Anda di halaman 1dari 37

CRUSTACE

A KECIL
Kelompok 9 :
EARLY ROSYIDAH 205080500111037
AUDINI ANUGRA FITRI 205080500111041
ANDRE S. SIANTURI 205080500111059
ENTOMOSTRACA
(Udang Tingkat Rendah)

 Kelompok Entomostraca umumnya


merupakan penyusun zooplankton,
melayang-layang di dalam air dan
merupakan makanan ikan.
01 Branchiopoda

• Brachys : pendek dan pous : kaki


• Branchiopoda adalah hewan laut yang hidup dibawah cangkang
yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk.
• Ciri-ciri :
- tubuhnya tembus cahaya (transparant)
- berukuran 0,2 5mm – 10 cm
- alat gerak berupa antena
- hidup sebagai zooplabkton di air laut dan air tawar.
• Pembiakan : partheogenesis.
• Contoh : Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
02 Ostracoda

• Hidup di air laut dan air tawar sebagai


plankton
• Ciri-ciri:
- tubuhnya kecil
- dapat bergerak dengan antena
• Contoh : Cypris candida, Codona suburdana.
03 Copecoda

• cope : dayung dan pous : kaki


• Ciri-ciri:
- hidup sebagai parasit pada insang dan sirip ikan
- tidak memiliki mulut
- menyerap makanan langsung dari inangnya
- copepoda jantan memiliki tubuh yang lebih
kecil dari berina
• berperan sebagai parasit
• contoh: Argulus indicus dan Cylops
04 Cirripedia

• Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapas.


• Ciri-ciri:
- hidup dilaut dengan menempel pada batu
- melekat pada dasar kapal
- mengapung di permukaan laut
- beberapa diantaranya hidup sebagai parasit
pada hewan
- bentuk tubuhnya seperti kerang.
• Contoh : Lepas atau Bernakel dan Sacculina
Daphnia
● Daphnia disebut juga kutu air
● Daphniidae terdiri atas banyak spesies yaitu ± 400 spesies dan distribusinya sangat
luas
● Memakan bakteri, fitoplankton, ciliate, detritus hingga protista yang berukuran
micro.
● Bersifat non selective filter feeder
● mudah dikultur dan waktu panen cepat
Klasifikasi Daphnia

Klasifikasi Daphnia adalah sebagai berikut:


● Kingdom : Animalia
● Filum : Arthropoda
● Subfilum : Crustacea
● Klas : Branchiopoda
● Ordo : Cladocera
● Famili : Daphniidae
● Subgenus : Daphnia
● Spesis : D. pulex atau
● Subgenus : Ctenodaphnia
● Spesis : D. magna
Habitat Daphnia
● Tersebar di perairan tawar, seperti kolam atau danau.
● Kehidupan Daphnia dipengaruhi faktor ekologi perairan, yaitu:
- Suhu = bervariasi
- Oksigen terlarut = 3,5 ppm
- pH = 7,1-8,0
Morfologi Daphnia

● Berukuran 1-3 mm, tubuhnya lonjong, ruas/


segmen (ruas tidak terlihat jelas)
● Transparan
● Bagian kepala:
- Mata majemuk
- Ocellus
- Antena :
 Antena pertama (antennule)= alat
penciuman
 Antena kedua= alat berenang
Morfologi Daphnia

● Cangkang dari kitin


● Ruang yang terletak di antara cangkang dan
tubuh bagian dorsal, berfungsi sebagai
tempat pengeraman dan perkembangan telur.
● Warna berbeda-beda tergantung habitatnya,
dan apa yang dimakan.
Cara makan dan Pencernaannya
● Makanan dikumpulkan dengan bantuan alat penyaringan, yang terdiri dari filopoda
yang menghasilkan aliran air. Saat arus mengalir dari anterior ke posterior, Daphnia
mengumpulkan partikel yang dipindahkan ke alur makanan oleh setae khusus.
● Usus berbentuk tabung dengan tiga bagian, yaitu kerongkongan, usus tengah
dan usus belakang.
● Ada dua ceca pencernaan kecil (divertikula)
● Terjadi kontraksi peristaltik dinding usus ketika makanan melalui usus, tetapi
membran peritrofik yang berisi makanan akan mencegahnya memasuki ceca.
● Makanan dikeluarkan dari usus belakang dengan gerakan peristaltic, tetapi
juga membutuhkan tekanan dari partikel makanan yang baru didapat.
Sistem Peredaran Darah Daphnia

● Daphnia memiliki sirkulasi darah terbuka, sel darah


akan mengalir cepat melalui rongga tubuh.
● Jantung terletak di bagian dorsal dan anterior dari
ruang pengeraman (brood chamber).
● Oxy-hemoglobin terjadi karena parasit tertentu yang
menyebabkan hemolimf menjadi berwarna merah
Sistem Saraf Daphnia
● Sistem saraf dicirikan oleh ganglion serebral, yang terletak di dekat usus dan di dekat
mata.
● Daphnia remaja dan dewasa memiliki satu mata majemuk besar, sedangkan embrio
menunjukkan dua bintik mata kecoklatan yang menyatu selama akhir perkembangan.
● Oselli terletak di antara mulut dan mata majemuk di atas ganglion serebral
Sistem Reproduksi Daphnia

● Berkembang biak secara parthenogenesis


(aseksual) dan seksual.
● Telur berkembang dan menetas menjadi
embrio kemudian tumbuh menjadi Daphnia
yang berlangsung di dalam ruang penetasan.
● Anak Daphnia akan dikeluarkan dari ruang
penetasan ketika induk mengalami pergantian
kulit.
● Pada saat kondisi kurang baik, produksi telur
secara partenogenesis menjadi berkurang
bahkan beberapa menetas dan keluar
berkembang menjadi individu jantan.
● Jantan bereproduksi secara seksual yang selalu
menghasilkan dua telur dorman.
Siklus Hidup Daphnia
● Selama hidup mengalami 4 periode: telur, juvenile, remaja, dewasa.
● Telur dilepas ke brood chamber→segmentasi→instar juvenile pertama dilepas dr
brood chamber.
● Siklus hidup Daphnia bervariasi tergantung pada spesies dan lingkungannya.
● mengalami pergantian kulit pada stadia anak sebanyak 2-5 kali, remaja 1 kali dan
dewasa beberapa kali tergantung jenisnya.
● Pergantian kulit pada waktu dewasa selalu diikuti oleh pembentukan sekelompok
telur baru dalam ovarium
Peranan Daphnia
Memiliki peranan menguntungkan:
1. Pakan ikan konsumsi, ikan hias, dan larva lobster air tawar.
2. Bioindikator perairan
3. Pembersih lingkungan tercemar.
4. Sebagai bahan baku penghasil kitin digunakan untuk bahan penggumpalan, bahan
penyembuh luka bakar, bahan stabilisator kertas dan bahan antara untuk obat obatan
serta gen.
TERITIP
Pengertian Teritip

Teritip adalah artropoda anggota infrakelas Cirripedia,
subfilum Crustacea, sehingga berkerabat
dengan kepiting dan udang. Hewan ini hanya
ditemukan di air laut dan cenderung menyukai
perairan dangkal atau pasang yang bergelombang kuat
Klasifikasi

Filum : Arthropoda
Sub Filum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Sub Kelas : Cirripedia
Ordo : Thoracica
Sub Ordo : Balanomorpha
Famili : Balanidae
Sub Famili : Balaninae
Genus : Balanus
Spesies : Balanus spp. (Foster, 1978)
Anatomi
• Teritip memiliki 6 tentakel atau yang biasa disebut dengan “cirri”.

• Enam tentakel tersebut dilengkapi dengan bulu-bulu yang


berfungsi untuk menarik air ke dalam cangkang.

• Ketika air laut pasang, teritip mengeluarkan tentakel dan


memperluas bulu-bulunya. Bulu-bulu tersebut tersegmentasi
untuk mengumpulkan plankton dari air.

• Setelah mendapatkan makanan, tentakel membentuk seperti


sendok dimana partikel-partikel makanan yang didapatkan
diteruskan ke mulut.

• Tentakel kedua digunakan untuk menyaring kadar polusi dan


mendeteksi perubahan kondisi air,
Morfologi

Stadium larva terbagi dua yakni larva nauplii dan larva


"cypris"

• Bentuk cangkang pada stadium larva nauplii seperti


segitiga dan larva cypris berbentuk bivalva
larva nauplii
• Pada bagian anterior dari larva cypris terdapat mata
yang sederhana, kelenjar penghasil "cement" dan
"antenula"
• Cangkang dewasa tumbuh setelah cangkang bivalva
hilang
larva cypris
Siklus hidup

• Kehidupan teritip melalui dua stadium, yaitu


stadium larva yang bersifat planktonis dan
stadium dewasa bersifat menempel
• Hampir semua benda-benda yang terendam
dalam air laut merupakan substrat yang baik
bagi teritip misalnya batu, besi, dasar perahu,
lunas-lunas kapal, dll
• Sifat alami menempel permanen pada
substrat yang daya tahannya cukup kuat
terhadap perubahan lingkungan yang besar
Habitat

• Teritip dapat hidup di daerah estuaria dan marga ini


hidup komensal dengan hewan lain seperti ikan paus,
kepiting dan ular laut.
• Hampir semua benda-benda yang terendam dalam air
laut misalnya batu, besi, dasar perahu, lunas-lunas
kapal dll
• muara dan teluk yang beriklim sedang, subtropik dan
tropik bisa merupakan substrat yang baik bagi teritip
Reproduksi

Berkembang biak secara hermaprodi yaitu tidak membuahi telurnya sendiri


tetapi menyemprotkan spermanya kepada teritip lain yang terdekat. Teritip
melakukan fertilisasi (pembuahan) secara internal yang terjadi dalam rongga
tubuh. Pembuahan dapat berlangsung apabila sperma membuahi sel telur. Telur
yang telah dibuahi dieramkan dalam rongga tubuh sampai menjadi larva naupli.
Larva naupli dicurahkan ke laut sebulan setelah penetasant.
Peranan dalam kehidupan

• Teritip sering menempel pada struktur sintetis,


terkadang pada kerusakan struktu, Khususnya dalam
kasus kapal
• Beberapa jenis teritip dapat dimakan oleh manusia,
termasuk teritip angsa Jepang, dan teritip angsa
makanan lezat di Spanyol dan Portugal
ARGULUS
Pengertian Argulus

• Argulus sp. adalah salah satu parasit eksternal


yang paling banyak ditemukan menyerang ikan.
Argulus sp. merupakan kutu ikan penyebab
penyakit Argulosis atau juga dikenal dengan
istilah penyakit kutu ikan (fish louse)
• Argulus atau biasa disebut kutu ikan adalah
kelompok parasit dari sub filum crustasea dan
masuk dalam kelas maxillopoda.
Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum: Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : Maxillopoda

Order : Arguloida

Family : Argulidae

Genus : Argulus ; Müller, 1785


Anatomi

• Ukuran maksimalnya kurang dari 1cm, berbentuk oval, pipih


dorsoventral, memiliki titik mata pada karapasnya
• Tubuhnya terbagi menjadi kepala (karapas), thorax, dan abdomen.
• Throax memiliki 4 segmen dan abdomen berfusi seluruhnya
• Kaki-kaki di karapas termodifikasi menjadi bagian mulut dan sucker
• Di bagian thorax juga terdapat 4 pasang kaki yang belum
termodifikasi.
• Sucker terdapat di sisi bawah (permukaan dorsal) depan karapas.
• Stylet (sting) berukuran panjang terdapat di depan mulut di antara
antena.
• Abdomen tidak memiliki kaki dan bagian ujungnya berupa ekor yang
terbagi dua.
Morfologi

• Argulus sp. dewasa berdiameter 3 - 4 mm, sedangkan panjangnya


28 mm
• Pada tubuh argulus sp terdapat karapas yang berfungsi melindungi diri
dari taxic material disekitarnya.
• Selain itu terdapat pula 4 pasang maxillapoda lainnya yang tidak
mengalami modifikasi sehingga dapat bergerak bebas dari satu ikan ke
ikan lainnya
• Parasit jenis ini biasa ditemukan di belakang sirip atau sekitar kepala,
atau di lokasi terlindung.
• antenna yang termodifikasi membentuk mulut, memiliki belalai berduri
yang digunakan sebagai senjata untuk mengisap darah ikan
Siklus hidup

• Siklus hidup Argulus sp. terjadi selama 28 hari dimana


12 hari untuk fase telur dan menetas
• Fase larva sampai dewasa membutuhkan waktu
berkisar 16 hari
• Larva Argulus sp. dapat hidup tanpa ikan selama 36
jam sedangkan individu dewasa dapat hidup tanpa
inang selama 9 hari
• Jumlah telur yang dihasilkan individu betina antara 50 -
250 butir. Telur yang dihasilkan akan diletakkan pada
berbagai benda yang ada dalam perairan
• 5 ekor Argulus sp. sudah dapat membuat luka dan 19
ekor ikan nila
Habitat

• Argulus sp sering dijumpai pada ikan air tawar maupun ikan air laut.

• Argulus banyak ditemukan pada air laut serta air tawar seperti danau, sungai,
dan kolam budidaya

• Argulus japonicus hidup diperairan hangat dan banyak ditemukan pada musim
panas dan jarang ditemukan pada musim dingin
Reproduksi

• Reproduksi Argulus terjadi secara seksual dan


fertilisasi terjadi secara internal.
• Argulus menghasilkan telur dan diletakkan pada subtrat
keras berupa batu, tanaman air, atau benda lain yang ada di
dalam perairan
• Jumlah telur yang dihasilkan Argulus betina antara 50 - 250
butir
• telur Argulus menetas dalam 61 hari pada suhu 150C, 31
hari pada suhu 200C, 17 hari pada suhu 230C dan 10 hari
pada suhu 350C.
Peranan dalam kehidupan

Argulus merupakan salah satu organisme parasite


yang menyerang ikan pada bagian luar tubuh ikan, Infeksi
parasit ini dapat mengakibatkan ikan mengalami
penurunan berat badan, lemah, terjadi pendarahan dan
adanya infeksi sekunder, kerusakan lain dapat berupa
kerusakan organ kulit dan insang sehingga pertumbuhan
dan nilai penjualan ikan menurun.

Anda mungkin juga menyukai