s y r m em b er i
komentar tentang ayat tersebut:
Dari penafsiran ayat tersebut
dapat diketahui bahwa air adalah sumber : .{ }
dari semua kehidupan yang diciptakan
Allah. Dengan demikian, air menjadi { } {
unsur yang sangat penting, bahkan }
paling penting dalam kehidupan. Hal ini
memberi konsekuensi bahwa manusia
{ }
harus bersikap positif dan bertanggung
jawab untuk keberlanjutan ketersediaan } {
dan kebersihan air bersama sumber-
sumbernya yang disediakan Allah di {} {
alam semesta ini. }
3.Nasr ad-Dn al-Baiw, Anwr at-
Tanzl wa Asrr at-Tawl, I (Maktabah Syamilah), .
hlm. 91. ]24 : { } [:
4.Ab al-asan Al bin Muammad
al-Mward, An-Nukt wa al-Uyn 3, (Maktabah .]45 :{ } [
Syamilah), hlm. 444.
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
118 Sukarni
5
. : dari bumi ke udara, kemudian turun ke
bumi, kemudian kembali ke atas, dan
Berdasar komentar az-Zamakh-
dari atas kembali ke bumi lagi. Begitulah
syr, ayat tersebut menegaskan bahwa
seterusnya.
sumber air yang ada dibumi berawal
Dari penafsiran ayat-ayat tersebut
dari hujan. Air hujan itu kemudian
dapat diketahui bahwa air sebagai
mengisi bebatuan-bebatuan dan relung-
komponen penting dalam kehidupan
relung bumi di pegunungan kemudian
memerankan dirinya sebagai benda
mengalir ke berbagai arah sesuai
yang senantiasa bergerak mengikuti
keperluan makhluk-Nya, seperti urat
alur sirkulasi yang sangat cermat.
nadi yang ada di dalam tubuh menjadi
Dalam perjalanan sirkulasi tersebut,
jalan aliran darah bagi kehidupan.
air menempuh perjalanan yang panjang
Pada ayat yang lain, Allah
dan sangat rumit dan menuntut manusia
menjelaskan tentang sirkulasi air hujan
untuk terlibat dalam memanfaatkan dan
yang pada mulanya berawal dari air
memeliharanya sebaik mungkin.
yang ada di bumi, kemudian menguap
Pembagian air dalam al-Quran
menjadi awan, lalu turun menjadi
dapat dilihat dalam ayat 12 surah Fir:
hujan. Dalam surah Fir ayat 9, Allah
berfirman:
Dialah Allah yang mengirimkan angin; lalu Tiada sama antara dua laut; yang ini tawar,
angin itu menggerakkan awan, maka Kami segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi
halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu pahit. Dari masing-masing laut itu kamu
Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan dapat memakan daging yang segar dan kamu
hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat
kamu pakai, dan pada masing-masingnya
Dalam surah a-riq ayat 11, kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah
Allah berfirman: laut supaya kamu dapat mencari karunia-
Nya dan supaya kamu bersyukur.
Dari ayat tersebut dapat dipa
demi langit yang mengandung hujan
hami bahwa air secara fitrah berada
Raji berarti kembali. Hujan dalam dua kategori, tawar (furt)
dinamakan raji dalam ayat ini, karena dan asin/pahit (ujj). Pembagian ini
hujan itu berasal dari uap yang naik menunjukkan kemahakuasaan Allah
dalam menciptakan air yang kedua-
5.Ab al-Qasim Mamd bin Amr
az-Zamakhsyr, Al-Kasysyf IV(Maktabah duanya diperlukan makhluk hidup.
Syamilah Ver. 2), hlm. 122. Dalam air tawar terdapat kandungan
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
Air dalam Perspektif Islam 119
logam dan dalam air asin terdapat Dari Ibnu Abbas, dia berkata; telah
kandungan garam. Kedua kandungan bersabda Rasulullah SAW: orang-orang
ini, dalam batas-batas tertentu sangat muslim bersekutu dalam kepemilikan tiga
diperlukan makhluk hidup. hal; air, padang rumput, dan api. Harga
dari benda tersebut diharamkan. Abu Said
menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah
Air dalam Tinjauan Hadis
air yang mengalir.
Sebagaimana al-Quran surah
al-Anbiya ayat 30, Rasulullah juga
menegaskan bahwa air adalah unsur Metode Ijtihad dalam
dasar yang penting dalam penciptaan Merumuskan Fikih Air
setiap makhluk. Dalam hadis Abu Metode ijtihad6 ialah prosedur
Hurairah yang diriwayatkan Ahmad, berpikir logis dan sistematis dalam
Rasulullah bersabda: merumuskan hukum fikih. Prosedur
berpikir itu telah dirumuskan sejak
perkembangan awal hukum fikih,
yaitu sejak para sahabat hidup bersama
Nabi hingga sekarang. Metode ijtihad
. menjadi penting agar setiap keputusan
hukum fikih tidak dihasilkan secara
Dari Yazid dari Hammam dari Qatadah
bebas (liberal).
dari Abi Maimunah dari Abi Hurairah,
dia berkata kepada Rasulullah, wahai Metode ijtihad memberi arah
Rasulallah, sesungguhnya aku apabila kepada setiap orang untuk melahirkan
melihatmu menjadi tenang jiwaku dan sejuk hukum fikih, baik berdasar nas ar
mataku, beritahukanlah kepadaku tentang (terdapat dalil yang jelas penunjukannya
segala sesuatu. Rasulullah menjawab: segala terhadap hukum) yang dilakukan melalui
sesuatu diciptakan dari air.. pendekatan deduksi (istinby), maupun
Tingginya nilai air dalam kehidup berdasar substansi nas untuk masalah-
an dapat dilihat pula dalam sabda masalah yang gair man/maskt anh
Rasulullah yang menegaskan bahwa atau masalah-masalah kontemporer,
air, di samping padang rumput dan yang dilakukan melalui pendekatan
api, adalah benda yang kepemilikannya induksi (istiqriy). Dengan demikian,
secara bersama bagi seluruh manusia, metode ijtihad untuk menemukan
air menjadi benda sosial milik umum. 6.Term lain dari ijtihad adalah istinb
al-akam. Term ini pada mulanya sebuah isti-
Dalam riwayat Ibnu Majah, Rasulullah
lah netral yang dapat bermakna deduktif juga
mengatakan: induktif, tetapi dalam praktiknya term tersebut
terseret menuju pengertian deduktif saja. Lihat
Ahmad Minhaji, Reorientasi Kajian Ushul
Fiqh, dalam Amin Abdullah dkk., Re-strukrtu
risasi Metodologi Islamic Studies Mazhab Yogyakarta
(Yogyakarta: SUKA Press, 2007), hlm. 124.
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
120 Sukarni
hukum fikih, termasuk fikih air, dapat sama dengan merusak kehidupan itu
dilakukan melalui dua cara ini, deduksi sendiri. Pada sisi lain, instrumen bersuci
(istinby) dan induksi (istiqriy). Ketika dalam Islam menggunakan media air.
dalil-dalil hukum dapat dipahami Membersihkan najis dan hadas mesti
dengan semata-mata memahami arti menggunkan air.
teks, maka pendekatan pertama dapat Untuk mengamankan potensi
dilakukan, namun ketika dalil-dalil sakral yang tersimpan dalam air
yang memberi petunjuk terhadap bersih, Nabi Muhammad dalam
fakta hukum tidak ditemukan secara hadis riwayat Abu Daud, Nasai dan
jelas, maka pendekatan kedua dapat Ibnu Majah menegaskan bahwa ada
dilakukan. Dengan dua pendekatan kewajiban kolektif/bersama antar
tersebut, kiranya tidak ada problema manusia untuk menjaga dan sekaligus
kehidupan yang dihadapi umat Islam, memanfaatkannya secara berimbang,
melainkan selalu dapat dijelaskan sebagaimana hadis yang telah
hokum fikihnya. disebutkan di depan. Dalam hadis
tersebut juga ditegaskan bahwa air, di
Air dalam Tinjauan Fikih Islam samping api dan padang rumput tidak
boleh dikomersialkan, karena termasuk
Hukum Fikih tentang Perlindungan sesuatu yang dimiliki bersama/milik
terhadap Air dan Sumber-sumbernya publik (al-milkiyyah al-jamaiyyah).
Kewajiban menjaga sumber- Sumber-sumber air, seperti sungai
sumber air bersih berdasarkan posisinya dan sumur diwajibkan dalam fikih Islam
yang sangat vital dalam kehidupan untuk memeliharanya agar tetap bersih
setiap makhluk di bumi. Hal itu dapat dan tidak tercemar dengan hal-hal yang
ditelusuri dari sumber-sumber normatif mengotorinya sehingga membahayakan
maupun fakta kehidupan. Dalam al- bagi peng gunanya. Dalam fikih,
Quran ditegaskan bahwa air adalah pencemaran itu terjadi karena berbagai
sumber sumber kehidupan.7 Al-Quran sebab, seperti najis atau kotoran
juga menegaskan bahwa bumi yang manusia yang menyebabkan perubahan
semula kering/mati akan hijau/hidup kemurniannya (kemutlakannya). Dalam
bila disiram dengan air hujan. 8 Air fikih klasik, identifikasi perubahan
membungkus permukaan planet bumi menggunakan indikator yang sangat
sekitar 71% sehingga bumi terlihat dari sederhana dan bersifat indrawi, yaitu
kejauhan sebagai planet biru.9 Dengan bau, warna, dan rasa. Akan tetapi dalam
demikian, merusak kemurnian air analisis kemurnian air zaman modern,
jasa-jasa ilmu kimia sangat diperlukan.
7.QS 21: 30. Dengan demikian, perubahan yang
8.QS 22: 5.
9.Agus S. Jamil, Al-Quran dan Lautan
tidak terdeteksi oleh indra, tetapi dapat
(Bandung: Mizan, 2004), hlm. 2. dikenali melalui analisis kimiawi dan
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
Air dalam Perspektif Islam 121
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
122 Sukarni
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
Air dalam Perspektif Islam 123
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
124 Sukarni
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
Air dalam Perspektif Islam 125
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
126 Sukarni
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
Air dalam Perspektif Islam 127
yang mengalir.36
34
d) Hak untuk memenuhi keperluan
konsumsi binatang dan manusia
tetap ada pada setiap air, meski
air itu berada dalam kepemilikan
seseorang atau sekelompok orang,
karena kebutuhan konsumtif itu Dalam riwayat yang lain yang
bersifat darurat. Oleh karena itu, juga berasal dari Ibnu Majah, Rasulullah
bagi pemilik air atau sumber air menegur seorang laki-laki yang sedang
yang melebihi dari kebutuhan berwudu: jangan bersikap boros,
konsumsi mereka wajib memberikan jangan bersikap boros.
kesempatan kepada orang lain yang
memerlukannya secara darurat untuk
mengambil air yang dimilikinya itu.
Diriwayatkan bahwa Umar ibn
al-Khattab mengatakan kepada
sekelompok orang yang enggan Dua hadis tersebut sama-sama
memberikan air kepada kelompok menegaskan bahwa sikap boros dapat
yang memerlukannya: Kalau begitu, terjadi dalam penggunaan air, seperti
apakah kalian akan memberikan dalam berwudu. Sikap boros dalam
kepada mereka senjata/pedang.35 berwudu adalah penggunaan air yang
berlebihan dalam membasuh atau
Penggunaan Air Harus Sehemat
melebihi dari batas basuhan yang
Mungkin
disyariatkan. Bahkan dalam hadis
Ibnu Majah meriwayatkan bahwa
kedua, teguran Rasulullah diulangi
Rasulullah SAW suatu ketika melewati
sampai dua kali. Pengulangan dengan
Saad ibnu Abi Waqas yang sedang
kalimat yang sama, dalam tradisi bahasa
berwudu. Rasulullah berkata kepadanya:
Arab menunjukkan penekanan (tawkd
Mengapa bersikap boros. Saad
la).
berkata, apakah dalam berwudu terjadi
Senada dengan dua hadis tersebut,
sikap boros? Rasulullah menjawab,
dalam riwayat Abi Daud, Rasulullah
Ya, sekalipun engkau berada di air
juga menyinggung bahwa suatu ketika
akan terjadi pada umat Islam sikap
melampawi batas dalam bersuci dan
34. a al-Muslim, no. 2927
35.Abu Yusuf, Kitab al-Kharrj (Beirut: 36.Ibnu Majah dalam Sunannya bab
Dr al-Marifah, t.t.), hlm. 97. M j a f isbg al-wu.
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
128 Sukarni
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
Air dalam Perspektif Islam 129
maka status air tersebut tetap menjadi Islam. Dengan pemahaman tersebut
benda sosial milik bersama. Akan diharapkan lahir perilaku umat Islam
tetapi, ketika air berada dalam wilayah yang sesuai dengan ajaran agamanya.
kepemilikan yang dimiliki seseorang Makalah singkat ini adalah bagian dari
atau kelompok masyarakat tertentu, upaya untuk mengetengahkan kekayaan
misalnya sumur yang digali dan berada ajaran Islam yang mengatur semua
di wilayah tanah hak milik atau air yang masalah kehidupan, termasuk masalah
berada dalam wadah air milik seseorang air. Berbagai kekurangan dalam bahasan
atau sekelompok orang, maka air ini diharapkan mendapat saran untuk
tersebut dapat berfungsi sebagai benda disempurnakan.
komoditas yang dapat ditransaksikan
(tasaruf), meski dalam keadaan darurat,
air tersebut tetap berfungsi sebagai
benda sosial milik bersama.
Abu Yusuf membolehkan
menjual air yang berada dalam
kepemilikan seseorang, misalnya
air yang berada dalam wadah yang
dimilikinya atas hasil usahanya dalam
mengumpulkannya. Terhadap larangan
Rasulullah dalam menjual air, Abu
Yusuf menafsirkan hadis tersebut
sebagai larangan menjual air yang bukan
berada dalam kepemilikannya.40
Hadis tersbut diriwayatkan Abi
Daud dalam bab fi bay fal al-m
berbunyi:
.
Penutup
Fikih air sebagai aturan hukum
yang bersumber dari syariat Islam wajib
dipelajari dan dipahami oleh umat
40.Abu Yusuf, Kitab al-Kharrj, hlm.
97.
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M
130 Sukarni
Jurnal TARJIH
Volume 12 (1) 1435 H/2014 M