Anda di halaman 1dari 11

Makalah Islam dan Ilmu Pegetahuan

Kegelapan Didasar Laut

Disusun Oleh :

Hafiz Fahreza (2130304059)

Hannisa Ridhuanita (2120304041)

Dosen Pengampuh : Heni Indrayani, M.A

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulilah tepat
pada waktunya yang berjudul “Kegelapan Didasar Laut”.

Makalah ini berisikan tentang informasi Kegelapan Didasar Laut. Kami menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
merhidai segala usaha kita. Aamiin.

i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB 1 Pendahuluan 1

Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2

BAB II Pembahasan 3
Tafsir Ilmi Tentang An-Nur 40 3
Kegelapan didasar laut Menurut Sains Modern 4
Gambaran Orang Kafir Dalam Surah An-Nur 40 5

BAB III Penutup7


Kesimpulan 7
Daftar Pustaka 8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan berkembang dari waktu ke waktu. Ilmu pengetahuan modern


memercayai bahwa kedalaman 200 meter di bawah laut tidak bisa ditembus oleh cahaya.
Daerah ini disebut daerah afotik, sedangkan yang berada di bawah 1.000 meter, sudah tidak
terdapat cahaya sama sekali. Dalam buku 'Alquran vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik'
karya Ramadhani dkk, selain gelap, ternyata bawah laut juga terdapat gelombang.

Gelombang yang terjadi di laut tidak hanya terdapat di permukaan, tetapi juga di
bagian dalam laut. Fakta adanya kegelapan dan gelombang yang ada di laut dalam
dikemukakan para peneliti pada 1900. Kegelapan dalam laut dan terjadinya gelombang dalam
laut ini ternyata juga diungkapkan dalam Alquran. "Atau seperti gelap gulita di lautan yang
dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap
gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
mempunyai cahaya sedikit pun," Surah An-Nur Ayat 40. Ketika diminta memberikan
komentar pada ayat di atas, Prof Durga Rao, seorang ahli geologi kelautan yang juga seorang
profesor di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah, mengatakan bahwa para ilmuwan sepakat
dengan hal tersebut.

Untuk meneliti kegelapan di kedalaman lautan, ilmuwan tentunya dibantu dengan alat
modern. Pada kedalaman lebih dari 20-30 meter, manusia tidak akan mampu menyelam tanpa
alat bantu. Pada kedalaman 200 meter, manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Prof
Durga Rao mengatakan bahwa Surah An-Nur Ayat 40 tidak merujuk pada semua lautan,
karena tidak seluruhnya dapat dideskripsikan memiliki akumulasi kegelapan yang berlapis.
Ayat tersebut merujuk terutama pada laut atau samudera yang dalam. Bagian dalam dan luar
laut dipisahkan oleh gelombang. Gelombang bagian dalam laut menutupi perairan dalam laut
dan samudera karena perairan dalam memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan
perairan di atasnya. Kegelapan mulai terjadi di bawah gelombang dalam laut. Bahkan, ikan
yang berada di laut yang dalam tidak dapat melihat dan satu-satunya sumber cahaya berasal
dari tubuh mereka sendiri.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Tafsir Ilmu Tentang (Surah An-Nur Ayat 40)?

2. Penjelasan Tentang Kegelapan di Sains Modern?

3. Gambaran Orang Kafir dalam Surah An-Nur Ayat 40?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Tafsir Ilmu Tentang (Surah An-Nur Ayat 40).

2. Untuk Mengetahui Tentang Kegelapan di Sains Modern.

3. Untuk Mengetahui Gambaran Orang Kafir dalam Surah An-Nur Ayat 40?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tafsir Ilmu Tentang Surah An-Nur Ayat 40

Ombak di laut tidak saja terjadi di permukaannya, tetapi juga di bawah


permukaan laut. Inilah yang dinyatakan di dalam Surah an-Nūr/24: 40 dengan
ungkapan “ombak yang di atasnya ada ombak”. Allah berfirman,

Artinya : “Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang
dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan
gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya
hampir tidak dapat melihatnya. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh
Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.” (an-Nūr/24: 40)

Di permukaan laut ombak terjadi akibat pengaruh angin; energi dari angin
ditransfer ke permukaan laut sehingga menimbulkan ombak atau gelombang laut.
Gelombang yang dibangkitkan angin disebut wind waves. Wind waves ini terbagi
dua, yaitu ombak yang masih dipengaruhi angin yang membangkitkannya atau masih
berada di daerah pengaruh angin (fetch) yang disebut sea, dan gelombang yang telah
berada di luar daerah pengaruh angin angin yang disebut swell. Swell inilah yang
merambat keluar dari daerah pembentukannya di lepas pantai menuju pantai.
Gelombang jenis inilah yang kita amati menjalar dan pecah di pantai.

Berbeda dengan wind waves atau gelombang permukaan, gelombang internal


(internal waves) adalah gelombang yang terbentuk di lapisan bawah permukaan laut.
3
Gelombang ini terbentuk akibat gangguan yang terjadi pada bidang antara
(interface) yang memisahkan dua lapisan air yang mempunyai densitas yang berbeda.
Gelombang internal ini dapat terbetuk di suatu estuari di mana aliran arus sungai
menuju laut di permukaan jauh lebih kuat daripada aliran air laut di lapisan bawah
yang bergerak memasuki sungai. Lapisan antara yang memisahkan air tawar di
lapisan atas dan air asin di lapisan bawah terganggu oleh aliran air sungai yang kuat
sehingga dapat membangkitkan gelombang internal di lapisan antara. Pada saat
gelombang internal ini pecah air asin di lapisan bawah akan terangkat ke lapisan atas
dan dibawa kembali oleh aliran air sungai ke laut. Karena ada sebagian dari air asin di
lapisan bawah yang hilang akibat terbawa kembali ke laut oleh aliran air sungai maka
kehilangan massa air asin ini harus diganti dengan massa air laut yang baru. Proses
inilah yang mempertahankan sirkulasi di estuari tersebut di mana aliran air tawar
mengalir di lapisan atas ke arah laut dan air asin mengalir ke arah hulu meskipun arus
pasang surut lemah.1

2.2 Kegelapan menurut Sains Modern

Banyak hal terkait fenomena alam telah dijelaskan oleh Alquran dan sains,
salah satunya adalah perihal kegelapan di laut dalam, wilayah di mana manusia tidak
akan bisa hidup. Di laut dalam sendiri, ternyata juga memiliki gelombang besar yang
berada di lokasi terdalam lauatan, bahkan cahaya pun tidak bisa menjangkaunya. Laut
sendiri memiliki luas lebih banyak dibandingkan daratan yang ada di Bumi. Di dalam
lautan terdapat banyak kehidupan berupa ikan dan biota lainnya. Di dalam laut pula
terdapat gelombang yang memiliki kekuatan cukup besar.

Kemudian ilmu pengetahuan modern memercayai kedalaman 200 meter di


bawah laut tidak bisa ditembus oleh cahaya. Daerah ini disebut afotik. Sedangkan
yang berada di bawah 1.000 meter sudah tidak terdapat cahaya sama sekali. Hal ini
ternyata sudah lama diungkap oleh kitab suci Alquran. Dalam buku 'Alquran vs Sains
Modern Menurut Dr Zakir Naik' karya Ramadhani dan kawan-kawan dijelaskan
bahwa selain gelap ternyata bawah laut juga terdapat gelombang.

1
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, ” SAMUDRA Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains” Tafsir Ilmi,
(September,2013), Hlm. 4
Gelombang yang terjadi di laut tidak hanya terdapat di permukaan, tetapi juga
di bagian dalamnya. Fakta adanya kegelapan dan gelombang yang ada di laut dalam
dikemukakan para peneliti pada 1900. Guna meneliti kegelapan di laut dalam,
ilmuwan tentunya dibantu dengan alat-alat modern. Pada kedalaman lebih dari 20–30
meter, manusia tidak akan mampu menyelam tanpa alat bantu.

Di kedalaman 200 meter, manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Profesor
Durga Rao mengatakan bahwa Surah An-Nur Ayat 40 merujuk terutama pada laut
atau samudera yang dalam. Bagian dalam dan luar laut dipisahkan oleh gelombang.
Gelombang bagian dalam laut menutupi perairan dalam laut dan samudera karena
perairan dalam memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan perairan di
atasnya. Kegelapan mulai terjadi di bawah gelombang dalam laut. Bahkan, ikan yang
berada di laut yang dalam tidak dapat melihat dan satu-satunya sumber cahaya berasal
dari tubuh mereka sendiri. Profesor Durga Rao kemudian menyimpulkan dengan
mengatakan bahwa manusia normal tidak akan mampu menjelaskan fenomena ini
dengan sangat detail pada 1.400 tahun lalu.

2.3 Gambaran Orang Kafir dalam Surah An-Nur Ayat 40

1. Tafsir al-Jalalain (Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi)

(Atau) Amal perbuatan orang-orang kafir yang buruk (seperti gelap-gulita di


lautan yang dalam) yakni laut yang amat dalam (yang diliputi oleh ombak di atasnya)
di atas ombak itu (ada ombak pula, di atasnya lagi) maksudnya di atas ombak yang
kedua itu (awan) yang mendung dan gelap; ini adalah (gelap-gulita yang tindih-
menindih) yakni gelapnya laut, gelapnya ombak yang pertama, gelapnya ombak yang
kedua, dan gelapnya mendung (apabila dia mengeluarkan) yakni orang yang
melihatnya (tangannya) di dalam gelap-gulita yang sangat ini (tiadalah dia dapat
melihatnya) artinya hampir saja ia tidak dapat melihat tangannya sendiri (dan barang
siapa yang tiada diberi cahaya oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun)
maksudnya barang siapa yang tidak diberi petunjuk oleh Allah, niscaya ia tidak akan
mendapatkan petunjuk.

5
2. Tafsir Quraish Shihab (Muhammad Quraish Shihab)

Ini adalah perumpamaan lain dari perbuatan orang-orang kafir, yaitu seperti
gelapnya laut yang luas dan dalam. Gelombangnya saling bertabrakan ketika
terhempas, membuat lapisan-lapisan. Lalu gelombang tersebut ditutupi oleh awan
tebal yang hitam pekat yang menghalangi cahaya. Inilah kegelapan yang bertumpuk-
tumpuk. Tidak seorang pun penumpang kapal di laut yang dapat melihat tangannya
meskipun didekatkan ke mata. Lalu dia terhenti bingung. Bagaimana mungkin dia
dapat melihat sesuatu dan terbebas dari kebingungan tanpa adanya cahaya yang
meneranginya dalam perjalanan dan melindunginya dari kebinasaan. Begitu pulalah
amal perbuatan orang-orang kafir yang tidak akan bermanfaat sama sekali. Mereka
tidak akan keluar dari kebutaan dan kesesatan mereka. Diri mereka juga tidak akan
selamat kecuali dengan cahaya keimanan. Barangsiapa yang tidak direstui oleh Allah
untuk mendapatkan cahaya keimanan, maka dia tidak mendapatkan cahaya yang akan
menunjukinya kepada kebaikan dan jalan yang benar. Di samping itu, dia termasuk
orang-orang yang binasa.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari materi Kegelapan Didasar Laut Menurut
QS. An-Nur Ayat 40. Perumpamaan amalan orang kafir itu seperti kegelapan didasar
laut yang dimana mereka sendiri tidak dapat melihat tangan mereka sendiri, itulah
perumpamaan orang yang tidak diberi petunjuk oleh Allah SWT. Niscaya dia tidak
akan mendapat petunjuk darinya.

Menurut Sains Modern, manusia tidak dapat menyelam lebih dari 30 Meter,
tanpa alat. Sedangkan dikedalaman 200 Meter, manusia tidak bisa bertahan hidup.
Bagian dalam dan laut dipisahkan oleh gelombang. Kegelapan mulai terjadi dibawah
gelombang dalam laut. Ikan Yang berada di laut yang dalam tidak dapat melihat dan
sumber cahaya berasal dari tubuh mereka sendiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/techno.okezone.com/amp/2022/04/06/56/2574388/alquran-
dan-sains-jelaskan-kegelapan-di-laut-dalam-manusia-tak-bisa-hidup

https://quranhadits.com/quran/24-an-nur/an-nur-ayat-40/

Pentashihan, Lajnah, 2013, SAMUDRA Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains, Jakarta
Timur, Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai