Anda di halaman 1dari 3

Laut dalam  

merupakan bagian habitat terbesar di Bumi, menempati hingga 95


persen dari ruang kehidupan di planet, tapi juga merupakan lingkungan paling
jarang dijelajahi.
Sangat sedikit yang diketahui tentang laut dalam dan kehidupan di dalamnya
karena kedalaman air laut membuat para ahli kesulitan.

Faktanya, manusia lebih banyak mengetahui fakta tentang permukaan Bulan


daripada tentang laut dalam.

Laut dalam memiliki tingkatan yang berbeda-beda. 200 meter pertama mencakup
lautan terbuka.

Sebagian besar kehidupan laut yang dikenal manusia hidup pada kedalaman
tersebut, di mana cahaya Matahari masih ada.

Di bawah 200 meter, hanya tersisa sedikit cahaya. Itu adalah Twilight Zone.

Setelah melewati 1.000 meter, tidak ada cahaya yang masuk sama sekali dan
bagian tersebut telah mencapai laut dalam.

Ada beberapa fakta yang telah diketahui tentang laut dalam. Dilansir dari Passport
Ocean, berikut ini lima fakta mencengangkan seputar laut dalam:
1. Laut dalam lebih dalam dari Gunung Everest
Meskipun ada beberapa orang yang berani mendaki Gunung Everest, namun
jumlah orang yang pernah menyelam ke titik terdalam lautan jauh lebih sedikit.

Titik terdalam lautan terletak di Palung Mariana yang dikenal sebagai Challenger
Deep.

Jarak dari permukaan laut ke dasar Challenger Deep hampir 11 kilometer atau 7
mil. Jika Gunung Everest dimasukkan ke dalam Challenger Deep, jaraknya masih
lebih dari satu mil dari permukaan air.

Pada kedalaman itu, suhunya berada edikit di atas titik beku, tekanannya lebih
dari 1000 kali lipat dari yang ada di permukaan, dan banyak ikan serta
invertebrata yang hidup di dasar laut.

2. Manusia memiliki peta Mars yang lebih baik daripada laut dalam
Menurut NASA, hanya antara lima hingga 15 persen dari kedalaman laut yang
telah disurvei dengan teknik sonar tradisional pada saat itu.

Ini karena pemindaian laut dalam memakan banyak biaya dan waktu. Dalam
kebanyakan kasus, pemindaian dilakukan di tempat-tempat yang dilalui kapal.
Planet Mars. [Bruno Albino/Pixabay]

1
Rute pengiriman kapal yang populer telah tercakup dalam survei, tetapi tidak ada
penambahan.

Para ahli berharap dapat mensurvei bagian terdalam lautan lebih cepat dengan
biaya yang lebih murah di masa depan dengan bantuan drone bawah air.

3. Banyak organisme laut dalam dapat menghasilkan cahaya sendiri


Di lautan yang gelap, banyak organisme menghasilkan cahaya sendiri yang
disebut bioluminescence untuk bertahan hidup.

Beberapa ikan memiliki memiliki juntai yang menyala di depan mulutnya untuk
menarik mangsa. Sementara cumi-cumi laut dalam cenderung menembakkan
cairan berbahaya, alih-alih tinta, untuk mengelabui predator.

Cacing dan krustasea kecil juga menggunakan bioluminescence untuk menarik


pasangan.

Di laut dalam, bioluminescence sangat umum dan karena laut dalam sangat luas,
bioluminescence mungkin merupakan bentuk komunikasi sesama hewan yang
tinggal di laut dalam.

4. Ikan laut dalam terbesar adalah Greenland Shark


Ikan terbesar yang pernah hidup di laut dalam adalah Greenland Shark dan sering
salah diidentifikasi sebagai Great White Shark karena ukurannya yang besar.

Ikan ini mampu tumbuh dengan panjang mencapai hingga 7,2 meter dan berat
mencapai 1.400 kilogram.

Greenland Shark memiliki nafsu makan yang tinggi dan hampir memakan apa
saja. Biasanya predator ini akan memakan belut, lumpfish, flounder, dan hiu kecil
lainnya, tetapi hiu ini juga akan memakan bangkai.

Greenland Shark juga diketahui memakan hewan darat. Beruang kutub, rusa
kutub, tulang kuda, dan kulit rusa pernah ditemukan di dalam perutnya.

Hiu ini jarang terlihat di alam liar. Baru pada 1995 para ilmuwan dapat menangkap
gambar pertama Greenland Shark yang berenang di habitat aslinya.

Kemudian pada 2003, para ahli berhasil merekam video seekor Greenland Shark
sedang berenang.

5. Tantangan terbesar di laut dalam adalah tekanan


Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh penjelajah atau penyelam bawah
laut adalah tekanan.

2
Untuk setiap 10 meter perjalanan lebih dalam ke laut, tekanan akan bertambah
6,47 kilogram pada setiap inci persegi lautan.

Untuk dapat turun ke kedalaman laut yang lebih dalam, ilmuwan dan penjelajah
harus menggunakan peralatan dirancang khusus, seperti kendaraan dioperasikan
dari jarak jauh (ROV) dan kapal selam berawak yang dapat beroperasi di bawah
tekanan ekstrim.

Sebuah ROV yang menyelam ke kedalaman 2.000 meter mengalami lebih dari
1.270 kilogram gaya yang diberikan pada setiap inci persegi permukaannya.

Anda mungkin juga menyukai