Anda di halaman 1dari 14

CAVING DAN SPELEOLOGI

A. Pendahuluan
Caving berasal dari kata cave (bahasa Inggris) yang berarti gua, terjemahan bebasnya adalah kegiatan
penyelusuran gua, sedangkan Speleologi diambil dari bahasa Yunani yaitu Spalion yang berarti Gua dan
Lagos yang berarti ilmu, jadi Speleologi bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang gua. Namun
gua itu sendiri adalah bentukan alam yang tidak berdiri sendiri, tetapi terdapat didalam struktur alam yang
melingkupimya, maka Speleologi disebut sebagai ilmu yang mempelajari gua dan lingkungannya.
Definisi gua :
1. Menurut mc. Clurg gua berarti ruangan alamiah didalam bumi, yang biasanya terdiri dari ruangan-
ruangan dan lorong.
2. Dr. R.K.T. Ko (1985) mendefinisikan gua, khususnya gua batu gamping sebagai suatu sungai dibawah
tanah yang mengalirinya secara aktif atau pernah mengalirinya.
3. Menurut IUS/UIS (Internasional Union of Speleologie/Union Internasianate de Speleologi) yang
berkedudukan di Wina Austria, mengatakan bahwa gua adalah setiap ruangan dibawah tanah yang
dapat dimasuki orang.
Gua mempunyai sifat khas dalam mengatur suhu udara didalamnya, yaitu pada saat udara diluar panas
didalam gua akan terasa sejuk sebaliknya bila udara diluar gua dingin maka udara didalam gua akan terasa
hangat.
B. SEJARAH PENYELUSURAN GUA
Orang pertama yang menyelusuri gua secara petualang dan alamiah yang tercatat dalam sejarah
speleologi adalah JOHN BEAUMONT, ahli bedah dari Somerset-Inggris yang juga dikenal sebagai ahli
pertambangan dan geologi amatir. Orang yang paling berjasa dalam mendeskripsikan gua-gua adalah
BARON JOHANNVALSAVOR dari Slovenia antara tahun 1670-1680.
Speleologi dilahirkan pada awal abad ke 19 berkat ketekunan EDOURD ALFREDMARTEL yang diakui
sebagai bapak speleologi dunia. Ia membuat suatu metode-metode baru yang penuh disiplin dan tertib serta
mengubah tata cara penelusuran gua yang sebelumnya masih amatir. ROBERT de JOLLY adalah orang
pertama yang menciptakan alat-alat penelusuran gua, alat-alat tersebut dibuatnya dari bahan aluminium alloy,
jadi lebih ringan dan praktis dibanding alat-alat yang ada sebelumnya.
CAVE DIVING pertama kali dilakukan oleh tokoh legendaris dari Basque-Perancis. NORBERT CASTERET
pada tahun 1922 di gua Montespan. Bukunya MY CAVE dan TEN YEAR UNDERGROUNDmerupakan
sumber ilham bagi para caver dan speolog sampai saat ini.
Sejarah Speologi di Indonesia sendiri dimulai pada tahun 1980 dengan lahirnya klub SPECAVINA (Speologi
dan Caving Indonesia) yang merupakan klub caving pertama di Indonesia dimotori oleh (alm) NORMAN
EDWINtapi pada tahun 1983 club tersebut bubar.
Kemudian muncul HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speologi Indonesia) dibawah pimpinan Dr. R.K.T. Ko yang
juga wakil resmi IUS di Indonesia.
PEMBENTUKAN GUA
Berdasarkan pembentukannya gua dibedakan menjadi :
1. Gua lava, terbentuk akibat aktifitas vulkanik gunung berapi.
2. Gua laut atau lithoral, terbentuk akibat benturan gelombang air laut pada tebing-tebing pantai.
3. Gua Sandstone, terbentuk akibat pengikisan tanah berpasir didaerah batuan.
4. Gua es, terbentuk akibat pencairan es dibawah permukaan bumi, sementara di bagian permukaan esnya
padat sehingga terbentuk lorong-lorong.
5. Gua kapur atau Karst
Dari semua gua yang ada diatas yang paling menarik dan paling banyak didatangi caver dan
speleologi diseluruh dunia adalah gua karst.
Karst sendiri berasal dari bahasa Slavia KRS atau KRAS yang berarti batu atau batuan. Istilah karst
dipakai untuk suatu kawasan batu gamping yang telah mengalami proses pelarutan sehingga menunjukan
relief dan pola drainase yang khas, terutama disebabkan oleh derajat pelarutan batuan-batuan yang lebih
tinggi dibanding tempat atau kawasan lainnya.
Menurut GUODEZKI (1965) kawasan karst di bedakan menjadi :
1. Karst terbuka (Bare karst)
2. Karst tertutup (Covered karst), batu gampingnya tetutup oleh sedimen yang tidak ada hubungannya
dengan batu gamping itu sendiri.
3. Karst tetutup tanah, tertutup oleh tanah atau terarosa yang berasal dari batu gamoing itu sendiri.
4. Karst terpendam, kawasan karst yang tertutup sempurna oleh batuan yang lebih muda dan hanya bisa
ditemukan bila dilakukan pemboran/pembuatan sumur.
5. Karst tropik, karst didaerah tropik.

Namun ada juga sebagian orang yang membedakan karst atas dasar :
a. Berdasarkan penutupnya :
1. Karst terbuka (bare karst)
2. Karst tertutup sebagian (partially covered karst)
3. Karst tetutup (covered karst)
b. Berdasarkan letaknya :
1. Karst dataran rendah (low land karst)
2. Karst dataran sedang (mid artitud)
3. Karst dataran tinggi (hight land karst)
c. Berdasarkan iklim :
1. Karst iklim tropis (arid)
2. Karst iklim kering (semi arid)
3. Karst iklim dingin (glacial karst)
d. Berdasarkan tebalnya :
1. Holo karst (berlapis tebal sampai jauh kebawah)
2. Mero karst (berlapiosan tipis dan disisipi batuan non gamping)
Untuk proses karstifikasi dibutuhkan kandungan batu gamping (CaCO3) minimal 60 % dan 90 % untuk karstifikasi
penuh.
HABITAT GUA
Habitat giua dibagi atas 4 (empat) bagian/zona yaitu :
1. Zona terang, terletak disekitar mulut gua.
2. Zona senja, terletak agak kedalam dimana cahaya masih dapat terlihat remang-remang. Di bagian ini suhu
udara masih terlihat berfluktuasi.
3. Zona peralihan, merupakan peralihan antara zona senja dengan zona dalam.
4. Zona dalam, merupakan bagian yang gelap abadi/gelap total dan bersuhu konstan.
Penghuni/makhluk hidup gua :
1. TROGLOBION: Binatang yang hidup di zona dalam dan sudah memiliki daya adaptasi penuh terhadap
lingkungan gua yang gelap total. Ciri khasnya : tidak berpigmen, tidak bermata, gerakannya lambat, memiliki
indera peraba yang sangat peka. Contohnya : Ikan buta (Ambyobsis spaka), salamonder, dll.
2. TROGLOPHULIS : binatang yang hidup didalam gua tetapi sering ditemui diluar gua , jadi walaupun senang
pada kehidupan gua jenis binatang ini tidak terikat pada ruang lingkup gua. Contohnya : Kecoa (Pynocelus
surinamensis), jangkrik (Rhaphidophora delaan), dll.
3. TROGLOXENE : Binatang yang menggunakan gua hanya sebagai tempat berlindung terhadap iklim dan
musuh dari luar, sedangkan makanan didapat dari luar gua. Contohnya : tikus, landak, biawak, kelelawar,
burung walet, dll.
TEKHNIK PENELUSURAN GUA
1. Horizontal Caving
Dalam penyelusuran gua secara horizontal kita melakukan gerakan dengan berjalan biasa,
membungkuk,merangkak, merayap, tengkurap, memanjat dan kadang-kadang menyelam serta berenang.
Yang semuanya dilaukan dalam keadaan gelap, jadsi diperlukan kesiapan baik fisik maupun mental karena
seorang poenyelusur gua sedikit banyak harus memiliki kelenturan tubuh dan tidak mudah menjadi panik
dalam tempat yang sempit dan gelap.
2. Vertikal caving
Dalam penelusuran gua secara vertikal kita harus menuruni gua, memanjat bila diperlukan dan kadang juga
menemui keadaan dimana gua tersebut semi vertikal atau memiliki kemiringan kurang dari 90 (45 75)
sehingga menelusurinya menelusurinya cukup dengan berjalan biasa.

PERALATAN DALAMKEGIATAN CAVING DAN SPELEOLOGI
1. Peralatan pribadi
a. Helm Speleo
Helm khusus caving yang digunakan dan dirancang untuk menahan benturan benda keras, memiliki tali
pita yang dapat diatur untuk mengencangkan helm dalam penggunaanya. Dapat dipasang lampu
penerangan untuk penelusuran. Helm tersebut harus terbukti lulus tes keamanan denmgan Union
Internasianal de Alpinisme Approved (UIAA).
b. Boom (generator carbite).
Tabung tempat reaksi karbit dengan air sehingga menghasilkan gas Acetilane yang dihubungkan
keselang aceto pada helm
c. Alat penerangan.
Dalam penelusuran gua sumber penerangan yang digunakan minimal tiga jenis dan tidak saling
tergantung satu sama lain, seperti head lamp, senter, lilin, lampu karbit, dll.
d. Cover All.
Pakaian yang dirancang khusus caving, merupakan setelan langsung baju dan celana. Terbuat dari
bahan yang reingan, tahan gesekan terhadap batu dan dapat menahan panas tubuh.
e. Sepatu.
Merupakan sepatu karet yang tidak licin, terdapat gigi-gigi penahan pada solnya, mudah dilepaskan untuk
mengeluarkan kotoran dan sejenisnya.
f. Sarung tangan.
Melindungi tangan dari gesekan benda tajam, batuan dan tali.
g. Pelampung.
Pada gua berair harus menggunakan pelampung, meskipun diyakini memiliki kemampouan berenang
tetapi pelampung tetap merupakan syarat mutlak untuk keamanan.
h. Alat-alat Single Rope Technique (SRT).
Peralatan ini masuk dalam perlengkapan pribadi dengan alasan efisiensi tenaga dan efektifitas
penelusuran
Sit harness, harus harness yang didesain khusus untuk caving. Jenisnya macam-macam
seperti croll, rapide, avanti, super avanti, fractio, dll.
Ascender, Peralatan yang digunakan untuk naik meniti tali, seperti Hand jammer, croll, gibs, basic
jammer, dll.
Descender, Peralatan yang digunakan untuk turun tali , seperti capstand (simple dan auto stop),
whale tail, rack (open dan close rackj), figure of eight, dll.
Millon rapide (MR), ada tiga jenis, delta MR (sering untuk menyambung loop sit harnes), semi circular
MR (juga untuk menyambung loop harness) dan oval MR (untuk menyambung chest ascender
dengan delta atau semi circular MR.
Chest harness, untuk mengikat chest ascender pada dada.
Cowstails, dibuat dengan tali dinamik yang disimpul salah satu tali lebih pendek. Tali yan g lebih
pendek (satu lengan siku) sebagai pengaman dan tali yang lebih panjang (sejangkauan tangan)
dihubungkan dengan hand Ascender.
Foot loop, digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan hand ascender.
2. Peralatan tim
a. Tali.
Tali yang digunakan harus dengan kualitas dan perawatan yang baik pula. Antara
Lain:
Hawsterlait, tidak dipakai dalam penelusuran gua vertikal. Berbentuk lilitan dari bahan nylon.
Biasanya dip[akai sebagai tali kapal.
Kernmantel, terdapat dua bagian , bagian dalam (kern) dan pembungkus (mantel). Ada dua jenis
yang dinamis (digunakan dalam rock climbing) dan yang statik (digunakan dalam vertikal caving).
b. Ladders.
Tangga tali, yang biasanya terbuat dari kawat baja atau tali dengan diameter tertentu (lebih kecil yang
digunakan untuk vertikal caving). Sangat efektif untuk pitch pendek, dengan bentuk lintasan over hang.
c. Tali pita.
Berbentuk tabung (turbular) dan pipih (plate), sangat berguna untuk tambatan alam, deviasi maupun
bentuk tambatan lainnya. Lebar yang dianjurkan lebih besar atau sama dengan 30 mm. Jamngan sekali-
kali menggunakan ukuran dibawah 30 mm.
d. Padding.
Pelindung tali dari gesekan, biasanya dari bahan terpal yang kuat menahan gesekan.
e. Carabiner.
Fungsi alt ini sebagai pengait, memiliki beberapa macam bentuk sessuai dengan kegunaannya.
f. Pengaman sisip.
Peralatan tambahan untuk membuat tambatan. Pemasangan yang tepat sangat menentukan
kekuatannya. Pengaman sisip yang serting digunakan antara lain
Chock Stpper, berbentuk piramida tumpul, bisa untuk celah vertikal maupun horizontal.
Hexentrik, berbentuk persegi, bisa untuk celah vertikal maupun celah horizontal
Friend, pengaman sisip yang bergerigi biasa dibebani secara vertikal.
J ammed knot, tekhnik memasang pengaman sisip dengan menggunakan simpul.
g. Paku piton.
Bentuk pengaman tambahan seperti paku yang ditanamkan pada celah vertikal maupun horizontal.
h. Bolts.
Digunakan pada penelusuran vertikal bola dimana kita tidak bisa menemukan natural anchor maupun
pemadsangan pengaman sisip lainnya.
i. Hanger.
Pasangan dari bolts, tempat ditambatkannya tali, bentuknya disesuaikan fungsinya.
Plate hanger, pada dinding yang tidak over hang.
Twist hanger, pada dinding over hang maupun over roof.
Ring hanger, pada dinding over hang maupun lurus.
Clown hanger, bisa untuk segala medan.
j. Hammer.
Digunakan untuk mengetes batuan yang akan digunakan untuk anchor, maupun untuk mengebor tebing.
k. Tackle bag/Speleo bag.
Tas khusus untuk penelusuran gua yang tahan gesek.
l. Pulley.
Berbentuk kerekan/katrol yang prinsip kerjanya untuk meringankan penarikan beban, biasa digunakan
untuk rescue.
m. Masker hidung.
Untuk mencegah kotoran dan virus serta bakterio yang ada.
KODE ETIK PENELUSURAN GUA
1. Penelusur gua dilarang :
Mengambil sesuatu kecuali mengambil gambar (Take nothing but Pictures), meninggalkan sesuatu
kecuali meninggalkan jejak kaki (Leave nothing but Footprint), membunuh sesuatu kecuali membunuh
waktu (Kill nothing but Time).
Kode etik ini pertama kali dicetuskan oleh NSS (National Speleogical Society, AS).
2. Setiap penelusur gua dilarang mengeluarkan atau memindahkan sesuatu dari dalam gua tanpa tujuan jelas.
Bila untuk tujuan ilmiah maka tindakan itu harus selektif dan dilaksanakan oleh yang berwewenang.
3. Kegiatan penelusuran gua wajib dilaksanakan secara tertib, hati-hati dan penuh pengertian. Hindarilah
penelusuran gua belantara yang dikelola untuk kunjumgan umum, secara masal.
4. Kegiatan penelusuran gua baik dari segi olahraga , petualangan maupun ilmiah bukanlah hal yang perlu
dipertontonkan dan tidak perlu penonton.
5. Penelusur gua wajib bertindak wajar. Tidak melampaui batas kemampuan fisik maupun teknik dan kesiapan
mental dirinya sendiri. Tidak memandang rendah kesanggupan sesama penelusur.
6. Senantiasa menunjukan respek pada penelusur gua lain dengan cara tidak mengambil atau memindahkan alat
atau perlengkapan yang sedang digunakan atau ditinggalkan mereka tanpa izin pemiliknya, tidak melakukan
tindakan-tindakan yang membahayakan penelusur gua lain, tidak menghasut pihak ketiga untuk menghalangi
penelusur gua lainnya memasuki gua, tidak melakukan duplikasi penelitian yang sedang dilakukan peneliti
lain pada gua yang sama.
7. Tidak melakukan publikasi kepetualangan dalam media masa dengan tujuan memamerkan diri atau kelompok
dan menyebutkan nama serta lokasi gua, karena hal itu senantiasa mengundang para vandalis dan petualang
lainnya yang tidak atau belum memiliki kode etik dan moral penelusuran gua untuk mengunjungi gua tersebut.
8. Bila dibutuhkan surat rekomendasi untuk mendapat izin menelusuri suatu gua, maka penerima rekomendasi
dan izin wajib membuat laporan selekasnya, yang diserahkan kepada pihak-pihak tersebut.
KEWAJIBAN PENELUSUR GUA
1. Senantiasa memperhatikan keadaan cuaca. Tidak memasuki gua yang mudah kebanjiran pada musim hujan.
2. Senantiasa menyadari bahwa kegiatan penelusuran gua bukan merupakan hak, tetapi wajib dianggap
sebagai suatu anugrah, rahmat, karunia dan berkah.
3. Memilih sebagai suatu tujuan utama penelusuran gua : Konservasi (pencagaran) gua dan lingkungannya.
Karena wajib menjaga kebersihan gua dan lingkungannya.
4. Wajib memberi pertolongan sesuai batas kemampuannya, bila ada penelusur gua dari rombongan lainnya
yang membutuhkannya.
5. Bertindak sopan dan tidak mengganggu ketentraman penduduk disekitar lokasi sistem perguaan. Tidak boleh
menyinggung perasaan mereka.
6. Mengikuti secara patuh dan seksama semua prosudur perizinan yang dipersyaratkan dan memberi laporan
kepada pemberi izin.
7. Wajib memberitahuan kepada sesama penelusur, bila dijumpai bagian-bagian yang berbahaya dalam gua
tertentu.
8. Bila mengalami suatu musibah, maka hal itu tidak boleh dirahasiakan. Wajib dilaporkan kepada penduduk
dan pemerintah daerah setempat.
9. Bila ada rencana penelusuran gua, wajib memberitahukan kepada keluarga, rekan atau sesama anggota
perkumpulan, penduduk dan kepala desa terdekat data sebagai berikut :
- Maksud dan tujuan menelusuri gua, rencana waktu masuk, rencana waktu keluar, daftar nama
penelusur lengkap
- Bilasampai terjadi musibah atau belum keluar pada waktu yang sudah ditentukan, siapa yang harus
dihubungi dan dengan cara apa.
10. Wajib memilih dan patuh kepada pemimpin gua yang kompeten, berwibawa dan sudah berpengalaman.
Khususnya dalam menentukan kesiapan mental, fisik dan derajatketerampilan penelusur gua yang wajib
disesuaikan dengan derajat kesulitan gua.
11. Menyadari sepenuhnya bahwa kegiatan penelusuran gua ialah suatu kerja kelompok. Wajib saling
membantu.
12. Wajib membuat laporan sebaik mungkin, disesuaikan dengan pembagian kerja dan kemampuan masing-
masing penelusur gua dan diselesaikan dalam waktu dekat.
13. Wajib mempelajari semua acuan yang dibutuhkan sebelum memasuki gua : peta geologi, peta topografi,
keadaan iklim, peta-peta gua yang sudah ada, literatur terkait, menghubungi nara sumber, mengumpulkan
dan menganalisa informasi penduduk setempat atau juru kunci perihal gua tersebut.
14. Wajib mempersiapkan diri secara fisik, mental dan keterampilan menggunakan semua alat atau perlengkapan
yang harus tersedia secara lengkap, sesuai kebutuhan.

BAHAYA-BAHAYA PENELUSUR GUA DAN PENCEGAHANNYA
A. Antroposentrisme
Yaitu kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kelalaian manusia sebagai objeknya. Bahaya-bahaya dari
sudut pandang Antroposentrisme :
1. Sombong akan kehebatannya.
2. Terpeleset/jatuh.
3. Kepala terantuk atap gfua/stalaktit/benturan gua lainnya.
4. Tersesat. Terutama bila lorong bercabang dan bertingkat dan daya orientasi pemimpin regu kurang
baik. Penyebabnya antara lain :
a. Kehabisan cadangan cahaya
b. Lupa jalan pulang
5. Tenggelam. Terutama apabila nekat memasuki gua pada musim hujan tanpa mempelajari topografi dan
hidrologi karst maupun sifat sungai dibawah tanah.
6. Kedinginan (Hipotermia). Terutama bila lokasi gua jauh diatas peermukaan laut, penelusur beberapa jam
terendam air dan adanya angin kencang yang berhembus dalam lorong tersebut.
7. Dehidrasi (kekurangan cairan)
8. Tidak selaras derajat keterampilan si penelusur dengan derajat kesulitan gua.
9. Terjatuh dari lintasan tali sewaktu melakukan vertikal caving
10. Dll.
B. Speleosentrisme
Yaitu bahaya yang diakibatkan oleh gua itu sendiri yang disebabkan akibat keacuhan, kurang pengertian
terhadap bentukan alam yang begitu peka dan rendah daya dukungnya, seperti :
1. Banjir, hal ini sering terjadi karena gua mempunyai sungai bawah tanah.
2. Runtuhnya atap gua, hal ini terjadi karena :
a. Gempa bumi
b. Rapuhnya gua
c. Ledakan gas metan
3. Kecelakaan karena gas beracun
4. Adanya tekanan udara, terutama sewaktu melakukan cave diving.
5. Tersengat arus listrik yang disebabkan oleh perambatan petir dalam tanah
6. Dll.

Satu-satunya cara untuk mencegah perusakan gua ialah dianutnya :
1. Kode etik penelusuran gua
2. Harus ditetapkan sistem perijinan dan rekomendasi ketat.
3. Secara konsekuen diterapkan Undang-undang yang melindungi gua dan biota dalam gua.
4. Larangan media massa menerbitkan artikel mengenai gua-gua indah dan peka.
5. Jangan mengajak sembarangan orang memasuki gua.
6. Gua ditutup.
7. Mengsakralkan gua.
8. Tidak meyebarluaskan laporan dan peta gua.

PEMETAAN GUA
Definisi pemetaan
1. Suatu gambaran proyeksi dua dimensi dengan skala lebih kecil, dari suatu bidang tiga dimensi yang
mempunyai batas-batas tertentu.
2. Suatu gambaran proyeksi dengan skala lebih kecil dari suatu gua
Tujuan dan Manfaat
1. Merupakan bukti otentik bagi penelusuran gua, sebagai tim/penelusur pertama yang menelusuri gua
tersebut.
2. Membantu para ahli dalam mempelajari biospeleologi, hidrologi maupun ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
speleologi.
3. Untuk mencari korelasi dengan gua-gua sekitarnya.
4. Untuk memudahkan dalam upaya pertolongan/rescue.
5. Kepentingan HANKAM.
6. Untuk pariwisata memudahkan/menentukan perencanaan dalam pengembangan gua sebagai objek
wisata.
7. Sebagai data rekaman keadaan gua pada saat itu (biasanya disertai dengan foto).

JENIS PETA GUA
Peta gua dapat digambarkan sebagai :
1. Plan section
Yaitu gambar peta gua tampak dari atas. Pada Plan section koordinat letak stasiun ditentukan dari
perhitungan. Yang ditampilkan adalah bentuk lorong jika dilihat dari atas, sudut belokan, letak ornamen,
jenisnya dan situasi lorong gua.
2. Extended section
Yaitu peta gua tampak samping yang memanjang, tanpa memproyeksikan yang ditampilkan Extended section
adalah perubahan elevasi lorong panjangnya saja, tidak dapat diketahui belokan perubahan arah.
3. Projected section
Yaitu peta gua tampak samping, diproyeksikan dari Plan section. Fungsi peta ini terutama untuk menam[ilkan
kontrol geologis dari bentukan sebuah gua dan kesamaan bentuknya. Diproyeksikan dengan sudut azimuth
tertentu. Metode penggambaran ini menggunakan angka elevasi stasiun (
h
), kemudian dari plan section
tersebut diproyeksikan terhadap sudut azimuth yang dipilih.
4. Peta gua tiga Dimensi/perspektif
Peta type ini plotting stasiun dan detailnya menggunakan sumbu x, y, dan z. Sumbu x dan y
untukmenentukan koordinat stasiun pada bidang datar. Sumbu z untuk menentukan posisi stasiun
berdasarkan elevasinya terhadap titik 0. Pada peta ini mendekati kenyataan, namun pada
penggambarannya, sangat tergantung kepada imajinasi ruang si penggambar. Kesulitannya ialah harus
mampu memberi kesan pada gambarnya untukmenampilkan kesan bahwa lorong tersebut belok kearah
tertentu (kiri-kanan), naik atau turun, perubahan bentuk penempang lorong dan lain-lain.
Standart Grade dan Klasifikasi Peta Gua
Peta gua yang dibuat memiliki tingkat yang sesuai dengan dengan derajat ketelitian saat survey dilaksanakan.
Oleh British Cave Reserarch Assosition (BCRA) dibagi menjadi 6 grade ditambah 1 grade khusus. Derajat
ketelitian berdasarkan keakuratan pengukuran, detail, tekhnik yang digunakan.
Pembagian Grade Survey standart BCRA :
Grade 1
Peta yang edibuat berdasarkan hasil survey yang hanya membuat skets dengan akurasi rendah tanpa
pengukuran.
Grade 2
Digunakan jika diperlukan untuk menggambarkan perantaraan dalam akurasi antara grade 1 dan grade 3.
Grade 3
Sudut horizontal dan sudut vertikal diukur dengan peralatan, derajat kesalahan 2,5 . Alat ukur jarak dengan
kesalahan 50 cm, kesalahan stasiun kurang dari 50 cm.
Grade 4
Dapat digunakan jika diperlukan untuk menggambarkan survey tidak sampai ke grade 5, tetapi lebvih akurat
daripada grade 3.
Grade 5
Survey dengan peralatan magnetik. Akurasi sudut horizontal dan vertikal 1 . Akurasi pengukuran jarak 10
cm. Kesalahan posisi stasiun kurang dari 10 cm (kesalahan ada pada alat/salah gravitasi).
Grade 6
Survey dilakukan dengan lebih akurat dari grade 5. Akurasi kompas dari clinometer 0,5 menggunakan tripod
untuk kompas dan clinomete.
Grade X
Menggunakan theodolite dan peta metalik.
Klasifikasi detail survey
Klas A : semua dibuat berdasarkan hapalan luar kepala
Klas B : detail lorong dicatat dalam goa berdasar perkiraan
Klas C : detail lorong diukur pada stasiun survey
Klas D : detail diukur pada stasiun swurvey dan antar stasiun
Kombinasi grade dan klasifikasi direkomendasikan :
Grade 1A
Grade 3B/3C
Grade 5C/5D
Grade 6D
Grade XB, XC atau XD



kelengkapan Peta
Berbeda dengan peta-peta lain, peta gua tidak perlu dilengkapi dengan legenda. Dalam sebuah peta gua hal-hal
yang perlu dicantumkan adalah :
1. Nama gua
Nama gua diusahakan sesuai denga nama yang dipakai penduduk setempat. Tetapi letaknya jauh dari
pemukiman penduduk dan tidak memiliki nama, dapat digunakan nama gunung letak gunung (Gua Gunung
Talikur), jarak dari tempat tertentu (Gua Km 2), dihubungkan denga sungai yang mengalirinya (gua Sungai
Ampanas) dal lain-lain. Klaim nama terhadap gua harap diperhitungkan dampaknya.
2. Grade peta
Grade peta berdasrkan survey yang dilakukan.
3. Lokasi gua (administrasi, geologis, elevasi dpl)
Lokasi administrasi, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi, bahkan untuk ekspedisi Internasional,
mereka mencantumkan nama Negara. Lokasi geografis ditujukan dengan koordinat letak gua, bujur dan
lintang.
4. Arah utara peta
Biasanya arah utara yang dimuat pada peta gua adalah arah Utara Magnetik (NM), dilengkapi dengan tahun
saat survey dilakukan.
5. Skala peta (grafis, fraksi)
Macam-macam skala :
a. Skala fraksi
Contoh : 1/62.500 atau = 1: 62.500
Artinya 1 cm dalam peta sama dengan 62.500 cm (625) jarak sebenarnya.
b. Skala verbal
Contoh : 1 = 10 km.
Skala fraksi dan skala verbal mempunyai kelemahan , bila peta mengalami perubahan besar karena
mengalami atau kesenjangan maka skala peta tidak berfungsi lagi.
c. Skala grafis
Yaitu perbandingan jarak horisontal sesungguhnya dengan jarak dalam peta yang ditujukan dengan garis.
Contoh :

0 metres 5
Artinya setiap balok mewakili 1 meter.
Yang umum digunakan dalam peta yang baik adalah kombinasi skala fraksi dan skala grafis :
Cross section
Adalah penampang melintang lorong digambar sesuai dengan skala.
Simbol-simbol
Simbol-simbol ini mewakili kondisi, bentukan dan ornamen.
Waktu survey (tanggal, bulan, tahun, acara)
Surveyor (Kelompok, anggota)
Panjang dan kedalaman gua
Foto-foto dianjurkan
Alat-alat pemetaan
Untuk grade 5
1. Pita ukur
Adalah yang terbuat dari bahan fiber, panjang maksimum 30 cm. Ketelitian yang dapat dicapai adalah sampai
dalam satuan centimeter.
2. Kompas
Mengukur besar azimuth/besar sudut terhadap arah utara 0.
3. Clinometer
Mengukur sudut kemiringan terhadap bidang datar.
4. Topofil
Mempunyai fungsi yang sama dengan pita ukur. Kerja terbaik alat ini pada jarak yang relatif pendek (< 10 m)
karena sulit untuk digunakan membidik stasiun survey. Dan akurasi pengukuran berkurang dengan adanya
penambahan jarak.
5. Catatan lembar kerja (Work Sheet)
Untuk mencatat data yang diambil selama survey. Diusahakan dibuat dari bahan yang tahan air. Untuk
survey digunakan dua bentuk work sheet, yaitu work sheet tabel, yang diisi angka-angka hasil pembacaan
alat ukur. Dan work sheet yang lain digunakan untuk membuat skets perjalanan dan situasi.
6. Pensil
Sebagai alat tulis untuk mencatat rekaman data sangat efektif.
7. Penghapus
8. Lampu senter
Pembacaan kompas dan clinometer membutuhkan penerangan. Untuk itu lampu senter yang dipakai sebagai
alat penerangan, berdiri sendiri, tidak diperhitungkan sebagai alat penerangan penelusuran.

LEGENDA PETA GUA


Arah air

Pitch, 15 cm

Climbing, 3 m

Lokasi cross section dengan Numerisasi

Lorong yang saling berpotongan, garis yang putus-putus
menunjukan bagian lorong bawah

Lorong yang belum ditelusuri

Inlet dan outlet

Air yang tidak terlalu dalam

Air yang dalam


Utara magnetis peta, dengan bulan dan tahun pengambilan data


Slab/landai
Aven

Boulder

Sand/pasir

Clay/lumpur

Guano

Flowstone

Stalaktit

Stalakmit

Gourdam

Micro gourdam

Kolom tunggal

Helektit

Gordyn

Draperi

Spelethem apapun jenisnya

MANAJEMEN PENELUSURAN GUA
Kegiatan penelusuran gua di Indonesia saat ini mulai dikenal luas, tetapi sedikit sekali yang
memperhatikan asas penelusuran gua yang baik itu sendiri. Sebelum dilakukan kegiatan penelusuran gua, wajib
dilakukan persiapan-persiapan yang memadai, didalam kegiatan penelusuran gua, baik secara fisik maupun
penglengkapan dan peralatan yang memadai, sehingga diperlukan sebuah manajemen yang baik dalam
penelusuran gua. Penelusur juga perlu memperhatikan tujuan dari penelusuran tersebut, baik untuk peneletian
ilmiah, penelitian untuk eksplorasi, untuk pengambilan data, pemetaan, untuk wisata dan lain sebagainya.
Dengan melihat tujuan dari penelusuran tersebut dapat diperkirakan pula peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan. Karena dengan tujuan yang berbeda diperluka perlengkapan yang spesifik pulasesuai dengan tujuan
penelusuran tersebut.
Didalam penelusuran gua secara garis besar dapat kita bedakan menjadi :
Explored Cave
Penelusuran gua yang pernah dieksplorasi, sedikit memberikan kemudahan bagi para penelusur dalam
tahap persiapan penelusuran gua. Biasanya sudah dapat diperoleh peta dari gua yang akan ditelusuri tersebut.
Sehingga para penelusur gua dapat memperkirakan medan yang akan dihadapi sehingga dapat membawa
peralatan yang sudah disesuaikan dengan medan tersebut. Penelusur juga dapat memperkirakan panjang lorong
dan jangka waktu penelusuran gua sehingga dapat mempersiapkan bahan bakar dan bahan makanan yang
diperlukan selama penelusuran gua tersebut.
UnExplored Cave
Dalam penelusuran gua yang belum pernah terekplorasi sama sekali diperlukan persiapan yang lebih baik
lagi, penelusur belum tahu situasi dan kondisi gua yang akan dimasuki sama sekali. Akan lebih baik lagi jika
dalam penelusuran sekaligus diadakan pemetaan gua (Mapping). Untuk penelusuran ini mutlak diperlukan semua
perlengkapan dan peralatan dan juga keterampilan penuh seorang penelusur gua. Dalam arti menguasai secara
baik teknik penelusuran gua horizontal dan gua vertikal dengan kemampuan SRT yang baik dan cave rescue
yang memadai. Selain dari Antroposentris, perlu juga diperhatikan kondisi alam itu sendiri
1. Kawasan disekitar mult gua, dimana letak posisi gua dan tingkat kerawanannya terhadap bahaya banjir
2. Lokal Base Level terdekat apakah dalam keadaan normal atau tidak.
3. Bentuk gua itu sendiri (horizontal atau vertikal), prediksi kedalamannya, apakah lorong fosil ataupun berair,
dan tingkat kerawanannya terhadap kenaikan air bila banjir.
4. Waktu/kondisi saat kita melakukan penelusuran, apakah saat musim hujan atau tidak, bagaimana perkiraan
cuaca pada umumnya didaerah tersebut. Dapat kita ketahui dengan bertanya pada pernduduk ataupun pada
badan meteorologi dan geofisika.
5. Keterangan dari penduduk setempat.



Kegiatan penelusuran gua merupakan kegiatan yang saling mendukung satu sama lainnya dan tidak
dianjurkan melakukan sama sekali untuk tidak melakukan penelusuran sendiri. Minimal untuk melakukan
penelusuran yang baik adalah 4 orang dalam satu tim, dengan asumsi bahwa jika salah seorang anggota tim
mengalami kecelakaan dan kesulitan dala gua, maka satu orang dapat menunggui korban dan dua orang keluar
untuk mencari bantuan.
Kerjasama tim sangat mendukung dalam keberhasilan suatu penelusuran, anggota tim yang saling
mendukung satu sama lain dan dengan pimpinan penelusur. Dalam kepemimpinan penelusur gua (Cave
Leadership) sangatdiperlukan seorang yang ahli dan sudah cukup berpengalaman dalam kegiatan penelusuran
gua, bukan hanya kelebihan dalam pengalaman tetapi juga dalam hal pengetahuan dan ketrampilan dan terutama
insting seorang penelusur gua. Sehingga dalam penelusuran gua sangat ditabukan dalam pengambilan
keputusan secara musyawarah untuk mufakat. Tetapi melainkan dibutuhkan otoriter seorang pemimpin yang
mutlak untuk ditaati oleh serluruh anggota tim. Kondisi dalam gua yang membutuhkan tindakan dan keputusan
yang cepat jika terjadi. Sesuatu membuat seorang penelusur tidak dapat untuk berpikir dua kalidala mengambil
keputusan, tetapi dibutuhkan cara pikir yang cepat dengan pengalaman dan keterampilan serta insting seorang
penelusur yang benar-benar diandalkan.
MANAJEMEN CAVE RESCUE
Kegiatan cave rescue ialah kegiatan yang penuh ketegangan, sulit dilaksanakan dan membutuhkan
banyak waktu, tenaga, pengorbanan uang dan penuh resiko. Dalam keadaan cave rescue sebenarnya pasti
banyak hal yang tidak pantas terjadi, bisa terjadi bila sebelumnya tidak dipersiapkan suatu code of conduct.
Dalam keadaan panik dan serba tidak jelas dan simpang siur, hal-hal yang secara logika harus dilaksanakan bisa
terlupakan atau secara tidak sengaja dilaksanakan secara salah.
Demi untuk menghindari salah tindakan, lupa untuk dilaksanakan, tidak tahu apa yang harus
dilaksanakan, duplikasi tindakan secara tidak efisien dan kesimpangsiuran maka perlu untuk membuat petunjuk-
petunjuk tata cara melaksanakan cave rescue yang senantiasa akan dikomunikasikan dan dikoordinir oleh Badan
Sar Nasional.
Petunjuk yang disusun dalam keadaan lenggang atas dasar rasio tanpa dipengaruhi oleh keadaan gawat
yang perlu tinsdakan atau keputusan tegas senantiasa akan merupakan petunjuk yang rasionil, sistematis dan
penuh logika. Petunjuk ini memiliki maksud ganda :
1. Dengan petunjuk ini setiap penelusur gua akan diingatkan akan kerumitan yang timbul apabila sampai
dibutuhkan tindakan pertolongan akibat kecelakaan atau musibah. Dengan demikian disadari oleh setiap
penelusur gua yang membaca petunjukini bahwa cara yang paling baik ialah menghindari kecelakaan.
2. Petunjuk ini secara konsokuensi baru ada gunanya bila sudah ada cave rescue group. Ini sebabnya petunjuk
ini harus menstimulur dibentuknya cave rescue yang mapan disemua daerah.
3. Petunjuk ini dijadikan pegangan yang ,mantap untuk melakukan pemikiran dan tindakan yang perlu
dilaksanakan pada saat terjadi cave rescue.
Pengumpulan data atau pertanyaan-pertanyaan semuanya perlu karena mungkin diperlukan pengusutan,
statistik dan dokumentasi.
A. Pelaporan terjadinya kecelakaan
1. Bila melalui telpon/radio maka dicatat nama pelapor
2. Alamat pelapor secara lengkap
3. Alamat dari mana pelapor menelepon atau mengirim kabar lengkap
4. Untuk menghubungi secara berkala si pelapor maka harus ditentukan telpon mana atau gelombang mana
yang akan dipakai.
5. Keadaan fasien bagaimana? .
6. Siapa-siapa penelusur lainnya
7. Bagaimana keadaan penelusur lainnya, apakah masih dapat diandalkan menolong fasien?
8. Perlengkapan dan peralatan apa yang mereka bawa?
9. Perlengkapan dan peralatan apa yang minta dibawakan?
10. Apa sudah menghubungi yang berwajib untuk pengamanan dan minta bantuan?
11. Apa sudah menghubungi dokter dan fasilitas rumah sakit ambulans terdekat?
12. Apa sudah menghubungi orari terdekat?
13. Berikan nama anda yang menerima telpon dan minta agar sipenelepon tetap stand by pada nomor
telepon ataui gelombang radio tertentu.
14. Mintalokasi gua, dukuh, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan deskripsi sejelasnmya cara mencapai
lokasi gua tersebut.
15. Mintalah uraian detail jenis musibah : tenggelam, keruntuhan, terpeleset atau yang lain.
16. Minta alamat lengkap untuk bertemu dengan si pelapor
17. Catat jam pelaporan diterima.
B. Persiapan pertolongan
1. Lihat pada daftar yang sudah harus siap ditempelkan dekat pesawat telepon anda :
a. Siapa yang harus dihubungi untuk segi medis
b. Siapa yang harus dihubungi untuk segi komunikasi
c. Siapa yang harus dihubungi untuk segi teknis
d. Siapa yang dihubungi untuk untuk ambulans service
e. Siapa yang dihubungi untuk transport para penolong
f. Siapa yang harus dihubungi untuk konsumsi
g. Siapa yang harus dihubungi untuk keuangan yang diperlukan
h. Siapa yang harus dihubungi untuk meminjam alat-alat yang dibutuhkan misalnya katrol, tandu,
ascender, descender dan tali
i. Siapa yang harus dihubungi untuk alat khusus dan siapa yang melakukan pendinamitan lorong gua,
alat bor, pali besar, gas asam (silinder), ahli gawat darurat
j. Alamat badan SAR Nasional dan instansi lainnya
2. Mengumpulkan rekan-rekan cave rescue grup satu kota atau dari kota lain yang terdekat dengan lokasi
musibah yaitu menelepon, memberitahu lewat ORARI dan lain-lain.
3. Merundingkan tindakan yang akan dilakukan
4. Mengecek peralatan yang akan dibawa
5. Mengecek transport
6. Mengecek keuangan
7. Usahakan perijinan yang mungkin dibutuhkan
8. Memberikan kepada sipelapor akan kedatangan team rescue, berangkat dengan kendaraan apa, melalui
jalan apa, akan tiba kira-kira jam berapa, ketemu dimana, minta dipersiapkan apa
9. Minta laporan terakhir dari pasien
10. Memberikan intruksi terakhir untuk dilaksanakan demi melancarkan kedatangan cave rescue team
11. Menanyakan secara detail apa yang masih diperlukan untuk menolong pasien
C. Kegiatan lapangan
1. Evaluasi keadaan secara menyeluruh
a. Menuju fasilitas rumah sakit terdekat
b. Menghubungi dokter terdekat
c. Mencari ambulans
d. Pengamanan daerah/lokasi musibah
e. Meninjau pusat lokasi
f. Meninjau laporan keadaan pasien
g. Meninjau keadaan rekan-rekan pasien dan evaluasi keterampilan
h. Meninjau kemungkinan lokasi
i. Meninjau lokasi penginapan
2. Mendirikan Pos Komando Rescue
a. Lokasi dekat dengan mulut goa
b. Tempatkan pos komunikasi pada pos komando
c. Kumpulkan semua penolong dan pembantu dan berikan briefing terakhir. Tentukan job description
secara jelas
d. Ditentukan siapa komandan rescue, siapa komandan komunikasi, siapa komandan medis
e. Cek semua peralatan yang dibutuhkan
3. Mendirikan pos humas
a. Pos ini harus agak jauh lokasinya dari pos komando
b. Keluarga, wartawan, pejabat boleh berkumpul dipos ini, mereka tidak diperkenankan mendekati pos
komando.
c. Pos humas dipakai untuk mempersiapkan konsumsi bagi para penolong dan para korbanSetiap press
release hanya dapat dilakukan dipos humas dan hanya satu orang dapat memberikan pressrelease
ini untuk menghindarkan kesimpangsiuran berita. Pemberi info ini boleh mondar-mandir kelokasi pos
komando
d. Pos humas dipakai untuk mempersiapkan konsumsi bagi para penolong dan para korban
e. Dibutuhkan seorang berwibawa untuk dapat menenangkan massa dan korban agar dicegah
mendekati pos komando
f. Keluarga korban dan simpatisan dapat disibukan dengan minta mereka mendirikan dapur darurat
untuk mengurus konsumsi yang hadir termasuk untuk para penolong dan teman-teman sikorban
g. Komunikasi antara pos komando dan lokasi pasien diatur
h. Komunikasi antara pos komando dengan dunia luar diatur sedemikian rupa
i. Tentukan kurir-kurir yang membawa yang membawa berita dan peralatan juga konsumsi dari pos
humas kepos komando
j. Jelaskan prosedur melapor secara tertulis
k. Administrasi keluar masuk personalia dan alat-alat dipersiapkan dalam bentuk daftar siapa yang
masuk membawa apa dan siapa keluar membawa apa, pada jam-jam berapa
l. Komandan rescue mencatat segala laporan sampai selesai. Sebaiknya komandan rescue dibantu
Oleh :

- Asisten peralatan yang mencatat jumlah peralatan yang ada dan jumlah peralatan yang dipesan
- Asisten administrasi yang mencatat keluar masuknya orang dan peralatan
- Asisten personalia yang merekrut pembantu sesuai dengan kebutuhan dan mencatat keadaan
fisik dan mental masing-masing orang itu
m. Jelaskan prosedur melapor secara tertulis
n. Stabalisasi keadaan pasien didalam goa dilaksanakan oleh tim medis
o. Evakuasi pasien ke mulut goa oleh team teknik
p. Transportasi pasien ke Rumah sakit oleh team medis
q. Perawatan pasien dirumah sakit
D. Tindak lanjut
1. Press release yang sifatnya harus profesional tanpa menonjolkan jasa team rescue dan harus
menonjolkan besar mamfaatnya peranan para pembantu, termasuk ORARI dan pejabat setempat, semua
orang yang membantu dan disertai ucapan terima kasih
2. Pengecekan segala peralatan dan personalia
3. Pelacakan sebab dari musibah dan analisa cara bagaimana dapat dihindarkan
4. Membuat laporan lengkap

DAFTAR GUA TERPANJANG DAN TERDALAMDI DUNIA
National Speleologi Society (NSS), himpunan speleologi-nya Amerika Serikat, melalui salah seorang
anggotanya, Bob Gulden memberikan daftar-daftar gua-gua terpanjang, lebih dari 15 km dan gua-gua terdalam,
lebih dari 800 meter di seluruh dunia.
DAFTAR GUA TERPANJANG DI DUNIA VERSI NSS
No NAMA GUA LOKASI PANJANG (M)
1. Mammoth Cave System Ed./Hart/Bar,Kentucky USA 556.849
2. Optimisticeskaja Ternopal, Ukrainskaja Ukraine 212.000
3. Jewel cave Custer, South Dakota USA 200.637
4. Holloch Muotatal, Schwyz Switzerland 184.026
5. Lechuguilla Cave Eddy, New Mexico USA 171.234
6. Fisher Ridge Cave System Hart, Kentucky USA 160.965
7. Wind Cave Custer, South Dakota USA 156.026
8. Siebenhengste-hohgant
Hohlensystem
Eriz/Beat./Ha, Bern 145.000
9. Ozernaja Ternopal, Ukrainskaja ukraine 117.000
10. Gua Air Jernih Lubang Batan
Pandang
Muhu, sarawak Malaysia Timur 109.000
DAFTAR GUA TERDALAM DI DUNIA VERSI NNS
No. NAMA GUA LOKASI DALAM (m)
1. Veronja Cave (Krubera Cave) Abkhazia Georgia 1.710
2. Lamprechtsofen Vogelshacht Salzburg Austria 1.632
3. Gouffre Mirolda/Lucien Bouclier Haute- savoice France 1.616
4. Reseau Jean Bernard Haute- savoice France 1.602
5. Torca de Cerro (del Cuevon) Asturias Spain 1.589
6. Shakta Vjacheslav Pantjukhina Abkhazaria Georgia 1.508
7. Ceki 2 (Cehi II) Ia Vandetta Rambonski Podi Slovenia 1.480
8. Sistema Huautla Oaxaca Mexico 1.475
9. Sistema del Trave (La Laureola) Asturias Spain 1.441
10. Boj Bulok Uzbekistan Uzbekisatan 1.415
11. (II) laminako aterneko Leizea (BU56) Nararra Spain 1.408
12. Sustav Lukina jajma Trojama (Manual II) Velebit Croatia 1.392
13. Sistema chave (Cuicateco) Oaxaca Mexico 1.386
14. Evren GUNAY Sinkhole (Peynirlikonu
dudeni)
Cukurpinar turkey 1.377
15. Snizhnaja Mezhonnogo (Snezhaya) Abkhazia Georgia 1.370
16. Reseau de la Pierre Saint Martin Pyre- Atlantigues France/ Spain 1.342
17. Siebenhengste hohgant Hohlensystem Bern Switzerland 1.340
18. Slovacka jama Velebit Croatia 1.301
19. Cosanostraloch Berger Platteneck
Hohle
Salzburg Austria 1.291
20. Gouffre Berger Gouffre de la Fromagere Isere France 1.271
21. Neide Muruk Cave New Brintain Papua New
Guinea
1.258
22. Torca dos los Rebecos Asturias Spain 1.255
23. Pozo del maddejuno Leon Spain 1.255
24. Abisso Paolo Roversi Toscana Italy 1.249
25. Vladimir V. Iljukhina System Abkhazia Goergia 1.240
26. Satono (sistema) Akematl (Axematl)
(Axemati)
Puebla Mexico 1.226

FOTOGRAFI
Gambaran umumfotografi
Kalau anda berpikir untuk memotret, maka hal pertama yang harus ada didekat anda adalah kamera.
Ketika berbicara tentang kamera maka anda harus memilih kamera yang cocok untuk tujuan. Berbagai jenis
kamera beredar dipasaran tapi yang akan dibahas kali ini hanya kamera saku dan kamera SLR karena dua jenis
kamera ini yang paling umum digunakan atau paling banyak dipakai saat ini.
Kamera saku atau kamera pocket pasti sudah sering anda dengar bahkan mungkin anda memakainya.
Begitu kecil dan mudah penggunaanya. Dengan kamera ini anda tidak perlu mengukur atau menyetel. Memang
kamera ini dirancang untuk bisa dipakai siapa saja. Tapi bagaimanapun juga kamera ini tidak memadai untuk
belajar fotografi karena sifatnya serba otomatis tadi. Kemudian kita kenal SLR atau single lens reflex. Kamera ini
dinamakan demikian karena dalam badan kamera ini terdapat sebuah cermin yang memantulkan objek yang
dilihat lensa kejendela bidik. Adanya kemampuan ini memungkinkan anda melihat hal yang persis sama seperti
yang dilihat oleh lensa kamera anda. Ini berbeda dengan kamera saku atau kamera lain yang memisahkan antara
lensa kamera dan jendela bidik, dan menyebabkan mata kita melihat hal yang persis sama dengan mata lensa.
Perbedaan ini yang dinamakan paralax error.
Anatomi kamera SLR
Setiap kamera SLR baik kamera yang sederhana ataupun yang canggih sekalipun, pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja yang sama, yaitu bertugas sebagai kamar gelap untuk menangkap proyeksi bayangan
yang jatuh dipermukaan film. Letak perbedaan dari setiap jenis kamera adalah pada kemudahan pengoperasian
dan kesempurnaan hasil yang dicapainya.
Adapun bentuk atau anatomi dari berbagai kamera itu pada umumnya dapat dikembalikan pada bagian-
bagian utama yang mempunyai fungsi sama :

1. Lensa
Lensa merupakan alat optik yang berfungsi untuk memproyeksikan cahaya atau bayangan dari objek yang
berada dimuka lensa. Bayangan yang diproyeksikan akan membentuk bayangan latent pada film yang menerima
bayangan tersebut.
Sedang ketajamannya dapat diatur dengan memutar gelang lensa maju atau mundur. Kualitas gambar juga
ditentukan mutu lensa yang dipergunakan.
2. Kecepatan
Berfungsi sebagai lat untuk mengatur tempo pencahayaan. Lama atau sebentarnya cahaya yang diluluskan
dapat diatur melalui bagian ini. Semakin rendah kecepatan, maka semakin lama permukaan film tercahayai.
Sebaliknya semakin tinggi kecepatan, maka akan semakin sebentar film itu tercahayai. Lamanya pencahayaan
tergantung pada kebutuhan dan kekuatan cahaya setiap pemotretan. Tombol kendakinya ditandai denganj huruf
atau gambarsimbol : b, -15, -8, -4, .., 8000
3. Diafragma
Merupakan alat yang mengatur besaran lobang untuk meluluskan cahaya dari lensa kefilm. Besar kecilnya
dapat diatur sesuai kebutuhan pencahayaan waktu terjadinya pemotretan. Semakin besar lobang diafragma
semakin besar pula cahaya yang diloloskan kedalam kamera, sebaliknya semakin kecil lobang diafragma maka
semakin sedikit cahaya yang diluluskan.
Diafragma sering disebut f/stop, ditandai dengan 1.2, 1.4, 1.7, 2, 2.8, 3.5, 4.5, 5.6, 8, 11, 22, 32, dll.
Besaran angka ini terbalik dengan kenyataan besaran lobvang masuknya cahaya. Semakin besar angka
diafragma, semakin kecil cahaya yang masuk kebidang film.
4. Jendela pengamat
Sering disebut sebagai jendela bidik, berfungsi untuk melihat objek yang akan dipotrer.
5. Kompartemen film
Merupakan bidang datar untuk menempatkan film baik merupakan film datar maupun berupa film gulungan.
Tempat memasang film ini harus benar-benar kedap cahaya untuk menjamin gambar yang baik dan jernih.
6. Penemu jarak
Bagian ini merupakan cara atau alat untuk memajukan atau memundurkan lensa untuk mengatur ketajaman
gambar. Tajam atau tidaknya bayangan yang diproyeksikan tergantung dari ketepatan pengaturan jarak. Apabila
pengaturan jaraknya tepat, maka gambar yang diproyeksikan akan tajam pula, demikian pula sebaliknya.
6. Ruang kedap cahaya
Merupakan bagian yang sama sekali bebas dari masuknya cahaya yang tidak dikehendaki. Disini pula
lembaran film akan dicahayai. Pada pemotretan cahaya diloloskan oleh diafragmakemudian melewati ruang
kedap cahaya. Pada saat bersamaan celah penutup film akan menggeser untuk memberi kesempatan agar
permukaan film terkena cahaya dan proyeksi lensa jatuh keatas permukaan film.
Masih banyak lagi intrumen lain yang harus dikenali sepereti : tombol penggulung film, self timer, tombol rewind,
hot-shoe, pengatur ASA dll.
Di samping bagian primer dari kamera, tetap harus pendukung dalam, proses pemotretan di kamera meliputi filter,
lensa, blitz (flash light) dan sebagainya.
Fotografi Gua
Untuk fotografi gua, pada dasarnya hampir sama dengan fotografi outdoor dan indoor, hanya lebih
ditekankan pada pemilihan jenis film, asa, permainan cahaya atau komposisi cahaya dan ketajaman gambar atau
pemilihan diafragma.
Peralatan fotografi gua terbagi menjadi dua bagian yaitu alat utama dan pendukung.
Alat-alat pendukung adalah sebagai berikut :
a. Kamera
Dianjurkan untuk menggunakan kamera jenis SLR, untuk lebih memudahkan pengaturan komposisi.
Usahakan menggunakan kamera nonelektrik karena sangat rentan terhjadap air.
b. Film
Merupakan unsur penting dalam pemotretan, jadi alangkah pentingnya untuk mengetahuikarakter dari
masing-masingfilm. Begitu juga untuk pemilihan asa film.
c. Sumber cahaya
Dapat dipereoleh dari flash light/blitz, maupun sumber cahaya yang lain.
d. Tripod
Sebagian besar pemotretan digua menggunakan kecepatan rana yang lambat, tipod digunakan
sebagai dudukan kamera untuk mendapat kestabilan kamera.

e. Shutter cable
Sebagai peminimalan gerakan pada kamera pada saat shutter
f. Light meter
Adalah alat bantu untuk mengukur cahaya secara akurat.
Kemudian untuk alat-alat pendukung adalah sebagai berikut :
a. Filter lensa
Ada bermaca, bentuk dan ragam filter, filter digunakan untuk memanipulasi penangkapan warna, cahaya
dan bentuk dari kamera
b. Sllave unit/mata kucing
Digunakan untuk penggadaan cahaya dari blitz secara bersamaan
c. Dry bag
Digunakan sebagai tempat peralatan, untuk melindungi dari air
d. Reflektor
Digunakan untuk membelokan cahaya, dan juga dapat digunakan sebagai pengurang cahaya
e. Kertas tissu
Digunakan untuk membersihkan bagian kamera terutama lensa dari kotoran maupun embun.
Teknik pemotretan
Sebelum melakukan kegiatan usahakan selalu memeriksa kembali peralatan yang akan dibawa. Pahami
tujuan pemotretan, apakah dokumentasi kegiatan atau dokumentasi gua. Secara umum teknik pemotretan gua
adalah mengkomposisikan cahaya pengaturan frame, dan ketajaman gambar.
a. Kecepatan
Dalam pemilihan kecepatan, secara umum gunakan kecepatan rendah untuk dapat menangkap cahaya yang
lebih banyak. Tingkat kecepatan adalah 15.
Contoh : 1/15, 1/30, 1/45, 1/60, 1/90 dst.
Setiap tingkatan mempunyai kompensasi cahaya sebanyak stop
b. Diafragma
Untuk pemilihan bukaan diafragma, disesuaikan dengan tingkat ketajaman yang dibutuhkan untuk
menampilkan atau memvisualkan objek yang akan kita rekam.
Bila membutuhkan lebih dari satu bukaan diafragma, gunakan bukaan rata-rata :












c. Cahaya
Untuk ornamen yang putih, dianjurkan untuk mengurangi cahaya sebesar stop, untuk menonjolkan warna
natural dari ornamen. Gunakan light meter untuk penghitungan cahaya secara tepat.
Jika menggunakan lebih dari satu sumber cahaya, samakan permintaan bukaan diafragma dari masing-
masing sumber cahaya, apabila tidak memungkinkan, ambil data dari sumber cahaya untuk objek yang
menjadi objek utama
d. Pengambilan objek
Buatlah objek senatural mungkin, terutama objek manusia. Usahakan untuk memasukan unsur pembanding
dalam objek gambar untuk memudahkan perkiraan ukuran sebenarnya.
Gunakan pembanding yang mempunyai ukuran yang tetap dan umum. Pengaturan komposisi frame secara
umum sebagai dasar yaitu garis horizontal bagian.
e. Kreatifitas dan imajinasi
Sangat diperlukan sebagai seorang peminat fotografi.

D1+D2+Dn
2

Anda mungkin juga menyukai