Dosen Pengampu :
Wardatun Naziroh
Tiara
MAMBA’UL ULUM
JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Hubungan Antara Islam Dan Peradaban Melayu pada mata kuliah Islam dan Peradaban
Melayu yang diampu oleh ibu Yesi Purtiani, S.Pd.,M.Pd.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Hubungan Antara Islam
dan Peradaban Melayu ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................
2.1. Sejarah Islam di Indonesia...................................................................................................
2.2. Bahasa Politik Islam dan Teori.............................................................................................
2.3. Awal Terbentuknya Komunitas Muslim di Kawasan Melayu................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................................................
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................
3.2. saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penyusunan makalah ini :
1. Untuk menambah wawasan
2. Untuk mengetahui sejarah hubungan islam dan peradaban melayu
3. Untuk memenuhi tugas islam dan peradaban melayu
4. Untuk melatih skil menulis dalam hal penyusunan kalimat
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan ini pula bahasa Melayu-Indonesia itu harus dianggap sebagai bahasa
Islam, dan mungkin merupakan yang kedua terbesar dalam dunia Islam.
ketika entitas politik Islam terbentuk pada akhir abad ke-13, dengan tegaknya
kerajaan Samudera Pasai, maka pemakaian kosa kata politik Islam pun semakin
meluas pula. Seperti telah dikemukakan, terbentuknya institusi-institusi politik di
Nusantara selalui diawali oleh masuk Islam-nya raja-raja lokal, lalu diikuti para elite
dan rakyat. Maka begitulah, “kerajaan” pun segera berubah menjadi “kesultanan”,
sedangkan sang “raja” mendapat julukan “sultan” atau “malik”, di samping sebutan
“raja” itu sendiri. Perubahan ini, boleh dibilang lancar-lancar saja, seperti tampak
pada kasus penguasa Pasai, Merah Silu, yang kemudian menjadi Sultan Malik al-
Shalih itu.
Bahasa politik Islam di Nusantara memang mengenal pula kosa kata seperti
“amanah”, “adil”, “amar ma’ruf nahy mungkar”, yang diperuntukkan bagi para
penguasa dalam hubungan mereka dengan rakyat. Tapi harus kita akui, bahasa politik
Islam di Nusantara, seperti juga di negeri-negeri muslim lainnya, lebih banyak yang
pro-penguasa.
Islam datang dikawasan Melayu diperkirakan pada sekitar abad ke-7. Kemudian
mengalami perkembangan secara intensif dan mengislamisasi masyarakat secara optimal
yang diperkirakan terjadi pada abad ke-13 M. Awal kedatangannya diduga akibat hubungan
dagang antara pedagang-pedagang Arab dari Timur Tengah (seperti Mesir, Yaman, atau
Teluk Persia) atau dari daerah sekitar India (seperti Gujarat, Malabar, dan Bangladesh),
dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara, semacam Sriwijaya di Sumatra atau dengan di Maja
Pahit di Jawa.
Perkembangan mereka pada abad ke-13 sampai awal abad ke-15 ditandai
dengan banyaknya pemukiman muslim baik di Sumatra seperti di Malaka, Aceh,
maupun di Jawa seperti di pesisir-pesisir pantai, Tuban, Gresik, Demak, dan
sebagainya.
Pusat-pusat kekuatan ekonomi masyarakat Islam secara tidak langsung terlembagakan dalam
bentuk kota-kota dagang atau munculnya para saudagar muslim, baik di Malaka, Aceh,
maupun pesisir-pesisir pulau jawa. Saudagar-saudagar Arab, kelompok-kelompok sufi, dan
para mubaligh dari teluk persia, Oman maupun dari Gujarat-Persia tersebut atau dari berbagai
tempat lain dari Timur Tengah terus berakumulasi dengan kekuatan lokal, hingga
terbentuknya komunitas politik, yakni kesultanan pada abad ke-16. Dari sana para saudagar
mendapat perlingdungan dan semangat lebih untuk meneruskan langkah-langkah ekonomi
dan dakwahnya untuk menembus wilayah-wilayah Timur lainnya, seperti daerah-daerah
Jawa, serta daerah Maluku, seperti Ambon, Ternate, Tidore, dan seterusnya, termasuk
Kalimantan, pulau-pulau Sulu dan Filipina.
2. Teori India
Teori kedatangan Islam ke Nusantara dibawa oleh pedagang-pedang dari India
telah dipelopori oleh orientalis seperti Snouck Horgronje dan Brain Harrison. Teori
ini diperkuat lagi dengan bukti lain yakni penemuan batu-batu nisan seperti batu nisan
di Pasai yang bertanggal 17 Dzulhijjah 831 H (27 September 1428) mirip dengan batu
nisan yang ada dimakam Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur bahkan sama
pula bentuknya dengan batu nisan yang terdapat di Cambay, Gujarat. Sementara itu
didapati juga pendapat yang mengatakan bahwa Islam dibawa oleh pedagang-
pedagang yang berasal dari Malabar bukan Gujarat. Hal ini dekarenakan adanya
kesamaan mazhab yang di anut oleh masyarakat Nusantara dengan masyarakat di
Malabar yakni manganut Mazhab Syafi’i. Sedangkan di Gujarat, masyarakatnya
mengamalkan mazhab Hanafi. Selain itu Gujarat menerima Islam lebih belakang dari
Pasai.
3. Teori China
Terdapat juga teori yang mengatakan bahwa Islam di bawa ke Nusantara melalui
Negara China karena Islam telah sampai ke China pada zaman pemerintahan Dinasti
Tang sekitar tahun 659 M. pendapat ini didukung oleh Emanuel Godinho De Evedia
yang digunakan oleh Othman dalam tulisannya yang mengatakan bahwa Islam datang
ke Nusantara dari China melalui Kanton dan Hainan pada abad ke-9 M dengan bukti
ditemukannya batu bersurat di Kuala Berang Telengganu yang terletak di Pantai
Timur Tanah Melayu.
Selain itu, teori ini didukung oleh fakta di mana telah terjadi kegiatan
perdagangan antara orang-orang Islam dari Asia barat (Arab-Persi) sejak abad ke-3 H
(abad ke-9 M) atau lebih awal yaitu abad pertama kali hijrah (abad ke-7). Menurut
Syafi Abu Bakar dalam penelitiannya mengatakan bahwa terdapat lebih kurang
200.000 pedagang-pedagang di pelabuhan Katon yang sebagian besarnya adalah
pedagang-pedagang Islam.
4. Teori Eropah
Teori yang menyatakan bahwa Islam itu datang dari eropah secara mutlak
berpegang pada apa yang disebutkan oleh pengembara italia Marcopolo bahwa
masuknya islam ke Asia Tenggara adalah pada abad ke 13 Masehi di sebelah utara
pulau sumatera. Dalam hal ini mereka membatasi pendapat hanya pada perjalanan
Marcopolo ke daerah tersebut yang terjadi pada tahun 1292 M dengan pendapatnya
sebagaimana yang tertulis di dalam Ensiklopedia dunia islam sebagai berikut:
“sesungguhnya semua penduduk negeri ini adalah penyembah berhala kecuali di kerajaan
kecil perlak yang terletak di timur laut Sumatera dimana penduduk kotanya adalah orang-
orang islam. sedangkan penduduk yang tinggal di bukit-bukit mereka semuanya adalah
penyembah berhala atau orang-orang biadab yang memakan daging manusia,”
5. Teori Muslim
Ada beberapa pendapat sejarawan Arab dan Muslim tentang masuknya islam di
Asia Tenggara. Misalnya Muhammad Dhiya Syahab dan Abdullah bin Nuh
mengatakan bahwa banyak buku-buku sejarah dari Barat dan orang-orang yang
mengikutinya yang mengira bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 M
tetapi saya berkeyakinan bahwa masuknya islam ke Asia Tenggara jauh sebelum
masa yang diduga oleh orang-orang asing itu dan para pengikut mereka.
Kemudian pendapat Syarif Alwi bin Thohir Al-Haddad salah seorang Mufti Kesultanan Johor
Malaysia mengatakan bahwa pendapat-pendapat para sejarahwan tentang masuknya islam ke
Asia Tenggara adalah tidak tepat. Terutama pendapat sejarawan Eropa yang menetapkan
masuknya islam ke jawa pada tahun 800-1300 H, di Sumatera dan Malaysia pada abad ke 7
Hijriah. Kenyataan yang benar bertentangan dengan apa yang mereka katakan. Karena
sesungguhnya islam telah mempunyai raja-raja di Sumatera pada abad ke enam bahkan ke
lima hijriah.
Selain itu, Dr. Muhammad Zaitun mengatakan bahwa walaupun para sejarahwan
menyebutkan masuknya islam ke Malaysia pada abad ke enam hijriah (abad ke 12 M),
pendapat yang lebih kuat adalah islam telah masuk kesana jauh sebelum itu. Mungkin tahun
yang disebutkan oleh mereka hanya menjelaskan catatan-catatan sejarah seperti yang tertulis
di prasasti yang sampai kepadanya sesudah pemerintah wilayah-wilayah tersebut memeluk
agama islam dan terbentuk kesultanan-kesultanan islam di daerah tersebut. Di Malaysia,
wilayah kedah adalah wilayah yang paling cepat memeluk islam.
6. Teori Benggali (Bangladesh)
Teori yang menyatakan bahwa Islam itu datang dari Benggali (kini Bangladesh)
yang diajukan oleh Fatimi. Fatimi beragumentasi bahwa kebanyakan orang terkemuka
di Pasai adalah orang benggali atau keturunan mereka. Selain itu Fatimi menjelaskan
bahwa Islam muncul pertama kali di Semenanjung Malaya adalah dari arah pantai
timur, bukan dari barat (Malaka), pada abad ke 11 M, melalui Kanton, Phanrang,
sementara elemen-elemen prasasti yang ditemukan di Terengganu juga lebih mirip
dengan prasasti yang ditemukan di Leran.
Teori Gujarat dan Bengali sebagai tempat asal Islam di Nusantara mempunyai kelemahan-
kelemahan tertentu. Ini dimunculkan oleh Morrison (1951). Ia menjelaskan meski batu-batu
nisan yang ditemukan di tempat-tempat tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari Gujarat
atau Bengali, itu tidak berarti Islam juga datang dari sana. Menurut Morrison, pada masa
Islamisasi Samudera Pasai yang raja pertamanng raja pertamanya wafat tahun 698 H/1297 M,
Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Barulah setahun kemudian (699 H/1298M)
Cambay, Gujarat ditahlukkan kekuasaan Muslim. Selanjutnya dinyaatakan, meski laskar
Muslim beberapa kali menyerang Gujarat - masing-masing 415 H/1024 M, 574 H/1178 M,
595 H/1197 M – raja hindu disana mampu mempertahankan kekuasaannya hingga tahun 698
H/1297 M. Berdasarkan hal tersebut, Morrisson mengemukakan bahwa Islam di Nusantara
bukan berasal dari Gujarat, melainkan dibawa para Muslim dari Pasai Coromandel pada akhir
abad ke-13.
3.1. Kesimpulan
Islam datang dikawasan Melayu diperkirakan pada sekitar abad ke-7.
Kemudian mengalami perkembangan secara intensif dan mengislamisasi masyarakat
secara optimal yang diperkirakan terjadi pada abad ke-13 M. Awal kedatangannya
diduga akibat hubungan dagang antara pedagang-pedagang Arab dari Timur Tengah
(seperti Mesir, Yaman, atau Teluk Persia) atau dari daerah sekitar India (seperti
Gujarat, Malabar, dan Bangladesh), dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara, semacam
Sriwijaya di Sumatra atau dengan di Maja Pahit di Jawa.
Perkembangan mereka pada abad ke-13 sampai awal abad ke-15 ditandai
dengan banyaknya pemukiman muslim baik di Sumatra seperti di Malaka, Aceh,
maupun di Jawa seperti di pesisir-pesisir pantai, Tuban, Gresik, Demak, dan
sebagainya.
Pusat-pusat kekuatan ekonomi masyarakat Islam secara tidak langsung
terlembagakan dalam bentuk kota-kota dagang atau munculnya para saudagar muslim,
baik di Malaka, Aceh, maupun pesisir-pesisir pulau jawa.
Sebenarnya yang disebut melayu bukanlah suau komunitas etnik atau suku
bangsa. Namun dalam hal ini masyarakat merupakan kumpulan etnik-etnik serumpun
yang menganut agama yang sama dengan menggunakan bahasa yang sama. Etnik-
etnik serumpun yang lain pada umumnya menempati suatu daerah tertentu.
Dimanapun berada bahasa dan agama mereka sama, melayu dan islam. Kepulauan
melayu merupakan gerbang masuk terdapat bagi pelayaran ketimur. Karna itu tidak
heran jika kerajaan-kerajaan islam awal seperti samudra pasai. Abad ke-13 agama
islam mulai berkembang pesat dikepulauan melayu, karena pada saat itu agama hindu
dan budha mengalami kemunduran pada peranan politiknya.yang ditandai dengan
mundurnya kerajaan sriwijaya dan swarnabumi dan dengan kerisisnya ekonomi yang
membelitnya.
3.2. Saran
Saran yang mungkin bermanfaat untuk kita semua kedapannya, cobalah untuk
membaca lebih banyak buku atau jurnal serta blok yang membahas tentang hubungan antara
Islam dan Peradaban Melayu untuk meanbah literatur agar informasi yang didapat labih
optimal dan akurat. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, K. (2019, Desember 7). tentang : Hubungan Islam Dengan Peradaban Melayu.
Dipetik Oktober 4, 2022, dari Hubungan Islam dan Peradaban Melayu:
https://komplikasimakalah.blogspot.com/2019/12/makalah-hubungan-islam-dengan-
peradaban.html
Dr. Nyayu Soraya, M. (2021). Islam dan Beradaban Melayu. Serang, Banten: Desanta
Publisher.
Julianti, D. (2017, Mei 23). tentang : Makalah Hubungan Islam dan Peradaban Melayu.
Dipetik Oktober 4, 2022, dari Makalah Hubungan Islam dan Peradaban Melayu.html:
https://devijulianti97.blogspot.com/2017/05/makalah-islam-dan-peradaban-
melayu.html