Anda di halaman 1dari 26

SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA

“ Masuknya Islam ke Semenanjung Malaysia “

Dosen Pengampu: Yupi Dus, M.PD.

DI

OLEH KELOMPOK 5

Imania Oktaviana : 12040323786


Diella Handayani : 12040324174
Alfiah Hijri : 12040322256

Kelas 2 / K Ilmu Komunikasi

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT . karena dengan rahmat dan
hidayah nya serta atas segala kemudahannya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA yang berjudul
“Masuknya Islam ke Semenanjung Malaysia” dapat terselesaikan. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan, isi dari makalah ini di ambil dari berbagai sumber yang
ada di kemas serta di kembangkan sedemikian rupa sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan
baik kami menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di makalah ini.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi
wacana yang berguna, penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki . untuk itu , penulis
mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,10 April 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
A. Masuknya Islam Ke Semenanjung Malaysia .................................................................. 3
B. Dinamika Islam di Negara Malaysia Kontenporer......................................................... 6
C. Islam Sebagai Identitas Melayu ........................................................................................ 8
D. Geliat Dakwah dan Syiar Islam ........................................................................................ 9
1. Penyediaan Infrastruktur ................................................................................................ 11
2. Pendidikan dan Pengajaran ............................................................................................ 11
3. Ekonomi ......................................................................................................................... 11
4. Hukum ............................................................................................................................ 12
5. Kebijakan Luar Negeri ................................................................................................... 13
E. Pendidikan Islam di Malaysia ........................................................................................ 14
1. Awal mula Pendidikan islam di Malaysia ...................................................................... 14
2. Sistem Pendidikan islam di Malaysia sebelum masa penjajahan ................................... 15
3. Fase - fase perkembangan islam di Malaysia ................................................................. 16
4. Sistem Pendidikan Malaysia Setelah Masa Penjajahan ................................................. 17
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 23

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan di masa pra kolonialisme dan
dalam batas tertentu perjuangan kemerdekaan dalam abad dua puluh, kekuatan dan
sumbangan Islam bagi perubahan sosial politik selama ini sering diabaikan, sehingga
muncullah pergolakan-pergolakan di dunia Islam mengalami kebangkitan termasuk di
Malaysia.
Pada awalnya, Malaysia adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang terletak di
semananjung Malaka dan sebagian Kalimantan Timur yang penduduknya mayoritas Islam
dan konstitusi sebagai agama resmi negara, sehingga syariat Islam ditegakan dengan baik
dan benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa para pedagang yang mempunyai
semangat yang tinggi dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam dari Arab melalui
Malaka yang saat itu sebagai pusat perdagangan. Karena memang jalur perdagangan
merupakan salah satu media yang efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan ajaran
Islam. Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat heterogen
terutama bila dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di Malaysia dapat
dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan suku Bugis dan
Makassar, banyak di sana. Walaupun Malaysia sebagai salah satu negara yang
masyarakatnya dominan muslim, namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan
mengenai tempat asal datangnya Islam di sana dan bagaimana pola perkembangannya.
Perkembangan Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya institusi-institusi
dengan baik hal ini peningkatan kesadaran beragama dalam sosial keagamaan, politik,
ekonomi dan lain-lainnya, sebagai contoh sebuah oposisi Islam berkembang yaitu
organisasi Kesatuan Nasional Melayu (UMNO) berusaha menyokong oposisi
keagamaannya sendiri melalui perekrutan tokoh-tokoh agama dan berjanji
memperjuangkan kepentingan Islam dan Pan-Melayu Islamic Party (P.M.I.P) yang
menjadi juru bicara bagi permusuhan komunitas Muslim terhadap warga cina dan India.
Orientasi keislaman P.M.I.P tidak hanya kepedulian ekonomi tetap juga kepedulian
terhadap Perkembangan Islam Malaysia dewasa ini semakin menunjukkan adanya

1
pluralitas keberagamaan yang dapat memberi perlindungan bagi masyarakat non melayu
yang pada umumnya menganut agama non Islam, sehingga mereka hidup berdampingan
satu sama lain tanpa menimbulkan gejolak.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah :
1. Bagaimana masuknya islam ke semenanjung Malaysia?
2. Bagaimana dinamika islam di negara Malaysia kontenporer?
3. Bagaimana islam sebagai identitas melayu?
4. Bagaimana geliat dakwah dan syiar islam?
5. Bagaimana Pendidikan islam di Malaysia?

C. Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana masuknya islam ke semenanjung
Malaysia
2. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana dinamika islam di negara Malaysia
kontenporer
3. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana islam sebagai identitas melayu
4. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana geliat dakwah dan syiar islam
5. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana Pendidikan islam di Malaysia

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam Ke Semenanjung Malaysia


Tidak adanya dokumen yang lengkap mengenai kedatangan Islam ke Malaysia,
menyebabkan munculnya berbagai teori tentang kapan dan dari mana Islam pertama kali
menyebar di negara ini. Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya Islam di Malaysia Kedatangan
dan Perkembangan ( Abad 7-20 M), beragumen bahwa Islam datang pertama kali ke
Malaysia sejak abad ke 7 M. Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada
pertengahan abad tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau
Melayu, dimana Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang
Arab yang singgah dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut,
menurut Azmi tentu juga singgah di pelabuhan- pelabuhan dagang di Malaysia.
Sejalan dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya
Perspektif Islam di Malaysia, menegaskan : para pedagang Arab singgah di pelabuhan-
pelabuhan sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan sementara menanti
perubahan angin mosun. Ada diantara mereka yang singgah di pelabuhan-pelabuhan tanah
melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Oleh yang demikian bolehlah dikatakan
bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad ke 7 M. Namun pendapat / teori ini
masih sangat meraguakan karena hipotesis tersebut terlalu umum dan masih dapat
diperdebatkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi , dalam bukunya Islam Comes To
Malaysia, menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia sekitar abad ke 8 H ( 14 M). Ia
berpegang pada penemuan batu bersurat di daerah Trengganu yang bertanggal 702 H (
1303 M). Batu bersurat tersebut di tulis dengan aksara Arab. Pada sebuah sisinya memuat
pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh
pada keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah Saw.Dan pada sisi lainnya memuat 10 aturan
dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman. Selain itu, Majul juga
berpendapat bahwa Islam pertama kali tiba di Malaysia sekitar abad ke 15 dan 16 M.
Namun pendapat Fatimi dan Majul, juga tidak dapat diterima, karena ada bukti yang lebih
kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah sampai ke Malaysia jauh sebelum itu yakni
pada ke 3 H( abad 10 M). Pendapat terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di

3
Tanjung Ingris, Kedah pada tahun 1965. Pada batu nisan tersebut tertulis nama Syekh
Abdu Al Qadir Ibnu Husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut
sejarawan, Syekh Abdu Al Qadir adalah seorang Da’i keturunan Persia. Penemuan ini
merupakan suatu bukti bahwa Islam tlah datang ke Malaysia pada sekitar abad ke 3 H( 10
M).
Tanjung Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan daerah
yang tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan layak dijadikan
sebagai tempat persinggahan pedagang- pedagang yang menggunakan sungai Kedah.
Disekitar makam tersebut juga terdapat banyak batu nisan dan ini memperlihatkan bahwa
tempat tersebut merupakan sebuah perkampungan lama bagi orang Islam dan menjelaskan
bahwa Tanjung Ingris Kedah adalah tempat persinggahan pedagang- pedagang Arab dan
Persia. Sejauh menyangkut penyebaran Islam di Malaysia, peranan Malaka sama sekali
tidak dapat dikesampingkan. Karena koversi Melayu terjadi terutama selama periode
kesultanan Malaka pada abad ke 15 M, dari sekitar tahun 1402 hingga 1511 M. Malaka
dalam sejarah di nukilkan bahwasanya pembentukan dan pertumbuhannya disinyalir ada
kaitannya dengan perang saudara dikerajaan Majapahit setelah kematian Hayam Wuruk (
1360-1389 M). Pada tahun 1401 M meletus perang saudara untuk merebut tahta kerajaan
antara Wira Bumi dengan raja Wikrama Wardhana. Dalam perang tersebut Parmewara (
Putra Raja Sriwijaya dari Dinasti Seilendra) turut terlibat karena ia menikahi salah seorang
putri Majapahit. Oleh karena pihak yang ia bantu mengalami kekalahan maka parmewara
dan pengikutnya melarikan diri kedaerah Tumasik (singapura) yang berada di bawah
kekuasaan empair Siam pada saat itu.
Temasek pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum nelayan,
diperintah oleh seorang wakil raja Siam yag bernama Tamagi. Oleh karena inginkan
kekuasaan akhirnya Parmewara membunuh Tamagi dan berhasil menjadi penguasa di
Temasek. Peristiwa terbunuhnya Tamagi diketahui oleh raja Siam. Kemudian memutuskan
untuk menuntut balas atas kematian Tamagi. Parmewara dan para pengikutnya
mengundurkan diri ke Muar dan akhirnya sampai ke Malaka. Malaka ketika itu merupakan
sebuah kampung kecil yang didiami oleh sebagian kecil kaum- kaum nelayan yang kerja
mereka sebagian perampok kapal-kapal dagang yang datang dari Barat ke Timur.

4
Sesampainya di Malaka, parmewara dilantik menjadi penguasa oleh pengikut-pengikutnya
dan penduduk asli disana, dan kemudian mendirikan kerajaan Malaka pada tahun 1402 M.
Menurut ahli sejarah, ada beberapa faktor yang meyebabkan Parmeswara memilih Malaka
sebagai kediamannya, antara lain:
• Malaka mempunyai lahan datar yang luas, sesuai dijadikan tempat tinggal dan
kawasan cocok tanam.
• Bukit-bukit yang berada berdampingan tanah datar dapat digunakan sebagai
benteng keselamatan dan pertahanan.
• Letaknya bertentangan dengan Sumatera yang kaya dengan keperluan perdagangan
seperti beras, lada hitam, kapur, emas dan lain-lain.
• Faktor yang terpenting sekali, karena kedudukan Malaka di tengah-tengah
perjalanan laut antara Asia Barat Farsi, India dan Cina. Sangat strategis dijadikan
sebagai pelabuhan perantara atau pelabuhan internasional.
Berdasarkan faktor-faktor yang ada Malaka tumbuh dengan pesat terutama dalam
bidang perdagangan. Dengan berkembangnya Malaka sebagai daerah pelabuhan yang
bertaraf internasional, secara tidak langsung telah mengundang orang-orang Arab dan
khususnya para pedagang dari bangsa tersebut untuk masuk ke daerah tersebut dan
melakukan transaksi perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan tempat di Malaka
tak kala seorang ulama dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz berhasil mengislamkan
Parmewara pada tahun 1414 M ( abad ke 15 ). Setelah Parmewara masuk islam, ia
mengganti namanya dengan Sultan Megat Iskandar Shah. Kitab sejarah Melayu
menceritakan bahwa Raja Malaka Megat Iskandar Shah adalah orang pertama kali di
kerajaan tersebut yang memeluk agama Islam. Selanjutnya ia memerintahkan segenap
warganya menjadi muslim. Dalam proses Islamisasi berikutnya, para Sultan memberi
dukungan yang besar dengan turut meningkatkan pemahaman tentang Islam dan
berpartisipasi dalam pengembangan wacana, kajian dan pengamalan Islam.
Dalam sejarah di nukilkan bahwasanya para sultan Malaka mulai dari sultan
pertama dan sultan yang berkuasa belakangan sangat berminat terhadap ajaran Islam.
Banyak di antara mereka yang berguru kepada ulama-ulama yang terkenal. Sebagai contoh
sultan Muhammad Shah berguru kepada Maulana Abdul Aziz, Sultan Mansur Syah
berguru kepada Kadi Yusuf dan Maulana Abu Bakar. Dengan adanya para Sultan tersebut

5
belajar Islam dengan para ulama-ulama yang ada saat itu dan telah memiliki pengetahuan
agama yang luas maka para sultan tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh A.C
Milner dalam bukunya Islam and The Muslim State menjelaskan , bahwasanya Sultan
Malaka sebagai orang yang telah mengajarkan pengetahuan Agama Islam kepada para raja
di negeri-negeri melayu lainnya.
Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan Islam, pada
gilirannya turut pula mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan berdakwah. Selain
rakyat Malaka menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak pula orang luar yang datang ke
Malaka untuk menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga, dua ulama terkenal di
pulau Jawa menamatkan pengajiannya di Malaka. Peran Malaka yang begitu penting dalam
upaya Islamisasi makin berkembang setelah sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar
tahun 1450 menyatakan Islam sebagai agama resmi kerajaan Malaka, sultan Muzzafar shah
juga telah menyusun perundang-undangan di negerinya yang sebagian isinya di warnai
oleh ajaran Islam, yang mana undang-undang tersebut dikenal dengan nama Hukum kanun
Malaka. Hukum kanun Malaka tersebut menjadi kitab sumber hukum dalam menangani
beberapa pekara hukum di kesultanan Malaka. Dengan demikian , Malaka dapat dianggap
sebagai kerajaan Melayu pertama yang menyusun perundangan yang mempunyai unsur-
unsur syari’ah Islam.
Hukum kanun Malaka pada fase berikutnya banyak memberikan pengaruh pada
Undang-undang negara-negara Melayu lainnya. Karena Undang-undang ini kemudian
menjadi acuan dalam penulisan sejumlah kitab hukum di negeri-negeri Melayu lainnya,
seperti kitab Hukum Pahang, UU Sembilan Puluh Sembilan Perak, Buku Hukum Kedah
dari 1650-1784 dan buku Hukum Kedah 1789. Sehingga dapat dibayangkan bahwa
undang-undang Melayu lainnya juga sarat dengan unsur syari’ah Islam.

B. Dinamika Islam di Negara Malaysia Kontenporer


Kuatnya nuansa dan etos Islam di Malaysia dapat ditunjukkan dengan melihat
kenyataan bahwa dibandingkan dengan sejumlah negara yang puya jumlah penduduk
Muslim dan non-muslim yang hampir seimbang, hanya Malaysia yang memberikan
banyak tekanan pada simbol-simbol, lembaga dan pengamalan islam. Kenyataan ini dapat
dilihat terutama sejak kebangkitan Islam di Malaysia yang berlangsung sejak tahun 1970-

6
an dan mencapai puncaknya pada tahun 1980-an. Hal ini dapat dibuktikan mulai dari
deklarasi pemerintahan untuk merevisi sistem hukum nasionalagar lebih selaras dengan
Hukum Islam (1978). Deklarasi pemerintahan untuk menyusun kmbali moel dan sistem
ekonomi Malaysia menjadi model Islam (1980) selanjutnya diikuti oleh penyediaan
infrastruktur dan institusi-institusi Islam seperti Bank IslamAsuransi Islam, Pegadaian
Islam, Yayasan Ekonomi Islam, pembentukan kelompok Smber Daya Islam seta kelompok
Khusus Penegakaan Islam(1981-1982), Pembangunan Sekolah Guru Islam (1980),
pengadaan tempat yang permanen untuk Kamp Training Islam Internasional (1982),
kesponsoran pemerintah terhadap Rumah Sakit Pusat Islam (1983), Pendirian Universitas
Islam Internasional (1983), deklarasi resmi tentang ‘Islamisasi Tubuh Pemerinthan’ (1984)
deklarasi bahwa ‘Hanya Islam yang mendapat jatah waktu siaran i Radio dan TV
Malaysia’(1988).
Dalam perkembangan terakhir, dukungan pemerintah terhadap Islam dapat dilihat
dari pembangunan secara besar-besaran pusat Islam di Putrajaya, serta intensifikasi
program-program dan kegiatan keislaman melalui lembaga itu. Mengapa nuansa islam
kelihatan lebih kuat di Malaysia dibanding dengan Indonesia yang penduduknya 88%
beragama islam? Hal ini disebabkan oleh faktor sejarah perkembangan Islam yang telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan politik melayu sejak masa
kesultanan Malaka. Kendati demikian, kuatnya etos Islam di Malaysia hanya bisa dipahami
secara berarti dan realistis jika dihubungkan dengan banyak faktor lain yang telah
memperkuat pengaruh islam dalam berbagai fase sejarah malaysia.
Selain itu kuatnya nuansa dan etos Islam di Malaysia dapat dilihat terutama sejak
kebangkitan Islam pada tahun 1970-an dan mencapai puncaknya di tahun 198-an. Hal ini
dapat dibuktikan adanya :
• Pada tahun 1978. Deklarasi pemerintahan untuk merevisi sistem hukum
nasional agar selaras dengan hukum Islam.
• Pada tahun 1980. Deklarasi pemerintahan untuk merevisi model dan sistem
ekonomi menjadi model Islam.
• Pada tahun 1980-1982, Penyediaan infrastruktur dan instittut-institut Islam
seperti Bank Islam, Asuransi Islam, Pengadilan Islam, Yayasan Ekonomi Islam,
Pembangunan Sekolah Guru Islam, dll.

7
Dalam perkembangan terakhir, dukungan pemerintah terhadap Islam dapat dilihat
dari pembangunan secara besar-besaran pusat Islam di Putrajaya. Abdullah Ahmad Badawi
menjabat sebagai perdana mentri sejak tahun 2004 juga menyuarakan pesan-pesan Islam.
Hal ini ditunjukkan dari konsep pembangunan masyarakat agamis yang digagasnya, yang
dikenal dengan istilah “Islam Hadhary”.

C. Islam Sebagai Identitas Melayu


Sejak periode paling awal Malaysia, islam telah mempeunyai ikatan yang erat
dengan politik dan masyarakat Melayu. Islam bagi orang melayu, bukan hanya sebatas
keyakinan, tetapi juga telah menjadi identitas mereka, dan menjadi dasar kebudayaan
melayu. Pakaian tradisional melayu, misalnya telah disesuaikan dengan apa yang telah
dianjurkan oleh islam. Berbaju kurung dan rok panjang bagi wanita yang disertai dengan
tutup kepala yang bermaksud untuk menutup aurat. Pakaian laki-laki juga di sesuaikan
dengan tuntunan ajaran Islam. Disepanjang sejarah, hubungan yang sangat erat antara islam
dengan kebudayaan dan identitas melayu ini merupakan sesuatu yang diterima secara
umum. Identitas melayu islam diantaranya bisa dilekatkan pada hakikat kepemimpinan
politik melayu tradisional (kesultanan) yang dipimpin oleh sultan.
Dalam bidang politik pemerintah, juga terdapat konsepsi dan pemikiran politik
yang dipengaruhi oleh olehber sah lainnya. Sebagai ajaran islam. Sehingga tradisi politik
Melayu yang berbasis Hindu-Budha sebelum kedatanga islam telah digantikan dengan ide-
ide yang diilham oleh Quran dan sumber-sumber lainnya. Sebagai contoh, bila sebelum
kedatangan Islam, terkenal slogan ‘Pantang Melayu Menderka’ karena ketaatan orang
melayu yang membuat para-para penguasa mereka sebagai akibat dari pandangan
mitologis terhadap raja, begitu mereka menerima islam , mereka membrikan persyaratan
tertentu bagi loyalitas mereka terhadap penguasa. Sehingga slogan melayu yang telah
dikenal luas itu diubah menjadi pepatah ‘Raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah’
ini berart bahwa kekuasaan Melayu bukan tana batas, telah didefenisikan secara secara
luas dalam ayat al-quran membaa pesan “tidak ada ketundukan kepada makhluk jika hal
itu menyebabkan keingkaran kepada khalik”
Penjajahan melayu oleh inggris telah menyebabkan kelemahannya nilai-nilai Islam
yang telah meresap dalam tatanan mesyarakat tradisional melayu. Penjajahan itu tidak

8
terbatas hanya pada aspek ekonomi dan politik saja, tetapi termasuk juga penjajahn
pemikiran dan kebudayaan. Kolonial Inggris membuat pemisahaan yang jelas antara
agama dan negara. Pelaksanaan hukum Islam di negara negara bagian malaysia pada masa
kesultanan, telah berobah dibawah pengaruh inggris. Inggris menggantikan sistem hukum
islam dengan keinginannya.
Kekuatan lainnya terkait dengan identitas melayu islam yang penting untuk
disebutkan disini adalah adanya hubungan interaksi antara agama dan etnisitas Melayu.
Menurut Konstitusi Malaysia“Malay means a person who professes, conform to Malay
customs”. Bila dicermati secara tajam, defenisi ini punya konotasi politis dan ekonomi
serta konsekuensi-konsekuensi logis tertentu. Yang perlu menjadi catatan dalam hal ini
adalah adanya kesadaran yang kuat dikalangan Melayu akan identifikasi Melay dan Islam.
Oleh karena itu, kolerasi melyu islam telah menjadi alat dan sarana yang ampuh bagi
politisi melayu dalam menyatukan dan merangkul komunitasnya. Meninggalkan partai
yangberbasis melayu (UMNO/PAS) dapat dianggap melemahkan komunitas melayu islam,
konsekuensinya akan terancam oleh orang-orang kafir. Sebaliknya, kebijakan-kebijakan
ekonomi dan politik untuk membantu orang-orang melayu dapat dimaknai sebagai sarana
untuk mempertahankan dan memperkokoh agama islam. Dari sinilah salah satunya terlihat
maniferstasi dari identifikasi Melayu Islam.

D. Geliat Dakwah dan Syiar Islam


Untuk menghilangkan kekhwatiran dan ketakutan warga non muslim terhadap apa
yang dibahaskan Mahathir sebagai “Islam fundamentalis” yang diantaranya menginginkan
penerapan hokum Islam dan atau terbentuknya Negara Islam di Malaisya. Maka untuk
menetralisir gerakan-gerakan fundamentalis tersebut serta untuk memandu dan mengatur
aktivitas Islam, pemerintah pun mendirikan institusi-institusi Islam plat merah.
Institusi-institusi tersebut bermarkas di pusat Islam yang terletak berdampingan
dengan masjid Negara. Komplek megah itu juga memiliki unit penting antara lain apa yang
sebelumnya dikenal dengan Bahagian Hal Ehwal Islam(BAHEIS) atau yang saat ini
dikenal dengan Jabatan Kemajuan Islam Malaisya(JAKIM), pusat penelitian Islam, Institut
dakwah, dan institute Al-Quran.

9
Diantara program yang dijalankan BAHEIS adalah takmir masjid,pendidikan
Islam, penyeragaman undang-undang, peningkatan kerjasama dalam bidang keislaman
antara Negara Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaisya. Takmir masjid merupakan
kegiatan-kegiatan yang dipusatkan di masjid seperti pelatihan untuk pejabat agama, para
da’i, dan imam masjid, dll. Salah satu kontribusi terbesar BAHEIS lainnya adalah perannya
sebagai agen pemerintah dalam mengkampanyekan dan mensosialisasikan kebijakan
“Penerapan nilai-nilai Islam dalam pemerintahan” yang dilancarkan tahun 1982 dengan
harapan dapat melahirkan pejabat pemerintah yang berwibawa dan menghayati Islam yang
pada gilirannya dapat pula meningkatkan kualitas pemerintahan Negara.
Selain itu, BAHEIS juga berperan dalam munculnya institute dakwah, yang
menyelenggarakan berbagai kursus Islam bagi para pegawai negeri, pemuda, dan para
korps diplomatic malaisya, yayasan dakwah Islam, yayasan pembangunan ekonomi islam,
istitut keguruan, dan training Islam, serta Lembaga Pengelola Dana Haji(LUTH). Sejak
tahun 1997 pemerintah memperluas wewenang dan kedudukan BAHEIS dari sebuah
bagian menjadi sebuah jabatan, yang dikenal dengan Jabatan Kemajuan Islam
Malaisya(JAKIM). JAKIM memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
• Bertanggung jawab sebagai perancang yang menentukan pembangunan dan
kemajuan Islam di Malaisya.
• Merumuskan kebijakan untuk pembangunan islam serta menjaga kesucian aqidah
dan ajaran Islam.
• Membantu memformulasikan dan menyeragamkan undang-undang dan peraturan
yang diperlukan serta menilai dan melakukan koordinasi pelaksanaan undang-
undang dan administrasi yang sudah ada dari waktu ke waktu.dalam rangka
menyelesaikan permasalahan umat Islam.
• Melaksanakan program-program pembangunan umat dan penghayatan Islam dalam
pemerintahan Negara.
• Menyeragamkan mekanisme penetapan undang-undang serta peraturan-peraturan
bagi administrasi keislaman di seluruh Negara bagian.
• Membuat penilaian tentang program-program keislaman yang dilaksanakan di
Negara ini.

10
• Bertindak sebagai pengumpul, penyebar dan pusat rujukan informasi mengenai
Islam.
• Melaksanakan usaha-usaha pembangunan umat melalui kerjasama nasional
maupun internasional.
1. Penyediaan Infrastruktur
Sebagai upaya untuk menunjukkan keseriusannya dalam merespon penegas kembali islam,
pemerintah menyediakan sejumlah infrastruktur yang diprlukan guna membantu umat
islam dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban agama mereka. Realisasi paling umum
dari keseriusan ini adalah pembangunan sejumlah mesjid untuk memenuhi kebutuhan
komunitas Muslim akan tempat ibadah. Selain itu, manifestasi penting lainnya dari
kesungguhan pemerintah terlihat dari penyedia infrastruktur bagi kebijakan pro-islaminya
diberbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, dakwah dan syiar islam, pendidikan dan
aspek-aspek lainnya.
2. Pendidikan dan Pengajaran
Kebijakan dan program keislaman di bidang pendidikan terliahat lebih awal
mendapat perhatian di bidang lainnya. Hal ini bias jadi karena posisi mentri pendidikan
saat itu dipegang Mahathir Muhammad, sosok yang dikenal banyak berperan dan
memberikan konstribusi bagi upaya islamisasi di Malaysia. Di awal karirnya sebagai
Mentri pendidikan Malaysia pada tahun 1974, Mahatir mengawali langkahnya dengan
meninjau ulang system pengajaran agama islam, dan ia mengadakan pengkajian kembali
tentang pendidikan agama islam dan system pengajarannya serta membentuk dewan
Dewan Penasehat untuk pendidikan agama Islam.
Pada tahun 1975, kementrian Pendidikan mengeluarkan dana senilai M$ 22 juta
untuk memperbaiki pelaksanaan pelatihan guru-guru agama islam.
Pada tahun 1979, pemerintah mendeklarasikan pendirian pusat Penelitian Islam
Asia Tenggara senilai M$ 26 juta. Pada tahun yang sama, pengetahuan agama islam
ditetapkan sebagai materi ujian ditingkat Sijil Pelajaran Malaysia (SPM).
3. Ekonomi
Pada tahun 1980, Pemerintah menyampaikan deklarasi tentang pembaharuan
model system ekonomi Malaysia untuk disesuaikan dengan ajaran agama Islam yang
mencangkup prinsip “tidak ada bunga” di dalam setiap transaksi keuangan.

11
Keinginan mengadopsi system ekonomi Islam sebenarnya sudah lama menjadi
opsesi para tokoh Islam di Malaysia. Keinginan mereka muncul dari rasa tidak puas
terhadap pelaksanaan konsep ekonomi modern yang dianggap tidak berhasil mewujudkan
pemerataan dan keadilan ekonomi. Masih dirasakan adanya kesenjangan yang makin lebar
antara yang berpunyadan tidak punya (the have and the have not), dan terjadinya
eksploitasi mereka yang memiliki modal dan ketrampilan.
Upaya untuk menepis kekhawatiran non-Muslim terhadap kebijakan itu pemerintah
berusaha meyakinkan mereka bahwa system ekonomi Islam adalah sebuah system yang
tetap akan menguntungkan semua pihak secara sama, baik rakyat Muslim dan non-Muslim.
Kesungguhan pemerintah untuk merivisi model system ekonomi Malaysia untuk
disesuaikan dengan model system ekonomi islam ditindaklanjutinya dengan penyediaan
sumber daya manusia dan penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan untuk
merealisasikannya. Pada tahun 1981-1982 misalnya, pemerintah membentuk Kelompok
Sumberdaya Islam dan kelompok khusus penegakan islam serta mendirikan bank islam,
Penggadaian Islam, Asuransi Islam dan yayasan Ekonomi Islam.
4. Hukum
Pelaksanaan hukum Islam sebenarnya telah lama menjadi obsesi para tokoh Islam
Malaysia. Keinginan mereka untukmelaksanakan hukum islam terdorong oleh suatu
anggapan bahwa system hokum yang sedang sedang diberlakukan di Malaysia adalah
hokum warisan inggris. Hukum tersebut adalah asing baik bagi orang Muslim maupun non-
Muslim. Muslim Malaysia terdorong melaksanakan hokum Islam karena adanya anggapan
bahwa institusi modern yang diperkenalkan barat terhadap dunia Islam sekarang belum
berhasil memecahkan masalah-masalah mendesak yang dihadapi umat. Misalnya,
keinginan menegakkan hukum pidana islam. Institusi-institusi penegak hokum belum
mampu mengendalikan kejahatan yang kian meningkat sejalan dengan kemajuan
kehidupan social.
Selain itu, upaya meningkatkan pelaksanaan hukum islam juga terdorong
meningkatnya kesadaran agama umat islam. Peningkatan kesadaran ini dapat dilihat
semakin ramainya tempat-tempat ibadah, seperti mesjid, mushalla dan langgar dari kota-
kota sampai daerah-daerah terpencil di pedesaan.

12
Sejalan dengan itu, wacana pelaksanaan hukum islam pernah menjadi isu yang
hangat dibicarakan pada tahun 1980-an. Hal ini ditandai dengan seminar-seminar tentang
hukum islam dan berikutnya muncul sejumlah karya tulis yang berkaitan dengan komitmen
terhadap pelaksanaan hukum Islam. Proses kearah pelaksanaan hukum Islam di Malaysia
terus diupayakan. Ulama pada barisan terdepan dalam upaya merealisasikan cita-cita ini,
karena ini dianggap sebagai tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pewaris para Nabi.
5. Kebijakan Luar Negeri
Seiring dengan perubahan kebijakan domestik pemerintah terhadap islam, kebijakan luar
negeri Malaysia turut mengalami perubahan penting. Salah satu perubahan itu adalah
kuatnya keberpihakan terhadap Dunia Muslim, di mana sepanjang tahun 80-an, seperti
dikemukakan Mutalib, “Pemerintah telah membangun tempat bagi dirinya sendiri sebagai
salah satu aktivis, yang ingin mengindentikkan dirinya dengan persoalan-persoalan dunia
Muslim”. Mahathir menyeru bangsa Muslim agar mewujudkan slogan-slogan mereka ke
dalam aksi yang nyata, bukan hanya melalui retorika dan resolusi yang penuh kealiman.
Upaya konkret untuk mewujudkan ucapan dan janji-janjinya, pemerintah secara terhadap
meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik Malaysia dengan bangsa-bangsa Muslim,
khususnya dengan Negara-negara Arab. Kendati aspek ‘kerja sama perdagangan’ tidak bias
dianggapsebagai aspek integral dari kebijakan luar negeri, namun sampai tingkat tertentu,
aspek ini dapat menjadi gambaran tentang sifat hubungan negara-negara yang
bersangkutan.
Aspek yang lebih penting dibanding aspek perdagangan luar negeri adalah
hubungan politik luar negeri Malaysia. Dalam hal ini, salah satu bukti nyatanya adalah
dukungan Malaysia terhadap PLO. Kendali sudah dirintis sejak zaman Tun Razak,
dukungan ini mencapai klimaksnya pada masa Muhathir. Bukti kuat yang menunjukkan
dukungan Malaysia terhadap prjuangan PLO adalah sumbangan dana sebanyak US$5,000
pada tahun 1981 untuk pengungsi Palestina dan sebanyak M$ 100.000 pada tahun 1982
menyusul invansi Israel ke Libanon. Bantuan kemanusiaan dalam bentuk lain untuk warga
palestina juga diberikan seperti pusat latihan kerja (accupational training center) dan
biasiswa untuk belajar di universitas-universitas di Malaysia. Di bawah pemerintahan
Muhathir. Perwakilan PLO dinaikkan statusnya menjadi dua besar. Sikap untuk
menunjukkan keseriusan Malaysia dalam mendukung perjuangan muslim palestina, sejak

13
tahun 1982, pemerintah menetapkan tanggal 5 April sebagai ‘Hari solidaritas Palestina’,
yang dimasudkan untuk menggalang rasa solisaritas dikalangan Negara-negara Muslim.
Meningkatnya hubungan baik antara pemerintah dengan Negara-negara Muslim dapat pula
ditunjukkan dengan hubungan dengan Negara-negara lainnya, seperti Afganistan dan
Brunei Darussalam.

E. Pendidikan Islam di Malaysia


1. Awal mula Pendidikan islam di Malaysia
Perkembangan Pendidikan Islam di Malaysia tidak dapat dipastikan secara tepat
kapan ia bermula. Namun perkara ini dapatdilihat kepada latar belakang sejarah
kedatangan agama Islam kenegara ini yang dikenali dengan nama Tanah Melayu. aktivitas
serta kegiatan pendidikan yang berlakupada kekuasaan Raja Melaka yang pertama
yaituParameswara (kemudian dikenali sebagai Megat Iskandar Syah) yangtelahmemeluk
Islam pada tahun 1414M, maka bermulalah perkembangansistem PendidikanIslam di
Tanah melayu ini. Keislamanbaginda turut diikuti oleh para pembesar kerajaan dan rakyat
jelata.Bagi memantapkan kefahaman tentang Islam, baginda mempelajari Islam daripada
para ulama dan pendakwah yang datang berdakwah ke Melaka.Perkara yang sama turut
dilakukan oleh raja-raja Melaka yanglain. Sebagai minat dan kecintaan yang mendalam
para pemerintahterhadap ilmu, istana dijadikan sebagai salah satu tempat mempelajariilmu.
Bukan sekedar itu saja, mereka turut memberikansanjungan yang tinggi terhadap Ilmu
Pengetahuan Islam, Para Ulama,kitab-kitab agama dan hari-hari kebesaran Islam. Hal
inimembuktikan mereka mempunyai perasaan cinta yang mendalamterhadap Islam dan
sistem pendidikannya hasil pengorbanan parapendakwah Islam ketika itu. Para pemerintah
Melaka turut menggalakkan rakyat jelatasupaya memberikan perhatian yang besar dan
keras terhadap amalan agamadisamping penglibatan para pemerintah itu sendiri. Sebagai
contoh perkara ini dapat dilihat dalam tindakan Sultan Muhammad Syah apabila
menyambut kedatangan bulan Ramadhan, baginda memuliakan bulan tersebut terutama
pada malam Dua Puluh Tujuh disamping menunaikan sembahyang Tarawih di
masjidbersama-sama rakyat. Begitu juga sanjungan tinggi yang diberikanpemerintah
kepada kitab-kitab agama dan hukum-hukum agama. Salah seorang pemerintah Melaka
yaitu Sultan Mansur Syah memberikan penghormatan yang begitu tinggi dan memuliakan

14
Kitab Darul Mazlum, yaitu sebuah kitab tasawuf karangan Maulana Abu Ishaq dari Mekah.
Kitab itu dibawa ke Melaka oleh Maulana AbuBakar. Baginda menghantar kitab tersebut
ke Pasai untuk diterjemahkanke dalam Bahasa Melayu. Baginda turut menghantarkan Tun
Bija Wangsa ke Pasai untuk mendapatkan penjelasan dariparaulama Pasai, Makhdum
Musa berkenaan dengan kedudukan ahlisyurga atau neraka sama ada kekal atau tidak di
dalamnya.Oleh kerana itu para pemerintah, pembesar negeri dan rakyatjelata yang sama-
sama melibatkan diri dalam mengembangkanagama dan ilmu pengetahuan Islam di Melaka
pada waktu itu, makaterdapat berbagai-bagai institusi pengajian sama ada rumah,
masjid,dan istana sebagai pusat dakwah dan aktiviti keilmuan. Sistempendidikan Islam
yang diwujudkan pada waktu tersebut ialah kelasmengaji al-Quran. Ia merupakan pelajaran
utama kepada semualapisan masyarakat walaupun tidak dilakukan secaraformal. Pada
waktu itu juga diperkenalkan huruf jawi bagi memudahkanpenduduk tempatan
mempelajari huruf-huruf Arab yangmenjadi tunjang kepada pembacaan al-Quran. Huruf
jawi adalahberindukkan huruf Arab campuran Parsia. Ia turut mengikat satuperpaduan
bahasa meliputi seluruh golongan bangsa Melayu.

2. Sistem Pendidikan islam di Malaysia sebelum masa penjajahan


Sejarah sistem pendidikan Islam di Malaysia pada zaman sebelumkemerdekaannya
pada tahun 1957, boleh dilihatkan semenjak dari sejarah awalnya bermula sekitar tahun
1850 hingga tahun 1956. Pada peringkat awal penempatan orang Melayu dan Cina di Kuala
Lumpur pada tahun 1850, tidak terdapat sumber sejarah yang menyatakan telah wujud
suatu sistem atau institusi pendidikan Islam yang formal di Kuala Lumpur. Daripada
catatansejarah, didapati kepercayaan dan amalan orang Melayu Islam pada ketika itu masih
terpengaruh kuat dengan unsur-unsur animisme dan dinamisme.Sebagai contoh, pada awal
kedatangan penambang Cina pada tahun 1857 untuk menjelajahi hutan belantara yang
bertujuan untuk manambang bijih timah, mereka meminta bantuan pawang dan dukun
Melayu untuk membuka kawasan tersebut, supaya mereka tidak diganggu oleh unsur-unsur
jahat seperti jin dan hantu.Begitu juga terdapat catatan yang menyatakan bahawa
masyarakat setempat di Kuala Lumpur pernah meminta pertolongan pawang Melayu yang
amat mahir dalam menewaskan buaya yang sering memakan manusia di Sungai Lumpur
atau Sungai Gombak. Pernah digambarkan dalam sejarah bahawa hal ini amat

15
menakjubkan bagi pendatang berbangsa Eropa ke Kuala Lumpur pada ketika itu. Pada
zaman pemerintahan British di Tanah Melayu, terdapat empat aliranpersekolahan yaitu
Sekolah Vernakular di Malaysia. Kewujudan perbagai aliran persekolahan pada masa itu
disebabkan oleh sikap penjajah Inggris sendiri yang mencoba memecahkan perpaduan
kaum, ketiadaan dasar pelajaran Kebangsaan dan ketebalan sifat kedaerahan yang
dipusakai oleh setiap kaum. Sejarah persekolahan Melayu di Tanah Melayu bermula pada
tahun 1821.Apabila parapengelola Free School membuka cabangnya di Gelugor, Pulau
Pinang. Akibat campurtangan British di Negeri-negeri Melayu Bersekutu, beberapa buah
sekolah Melayu telah dibuka bagi menggantikan sistem pengajian al-Qur'an. Sekolah
Melayu pertama dibuka di Negeri-negeri Melayu Bersekutu ialah di Kelang, yaitu pada
bulan September 1875.19 Sekolah Melayu Vernakular Kuala Lumpur pula ditubuhkan
sekitar tahun 1880.

3. Fase - fase perkembangan islam di Malaysia


1) Fase I ( Sebelum Zaman Kolonialisme British )
Sistem pendidikan negara ini telah wujud sejak zaman kegemilangan
pemerintah Melaka lagi.Kedatangan Islam yang merantau ke asia pada abad ke-
15,meraka menjadikan sistem pendidikan pada masa itu berteraskan agama
Islam. Pada zaman ini juga, Agama Islam diajar di rumah-rumah guru,
kemudian berpindah ke masjid, istanah dan madrasah dan akhirnya berpusatkan
di sekolah pondok. adapun perkembangan pendidikan islam dibagi menjadi 3
peringkat:
• Peringkat Pertama : (berpusat di rumah guru)
- murid-murid belajar mengaji al-quran dan fardu ain daripada
guru-guru yang di panggil ulama.
• Peringkat Kedua : (berpusat di masjid, surau dan madrasah)
- wujud untuk tampung bil. murid yang kian bertambah. -para
ulama disanjung tinggi oleh masyarakat. Kadang-kadang
mereka di undang ke istana untuk mengajar kaum kerabat Raja.
• Peringkat Ketiga:( berpusat di rumah pondok)
- sekolah agama tradisional pertama

16
- tiada sukatan yang piawai.
- kurikulum berdasarkan masjid Al Haram di Makah.
- subjeknya adalah tauhid, al-quran, fikih, hadith, nahwu, sufi,
tasawwuf ,akhlak, bahasa arab dan jawi.
- murid tinggal di pondok Tok Guru.
- tamat pengajian, mereka akan berkhidmat di kampung masing-
masing.
- ada juga yg melanjutkan pelajaran ke peringkat yang lebih
tinggi.
Pada tahun1511, apabila Portugis menawan Melaka, mereka
telah memperkenalkan pendidikan berasaskan agama kristian
mazhab Roman Katolik. Kemudian bertukar kepada mazhab
Protestant apabila Melaka jatuh ke tangan Belanda. Tahun 1786,
bila Inggris memerintah tanah Melayu, sistem pendidikan bertukar
kepada sistem pendidikan Inggeris.
2) Fase II ( Semasa Zaman Kolonialisme 1786-1956 )
Walaupun zaman kolonialisme British merentasi lebih kurang 2 abad,
jepang telah pun memerintah negara ini pada tahun 1942 hingga 1945. Dalam
tempoh itu, semua sekolah yang sedia ada di arah tutup melainkan sebilangan
kecil saja yang di buka untuk mengajar Bahasa jepang. Adapun perkembangan
yang terjadi ketika masa penjajahan, Malaysia memiliki sistem-sistem
Pendidikan di Tanah Melayu yang dikategorikan kepada dua peringkat. Yang
terdiri daripada pendidikan rendah, menengah.
4. Sistem Pendidikan Malaysia Setelah Masa Penjajahan
Perkembangan Umum Pendidikan Malaysia Pada Masa Kemerdekaan-Tahun 2007
Setelah mengalami kemerdekaan, Malaysia membangun pendidikannya. Dengan
berbasis sistem pendidikan di Inggris, Malaysia menerapkan pendidikan dasar selama
enam tahun, disusul pendidikan menengah selama lima tahun (tiga tahun menengah
rendah atau pertama dan dua tahun menengah atas). Semuanya itu dapat diakses anak-
anak Malaysia sengan gratis. Para siswa wajib mengikuti ujian negara di setiap akhir
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah rendah dan pendidikan menengah

17
tinggi. Pendidikan rendah atau dasar (Primary Education) di malaysia berlangsung 6
tahun yang wajib diikuti oleh anak usia 7-12 tahun. Wajib belajar di Malaysia
dicanangkan dan dilaksanakan mulai tahun persekolahan 2003.
Pendidikan wajib adalah satu peraturan yang mewajibkan setiaporang tua yang
mempunyai anak berumur 6 tahun mendaftarkannya di sekolah rendah. Pendaftaran
siswa baru biasanya dilakukan 1 tahun sebelum masa persekolahan. Keteledoran orang
tua memasukkan anaknya mengikuti wajib belajar dianggap sebagai kesalahan menurut
undang-undang. Jika hal ini terbukti dipengadilan, maka orang tua tersebut akan
didenda maksima RM 5000 atau dihukum maksimal 6 tahun.
Sekolah menengah di Malaysia merupakan sekolah kelanjutan setelah anak
menempuh sekolah dasar 6 tahun. Sekolah menengah ini berlangsung selama 5 tahun.
Pada akhir kelas 3, para siswa mengikuti ujian untuk menentukan kelulusan di sekolah
menengah rendah, yang disebut penilaian Menengah Rendah (PMR) atau dahulu
dikenal dengan istilah Sijil Pelajaran rendah (SPR) dalam bahasa Inggris disebut Lower
Certificate Education (LCE) atau Lower Secondary Education. Ujian tersebut wajib
diikuti oleh semua siswa kelas 3. Setelah itu , siswa akan diarahkan untuk masuk kelas
berikutnya dengan pilihan jurusan IPA (science) atau seni (arts) . Siswa dapat memilih
sesuai dengan pilihan mereka sendiri. Umumnya jurusan IPA lebih dipilih oleh siswa.
Meskipun perjalanannya, siswa masih diberikan kesempatan untuk beralih dari jurusan
IPA ke jurusan Seni.
Pada bulan Maret tahun 2006, Menteri Pendidikan mengumumkan sedang
mempertimbangkan perbaikan ulang sistem SPM, karena dirasa masih kurang
sempurna. Sebagian guru juga mengakuinya. Komentar dari salah satu profesor dari
Universitas Malaya yang menyayangkan mahasiswanya yang tidak bisa menulis
makalah, debat, atau memahami catatan kaki dalam setiap tulisan. Ia juga mengeluhkan
mahasiswanya yang tidak dapat memahami apa yang ia katakan. Padahal zaman dulu
banyak jago sekolah yang pandai debat, lihai bermain drama, olahraga dan lainnya.
Dewasa ini kemajuan sekolah di Malaysia tidak hanya dimiliki sekolah-sekolah negeri
tetapi juga sekolah-sekolah swasta mengalami pertumbuhan pesat. Sekolah swasta
pertama yang diakui kementrian pendidikan Malaysia untuk menjalankan kurikulum
nasional ditetapkan awal tahun 1980. Saat ini sekolah swasta mengalami

18
perkembangan yang pesat dan menawarkan beragam pilihan. Ada sekolah Dasar dan
Menengas Swasta yang menggunakan kirikulum nasional adapula yang menggunakan
kurikulum internasional, seperti kurikulum Amerika dan Inggris. Juga ada sekolah Cina
mandiri khususnya sekolah menengah, menggunakan kurikulum sesuai dengan yang
digariskan Kementrian Pendidikan. Sebagian sekolah di malaysia ada yang
memerapkan sistem berasrama .
Sedangkan untuk pendidikan tinggi, umumnya dikelola oleh pemerintah dan
swasta. Pendidikan tinggi menawarkan berbagai macam program sertifikat, diploma,
sarjana, dan pascasarjana. Lembaga Pendidikan Tinggi Negeri diselenggarakan oleh
pemerintah, seperti universitas, perguruan tinggi negeri, politeknik, dan
lembagapelatihan guru. Sedangkan Lembaga Pendidikan Tinggi Swasata
diselenggarakan oleh swasta, dan cabang universitas luar negeri.
Kini jumlah perguruan tinggi swasta di Malaysia lebih dari 400 buah. Beberapa
nama universitas di Malaysia anatara lain: Univeriti Tun Hussein, Universiti Utara
Malaysia, Universiti Malaysia Kelantan, Universiti Pertahanan Nasional Malaysia,
Universiti Malaya, Universiti Teknikal Malaysia Malaya, dsb

19
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Tidak adanya dokumen yang lengkap mengenai kedatangan Islam ke
Malaysia, menyebabkan munculnya berbagai teori tentang kapan dan dari mana
Islam pertama kali menyebar di negara ini. Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya
Islam di Malaysia Kedatangan dan Perkembangan ( Abad 7-20 M), beragumen
bahwa Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke 7 M. Pendapat in
berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada pertengahan abad tersebut pedagang
Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau Melayu, dimana Malaysia secara
geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang Arab yang singgah
dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut, menurut Azmi
tentu juga singgah di pelabuhan- pelabuhan dagang di Malaysia.Sejalan dengan
pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya Perspektif Islam
di Malaysia, menegaskan : para pedagang Arab singgah di pelabuhan-pelabuhan
sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan sementara menanti
perubahan angin mosun. Ada diantara mereka yang singgah di pelabuhan-
pelabuhan tanah melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Oleh yang
demikian bolehlah dikatakan bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad
ke 7 M. Namun pendapat / teori ini masih sangat meraguakan karena hipotesis
tersebut terlalu umum dan masih dapat diperdebatkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi , dalam bukunya Islam Comes
To Malaysia, menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia sekitar abad ke 8 H (
14 M). Ia berpegang pada penemuan batu bersurat di daerah Trengganu yang
bertanggal 702 H ( 1303 M). Batu bersurat tersebut di tulis dengan aksara Arab.
Pada sebuah sisinya memuat pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan
pemerintah untuk berpegang teguh pada keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah
Saw.Dan pada sisi lainnya memuat 10 aturan dan mereka yang melanggarnya akan
mendapat hukuman.Selain itu, Majul juga berpendapat bahwa Islam pertama kali
tiba di Malaysia sekitar abad ke 15 dan 16 M. Namun pendapat Fatimi dan Majul,
juga tidak dapat diterima, karena ada bukti yang lebih kuat yang menunjukkan

20
bahwa Islam telah sampai ke Malaysia jauh sebelum itu yakni pada ke 3 H( abad
10 M). Pendapat terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung
Ingris, Kedah pada tahun 1965. Pada batu nisan tersebut tertulis nama Syekh Abdu
Al Qadir Ibnu Husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut
sejarawan, Syekh Abdu Al Qadir adalah seorang Da’i keturunan Persia. Penemuan
ini merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang ke Malaysia pada sekitar abad
ke 3 H( 10 M).
Tanjung Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan
daerah yang tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan layak
dijadikan sebagai tempat persinggahan pedagang- pedagang yang menggunakan
sungai Kedah.disekitar makam tersebut juga terdapat banyak batu nisan dan ini
memperlihatkan bahwa tempat tersebut merupakan sebuah perkampungan lama
bagi orang Islam dan menjelaskan bahwa Tanjung Ingris Kedah adalah tempat
persinggahan pedagang- pedagang Arab dan Persia.
Bermulanya perkembangan pendidikan Islam di Malaysia dapatdilihat
kepada latar belakang sejarah kedatangan agama Islam kenegara ini yang dikenali
dengan nama Tanah Melayu. aktivitas serta kegiatan pendidikan yang berlakupada
kekuasaan Raja Melaka yang pertama yaituParameswara (kemudian dikenali
sebagai Megat Iskandar Syah) yang telah memeluk Islam pada tahun 1414M, maka
bermulalah perkembangan sistem PendidikanIslam di Tanah melayu ini. Dalam
mengembangkanagama dan ilmu pengetahuan Islam di Melaka pada waktu itu,
maka terdapat berbagai-bagai institusi pengajian sama ada rumah, masjid,surau
atau istana sebagai pusat dakwah dan aktiviti keilmuan. Sistem pendidikan Islam
yang diwujudkan pada waktu tersebut ialah kelas mengaji al-Quran. Pada fase
pertamanya Perkembangan pendidikan islam di Malaysia merentasi 3 peringkat
yaitu :
1) Peringkat Pertama : (berpusat di rumah guru).
2) Peringkat Kedua :(berpusat di masjid, surau dan madrasah).
3) Peringkat Ketiga:( berpusat di rumah pondok).

21
Pada zaman pemerintahan British di Tanah Melayu, terdapat empat aliran
persekolahan yaitu Sekolah Vernakular di kampung masing-masing ada juga yg
melanjutkan pelajaran ke peringkat yang lebih tinggi.

B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritikan dan masukan dari para pembaca
makalah ini agar penulis dapat meningkatkan kea rah yang lebih baik lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://wartasejarah.blogspot.com/2015/12/sejarah-masuknya-islam-di-malaysia.html
https://adhastar.wordpress.com/2011/06/22/dinamika-islam-dan-masyarakat-muslim-di-
malaysia/
https://www.kompasiana.com/usmanahmad/552e03c96ea834d61c8b45c0/islam-budaya-ilmu-
dan-identitas-melayu
https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/pendidikan-islam-di-malaysia.html
http://ilkom2c.blogspot.com/2015/03/makalah-siat-sejarah-kedatangan-islam.html

23

Anda mungkin juga menyukai