Anda di halaman 1dari 27

DEEPSEA FISHES

(IKAN LAUT DALAM)


Apakah laut dalam itu ?
Lingkungan laut dalam
terletak di bawah kedalaman yang dapat diterangi
oleh cahaya matahari di laut terbuka

lebih dalam dari 200 meter serta diliputi suasana


gelap gulita sepanjang tahun (Nybakken, 1992).
Table 1. Zona-zona Fauna Laut Dalam

Cahaya Zona Pelagik Kedalaman (m) Zona Bentik Kedalaman (m)

Ada (fotik) Epipelagik (eufotik) 0 - 200 Paparan benua 0 – 200

Tidak ada Mesopelagik 200 – 1000 (?) Batial 200 -400 (?)
(afotik) Batipelagik (?) 1000 – 4000 (?) Abisal 4000 – 6000 ( ? )
Abisal pelagic (?) 4000 – 6000 (?) Hadal 6000 – 10000
Hadal pelagik 6000 – 10000

Menurut Hedgpet, 1957 dalam Nybakken, 1993.


Catatan : (?) = berubah-ubah.
2. Klasifikasi
Subdivisi : Teleostei
Infradivisi : Euteleostei
Superorder : Stenopterigii
Order : Stomiiformes
Famili : Gonostomatidae (bristlemouths)
Sternoptychidae (marine hatchet-fishes)
Photichthidae
Chauliodontidae (viperfishes)
Stomiidae (scaly dragonfishes)
Astronesthidae (snaggletooths)
Melatosmiidae (Scaleles black dragonfishes)
Melacosteidae (loosejaws)
Indiachantidae black dragonfishes
Carapidae (carapids)
Bythitidae (viviparous brotulas)
Aphyonidae
Order : Batrachoidiformes
Famili : Batrachoididae (toadfishes)
Order : Lophiiformes
Famili : Lophiidae (goosefishes)
Brachionichthyidae (warty anglers)
Antennariidae (frogfishes)
Chaunacidae (sea toads)
Ogcocepahalidae (batfishes)
Caulopphrynidae (fanfins)
Melanocitidae (black devils)
Diceratiidae
Himantolophidae (football fishes)
Oneirodidae (dreamers)
Thaumatichthyidae
Gigantactinidae (whipnoses)
Neoceratiidae
Centrophrynidae (deepsea anglerfish)
Ceratiidae (sea devils)
Lipnophyrynidae (netdevils)
Order : Gobiesociformes
Famili : Gobiesocidae (clingfishes)
Alabetidae (singleslits)
3. Karakteristik fisik laut dalam
a. Cahaya
b. Tekanan hidrostatik
c. Suhu
d. Oksigen
e. Makanan
3.2. Tekanan hidrostatik

tekanan hidrostatik factor lingkungan hidup laut


dalam kisaran terbesar

20 -1000 atm (penting dalam distribusi/ penyebaran


organisme)

tidak terdapat informasi terperinci

akibat langsung tekanan hidrostatik terhadap


kebanyakan organisme laut dalam
3.3 Suhu

• Thermoklin Suhu air cepat berubah dengan


bertambahnya kedalaman laut

Beberapa ratus meter sampai 1 km

3000 m – 4000 m Isothermal


3.4. Oksigen
• Laut dalam Miskin Oksigen

Tidak menyebabkan kadar


oksigen sangat menurun

500 -1000 m Zona Oksigen minimum


3.5. Makanan

Pakan Produksi primer di zona eufotik

Jarak dari sumber sekunder (serasah


organik)

• Sumber Pakan Langsung dimanfaatkan

Tidak dapat langsung


dimanfaatkan
4. Adaptasi organisme laut dalam

• warna Ikan-ikan Mesopelagik


(Abu-abu keperakan atau hitam kelam)

Ubur-ubur mesopelagic
(keperakan atau hitam kelam)
krustacea seperti kopepoda dan bermacam
udang ( merah)

Ikan-ikan Abisal dan batial


(sering tidak bewarna atau putih kotor dan
tampak nya tidak berpigmen.
• sepasang mata yang besar

A B

Gambar 1. A Laternfish; B Shining tubeshoulder. Kevin


Raskoff/MBARI (www.montereybayaquarium.org).
Mata yang sangat kecil atau bahkan tidak bermata
(bagian-bagian laut dalam yang terdalam (abisal pelagic dan hadal
pelagic) :

Gambar 2. Foto : Robison Ikan dengan mata yang tidak berkembang seekor belut
laut gulper eel (www.monterey bayaquarium.org.

- Adaptasi lain pada ikan laut dalam ialah mata berbentuk pipa tubular :

Gambar 3. Ikan dari genus Argyropelcus yang memilikid mata berbentuk


tubular (www.montereybayaquarium.org).
- Sebuah matanya lebih besar daripada mata lainnya :

Gambar 4. Foto: NOAA. Cumi-cumi luat dalam


(http://www.marinebio.com).
Langkanya pakan mengakibatkan terdapatnya beberapa adaptasi lain.
Kebanyakan ikan laut dalam mempunyai mulut yang besar, relative
lebih besar daripada ukuran tubuhnya, dibandingkan dengan ikan

penghuni habitat bahari lainnya

A B

Gambar 5. (A) Rahang berengsel, (B) Fangtooth, Ikan dengan mulut yang besar
(http://exploretheabyss.com/photo/gallery/html/benthic.htm
Respon lain terhadap langkanya pakan :
ikan pemancing yang menjadikan dirinya suatu perangkap dengan menggunakan
suatu bagian dari sirip dorsal yang telah mengalami modifikasi sebagai umpan.
Pada ikan pemancing umpan berbentuk suatu organ penghasil cahaya.

Gambar 6. Deepsea anglerfish Harbour Branch Oceanographic/Edith Widder, 2003


dalam www.montereybayaquarium.org).
Adaptasi lain yaitu pada ikan Ceratias dimana ikan jantan
berukuran sangat kecil dan menempel pada betina.

Gambar 7. Ikan Ceratias Jantan dan Betina


5. Bioluminesenses
Bioluminesens ialah produksi cahaya oleh
organisme hidup
Organ penghasil Fotofor
cahaya

Fotofor yang paling sederhana

terdiri dari serangkaian sel serupa kelenjar yang


menghasilkan cahaya atau suatu kelenjar berbentuk
mangkuk yang berisi suatu kultur bakteri yang
menhasilkan cahaya.
Fungsi bioluminesens sangat penting artinya untuk :

Menghindarkan diri dari pemangsaan


Fotofor Menghasilkan cahaya kilat
Sebagai umpan agar organisme yang
dimangsa sampai jarak jangkau terkaman

Menerangi daerah skeliling

bertalian dengan pengenalan


-memungkinkan organisme untuk mengenal
kerabat spesiesnya
- untuk menemukan pasangan bagi keperluan
reproduksi.
Beberapa contoh hewan yang mengeluarkan cahaya pada
waktu-waktu tertentu :

Gambar 4. Anglerfish. Foto: Bruce Robinson dalam www.montereybayaquarium.org.

Gambar 5. Midwater jelly Kevin Raskoff/MBARI (www.montereybayaquarium.org


7. Pola reproduksi
reproduksi berlangsung konstan sepanjang tahun,
tanpa ada puncak musiman (Rokop, 174).

Terdapat dua pola umum pada proses reproduksi hewan


laut dalam. :
Pola pertama :
stadium awal bagian perairan yang terang (di
dekat permukaan air )

Kemudia organisme muda usia bermigrasi ke


kedalaman-kedalaman yang biasa dihuni oleh
organisme dewasa dan disini tumbuh dewasa atau
bermetamorfosis.
Contoh : ikan Ceratoidea, Myctophidae Stomiatoidae,
serta jenis cumi-cumi tertentu
pola kedua :

migrasi tidak berlangsung stadium muda usia


berlangsung pada
tempat yang dihuni para
organisme dewasa

Contoh : Vampyroteusthis infernalis (Cephalopoda)


dan udang-udang tertentu.
6. Komunitas Hydrothermal vent
Terbentuknya sumur hidrotermal

akibat dari perekahan bumi

dihasilkan celah-celah pada litosfir

peresapan air laut menuju kamar magma dan semburan


lava ke permukaan sumur hidrotermal

Lava yang terpencar pada permukaan sumur hidrotermal


mempunyai sifat panas, cair dan pijar, lava tersebut berasal
dari bawah lapisan litosfir dan disebut sebagai Astenosfir
(Roritasari,1992)
Sumur hidrotermal secara garis besar dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :

• white smoker sumur hidrotermal yang


mengeluarkan asap putih

• black smoker sumur hidrotermal yang


mengeluarkan asap hitam
Sekian

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai