Ekonomi Perikanan adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang menerapkan teori ekonomi (khususnya ekonomi mikro) dalam pengelolaan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan manusia secara optimal (efisien dan efektif) dan lestari. Sumberdaya ekonomi dapat dibagi menjadi tiga (3) faktor utama atau sering dikenal dengan faktor produksi utama : 1. Natural resources Sumberdaya ini merupakan sumberdaya yang tidak bisa diciptakan oleh manusia. Keberadaan sumberdaya ini melalui proses ilmiah artinya hanya proses alamiah yang mampu untuk menghasilkannya. 2. Human resources Human resources merupakan sumberdaya yang berasal dari diri manusia yang bisa berperan sebagai faktor produksi. Pergantian manusia sebagai human resources yang melihat penduduk tidak hanya sebagai konsumen tapi juga sebagai produsen 3. Capital resources Sumberdaya ini merupakan sumberdaya yang bisa diciptakan manusia. Pengertian modal yang dimaksud disini adalah investasi yang diperoleh melalui tabungan individu, masayarakat atau perusahaan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. B. perhitungan Biaya Permintaan dinyatakan sebagai fungsi dari variabel harga atas suatu produk itu sendiri, harga yang berhubungan dengan barang lain, jumlah populasi penduduk, pendapatan konsumen, serta variabel-variabel lain yang berkaitan dalam penetapan estimasi permintaan. Variabel harga berpengaruh negatif terhadap permintaan, semakin tinggi harga ikan maka permintaan terhadap ikan tersebut akan berkurang. Variabel jumlah penduduk atau wisatawan pembeli dan tingkat pendapatan per kapita berhubungan positif. Semakin tinggi jumlah penduduk atau wisatawan dan semakin tinggi tingkat pendapatan penduduk, maka permintaan terhadap ikan semakin tinggi pula. Selain itu harga telur dan ayam atau daging juga berpengaruh positif terhadap permintaan ikan. Menurut Supriyono (2000;16), Biaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam. 1. Biaya Tetap Adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan. Seperti: bunga pinjaman, gaji karyawan tetap, penyusutan, biaya sewa toko/bulan, administrasi, pemasaran, dsb. (terkait waktu) 2. Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku habis terpakai, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, listrik, air dsb. 3. Variable Cost (Biaya Variabel). Ini adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya iklan dan komisi untuk seorang salesman. 4. Direct Cost (Biaya Langsung). Ini adalah biaya yang terjadi ketika penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja. 5. Indirect Cost (Biaya Tak Langsung). biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi gedung yang dibayar oleh perusahaan, biaya sewa motor. 6. Operation Cost (Biaya Operasi). biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji operator. 7. Maintenance Cost (Biaya Perawatan). Ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas pabrik. 8. First or Investment Cost (Biaya Investasi). Ini adalah biaya awal sebelum sebuah kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan, dan mesin dalam operasional perusahaan. 9. Total Cost (Biaya Total). Ini adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. Contoh: perusahaan melakukan kalkulasi total biaya produksi yang dikeluarkan. C. Komponen Biaya dan Penerimaan Usaha Perikanan Usaha perikanan terdapat biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap nelayan yaitu kapal dan alat tangkap sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan oleh nelayan berupa biaya untuk bahan bakar dan perbekalan. Biaya perbekalan (provision cost) adalah biaya untuk kebutuhan nelayan/ buruh (bahan makanan dan minuman). Biaya bahan bakar minyak (BBM). Bahan bakar yang digunakan untuk jenis mesin tempel adalah berupa bensin. Biaya perbekalan dan BBM dikeluarkan setiap dilakukannya operasional (trip) penangkapan ikan yang biasanya dilakukan dengan pola berangkat pada pagi hari dan pulang pada siang hari. Penerimaan yang didapat oleh nelayan tergantung pada jenis hasil tangkapan dan jumlah tangkapan setiap harinya. Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk membudidayakan ikan, dari persiapan sampai panen. Termasuk dalam hal ini biaya pembuatan kolam, biaya untuk perawatan sampai hasil pasca panen tersebut terjual. Biaya produksi ini bisa dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, antara lain biaya pembuatan kolam, sewa lahan, dan biaya pembuatan saluran air. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi, seperti biaya untuk benur, pupuk, pakan, pemberantasan hama, upah tenaga kerja, biaya panen, dan penjualan. Dari data analisis di atas dapat dihitung kelayakan investasinya. Perhitungan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam mengelola usaha perikanan ini. Perhitungan biaya yang sering dilakukan yaitu break event point (BEP) dan return of investment (ROI) serta benefit cost ratio (B/C Ratio). 1. Break Event Point (BEP) Break even point merupakan suatu nilai di mana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Dengan demikian, pada saat itu pengusaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi. Selain itu, BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. Untuk menentukan BEP, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu biaya atau modal (baik itu modal tetap atau variabel), harga jual, dan tingkat produksi. Selanjutnya BEP bisa dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: BEP = Biaya Tetap : 1 – (biaya tidak tetap : Penerimaan) 2. Return of Invesment (ROI) Return of invesment merupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu. Lalu mengapa perusahaan periu membuat perhitungan ROI ini? Apa manfaatnya? Jelas, manfaatnya sangat besar sekali bagi perusahaan. Dengan analisis ROI, perusahaan dapat mengukur sampai seberapa besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yang telah ditanamnya. Dengan demikian, analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan tersebut. Pada umumnya, besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh : a. kemampuan pengusaha dalam menghasilkan laba, b. kemampuan pengusaha dalam mengembalikan modal, dan c. penggunaan modal dari luar untuk memperbesar perusahaan. d. Besamya ROI dapat diperoleh dengan rumus berikut ini: ROI = keuntungan x 100% : modal poduksi 3. Benefit Cost Ratio (B/C) Perhitungan ini lebih ditekankan pada kriteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat keuntungan usaha perikanan. Dengan B/C ini bisa dilihat kelayakan suatu usaha. Bila nilainya 1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan sehingga perlu pembenahan. Semakin kecil nilai rasio ini, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian. Fungsi nilai B/C ini sebagai pedoman untukmengetahui seberapa besar suatu jenis ikan harus diproduksi pada musim berikutnya. Rumus B/C sebagai berikut: Pendapatan B/C = ———————————— Biaya Produksi DAFTAR PUSTAKA
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, diakses
pada tanggal 27 Mei 2020. https://www.academia.edu/37992357/LAPORAN_PRAKTIKUM_PENGANTAR_EKONOMI_ PERIKANAN, diakses pada tanggal 27 Mei 2020. http://analisisusahaperikanan.com/2015/06/, diakses pada tanggal 27 Mei 2020.