Anda di halaman 1dari 3

Literatur Digital – Biologi : Animalia

2021
Anshar Prayudhi, M.Pd.I

UDANG

Udang adalah Crustacea dari subfilum Malacostraca yang berhabitat perairan: sungai, laut, atau danau.
Mereka bisa ditemukan di hampir semua tipologi air baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman
bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan (Oktavia, 2018; Poupin &
Juncker, 2010).

Taksonomi
Sebagai contoh Udang mantis dan udang mysid, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai
udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Adapun Triops
longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar yang kerap disebut udang,
walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan.

Morfologi dan Anatomi


Tubuh udang terbagi menjadi 2 bagian, yakni Cephalothorax (kepala dan dada yang menyatu) serta
abdomen (perut). Sebagian besar organ pada udang berada di pangkal cephalothorax. Cephalothorax
terbungkus oleh karapas. Pada cephalotorax terdapat: Antenna seperti tentakel, indra yang berfungsi
mendeteksi mangsa dan predator; Antennula berfungsi sebagai kemoreseptor (Poupin & Juncker 2010);
Sepasang mandibula, mandibular palp, dan gill balers, sebagai indra membantu mengambil makanan, dan
mengatur pergerakan air di sekitar insang; Dua pasang maksilla untuk mengunyah atau menghancurkan
makanan (Minelli, 2013); Sepasang mata facet yang bertangkai (compound eye), hanya mampu membedakan
gelap-terang dan mengamati gerakan; Rostrum yang berujung tajam dan bergerigi seperti gergaji, sebagai alat
pertahanan diri; Periopod (kaki jalan) yang berjumlah 5 pasang dan berfungsi untuk berjalan berpindah tempat.
Jumlah 5 pasang kaki ini mencirikannya sebagai Decapoda.
Pada bagian Abdomen (perut), sebagian besar otot terdapat di bagian tubuh hingga ekor berupa
segmen-segmen (6 segmen). Segmen 1-3 disebut dengan tergum, sedangkan segmen 4-6 disebut pleuron.
Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang) nya sempit.
Otot abdomen berupa struktur otot lurik yang berfungsi membantu pergerakan udang. Segmen terakhir udang
tersambung dengan bagian ekor kipas yang dibentuk oleh uropod dan telson. Ekor ini berfungsi sebagai
pengontrol arah saat berenang. Alat gerak berupa kaki renang (pleopod), merangkak, atau ‘menempel’ di dasar
perairan.
Eksoskeleton merupakan bagian terluar anatomi tubuh udang yang berfungsi melindungi dan
penyokong. Eksoskeleton udang berupa lapisan kutikula. Kutikula memiliki beberapa lapisan, berupa kitin non
seluler yang diperkuat oleh material kalsium. Kutikula berasal dari jaringan epidermal dan dilubrikasi oleh mucus
kelenjar tegmental. Kutikula terdiri dari: epikutikula (tidak berkitin, dengan protein dan kalsium), eksokutikula
(memiliki kitin, kalsium, dan melanin), endokutikula (memiliki kitin dan kalsium tinggi), dan kitin dalam bersama
lapisan protein (tidak berkalsium).
Di bawah kutikula terdapat hipodermis atau yang sering disebut sebagai “kulit” udang. Hipodermis ini
akan membentuk eksoskeleton baru menggantikan kutikula yang sudah lapuk. Proses pergantian ini disebut
molting (Minelli, 2013: 135).
Kadangkala pada udang dewasa organ reproduksi dapat terlihat dengan kasat mata. Udang betina
memiliki ovarium yang terlihat di bagian bawah kutikula mulai dari cephalothorax ke arah dorsal (atas) hingga
ke abdomen. Pada udang jantan spermatophore terlihat di bawah kutikula berupa struktur oval sepasang
dengan sperma yang terdapat dekat perbatasan cephalothorax-abdomen.
Daur Hidup Udang

Udang mengalami metamorfosis sempurna. Mereka menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air
laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva
(nauplius). Nauplius akan bermetamorfosis memasuki fase kedua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan
ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan
ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali
memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan
waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan,
dan disebut sebagai benur. Di alam liar, pascalarva kemudian bermigrasi ke zona estuari, yang sangat kaya akan
nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka
di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik (bentos) yang utamanya tinggal di
dasar laut.

Eksploitasi Udang
Udang Konsumsi
Banyak sajian kuliner menggunakan udang seperti: jambalaya, okonomiyaki, poon choi, bagoong, dan
scampi. Udang kaya akan kalsium dan protein hewani tetapi rendah energi. Tetapi perlu diingat bahwa mereka
juga merupakan sumber kolesterol.
Beberapa jenis udang pangan telah dibudidayakan di tambak atau keramba, seperti udang galah, udang
windu, dan udang vaname. Udang-udang konsumsi lainnya masih ditangkap langsung dari alam.

Udang Hias
Udang juga dibudidayakan sebagai peliharaan dalam akuarium. Beberapa jenis udang hias yang populer
di antaranya:
 Cherry shrimp (Neocaridina heteropoda). Ada beberapa varietas Cherry shrimp berdasarkan warna: Red,
Black, Blue, dan Yellow (Golden). Grade dengan warna yang lebih pekat selalu diawali kata 'Super', misal
Super Red Cherry shrimp dan tentunya berharga lebih mahal dari grade biasa.
 Bee shrimp (Caridina cantonensis sp.). Bee shrimp adalah spesies udang air tawar kecil yang berasal dari
sungai di Cina Selatan, memiliki masa hidup sekitar 18 bulan. Crystal/Bee adalah spesies udang hias yang
relatif cukup mahal harganya, berkisar puluhan ribu hingga ratusan ribu per ekor. Ada beberapa varietas
yang terkenal, yaitu Red Bee shrimp, Black Bee shrimp, White Bee shrimp, dan Golden Bee shrimp. Pada
suhu air 22 derajat Celcius, waktu penetasan adalah 28 hari. Bee shrimp akan mengembangkan warna
terbaiknya bila berada pada suhu sekitar 24–25 derajat Celcius.
 Udang Sulawesi. Spesies endemik dari Sulawesi ini memiliki 12 spesies yang terkenal di dunia, di
antaranya: Celebes/Harlequin, Caridina Tigris, Orchid, Red Line, White Spot, Yellow Cheek, Yellow Nose.
Masih banyak jenis-jenis udang hias lainnya, seperti: Pinocchio/Red Long Nose shrimp, Amano/Yamato shrimp,
Tiger shrimp, atau Bamboo/Fan shrimp.

Referensi
Buku
Lane, Yvette Florio. 2017. Shrimp: A Global History. London: Reaktion Books Ltd
Minelli, Alessandro. et.al. (Ed.). 2013. Arthropod Biology Ana Evolution. Berlin Heidelberg: Springer
Poupin, Joseph & Juncker, Matthieu. 2010. A Guide to the Decapod Crustaceans of the South Pacific. New
Caledonia: CRISP Ana SPC

Artikel dan Makalah


Oktavia, Rita. 2018. “Jenis-jenis udang air tawar dan karakteristik habitat di tujuh sungai Kabupaten Aceh Barat
Provinsi Aceh”. Biospecies Vol. 11 No. 1, January 2018

Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Udang
http://www.catatandokterikan.com/2018/02/morfologi-dan-anatomi-eksternal-udang.html

Anda mungkin juga menyukai