Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“LEMBAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA MASA KERAJAAN
ISLAM” ini tepat pada waktunya. Dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa
kita curahkan kepada nabi Muhammad Saw. Yang telah membawa kita semua
dari zaman jahiliah menuju jaman nuronniyah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menjukkan
betapa pentingnya menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi
hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, serta manusai mampu
mengolah kekayaan alam yang Allah berikan kepadanya. Dengan demikian ,
manusai juga mampu menjadi hamba-Nya yang bersyukur, dan hal itu
memudahkannya menuju syurga.
Dalam perkembangannya, Pendidikan Islam di Indonesia ditandai
dengan munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, mulai dari
yang amat sederhana, sampai dengan tahap-tahap yang sudah terhitung
modern dan lengkap. Lembaga pendidikan Islam telah memainkan perannya
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan zamannya. Perkembangan lembaga-
lembaga pendidikan tersebut telah mearik para ahli baik dari dalam maupun
luar negeri untuk melakukan studi ilmiah secara konferensif. Dan kini sudah
banyak sekali hasil karya penelitian para ahli yang menginformasikan
tentang pertumbukhan dan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan
Islam tersebut.
Lalu munculnya kerajaan Islam merupakan salah satu perjalanan
sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan
Islam yang disertai kebiijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai
sejarah Islam di Indonesia. Terlebih agama Islam juga pernah dijadikan
sebagai agama resmi Negara atau kerajaan pada saat itu.
Tumbuhnya kerajaan Islam sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di
Indonesia ini jelas sangat berpengaruh sekali dalam proses islamisasi atau
pendidikan Islam di Indonesia, yaitu sebagai suatu wadah atau lembaga
yang dapat mempermudah penyebaran Islam di Indonesia. Ketika kekuasaan
1
politik Islam semakin kokoh dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam,
pendidikan islam semakin memeproleh perhatian, karena kekuatan politik
digabungkan dnegan semangat para Mubaligh untuk mengajarkan Islam
merupakan dua sayap kembar yang memeprcepat tersebarnya Islam ke
berbagai wilayah di Indonesia.
Kejayaan kerajaan islam di Nusantara ini berkisar pada Abad ke-13
sampai Abad ke-16. Adapun latar belakang munculnya kerajaan-kerajaan
Islam didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan
perdagangan-perdagangan Islam dari Arab, India, Persia, serta Tiongkok.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada materi ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana peranan Kerajaan Islam dalam proses Islamisasi?
2. Lembaga-lembaga apa saja yang digunakan pada masa Kerajaan
Islam?
3. Bagaimana pengaruh Kerajaan Islam terhadap Pendidikan Islam
di Indonesia?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk menjelasakan
beberapa materi sebagai berikut :
1. Peranan Kerajaan Islam dalam proses Islamisasi.
2. Lembaga Pendidikan Islam pada masa Kerajaan Islam.
3. Pengaruh Kerajaan Islam terhadap Pendidikan Islam di
Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002) hlm. 277
2
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abda ke-21, (Jakarta : Pustaka Al-Husna,
1988), cet 1, hlm.12-13.
3
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002) hlm. 278
3
Pendidikan Islam itu sendiri, yaitu mewarisi nilai-nilasi ajaran agama Isalm.
Hal ini sangat beralasan mengingat aspek-aspek kurikulum yang ada
menyajikan seluruhnya memasukkan mata pelajaran agama Islam secara
komprehensif dan terpadu sementara di Lembaba Pendidikan Islam
kurikulum pendidikan agama Islam menjadi konsentrasi dan titik tekan.
4
kaidah bacaan, serta diberi pendidikan keimanan ibadah dan
akhlak pula.
2. Pesantren
Ditinjau dari segi sejarah, belum ada kepastian tentang
kapan pertama kali berdirinya pesantren, ada pendapat
mengatakan bahwa pesantren telah tumbuh sejak awal
masuknya Islam ke Indonesia, sementara yang lain berpendapat
bahwa pesantren baru muncul pada masa Walisongo dan
Maulana Malik Ibrahim dipandang sebagai orang yang pertama
kali mendidikan pesantren.
Inti dari pesantren adalah pendidikan ilmu agama, dan
sikap beragama. Karenanya mata pelajaran yang diajarkan
semata-mata pelajaran agama, oada tingkat dasar anak didik
baru diperkenalkan tentang dasar agama, dan al-Qur’an AL-
Karim. Setelah berlangsung beberapa lama pada saat anak didik
telah memiliki kecerdasan tertentu, maka mulailah diajarkan
kitab-kitab klasik. Kitab-kitab klasik ini juga diklasifikasikan
menjadi tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat tinggi.4
3. Meunasah, Rangkang, dan Dayah
Secara epistemologi, meunasah berasal dari perkataan
madrasah, tempat belajar atau sekolah. Ditinjau dari segi
pendidikan awal bagi anak-anak yang dapat disamakan dengan
tingkatan sekolah dasar. Dimeunasah diajarkan menulis,
membaca, huruf arab, ilmu agama dan akhlak. Meunasah
dipimpin oleh Tengku Meunasah yang bertugas untuk membina
agama di suatu tempat-tempat tertentu.
Rangkang adalah tempat tinggal murid, yang dibantun
disekitar masjid. Disetiap kampung harus ada satu meunasah.
Pendidikan di Rangkang ini terpusat kepada pendidikan agama,
4
Zuharini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 136.
5
disini telah diajarkan kitab-kitab yang berbahasa arab. Tingkat
pendidikan ini jika dibandingkan dengan sekolah saat ini
setingkat dengan sekolah menengah pertama. Sistem pendidikan
di Rangkang ini sama dengan sistem pendidikan di Pesantren.
Murid-murid duduk melingkar dan guru menerangkan pelajaran,
berbentuk halakah, metode yang disampaikan di dunia pesantren
disebut dengan wetonan dan sorogan.5
Dayah berasal dari bahasa Arab zawiyah. Kata zawiyah
pada mulanya merujuk kepada sudut dari kata bangunan, dan
sering di kaitkan dengan masjid. Disudut masjid itulah terjadi
proses pendidikan antara pendidik dan terdidik. Dayah adalah
sebuah lembaga pendidikan yang ,engajarkan mata pelajaran
agama yang bersumber dari bahasa arab, misalnya fiqh, bahasa
arab, tauhid, tasawuf, dll. Tingkat pendidikannya setara dengan
sekolah menengah akhir.
4. Surau
Dalam KBBI, surau diartikan sebagai tempat (rumah)
umat Islam melakukan ibadahnya (bersembahyang, mengaji,
dsb.), pengertian ini dirnci mempunyai arti bahwa surau berarti
suatu tempat bangunan kecil untuk tempat shalat, tempat belajar
mengaji anak-anak, tempat wirid (pengajian agama) bagi orang
dewasa.
Surau berfungsi sebagai lembaga sosial budaya, fungsinya
sebagai tempat pertemuan para pemuda dalam upaya
mensosialisasikan diri mereka. Selain itu juga berfungsi sebagai
tempat bersinggahan dan peristirahatan para musafir yang
sedang menempuh perjalanan.
Sistem pendidikan di surau banyak kemiripannya dengan
sistem pendidikan di Pesantren. Murid tidak terikat dengan
5
Zuharini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 142.
6
sistem administrasi yang ketat, Syekh atau Guru mengajar
dengan murid yang berpindah ke surau lain apabila dia telah
merasa cukup memperoleh ilmu di surau terdahulu.
6
Hasbulah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo, 2000.
7
langgar. Nasehat-nasehat secara langsung bisa diberikan
terutama yang berkenaan dengan persoalan-persoalan faktual
yang dihadapi masyarakat. Cara ini dianggap efektif karena
mampu menyelesaikan permasalahan secara langsung dan
kontekstual.
2) Teladan yang baik. Metode ini cenderung menonjolkan sisi
karismatika personal. Dengan penampilan pribadi yang agung
dan mengesankan menonjolkan segi tingkah laku yang baik dan
terpuji, akan dapat melahirkan daya tarik dan perhatian yang
besar para murid sehingga guru untuk ditiru dan diteladani,
ajarannya diamalkan. Penampilan kepribadian ini pada mulanya
merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam
dakwah Islam, karena tampil dengan sosok mengesankan efektif
menciptakan pengidolaan yang pada akhirnya keteladanan.
3) Media seni dan permainan. Seni adalah metode dakwah yang
efektif pada masa lalu. Hal ini jelas terlihat seperti apa yang
telah dilakukan oleh para penganjur agama di Jawa melalui seni
wayang. Begitu pula yang lain, misalnya maulid Nabi
Muhammat di daerah Solo dan Yogyakarta yang mengunakan
gamelan sekaten. Kata sekaten diambil dari bahasa
Arab,syahadatain yang artinya dua kalimat syahadat yang
merupakan pernyataan keislaman secara individual.7
7
Junaedi, Machbud. 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.Jakarta: Surya Grafindo,
1990.
8
lain terutama dari Timur Tengah.8 Meskipun sebelumnya telah muncul
beberapa pemuda Nusantara yang telah menimba ilmu pengetahuan Islam di
Mekah, seperti Nuruddin al-Raniriy (1658) dari Aceh, Muhammad Arsyad
al-Banjariy (1812) dari Martapura, Banjarmasin.9
8
Al-Arasyi, Muhammad Athiyah. al-Tarbiyah wa Falsafâtuha. Mesir: Isa al-Bâbi al-Halabi, 1975.
9
Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama. Bandung: Mizan, 1995. Pendidikan Kewargaan. Jakarta;
ICCE UIN Syarif Hidayatul-lah, 2000.
10
Faisal, Yusuf Amir. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
9
jiwa patriotisme terhadap para murid-murid mereka serta pengaruh mereka
yang luas terhadap masyarakat di sekitarnya. Di samping itu para ulama
juga membangun tali silaturrahmi yang erat dengan para pemimpin bangsa
di penjuru tanah air Indonesia.11
11
Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama. Bandung: Mizan, 1995.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lembaga Pendidikan Islam adalah suatu sistem peraturan yang
bersifat mujarrad, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma,
ideology-ideologi, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis, termasuk perlengkapan material dan organisasi simbiolik, yang
berisi kelompok manusia yang terdiri dari individu-indiviidu yang dibentuk
dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-
tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut adalah
masjid, sekolah, kuttab, dsb.
Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang muncul di Indonesia pada
masa Kerajaan Islam ada : Masjid dan Langgar; Pesantren; Meunasah,
Rangkang, dan Dayah; serta Langgar. Keempat lembaga tersebuut sama-
sama digunakan untuk proses pendidikan yang khusus mengajarkan ajaran
Islam, perbedaannya hanya ada ditingkatan pembelajarannya saja.
Perkembangan pendidikan di era ini tidak dapat dileapskan dari
peranan munculnya kerajaan-kerajaan Islam saat itu. Seperti Kerajaan
Samudera Pasai (1297), Kerajaan Aceh (1514), Kerajaan Demak (1500),
Kerajaan Gowa Talo (Makassar) pada abad ke-17. Peran kerajaan ini
menurut Hasjimi dibuktikan ketika Iskandar Muda berkuasa (1607-1636) di
Aceh banyak didirikan lembaga pendidikan.
B. SARAN
Dari kami memohon maaf jika masih ada kesalahan serta kekurangan
dari makalah ini, kami mengharap adanya kritik serta saran dari teman-
teman untuk membantu menyempurnakan makalah ini. Dengan begitu
makalah ini dapat membantu serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.
11
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Yusuf Amir. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press,
1995.
hlm. 277hlm.12-13.