Oleh:
ANWAR
2240101031
ABYSSAL RISE
Kedalaman abyssal plain adalah area laut yang sangat dalam, terletak jauh di bawah
permukaan laut, dan cenderung memiliki tekanan yang sangat tinggi serta kurangnya
cahaya matahari. Meskipun lingkungan ini sangat keras, masih ada sejumlah organisme
tidak bertulang belakang yang telah beradaptasi untuk hidup di sana. Beberapa contoh
hewan air tidak bertulang belakang yang hidup di kedalaman abyssal plain adalah:
• Polychaeta: Polychaeta adalah kelompok cacing yang sering ditemukan di dasar
laut abyssal plain. Mereka memiliki berbagai bentuk tubuh dan sering berperan sebagai
pemakan detritus.
• Holothuroidea (Teripang): Teripang abyssal adalah organisme yang hidup di
kedalaman abyssal plain. Mereka adalah penghancur dasar laut yang memakan sisa-sisa
organik.
• Isopoda: Isopoda adalah kelompok krustasea yang juga dapat ditemukan di
abyssal plain. Mereka termasuk krustasea yang memiliki bentuk tubuh yang datar.
• Amfipoda: Amfipoda adalah krustasea kecil yang banyak ditemukan di
lingkungan laut dalam termasuk abyssal plain.
• Bivalvia: Beberapa jenis kerang dan tiram juga dapat ditemukan di dasar laut
abyssal plain.
• Cumi-Cumi Abyssal: Cumi-cumi abyssal seperti Architeuthis adalah contoh cumi-
cumi yang dapat ditemukan di kedalaman abyssal plain.
• Foraminifera Abyssal: Foraminifera adalah protista yang memiliki cangkang dan
banyak ditemukan di sedimen abyssal plain.
• Spongia (Porifera): Beberapa jenis spons juga dapat ditemukan di dasar laut
abyssal plain.
• Nematoda Abyssal: Nematoda, yang juga dikenal sebagai cacing bulu, dapat
ditemukan di kedalaman ini.
HEWAN AVERTEBRATA YANG HIDUP DIKEDALAMAN 6.000 METER, HEWAN APA DAN APA
YANG ,MEMBUAT MEREKA HIDUP
Ada sejumlah hewan tidak bertulang belakang yang dapat hidup di kedalaman
laut sekitar 6.000 meter atau lebih dalam, di zona yang dikenal sebagai hadal zone atau
zona hadal. Kedalaman ini mencakup lingkungan yang sangat keras, dengan tekanan air
yang sangat tinggi, suhu yang rendah, dan kurangnya cahaya matahari. Beberapa hewan
yang ditemukan di zona hadal adalah:
• Ampipoda: Amfipoda adalah kelompok krustasea kecil yang sering ditemukan di
dasar laut dalam, termasuk zona hadal.
• Polychaeta: Cacing polychaeta yang beradaptasi dengan baik dengan kondisi
lingkungan yang ekstrem ini juga ditemukan di zona hadal.
• Cumi-cumi Abyssal: Beberapa jenis cumi-cumi abyssal, seperti Architeuthis,
dapat ditemukan di kedalaman ini.
• Mollusca Abyssal: Beberapa spesies siput laut dan kerang juga dapat ditemukan
di zona hadal.
• Isopoda Abyssal: Isopoda, yang termasuk dalam kelompok krustasea, juga
ditemukan di dasar laut dalam, termasuk zona hadal.
Apa yang membuat hewan-hewan ini dapat bertahan hidup di kedalaman sekitar 6.000
meter adalah sejumlah adaptasi yang mereka miliki:
• Adaptasi Terhadap Tekanan: Organisme di zona hadal telah mengembangkan
struktur tubuh yang kuat dan tahan tekanan yang tinggi. Kepala, kaki, dan tubuh mereka
dapat menahan tekanan ekstrem yang ada di dasar laut dalam.
• Adaptasi Terhadap Suhu: Organisme di zona hadal sering kali memiliki adaptasi
untuk bertahan hidup dalam suhu yang sangat rendah yang umum di lingkungan ini.
Beberapa di antaranya memiliki sistem peredaran darah yang mengandung antifreeze
proteins untuk mencegah pembekuan.
• Adaptasi Terhadap Kekurangan Cahaya: Dengan sedikitnya cahaya matahari yang
mencapai zona hadal, beberapa organisme telah mengembangkan kemampuan untuk
menghasilkan cahaya sendiri (bioluminesensi) sebagai cara untuk berkomunikasi,
mencari makanan, atau menghindari predator.
• Adaptasi Terhadap Kekurangan Makanan: Karena makanan di zona hadal cukup
langka, organisme-organisme ini sering memiliki adaptasi khusus untuk menangkap
mangsa yang lewat atau memproses sumber daya makanan yang langka.
• Adaptasi Reproduksi: Beberapa organisme di zona hadal memiliki strategi
reproduksi yang berbeda, seperti reproduksi yang jarang tetapi menghasilkan banyak
keturunan untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.
• Adaptasi Terhadap Oksigen Terbatas: Kehidupan di zona hadal juga menghadapi
kekurangan oksigen, dan beberapa organisme telah mengembangkan adaptasi untuk
mengambil oksigen dari air yang memiliki konsentrasi oksigen yang sangat rendah.