Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau
danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar
baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.
1. Udang Windu
Udang windu digolongkan dalam famili Penaeidae pada filum Arthropoda.
Suwignyo(1990) mengklasifikasikan udang windu sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Fillum : Arthropoda
Subfillum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
Morfologi
Tubuh udang windu terdiri dari dua bagian yaitu kepaladan dada
(cephalothorax) dan perut (abdomen). Pada bagian cephalothorax terdiri dari 13 ruas,
yaitu 5 ruas kepala dan 8 ruas dada. Bagian kepala terdiri dari antenna, antenulle,
mandibula dan 6 dua pasang maxillae. Kepala dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped
dan 5 pasang kaki jalan (periopoda). Bagian perut atau abdomen terdiri dari 6
ruasyang tersusun seperti genting. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki
renang (Pleopod)dan sepasang uropods (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-
sama telson yang berfungsi sebagai alat kemudi (Tricahyo, 1995). Tubuh udang
windu dibentuk oleh 2 cabang (biramous), yaitu exopodite dan endopodite. Udang
windu mempunyai tubuh berbuku-buku dan aktifitas berganti kulit luar atau
eksoskleton secara perodik yang biasa disebut dengan istilah moulting(Mujiman dan
Suyanto, 1999).
Habitat
udang windu (P. monodon) adalah laut dan dikenal sebagai penghuni dasar
laut. Namun hanya udang windu dewasa yang mencari tempat yang dalam di tengah
laut. Saat muda, udang windu (P. monodon) berada di perairan yang dangkal di tepi
pantai, bahkan ada yang memasuki muara sungai dan tambak berair payau. Udang
termasuk hewan euryhaline (dapat mentolelir kisaran salinitas yang luas). Udang
windu dapat hidup pada salinitas 3 - 35 ppt. Selain bersifat euryhaline, udang windu
juga bersifat eurythermal yaitu hewan yang dapat mentolelir perubahan suhu yang
luas. Goncangan suhu yang besar dimedia kultur, terutama ditambak pada musim
kemarau, yaitu pada siang hari suhu mencapai 32 0C dan pada malam hari suhu
menurun menjadi 22 0C masih dapat ditolelir oleh udang, walaupun pada kondisi
demikian, udang sensitif terhadap serangan penyakit (Ghufron, 2010).
Persebaran
Mereka dapat juga ditemukan di Australia, dari Austria timur, dan sejumlah
kecil mempunyai koloni di Laut Tengah melalui Terusan Suez. penyeberangan
populasi lebih lanjut di Hawaii dan Lautan Atlantik termasuk Amerika
Serikat ( Florida, Georgia dan South Carolina).
Morfologi
Tubuh udang vannamei dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala yang
menyatu dengan bagian dada (cephalothorax) dan bagian tubuh sampai ekor
(abdomen). Bagian cephalothorax terlindung oleh kulit kitin yang disebut karapaks.
Bagian ujung cephalotorax meruncing dan bergerigi yang disebut rostrum(Lestari,
2009).Udang vannamei memiliki dua gerigi di bagian ventral rostrum, sedangkan di
bagian dorsalnya memiliki 8-9 gerigi. Jumlah keseluruhan ruas badan udangvannamei
umumnya sebanyak 20 buah. Cephalotoraxterdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian
kepala dan delapan ruas di bagian dada. Ruas ke-1 terdapat mata bertangkai,
sedangkan pada ruas ke-2 dan ke-3 terdapat antenna dan antennula yang berfungsi
sebagai alat peraba dan pencium. Rahang (mandibula) terdapat pada ruas ke-3 yang
berfungsi sebagai alat untuk menghancurkan makanan sehingga dapat masuk ke
dalam mulut (Zulkarnain,2011).
3. Udang Mantis
Secara taksonomi termasuk merupakan kelas Malocostraca dengan ordo
Stomatopoda. Lebih dari 400 spesies telah dikenali yang masuk kedalam lebih dari
100 genus. Jumlah Familia Stomatopoda yaitu 19 yang digolongkan ke dalam lima
super families, yaitu Bathysquilloidea, Squilloidea, Erythrosquilloidea,
Lysiosquilloidea dan Gonodactyloidea (Barber and Erdmann, 2000).
Dilihat dari segi ekologinya Udang Mantis (Stomatopoda) merupakan
makhluk yang memiliki peran penting dalam ekosistem terumbu karang dengan
menjaga populasi dan memelihara semua spesies yang ada baik secara langsung
maupun tidak langsung. Perilaku hidup dari Udang Mantis yang menggali lubang
pada terumbu karang memberi peluang untuk oksigenisasi sehingga kesehatan
terumbu karang akan lebih terjaga. Udang Mantis akan menggali terumbu karang
yang kondisinya tidak baik, sehingga dapat disimpulkan peran Udang Mantis dalam
ekosistem laut sebagai bioindikator (Barber et al., 2002).
UDANG
Disusun oleh :
Maria Yati Gultom
NIM. 1806035048