Anda di halaman 1dari 10

Kajian islam

MAKALAH

ORGANISASI – ORGANISASI DAN KIPARAHNYA TERHADAP UMAT

Dosen Pengampu :

Dr. Muhammad AR, M.Ed.

Di susun oleh :

Azwir M Jamil ( 200802008)

Marliana (200802043)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa , syukur Alhamdulillah kami ucapkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah kajian islam. Adapun tema dari makalah
“Organisasi – Organisasi Dan Kiparahnya Terhadap Umat”. Tidak lupa pula salawat kita
sanjung sajikan kepada baginda kita Rasullullah SAW, yang telah membawa kita dari alam
jahiliyah menuju ke alam yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada bapak
“Dr.Muhammad AR, M.Ed.” selaku dosen mata kuliah Kajian Islam yang telah memberikan
tugas kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan yang luas dari materi
yang telah kami buat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran dan kritik dari para pembaca. Demi tercapai makalah yang sempurna.

Banda Aceh, 13 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................


B. Perumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Organisasi-organisasi islam diindonesia


B.

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Sebagai negara muslim terbesar,
Indonesia memiliki peranan penting di dunia Islam sehingga posisinya cukup
diperhitungkan. Munculnya Indonesia sebagai kekuatan baru di dunia Internasional juga
didukung oleh realitas sejarah yang dibuktikan dengan munculnya ormas-ormas Islam di
Indonesia yang sebagian besar telah ada bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut mengenai
organisasi-organisasi islam dan kiprahnya pada umatnya.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana organisasi islam di Indonesia ?
2. Bagaiamana organisasi islam di internasional ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui organisasi islam di indonesia
2. Untuk mengetahui organisasi islam di internasional
BAB II

PEMBAHASAN

A. Organisasi-Organisasi Islam Di Indonesia


1. Serekat Islam (SI)
Sarekat Islam adalah organisasi modern pertama yang tumbuh pada masa
kolonial. Organisasi ini lahir di tengah pergolakan sosial politik yang hebat di Hindia
Belanda. Berdirinya Sarekat Islam (SI) merupakan dampak tidak langsung dari politik
etis di bidang pendidikan yang dijalankan oleh Belanda. Politik etis telah
membangkitkan kesadaran nasionalisme para pemuda dan intelektual Indonesia yang
kala itu masih sangat sedikit jumlahnya. Para pemuda yang mendapatkan pendidikan
Belanda kemudian tergerak hatinya untuk mendirikan organisasi dengan inspirasi
Islam.

Sarekat Islam adalah salah satu organisasi yang bersandar pada Dinul Islam.
Organisasi ini bersumber pada Al-Qur‟an sebagai kitab suci umat Islam, dan As
Sunnah. Pemerintah yang dicita-citakan oleh SI ialah pemerintah yang kekuasaannya
bersandar pada kemauan rakyat, yang menyatakan sepenuhnya suara dalam suatu
Majelis Syura, berupa Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Parlemen atau
lainlainnya yang serupa itu yang harus bersandar pada demokrasi yang seluas-
luasnya.

Kiprah serekat islam


Secara umum, gerakan ini berawal dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang
didirikan oleh H. Samanhoedi, seorang pengusaha batik di Kampung Lawean Solo,
pada tanggal 16 Oktober 1905 di Surakarta. Organisasi ini dibentuk sebagai reaksi
terhadap dominasi pedagang Cina di Surakarta. Orang Cina menempati urutan
terbesar kedua dalam industri batik setelah orang Jawa. Pada tahun 1909, RM.
Tirtodisuryo mendirikan SDI di Batavia dan pada tahun 1912, Haji Oemar Said
Cokroaminoto juga mendirikan SDI di Surabaya.
Perkembangan 
Sarekat Islam didirikan dengan tujuan untuk menggalang kerjasama di antara para
pedagang Islam demi memajukan perdagangan mereka dan mampu menyaingi para
pedagang asal China.  Sarekat Islam menjadi organisasi ternama yang identik dengan
gerakan nasionalis, demokratis, religius serta ekonomis. Hanya dalam waktu singkat,
Sarekat Islam dapat berkembang hingga menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. 
Perkembangannya tidak terbatas di Pulau Jawa saja. Sarekat Islam dimaksudkan
untuk membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia dari ancaman para
pedangang China.  Pada proses pelaksanaannya pun tidak terlihat adanya gerakan
politik yang terjadi. Sarekat Islam memperjuangakan hak-hak sesungguhnya yang ada
di bidang politik.  Sarekat Islam memperjuangkan keadilan tanpa menyerah serta
menekan adanya penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Kehadiran
Sarekat Islam di antara para masyarakat juga sudah sangat dinantikan, karena mereka
membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasi rakyat Indonesia. 
Pada Januari 1913, di Surabaya, Sarekat Islam menegaskan bahwa organisasi ini
bukanlah sebuah partai politik. Sarekat Islam terbuka untuk bangsa Indonesia.
Namun, untuk menjaga agar Sarekat Islam tetap menjadi organisasi rakyat, dilakukan
pembatasan terhadap masuknya pegawai negeri sebagai anggota. 

Perpecahan 
Setelah Sarekat Islam berjaya di Indonesia, organisasi ini mulai mengalami
perpecahan karena adanya perbedaan suasana kehidupan politik setelah tahun 1929.
Sarekat Islam telah terkena pengaruh komunis yang diperkenalkan oleh Hendrio
Joshepus Maria Sheevliet pada 1913.  Satu tahun setelahnya, 1914, Sheevliet bersama
Adolf Baars mendirikan Indische Social Democratische Vereenihing (ISDV) di
Semarang.
Tujuan dari ISDV sendiri yaitu untuk menyebarkan paham Marxis.  Namun,
anggota ISDV tidak memiliki hubungan dekat dengan rakyat, sehingga mereka pun
berniat untuk mencoba memasuki Sarekat Islam Semarang yang dipimpin oleh
Semaun.  Semaun sendiri tidak menyetujui jika Sarekat Islam harus mengirimkan
wakilnya ke dalam Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat). Perlahan-lahan pengaruh
Semaun pun semakin besar dalam Sarekat Islam yang kemudian menimbulkan
perpecahan. 
Perpecahan pada Sarekat Islam terbagi menjadi dua bagian, yaitu SI Merah dan SI
Putih. Perpecahan ini terjadi lantaran adanya agitasi dari para golongan komunis
melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam organisasi SI. 
SI Putih sendiri adalah organisasi yang berhaluan kanan, diketuai oleh
Tjokroaminoto, sedangkan SI Merah berhaluan kiri dipimpin oleh Semaun dari
Semarang.  SI Merah ini menentang adanya pencampuran agama dan politik dalam
organisasi Sarekat Islam.  Celah yang terjadi antara SI Merah dan SI Putih pun
semakin meluas saat keluarnya pernyataan dari PKI yang menentang adanya Pan-
Islamisme.

2. Muhammadiyah
Secara terminologis, menurut sumber-sumber primer dijelaskan sebagai berikut:
a. Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan
pada tanggal 8 Dzulhijjah tahun 1330 H, bertepatan dengan tanggal 18 November
tahun 1912 M di Yogyakarta.
b. Muhammadiyah adalah organisasi gerakan dakwah Islam yang ajarannya
bersumber pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
Sebagai sebuah organisasi yang berasaskan Islam, tujuan Muhammadiyah yang
paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan
maupun kegiatan sosial lainnya. Selain untuk meluruskan keyakinan yang
menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah
sebagai bid‟ah. Organisasi ini juga memunculkan praktek-praktek ibadah yang
hampir-hampir belum pernah dikenal sebelumnya oleh masyarakat, seperti shalat hari
raya di lapangan, mengkoordinir pembagian zakat dan sebagainya.

Kiprah muhammadiyah
Sejak berdiri hingga saat ini, Muhammadiyah telah berkiprah besar dalam
memberdayakan umat Islam melalui berbagai jalur. Salah satu jalur yang sangat
menonjol menjadi amal Muhammadiyah dalam memberdayakan umat adalah
pendidikan.Muhammadiyah banyak sekali mendirikan sekolah supaya umat bisa
mudah mendapat akses pendidikan.
Rentang pendidikan yang digarap Muhammadiyah mulai dari tingkat pendidikan
usia dini hingga pendidikan tinggi. Sekolah-sekolah Muhammadiyah berdiri di
seluruh pelosok Tanah Air dan terus berkembang hingga saat ini. Sebagian sekolah
bahkan masuk sebagai sekolah terbaik di tingkat wilayah dan tingkat pusat.
Selain di bidang pendidikan, Muhammadiyah juga memiliki kiprah yang sangat
menonjol dalam layanan kesehatan masyarakat. Rumah sakit Muhammadiyah saat ini
sudah berdiri di berbagai daerah untuk melayani masyarakat. Sektor kesehatan ini
memang menjadi salah satu kegiatan yang sangat dipentingkan oleh Muhammadiyah.
Masih banyak lagi kiprah Muhammadiyah dalam memberdayakan masyarakat
melalui berbagai majelis, berbagai amal usaha, maupun organisasi-organisasi
turunannya, seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Kita sangat mengapresiasi
kiprah yang sangat membantu masyarakat ini. Kita juga sangat mengharapkan agar
peran-peran sosial seperti ini bisa secara konsisten terus dijalankan untuk
kemaslahatan bangsa.

3. Majelis Ulama Indonesia (MUI)


Majelis Ulama Indonesia atau yang dikenal dengan istilah MUI terdiri dari tiga suku
kata, Majelis yakni wadah atau perkumpulan, Ulama memiliki makna orang yang
memiliki ilmu pengetahuan atau mengetahui akibat sesuatu. Majelis Ulama Indonesia
adalah wadah musyawarah para ulama, zu‟ama dan cendekiawan muslim yang
kehadirannya bermamfaat untuk mengayomi dan menjaga umat. Selain itu, MUI juga
sebagai wadah silaturahim yang menggalang ukhuwah islamiyah, ukhuwah
wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah, demi mencapai dan mewujudkan kehidupan
masyarakat yang harmonis, aman, damai dan sejahtera dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk menjalankan fungsi dan tujuan diatas, MUI melakukan
upaya pendekatan yang proaktif, responsif dan preventif terhadap berbagai
persoalanpersoalan itu sedini mungkin dapat diatasi, untuk tidak menimbulkan
dampak yang lebih luas pada masyarakat khususnya umat Islam

Kiprah Majelis Ulama Indonesia (MUI)


Sebagai lembaga yang menghasilkan fatwa-fatwa di Indonesia sudah ada sejak zaman
Orde Baru. MUI adalah wadah musyawarah untuk para ulama, zu’ama, dan cendekiawan
Muslim untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di Indonesia. MUI
berdiri dari hasil pertemuan atau meusyawarah para ulama, cendekiawan, dan zu’ama yang
datang dari seluruh Indonesia.
Berdirinya MUI tercantum dalam sebuah Piagam Berdirinya MUI yang ditandatangani
oleh seluruh peserta musyawarah yang disebut Musyawarah Nasional Ulama I. Momentum
berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan,
yaitu 26 Juli 1975 di Jakarta.
Sejarawan M.C. Ricklefs mengatakan dalam bukunya Mengislamkan Jawa, di zaman
Orde Baru telah dibentuk institusi untuk mengontrol dan mengarahkan Islam, salah satunya
adalah MUI. Saat itu, MUI berfungsi sebagai wahana bagi pemerintah untuk mengarahkan
Islam. Inilah yang menjadi stigma pada MUI.
Setelah kejatuhan Presiden Soeharto, MUI menjadi wadah untuk memperjuangkan
kepentingan Islam. Prof. Dr. Hamka yang menjadi ketua pertama menerima sejumlah
kritikan dan gagasan. Namun, ia mengundurkan diri pada tahun 1981 sebagai protes
terhadap kurang independennya MUI di depan pemerintah.
Dalam perjalanannya, MUI berusaha untuk membimbing umat Islam dalam
mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat, memberikan nasihat dan fatwa
mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan, meningkatkan kegiatan bagi
terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antar umat beragama, dan menjadi
penghubung antara ulama dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan nasional.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Organisasi-organisasi islam yang ada di Indonesia yaitu : Serekat islam,
muhammadiyah, dan MUI (Majelis Ulama Indonesia )
2. M

DAFTAR PUSTAKA

Baso, Ahmad. 2015. NU Studies Pergolakan Pemikiran Antara Fundamentalis Islam dan Neo
Liberal. Jakarta: Sinar Grafika.

Karim, Helmi. 1994. Konsep Ijtihad Majelis Ulama Indonesia Dalam Pengembangan Hukum
Islam. Pekanbaru: Susqa Press.

Karim, M. Rusli. 2012. Muhammadiyah Dalam Kritik dan Komentar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Majelis Ulama Indonesia. 2011. Himpunan Fatwa MUI Sejak 1975. Jakarta: Erlangga.

Muhammad, Riezam. 2014. Muhammadiyah Prakarsa Besar Kyai Dahlan. Yogyakarta: Badan
Penerbit UAD.

Kahin, George McTurnan. (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. New York: Cornell
University Press.

Yasmis. (2009). Sarekat Islam dalam Pergerakan Nasional Indonesia (1912-1927). Jurnal Sejarah
Lontar.

Esthi maharani. 2021. Kiprah MUI Indonesia. “https://ihram.co.id/berita/r2pn23335/kiprah-


mui-di-indonesia-dan-fatwa-yang-dihasilkan”. Jakarta. Ihram. Co.id.

Anda mungkin juga menyukai