Anda di halaman 1dari 4

Materi tugas video planktonologi

HARPATICOID LAUT

Taksonomi

Kingdom : Animalia

Filum : Anthropoda

Kelas : Maxillopoda

Ordo : Harpacticoid

Harpacticoid merupakan bentik Copepoda yang dapat ditemukan di habitat air laut dan air tawar.
Harpacticoid tergolong kelompok meiofauna terbesar kedua setelah nematoda.

Spesies harpacticoida bersifat kosmopolitan banyak hidup sebagai benthik dan jumlahnya berlimpah
pada lingkungan interesterial (perairan). Hidup pada lapisan 1-2 cm di atas sedimen. Kelimpahan
Harpacticoida sebagai komunitas benthik menambah luas ukuran partikel sedimen serta memelihara
ukuran sedimen (Hicks & Coull, 1983) hanya sedikit yang hidup sebagai plankton. Harpacticoida yang
hidup sebagai plankton akibat terlepas dari dasar laut oleh gelombang dan arus, sehingga dia hidup
mengembara sebagai plankton.

copepoda Harpacticoida umumnya bersifat detrivora (pemakan detritus) dan dapat beradaptasi
dengan pakan dari berbagai jenis mikroalga dan juga memakan bakteri (Lavens & Sorgelos, 1996),
lebih toleran terhadap perubahan kondisi lingkungan yang mempunyai produktivitas tinggi dan
dapat dikultur dalam kepadatan yang tinggi (Kahan et al., 1982). Berdasarkan hal tersebut maka
Harpacticoida sangat potensial untuk dikembangkan

Morfologi Ordo Harpacticoida

 Antenna pertama pendek

 Tubuh langsing

 Artikulasi antara ruas dengan kaki keempat dan kelima tidak jelas

 Copepoda yang sangat kecil, dengan antenna yang pendek

 Abdomen tidak dapat dibedakan dengan toraks.

 Panjangnya tidak lebih dari 1 mm, sebagian besar spesies berukuran lebih kecil lagi.

 Sendi utama dalam tubuh terletak di antara segmen tubuh keempat dan kelima.

Ciri-ciri Ordo Harpacticoida

 Umumnya sebagai benthos di laut dan air tawar

 Pemakan bakteri dan detritus

 Memiliki perut yang luas , dan seringkali memiliki tubuh agak seperti cacing .

 Penghuni dasar perairan merayap atau meliang dalam substrat menggunakan kaki thorax dan
gerak undulasi tubuh.
Spesies Harpacticoid di Laut

1. Tigriopus fulvus
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Hexanauplia
Subkelas : Copepoda
Ordo : Harpacticoida
Famili : Harpacticidae
Genus : Tigriopus
Spesies : Tigriopus fulvus

Tigriopus sp. merupakan salah satu harpaticoid yang sifatnya epibenthic, mempunyai ukuran
tubuh 0,2-2,00 mm dan mempunyai eksoskeleton yang keras dan termasuk organisme
meiobenthos. Meiobenthos merupakan organisme interstitial yang hidup pada ruang di
antara partikel sedimen. Mereka terdapat pada butiran pasir dan lumpur pada perairan
tawar, daerah pesisir pantai dan dasar laut.

2. Microsetella norvegica
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Hexanauplia
Subkelas : Copepoda
Ordo : Harpacticoida
Famili : Ectinosomatidae
Genuas : Microsetella
Spesies : Microsetella norvegica

Microsetella norvegica memiliki tubuh ramping dan terkompresi secara lateral, dengan
ukuran tubuh betina: 0.35 - 0.53mm, jantan : 0,33 - 0,42 mm. Tersebar di samudera dan
pesisir, juga di zona epipelagik-batiopelagik (Epipelagik berada di antara permukaan laut
hingga kedalaman 200 meter/ Batiopelagik berada di kedalaman 200-2.500 meter). Tubuh
jantan lebih kecil dari betina. Betina membawa satu kantung telur dan dapat berkembang
biak lebih dari sekali.

3. Euterpina acutifrons
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Maxillopoda
Subclass : Copepoda
Ordo : Harpacticoida
Famili : Euterpinidae
Genus : Euterpina
Species : Euterpina acutifrons
Euterpina acutifrons memiliki ukuran tubuh betina (0,50 - 0,75 mm) dan jantan (0,50 - 0,56
mm). Bentuk tubuh unik dengan rostrum kokoh dan anterior cephalosome runcing tajam.
Hidup pada pesisir zona neritik dan epipelagis, bersifat kosmopolitan. kosmopolit adalah
sebuah bentuk dari spesies yang dimana akan tersebar secara luas hingga menyentuh ke
seluruh wilayah yang berada di penjuru dunia sehingga spesies tersebut akan dapat disebut
sebagai spesies komopolit.

DAFTAR PUSTAKA

Suwitra, I. N., A. Zailani dan M. Miniartini. 2020. Teknik Pemanenan Kopepoda Jenis Harpactipoda
yang Dikultur dengan Menggunakan Shelter. Jurnal Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 18(1): 47-50.

Kurdi, M. Miniartini, S. Sujarwani dan A. Zailani. 2016. Kultur Semi Masal Kopepoda Harpacticoid
Menggunakan Fitoplankton Rodhomonas dan Thallasiosiera. Jurnal Buletin Teknik Litkayasa
Akuakultur, 14(2): 95-99.
Konsumsi Oksigen (O2) merupakan banyaknya oksigen yang diambil atau dikonsumsi
oleh biota akuatik dalam waktu tertentu yang berhubungan dengan banyaknya oksigen
terlarut. Kecenderungan konsumsi O2 ikan uji selama percobaan cenderung berubah,
tetapi tidak terlalu signifikan. Hasil konsumsi O 2 yang didapat yaitu pada waktu 0-12
jam sebesar 0,4 mg/l, waktu 12-24 jam sebesar 0,8 mg/l, waktu 24-48 jam sebesar 0,6
jam dan waktu 48-96 jam sebesar 0,2 mg/l. Berdasarkan hasil tersebut diketahui jika
konsumsi oksigen cenderung naik turun dan tingkat konsumsi oksigen tertinggi pada
waktu 12-24 jam yaitu sebesar 0,8 mg/l. Adanya penurunan dan peningkatan
konsumsi oksigen pada ikan uji coba ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya kandungan oksigen dalam air (oksigen terlarut), waktu perhitungan laju
konsumsi oksigen, volume air dalam wadah dan berat ikan. Apabila nilai dari faktor-
faktor tersebut berubah maka nilai konsumsi oksigen juga pasti akan mengalami
perubahan. Menurut Prakoso dan Chang (2018), oksigen terlarut rendah akan
menyebabkan penurunan tingkat konsumsi oksigen pada ikan nila, yang kemungkinan
menyebabkan adanya pengurangan aktivitas ikan. Ikan yang memiliki ukuran bobot
kecil lebih banyak mengkonsumsi oksigen dibandingkan ikan berukuran bobot besar
karena ikan ukuran kecil dapat melakukan osmoregulasi lebih banyak dan ikan ukuran
kecil cenderung mengalami stress osmotik.

Anda mungkin juga menyukai