Disusun Oleh:
(2130304070)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Dan tidak lupa pula
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Depi Kurniati, S.Pd., M.Pd.
Selaku dosen pengajar yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan
yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Terima kasih.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1.1 Thailand
Sejarah Patani tidak terlepas dari sejarah awal kerajaan Melayu Patani yang
masih diselimuti kekaburan. Dalam catatan sejarah tidak dapat dipastikan mengenai
asal-usul atau tarikh yang sebenarnya kapan kerajaan Melayu Patani didirikan.
Menurut catatan pelaut-pelaut China yang menjalin hubungan dengan negeri-negeri
Asia Tenggara pada abad kedua Masehi, sebuah negeri yang bernama Lang-ya-shiu
(Langkasuka) telah ada pada waktu itu. Berdasarkan catatan tersebut, ahli-ahli
sejarah Eropa percaya bahwa negeri Langkasuka yang terletak di pantai timur
Semenanjung Tanah Melayu antara Senggora (Songkhla) dan Kelantan adalah
lokasi asal negeri Patani. Kerajaan tersebut beribu kota di sekitar daerah Yarang.
Kedudukan Patani yang sangat strategik dari segi geografis, menyebabkan
kota itu menjadi tujuan pedagang-pedagang asing baik dari barat maupun timur.
Dalam waktu yang singkat, Patani telah muncul sebagai kerajaan yang penting,
maju dari segi ekonomi, dan stabil dari segi politik dan pemerintahan.
4
perdagangan Patani pada akhir abad ke-12 dan mereka menikahi penduduk
setempat dan membentuk masyarakat Islam awal. Lebih dari tiga abad setelah itu
Islam tersebar luas di kawasan tersebut hingga mempengaruhi golongan istana
untuk memeluk Islam. Karena sejalan dengan tradisi simbiosis antara agama dan
sistem pemerintahan kerajaan di Nusantara, serta kelaziman di kalangan pemegang
kekuasaan untuk menerima ”ideologi yang memberi legitimasi” sebelum rakyat
sendiri memeluknya, maka Islam dianut oleh keluarga para raja.1
Pemelukan agama Islam oleh golongan istana kerajaan Patani tidak jauh
berbeda dengan proses yang terjadi dengan kerajaan-kerajaan Islam yang lain di
Nusantara. Dalam hal ini, Raja Patani memeluk Islam disebabkan oleh faktor
penyembuhan. Faktor ini merupakan salah satu alasan mudahnya proses Islamisasi
di Nusantara. Menurut Azyumardi Azra, karena penyakit selalu dikaitkan dengan
sebab-sebab spiritual, agama-agama baru tidak dapat berkembang kecuali jika
mereka dipandang mempunyai jawaban terhadap penyakit. Dalam Hal ini, penyakit
Raja Patani diobati oleh seorang ulama Muslim yang berasal dari Pasai yaitu Syeikh
Sa’id atau Safiyy al-Din yang selanjutnya berhasil mengajak raja tersebut memeluk
Islam.
1.1.2 Malaysia
Pada awalnya, Malaysia adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang terletak di
semananjung Malaka dan sebagian Kalimantan Timur yang penduduknya
mayoritas Islam dan konstitusi sebagai agama resmi negara, sehingga syariat Islam
ditegakan dengan baik dan benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa para
pedagang yang mempunyai semangat yang tinggi dalam menyiarkan dan
mengembangkan Islam dari Arab melalui Malaka, yang saat itu sebagai pusat
perdagangan. Karena memang jalur perdagangan merupakan salah satu media yang
efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan ajaran Islam.2
1
Muzakkir. Dinamika Perjuangan Muslim Patani, (Bandung: Cita Pustaka, 2007), hal. 6.
2
Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara, (Bandung: Nusa Media, 2011), hal. 111.
5
Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat
heterogen terutama bila dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di
Malaysia dapat dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu,
bahkan suku Bugis dan Makassar, banyak di sana. Walaupun Malaysia sebagai
salah satu negara yang masyarakatnya dominan muslim, namun tentu masih saja
menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya Islam di sana dan
bagaimana pola perkembangannya.
6
2. Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang sejarah perkembangan
dan dinamika islam yang ada di Malaysia.
BAB II PEMBAHASAN
Daerah Thailand terdiri dari dua bagian dengan agama, suku, etnis, daerah
dan budaya yang berbeda-beda. Bagian utara yang dikenal dengan kerajaan Thai
merupakan penganut agama Hindu terbesar, sementara di Selatan penganut agama
Islam. Dengan adanya dua wilayah tersebut, sehingga memberikan gambaran dari
sejarah kedua negara yang bersangkutan. Dinamika sejarah tentang kedua daerah
tersebut, pada awalnya adalah sebuah kerajaan dengan mempunyai dua raja dengan
kepemimpinan yang sama, tetapi mempunyai agama yang sama yakni penganut
agama Hindu.
Daerah bagian Utara, pada awalnya terbentuk sebuah kerajaan yang
bernama Sukhothai, kemudian digantikan oleh kerajaan Ayutthaya pada
pertengahan abad ke 14. Kerajaan Ayutthaya dikenal juga dengan kerajaan Siam.
Sementara, dibagian Selatan dikenal dengan kerajaan Patani.3 Perpindahan kerajaan
ini dari kerajaan yang selanjutnya tidak diketahui secara pasti penyebab dan
pengaruhnya, tetapi hal yang pasti adanya perebutan kekuasaan untuk memperluas
wilayahnya masing-masing. Kerajaan yang kalah maka akan diambil oleh kerajaan
yang menang dengan dibawah naungan kerajaan yang baru.
Sejarah awal terbentuknya Patani, secara garis besar berasal dari Suku
Melayu yang berasal dari Malaysia. Hijrahnya Suku Melayu ke daerah ini yang
dikatakan sebagai pendatang juga, mempunyai keberuntungan yang luar biasa dari
3
Munir. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 87.
7
segi jalur utama sebagai jalur perdagangan. Oleh karena itu, daerah ini menjadi
rebutan, baik dari Kamboja, Pagan, India, Jawa dan Sriwijaya untuk mematok
wilayah ini. Namun, kerajaan yang paling besar menginginkan Patani adalah Thai,
sehingga usaha dan upaya terus dilakukan.4
Kedatangan Suku Melayu Malaysia yang pada waktu itu belum menganut
agama Islam di Thailand bagian Selatan, mempunyai tempat yang strategis sebagai
jalur utama perdagangan, maka secara otomatis pedagang-pedagang muslim dari
berbagai negara, baik Timur dan Tengah melalui jalur ini sekaligus menyebarkan
agama Islam. Jika dilihat dari sejarah masuknya Islam di Patani dengan jalur
perdagangan, maka hampir juga sama dengan negara-negara Asia Tenggara
lainnya.
Pedagang yang pertama kali melakukan jalur perdagangan di Patani berasal
dari Arab dan Persia. Kontak agama Islam dari pedagang muslim pada waktu itu
dengan jalur perdagangan, tidak membawa pengaruh yang begitu besar di Patani,
kecuali raja Patani dengan nama Phya Tu Nakpa masuk Islam. Padahal, agama
Islam telah ada di Patani sekitar 300 tahun lamanya. Islam hanya berkembang dari
kelompok komunitas yang kecil di Patani melalui perkawinan dengan penduduk
setempat. 5 Pengaruh agama Islam yang besar di Patani sehingga dikenal oleh
negara Asia Tenggara lainnya, ketika Phya Tu Nakpa masuk Islam dan mengganti
namanya menjadi raja Ismail Syah pada tahun 1500-an.
Lika-liku Phya Tu Nakpa masuk Islam dikarenakan sakit kulit yang
berkepanjangan yang tidak seorang dukun pun yang bisa mengobatinya. Namun,
diantara salah satu pihak kerajaan mendengar dari kampung sebelah kerajaan,
bahwa ada salah seorang yang bisa mengobatinya dengan gelar Syaikh, penganut
agama Islam yang taat. Mendengar hal tersebut, maka Phya Tu Nakpa memanggil
Syaikh tersebut, tetapi Syaikh mengajukan syarat kepada Phya Tu Nakpa jika
penyakitnya sembuh maka Phya Tu Nakpa harus memeluk agama Islam dan syarat
tersebut pun dipenuhi oleh Phya Tu Nakpa. Ketika pengobatan dilakukan dan
4
Muzakkir. Dinamika Perjuangan Muslim Patani, (Bandung: Cita Pustaka, 2007), hal. 9.
5
Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara, (Bandung: Nusa Media, 2011), hal. 224.
8
akhirnya Phya Tu Nakpa sembuh, maka janji tersebut tidak juga ditepati dan
akhirnya mengalami sakit kembali. Setelah tiga kali penyakit menyerang Phya Tu
Nakpa, dan diobati oleh Syaikh tersebut, barulah Phya Tu Nakpa mengikrarkan
dirinya untuk masuk Islam. Masuknya Islam Phya Tu Nakpa sehingga namanya
diubah menjadi Ismail Syah dan kerabat-kerabat, hulu-balang kerajaan
diperintahkan oleh raja Ismail Syah untuk memeluk agama Islam. Sejak saat itu,
raja Ismail Syah mengumumkan kerajaannya sebagai kerajaan Islam Melayu Patani
Darussalam, yang artinya “tempat yang damai”.6
Proses perjalanan raja Ismail Syah memeluk agama Islam membuat wilayah
Thailand bagian selatan terdiri kerajaan Islam yang terbesar, sementara di sebelah
utara kerajaan Thai yang terbesar juga dengan penganut agama hindu. Wilayah
Patani memainkan peranan yang begitu besar bagi agama Islam dari jalur
perdagangan yang dimilikinya, sehingga agama Islam di Patani mengalami
perkembangan yang begitu pesat.
Jalur-jalur perdagangan dari berbagai daerah, seperti Burma, Kamboja,
China, India, Nusantara, Persia, Yaman Malaysia, Indonesia dan Asia Tenggara
lainnya, kemudian diikuti dari negara Portugis, Jepang, Siam, Belanda dan negara
eropa lainnya menggunakan jalur perdagangan Patani sehingga pada abad ke 16,
Patani dikenal sebagai jalur pelabuhan untuk perdagangan yang terkenal di Asia
Tenggara. Kedatangan para pedagang dari berbagai daerah dengan penganut agama
Islam dari suku yang beragam dan terdiri dari beberapa para ulama, cendekiawan
maka dijadikan kesempatan oleh raja Ismail Syah untuk memanfaatkan keilmuan
para ulama dan cendekiawan tersebut untuk mengajar di istana kerajaan.
Ulama dan para cendekiawan mengajar para kerabat kerajaan di Istana
dengan berbagai macam keahlian yang dimilikinya. Ulama dari tanah Jawa sebagai
pengajar al-Qur’an dan kitab yang berbahasa Jawi. Begitu juga halnya dengan
ulama-ulama lainnya dengan mengajar ilmu-ilmu keislaman dan ilmu lainnya
dengan karakter yang berbeda-beda. Antusias kerabat di kerajaan membuat para
6
Muzakkir. Dinamika Perjuangan Muslim Patani, (Bandung: Cita Pustaka, 2007), hal. 11-12.
9
ulama menginginkan pembaharuan untuk mengajarkan Islam dengan mendirikan
pondok di wilayah-wilayah Patani.7
7
Munir. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 90.
10
3) Melalui proses pengajaran
Selain dengan proses berdagang dan melalui struktur sosial masyarakat, para
penyebaran Islam jiga menyebarkan Islam dengan cara pengajian atau pengajaran,
yaitu dengan membuka lembaga-lembaga pendidikan keagamaan yang selanjutnya
berubah menjadi pesantren atau pondok. Dengan telaten para pendakwah memberi
pengajaran yang dimulai dari mengajarkan rukun Islam, rukun Iman, baca tulis Al-
quran bahkan sampai mengajarkan hadis-hadis yang berkaitan langsung dengan
kehidupan masyarakat.
Pengajaran yang diberikan pada saat itu tidak terlalu muluk-muluk karna
disesuaikan dengan alam pemikiran mereka yang masih awam terhadap agama
Islam. Tidak jarang juga pada saat itu banyak pengajar yang diperlakukan tidak baik
oleh murid-muridnya. Namun, berkat keuletan dan kerja keras para pengajar, secara
perlahan-lahan semua materi pengajaran dapat disampaikan dan dipahami, sehingga
menimbulkan semangat dalam mengikuti pengajian-pengajian yang disampaikan
oleh para pendakwah. Dengan pesatnya penyebaran Islam ini maka para pendakwah
pada saat itu mulai berjuang mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan mulai
memproses pengkaderan supaya Islam dapat tersebar secara luas dan merata
kenegara-negara yang lain.8
8
Muzakkir. Dinamika Perjuangan Muslim Patani, (Bandung: Cita Pustaka, 2007), hal. 15-17.
9
Hamid. Dinamika Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hal. 55.
11
Malaysia, sebagaimana dikemukakan Azyumardi Azra, datang dari India, yakni
Gujarat dan Malabar.
Sejak sebelum Islam datang ke wilayah Asia Tenggara, Malaysia berada di
jalur perdagangan dunia yang menghubungkan kawasan-kawasan Arab dan India
dengan wilayah China, dan dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat
perdagangan yang amat penting. Maka tidak heran jika wilayah ini juga menjadi
pusat bertemunya berbagai keyakinan dan agama (a cross-roads of religion) yang
berinteraksi secara kompleks.
10
Hamid. Dinamika Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hal. 59.
12
bertukar pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial dan keagamaan. Di
tengah komunitas yang majemuk ini tentu saja terdapat tempat mereka berkumpul
dan menghadiri kegiatan perdagangan termasuk merancang strategi penyebaran
agama Islam yang telah mereka bina sejak lama.
Seiring itu pula, pola kedua mulai menyebar melalui pihak penguasa di
mana istana sebagai pusat kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan
kehidupan sosial. Dengan dukungan ulama yang terlibat langsung dalam birokrasi
pemerintahan, hukum Islam dirumuskan dan diterapkan, kitab sejarah ditulis
sebagai landasan legitimasi bagi penguasa Muslim.11
11
Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara, (Bandung: Nusa Media, 2011), hal. 112.
13
Di samping itu, ada juga undang-undang warisan Kerajaan Pahang
diberlakukan di Malaysia yang di dalamnya terdapat sekitar 42 pasal di luar
keseluruhan pasal yang berjumlah 68, hampir identik dengan hukum Islam madzhab
Syafi’i. Pelaksanaan undang-undang yang berdasarkan al-Quran dan realisasi
hukum Islam yang sejalan dengan paham madzhab Syafi’i di Malaysia, sekaligus
mengindikasikan bahwa Islam di negara tersebut sudah mengalami perkembangan
yang signifikan.12
12
Munir. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 72.
13
Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara, (Bandung: Nusa Media, 2011), hal. 116.
14
2.2.2 Kebangkitan Islam di Malaysia
14
, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hal. 62.
15
Munir. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 75-76.
15
Dengan demikian, kebangkitan islam di Malaysia yang terlihat dari
kesadaran muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam yang lebih serius,
juga turut menguat nuansa islam di Malaysia, ditambah lagi oleh kenyataan bahwa
bersamaan dengan kebangkitan islam tersebut terdapat himbawan dan tuntunan
agar pemerintah memperlihatkan kebijakan dan program-program yang lebih
islami.
16
Hamid. Dinamika Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hal. 63.
17
Hamid. Dinamika Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hal. 64.
16
Dalam perkembangan terakhir, dukungan pemerintah terhadap Islam dapat
dilihat dari pembangunan secara besar-besaran pusat Islam di Putrajaya, serta
intensifikasi program-program dan kegiatan keislaman melalui lembaga itu.
Mengapa nuansa islam kelihatan lebih kuat di Malaysia dibanding dengan
Indonesia yang penduduknya 88% beragama islam? Hal ini disebabkan oleh faktor
sejarah perkembangan Islam yang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
perkembangan politik melayu sejak masa kesultanan Malaka. Kendati demikian,
kuatnya etos Islam di Malaysia hanya bisa dipahami secara berarti dan realistis jika
dihubungkan dengan banyak faktor lain yang telah memperkuat pengaruh islam
dalam berbagai fase sejarah malaysia.
Respon sultan dan masyarakat malaka yang sangat antusias terhadap
kedatangan islam, pada gilirannya turut pula mengangkat posisi malaka sebagai
pusat kegiatan dakwah. Selain rakyatnya menyebarkan dakwah keluar negeri,
banyak pula orang luar yang datang ke malaka untuk menuntut ilmu. Sunan bonang
dan sunan kalijaga dua ulama dari jawa yang sangat terkenal sebelumnya
menamatkan pengajiannya di malaka. 18
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa di mulai dari paruh abad ke-15
islam telah menjadi unsur penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan malaka,
pusat kunci dari mana islam menyebar keseluruh bagian lain di nusantara. Sebagai
pusat penyebaran islam, malaka begitu peka terhadap pengembangan islam.
Langkah para sultan yang menitik beratkan pada pelayanan terhadap para ulama
memungkinkan islam berkembang pesat. Sementara itu islam yang mempunyai
dasar filosofis dan rasional yang kuat, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
melayu. Dalam keidupan sehari-hari, ajaran islam dan nilai yang konsisten dengan
islam, menjadi sumber penuntun hidup yang penting bagi melayu.
18
, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), hal. 64-65.
17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Thailand
3. Keberhasilan yang berjaya dan perannya yang utama dalam bidang dakwah
Islamisasi di Semenanjung Melayu, Patani Darussalam memiliki banyak
peninggalan-peninggalan sejarah lama Islam, seperti masjid, makammakam
dan yang lebih penting ialah kitab jawi yang jumlahnya 56 cukup banyak.
Sekurang-kurang terdapat empat buah masjid bersejarah di Patani yang
semuanya berusia lebih satu abad.
3.1.2 Malaysia
1
dengan ditandai banyaknya bangunan masjid bahkan telah dibangun
lembaga pendidikan Madrasah Al-Mursyidiyah. Dan awal abad ke-20
dengan ciri khas perkembangan Islam oleh adanya koordinasi sultan-sultan
di setiap negara bagian dalam menegakkan hukum Islam. Setelah masa
kemerdekaan perkembangan pemeluk Islam dari segi kuantitasnya
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah penulis buat. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini,
penulis mohon maaf sebesar-besarnya dan penulis mengharapkan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.
2
3