Di Susun Oleh:
Ahmad Fauzi (2023100260660)
Muhammad Zean Zacky (2023100260674)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah dan inayah-Nya kepada kami, Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Sejarah perkembangan dan aliran-aliran dalam ushul fiqih
tepat pada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memenuhi salah
satu dari sekian kewajiban mata kuliah “Studi Islam Kontemporer ” merupakan
bentuk langsung tanggung jawab kami pada tugas yang diberikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki
banyak kekurangan . Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan dalam penulisan
makalah selanjutnya .
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, Akhir kata kami ucapkan terima
kasih dan mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam
pengerjaannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Memahami islam secara historis indonesia..........................................2
B. memahami pandangan tokoh tentang hubungan islam dan Negara......6
C. menjelaskan islam sebagai bagian dari ke indonesiaan........................7
D. mengetahui hubungan islam dan negara secara normative...................8
E. memahami hubungan agama dan negara di indonesia,barat,dan timur
tengah....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan tentang hubungan Islam dan negara telah banyak dibahas para
di negara-negara berpenduduk mayoritas Islam seperti Indonesia– pada tahun
ahli di dunia Islam seiring munculnya konsep nation state (negara bangsa) pada
abad ke-19 yang dipopulerkan oleh dunia Barat ke dunia internasional,
termasuk wilayah Indonesia yang berpenduduk mayoritas Islam. Meski konsep
nation state telah diperkenalkan sejak awal abad ke-19, pada umumnya
persoalan Islam dan negara baru serius menjadi isu internasional –tak terkecuali
1940-an di abad ke-20 lalu, tepatnya pada pasca perang dunia kedua.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1945,
dan kemudian mendapat pengakuan dunia internasional secara de jure dan de
facto, sejak itu pula gencar didiskusikan masalah Islam dan negara. Namun
demikian, secara historis sebenarnya telah dimulai sejak pra kemerdekan. Di
masa pasca kemerdekaan inilah relasi wacana Islam dan negara secara formal
menjadi pembahasan di lembaga-lembaga dan organisasi pemerintah maupun
non pemerintah, partai-partai, ormas-ormas, dari level organisasi dan lembaga
kecil hingga lembaga-lembaga tinggi negara baik lembaga eksekutif, legislatif
maupun yudikatif.
.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami islam secara historis indonesia?
2. bagaimana memahami pandangan tokoh tentang hubungan islam dan
Negara?
3. bagaimana menjelaskan islam sebagai bagian dari ke indonesiaan?
4. bagaimana mengetahui hubungan islam dan negara secara
normative?
5. bagaimana memahami hubungan agama dan negara di
indonesia,barat,dan timur tengah?
C. Tujuan Masalah
1
1. Untuk mengetahui pemahaman islam secara historis indonesia
2. Untuk mengetahui pemahaman pandangan tokoh tentang hubungan
islam dan Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. memahami islam secara historis indonesia
2
3. Peran Ulama dan Pesantren: Ulama-ulama dan pesantren memainkan peran
penting dalam penyebaran dan pemeliharaan ajaran Islam di Indonesia. Mereka
tidak hanya menyebarkan ajaran agama, tetapi juga menjadi pusat pendidikan
Islam yang memainkan peran besar dalam pembentukan budaya dan identitas
Islam di Indonesia.
Dalam sejarah Islam, ada tiga tipologi hubungan antara agama dan negara. Din
Syamsudin membaginya sebagai berikut:
1. Al-maududi
3
golongan yang berpendapat bahwa hubungan antara
agama dan negara berjalan secara integral. Domain agama juga
menjadi domain negara, demikian sebaliknya, sehingga hubungan
antara agama dan negara tidak ada jarak dan berjalan menjadi satu
kesatuan.
4
Sejarah integrasi agama dan negara berjalan dengan intensif pada masa
pertumbuhan kerajaan-kerajaan Islam, seperti Kerajaan Islam Perelak,
Kerajaan Islam Samudera dan Pasai di Aceh. Dalam sistem
ketatanegaraan tersebut, hukum negara menjadi hukum agama
dan hukum agama juga menjadi hukum negara. Relasi agama dan
negara tersebut berjalan aman dan damai tanpa adanya konflik.
5
raja Jawa menghadiri kegiatan ritual keagamaan hanya dua kali
setahun di Masjid atau sekatenan.
6
Pancasila sebagai dasar Negara bukan negara agama. Islam sebagai agama
mayoritas penduduk Indonesia, tidak dijadikan sebagai dasar negara. Ahmad
Syafii Maarif, Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid sepakat bahwa nilai-
nilai Pancasila merupakan nilai yang tidak bertentangan dengan Islam. Negara
Pancasila sebagai pilihan adalah negara yang tidak bertentangan dengan Islam.
Nasionalisme dan Islam merupakan dua hal yang saling mendukung tidak bertolak
belakang. Tulisan ini memberikan kesimpulan bahwa di Indonesia, dengan
Pancasila sebagai dasar negara, merupakan bagian dari kosmopolitanisme-
kebangsaan yang modern. Kajian dalam tulisan ini mendasarkan pada karya yang
ditulis oleh Ahmad Syafii Maarif, Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid,
terutama karya yang ditulis setelah tahun 2001. Tulisan ditulis dengan pendekatan
interpretative atas teks yang tersaji dalam karangan dua intelektual muslim
kenamaan dari Muhammadiyah, NU dan non afiliasi organisasi keislaman.
7
secara khusus tercantum di dalam pasal 29 ayat (1) itu jelas disebutkan bahwa
Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam pembentukan hukum nasional terdapat hal-hal yang perlu dicermati, yaitu:
1. Diterimanya hukum Islam masuk ke dalam hukum nasional bukan hanya
karena hukum Islam diikuti mayoritas masyarakat bangsa Indonesia, tetapi karena
hukum Islam memang mampu memenuhi tuntutan keadilan. Dengan masuknya
hukum Islam ke dalam hukum nasional, ia tidak lagi akan menggunakan label
Islam dan juga tidak lagi menjadi milik umat Islam saja, tetapi menjadi milik
bangsa.
2. Pakar hukum Islam harus mampu menggali nilai-nilai universal dari hukum
Islam untuk disumbangkan menjadi hukum nasional, supaya tidak akan
menghadapi kendala penolakan dari anggota badan legislatif yang tidak beragama
Islam.
3. Hukum Islam sangat identik dengan keadilan dan mampu memenuhi tuntutan
keadilan, dan dalam pelaksanannya memiliki tempat di kalangan masyarakat
dalam arti dapat diterima oleh semua masyarakat termasuk non muslim, karena
sudah menjadi milik negara. Oleh arena itu, keuniversalan hukum Islam
membutuhkan kajian yang lebih komprehensif, agar dapat terkomodir dalam
perumusan peraturan perundang undangan yang disusun dan oleh anggota badan
Legislatif
1. Alasan Sejarah
Hukum Islam baru dikenal setelah Islam disebarkan di Indonesia, dan dapat
dikatakan bahwa setelah Islam datang ke Indonesia, hukum Islam telah diikuti dan
dilaksanakan oleh pemeluk agama Islam di Nusantara ini. Hal itu dapat dilihat
pada studi para pujangga yang hidup pada masa itu mengenai hukum Islam dan
peranannya dalam menyelesaikan perkara-perkara yang
8
timbul dalam masyarakat. Tinjauan sejarah ini menjadi bukti bahwa berlakunya
hukum Islam seiring dengan masuknya Islam ke Indonesia
2. Alasan Penduduk
Di Indonesia, hukum Islam berlaku secara normatif dan yuridis formal. Yang
berlaku secara normatif adalah hukum Islam mempunyai sanksi kemasyarakatan
apabila norma-normanya dilanggar. Hukum Islam yang berlaku secara normatif di
Indonesia diantaranya adalah pelaksanaan ibadah. Dan yang berlaku secara
yuridis formal adalah hukum Islam yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lain dan benda dalam masyarakat. Bagian hukum Islam ini menjadi
hukum positif berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah
diberlakukan.
4. Alasan Konstitusional
Di bawah Bab Agama, dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
dinyatakan bahwa Negara (Republik Indonesia) berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.
5. Alasan Ilmiah
Sebagai bidang ilmu, hukum Islam telah lama dipelajari secara ilmiah, bukan saja
oleh orang Islam sendiri tetapi juga oleh orang-orang non-muslim. Orang Barat
non-Muslim ini, yang biasa disebut dengan istilah orientalis, mempelajari hukum
9
Islam dengan berbagai tujuan yang berubah-ubah. Sejarah telah menatat, bahwa
hukum Islam sebagai bidang ilmu dipelajari di perguruan tinggi umum, bahkan
sampai sekarang kaiangan perguruan tinggi umum tersebut, banyak menghasilkan
kajian ilmiah atau penelitian tentang hukum Islam.
Begitu pula terdapat kendala didalam Penerapan hukum Islam di Indonesia
melalui jalan perundang-undangan (legisiasi) tidaklah mudah. Karena, usaha ini
harus melibatkan pembahasan politik melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang tidak semua anggotanya pendukung sistem hukum Islam. Disamping itu,
terdapat kendala lain yang mempersulit usaha legisiasi hukum Islam di Indonesia,
yakni kendala yang bersifat kultural.14 Kendala dan kesulitan yang dihadapi
dalam menerapkan hukum Islam di Indonesia, tentunya harus diminimaiisir,
termasuk kemungkinan-kemungkinan yang muncul dalam upaya penerapan
hukum Islam di Indonesia.
10
3. Negara negara timur tengah secara umum memiliki identitas keagamaan yang
kuat dengan myoritas penduduknta menganut islam. Banyak negara ini yang
mimiliki sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum islam dan syari’ah
agama sering kali memainkan yang signifikan dalam kebijakan publik dan
nilai nilai agama sering diintegrasikan ke dalam lembaga lembaga negara.
Meskipun terdapat perbedaan signifikan dalam hubungan antara agama
dan neagara di indonesia ,negara barat ,negara timur tengah semuanya
mencerminkan kompleksitasidari hubungan antara agama,budaya dan
pemerintahan dalam masyarakat yang beragam
11