Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan yang baru dan termasuk yang penting untuk masa sekarang adalah
pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkenaan dengan kepentingan lingkungan di
sekitar manusia dan menjaga berbagai unusrnya yang dapat mendatangkan ancaman
kehancuran, atau perusakan.

Pendidikan lingkungan telah di ajarkan oleh rosulullah SAW kepada para sahabatnya. Bahwa
abu darda mengatakan bahwa ditempat belajar yang di asuh oleh rosulullah di ajarkan
pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah
tanah yang tandus menjadi subur. Perbuatan tersebut mendatangkan pahala yang besar dan
merupakan amal ibadah kepada allah SWT.

Pendidikan lingkungan yang di ajarkan oleh rosululah berdasarkan wahyu, sehingga banyak
di jumpai ayat-ayat ilmiah al-qur’an yang membahas tentang lingkungan.Oleh karena itu ,
dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas secara luas mengenai al-qur’an dan
lingkungan, karena di al-qur’an menjelaskan tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan
melatakkan dasar dan prinsipnya secara global.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa sebenarnya lingkungan dan bagaimana kondisinya pada saat itu ?

2. Bagaimana pandangan al-qur’an yang berkaitan dengan upaya menjaga

kelestarian lingkungan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa dan bagaimana kondisi lingkungan saat ini

2. Mengetahui dan betapa pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan

3. Mengetahui bagaimana cara menjaga lingkungan seperti yang terdapat pada

al-qur’an.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi lingkungan pada masa ini

Masalah lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena menyangkut
berbagai sector dan berbagai kepentingan umat islam manusia. Hal ini terbukti dengan
munclnya isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin santer terdengar. Diantaranya isu efek
rumah kaca, lampiasan ozon yang menipis, kanaikan suhu udara, mencaarinya es di kudub,
dll.

timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidupsebagian besar adalah hasil perbuatan
manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung jawab sebagai khlaifah di bumi. Manusia
mempunyai daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk lainnya tidak
memilikinya. Kebudayaan manusia makin lama makin maju sesuai dengan perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi. Sejarang dengan kemajuan tersebut,
perkembangan persenjataan dan alat perusak lingkungan makin maju pula. Kerusakan
lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor,dan pabrik-pabrik yang
menimbulkan pencemaan udara atau polusi. Pencemaran tersebut membayangkan
keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya. Limbah-limbah pabrik sering kali
dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal
tanker yang membawa minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai dan laut beracun
yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat beracun.

Mungkin selama inimanusia terlalu jumawa dengan kemampuan yang mereka miliki untuk
engolah lingkumngan yang ada. Padahal seharusny manusia sebagi makhluk yang dimuliakan
dengan akal, seharusnya mampu berbuat apapun asalkan tetap memegang amanah dan
beranggung jawab dalam mengolah bumi. Seharusnya kita sebagai umat islam kembali
kepada ajaran Al-quran dan hal mengolah lingkungan. Supaya kita dapatlebih bijak dan
bertanggung jawab. Sehingga nantinya dengan sendirinya akan lahirlah prinsip pembangunan
berkelanjutan atau pebangunan berwawasan lingkungan.

B. Pandangan Al-Qur’an yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan

Al-Qur’an sebagainya kitab suci agama islam di dalamnya banyak terangkum ayat-
ayat yang membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk mejaga lingkungan,
larangan untuk mrtusaknya, dan lain sebagainya seperti yang dibahas berikut ini.

2
1. Q.S. Ar-Ruum Ayat 41-42

{ )41( َ‫ضالَّ ِذي َع ِملُوالَ َعلَّهُ ْميَرْ ِجعُون‬ َ ‫اسلِيُ ِذيقَهُ ْمبَ ْع‬ ِ َّ‫يالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِربِ َما َك َسبَ ْتَأ ْي ِديالن‬
ْ ِ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُدف‬
)42( َ‫ضفَا ْنظُرُوا َك ْيفَ َكانَ َعاقِبَةُالَّ ِذينَ ِم ْنقَ ْبلُ َكانََأ ْكثَ ُرهُ ْم ُم ْش ِر ِكين‬ ِ ْ‫} قُ ْل ِسيرُوافِياألر‬

41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).

42. Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana


kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).”

Sejarah Surat Ar-Ruum dan Isi Kandungannya.

Surat Ar-Ruum (bahasa Arab: ‫ )الرّوم‬adalah surah ke-30 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas
60 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Surat ini diturunkan sesudah surah Al-
Insyiqaq. Dinamakan Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi (Bizantium), karena pada
permulaan surat ini, yakni ayat 2, 3 dan 4 (30:2-30:4) terdapat ramalan Al-Qur’an tentang
kekalahan dan kemudian kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia.

Secara khusus kandungan surat Ar-Rum adalah sebagai berikut:

· Informasi dari Allah Swt bahwasanya terjadinya kerusakan di daratan dan lautan

adalah akibat ulah tangan manusia

· Perbuatan jelek itu bersifat merusak dan akan kembali pada yang melakukannya.

· Yang membuat kerusakan dan ingkar pada Allah akan binasa di dunia dan akhirat

· Semua musibah pada hakikatnya adalah peringatan dari Allah agar manusia kembali ke

jalan yang benar

· Manusia di amanati oleh Allah untuk menjaga dan melestarikan alam

· Allah mengutus para nabi dan rosul untuk membimbing manusia dalam memanfaatkan dan

Menjaga alam

· Kebudayaan manusia semakin lama semakin maju sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

Perilaku dalam kehidupan sehari-hari atas kandungan QS. Ar-Rum 41-42 sebagai berikut :

· Mensyukuri nikmat Allah

3
· Merawat dan memelihara alam

· Mengambil manfaatnya secara benar

· Tidak membuat kerusakan di muka bumi

· Menyayangi semua makhluk ciptaan Allah

· Senantiasa ingat kepada Allah atau mendekatkan diri kepada Allah agar

dijauhkan dari bencana

· Mempelajari sejarah umat-umat terdahulu kemudian mengambil pelajaran

darinya

PENJELASAN SURAT AR RUM AYAT 41-42

Surah Ar-Rum ayat 41 menjelaskan bahwa di dunia ini telah nyata terjadi berbagai
kerusakan atau bencana , baik di darat maupun di laut. Kerusakan dan bencana itu adalah
akibat perbuatan manusia. Sudah sepatnyalah ayat ini lebih kita perhatikan dan renungkan
dengan seksama.

Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa telah tampak kerusakan di darat, seperti
kekeringan, paceklik, dan hilangnya rasa aman; kerusakan di laut, seperti tenggelamnya
kapal-kapal dan kekurangan hasil laut serta sungai. Semua itu disebabkan karena perbuatan
tangan manusia yang durhaka. Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan ,
seperti kemusyirikan, kemunafikan, dan kesesatan pikiran manusia. Mereka tidak menaati
perintah dan menjauhi larangan Allah yang disampaikan oleh para rasul-Nya.

Pada Ayat 42, Allah memerintahkan kepada manusia supaya mengadakan perjalanan di
muka bumi ini. Manusia diharapkan dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang
terdahulu. Selanjutnya, mereka dapat mengambil pelajaran dari tingkah laku dan perbuatan
mereka melalui pengamatan langsung, penelitian peninggalan sejarah, atau media-media
yang lain. Di antara mereka itu ada yang memperoleh kejayaan dan ada pula yang mengalami
kerugian, penderitaan, kesengsaraan, akibat kerusakan atau bencana yang menimpa mereka.

Adanya perintah untuk melihat dengan mata kepala dan pikiran, menunjukan perintah
untuk menggunakan daya pikir serta fisik guna mencapai kebenaran. Dengan
mengoptimalkan keduanya, diharapkan dapat menggugah daya kalbu, sehingga manusia
beriman secara benar dan baik.

2. Q.S. Al-A’raf Ayat 56-58

4
)56( ‫ضبَ ْع َدِإصْ الَ ِحهَا َوا ْدعُوهُ َخوْ فا ً َوطَ َمعاًِإنَّ َرحْ َمتَاللّ ِهقَ ِريبٌ ِّمن َْال ُمحْ ِسنِين‬ ِ ْ‫ُوافِياَألر‬ ْ ‫َوالَتُ ْف ِسد‬
ْ ‫َوهُ َوالَّ ِذييُرْ ِساُل ل ِّريَا َحبُ ْشراًبَ ْينَيَ َد ْي َرحْ َمتِ ِه َحتَّىِإ َذاَأقَلَّ ْت َس َحاباًثِقَاالً ُس ْقنَاهُلِبَلَ ٍد َّميِّتٍفََأن َز ْلنَابِ ِه ْال َماءفََأ ْخ َرجْ نَابِ ِه ِمنكُاِّل لثَّ َم َراتِ َك َذلِ َكنُ ْخ ِرج‬
‫ُالموْ تَىلَ َعلَّ ُك ْم‬
‫ص ِّرفُاآليَاتِلِقَوْ ٍميَ ْش ُكرُون‬ َ ُ‫) َو ْالبَلَدُالطَّيِّبُيَ ْخ ُر ُجنَبَاتُهُبِِإ ْذنِ َربِّ ِه َوالَّ ِذي َخبُثَالَيَ ْخ ُر ُجِإالَّنَ ِكداً َك َذلِ َكن‬57( ‫تَ َذ َّكرُون‬

56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik

57. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke
suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan
dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran

58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah
yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur

Pembahasan Mengenai Kandungan Ayat :

Ada banyak hal yang sangat tentang dari surah ini. Salah satunya kisah para nabi. Para nabi
itu menjadi media pendidikan dan pengembangan ruhani Rasulullah SAW. Lewat kisah itu,
beliau diingatkan bahwa penderitaan yang dialaminya tidak lebih parah daripada nabi
sebelumnya.

Empat muatan penting dari surah al-A'raaf.

1. Perintah Allah untuk menjadikan Alquran sebagai hudan atau petunjuk;

2. Ulasan tentang musuh abadi 'manusia, yakni iblis, berikut langkah-langkah iblis

ketika menggoda manusia

3. Pengutusan para nabi dan rasul untuk mencerahkan kehidupan manusia;

4. Pengkhianatan kaum Yahudi terhadap perjanjian dengan Allah. setelah

Perjanjian dengan manusia

Ayat 56-58 ini sangat menarik untuk dikaji karena memberikan bukti-bukti nyata tentang
kekuasaan Allah. Ayat ini pun memberi gambaran tentang pengkhianatan kaum Yahudi
terhadap perjanjian dengan Allah.

Larangan mengadakan kerusakan lingkungan di bumi. Dalam ayat lain, larangan Allah
dibarengi oleh ancaman.

5
Doa artinya permohonan. Dalam Islam, doa merupakan otaknya ibadah. Doa juga menjadi
senjata ampuh bagi perjuangan seorang muslim. Rasulullah SAW rnenyebut orang yang tak
pernah berdoa sebagai al-kibr (sombong). Bagaimana cara berdoa yang baik?

1. Mengetahui waktu utama yang ijabah (sa'atul Sabah)

2. Berdoa dengan rasa takut dan penuh harap (akan dikabulkan)

3. Menjauhi segala hal yang dapat menghalangi terkabulnya doa dan mematuhi

seluruh perintah-Nya

4. Diucapkan dengan nada lirih dan hati yang sungguh-sungguh.

· Tanda-tanda kekuasaan Allah yang tampak jelas di alam semesta memberi manfaat

Bagi kehidupan manusia dll

1.Angin berhembus untuk mengawali datangnya hujan. Angin mengarak awan yang ada di
antara langit dan bumi. Angin itu dapat dimanfaatkan untuk mengawinkan tumbuhan. "Kami
telah meniupkan angin untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan (QS al-Hijr, 22).

2.Air hujan dapat menyuburkan tanah. Tanah yang subur mempercepat pertumbuhan
tanaman, termasuk buah-buahan.

Adakah hubungan antara doa dan pengungkapan ayat-ayat-Nya tersebut? Doa hanya bisa
disampaikan kepada Dzat Yang Maha Sempurna. Kesempurnaan-Nya tidak dapat ditandingi
oleh siapa dan apa pun. Tidak ada yang dapat memenuhi seluruh keinginan manusia kecuali
Dzat Yang Maha Sempurna itu ; Allah. Jadi, pengungkapan ayat-ayat-Nya itu untuk
meyakinkan manusia bahwa hanya Dia yang layak menjadi tempat kembali urusan manusia.

3. Q.S. Sad Ayat 27-28

ِ َّ‫اطال َذلِ َكظَنُّالَّ ِذينَ َكفَرُوافَ َو ْيلٌلِلَّ ِذينَ َكفَرُوا ِمنَالن‬


{ )27( ‫ار‬ َ ْ‫َو َما َخلَ ْقنَاال َّس َما َء َواألر‬
ِ َ‫ض َو َمابَ ْينَهُ َماب‬
ِ ‫ضَأ ْمنَجْ َعاُل ْل ُمتَّقِينَ َك ْالفُج‬
)28( ‫َّار‬ ِ ْ‫َأ ْمنَجْ َعاُل لَّ ِذينَآ َمنُوا َو َع ِملُواالصَّالِ َحاتِ َك ْال ُم ْف ِس ِدينَفِياألر‬

27. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka

6
28. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh
sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami
menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat

Pembahasaan mengenai ayat tersebut:

Pada Surah Sad Ayat 27 merupakan penegasan bahwa allah menciptakan langit, bumi, dan
apa yang ada diantara keduanya semuanya dengan benar-benar, tidak sia-sia. Allah Swt.
Menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya dengan tata aturan
yang demikian rapi, indah, dan harmonis.

Selanjutnya, pada Ayat 28, Allah menegaskan bahwa tidak akan pernah sama antara orang-
orang yang selalu berbuat amal saleh. Orang-orang yang bertakwa akan selalu melakukan
amal saleh dan berbuat untuk kebaikan di ala mini. Adapun orang-orang yang berbuat jahat
akan senantiasa membuat kerusakan menurut hawa nafsu mereka. Allah akan memberikan
balasan sesuai dengan amal masing-masing.

Pada kehidupan di dunia, jika dilihat sepintas kehidupan orang yang bertakwa dengan
kehidupan orang durhaka seperti sama. Bahkan secara lahiriah kemungkinan orang yang
durhaka atau banyak maksiat kelihatan lebih baik. Namun, di sisi Allah mereka sangat jauh
berbeda. Itulah keadilan yang akan diberikan Allah kepada semua hamba-Nya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan mengapa
Allah menyebutkan secara ekplisit dalam al-Qur’an tentang pentingnya lingkungan hidup dan
cara-cara islami dalam mengola dunia ini.

Kualitas sebagai indicator pembangunan dan ajaran islam sebagai teknologi untuk mengolah
dunia jelas merupakan pesan strategis dari Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-
sungguh oleh setiap muslim.

Adanya bencana lebih karena manusia melakukan ekspliotasi berdasarkan kemauan hawa
nafsunya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan
bencana yang ditimbukan. Maunia tersebut tidak mampunyai pengetahuan mengenai
ekosistem dan memandang baik perbuatannya yang salah tersebut tanpa pengetahuan, dalam
Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia yan dzalim. Sebagaimana Mengingatkan :

7
“ Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka
siapakah yang akan menujuki orang yang telah disesatkan Allah? An tiadalah bagi mereka
seorang penolong pun”(Q.S.Ar-Rum 30:29)

Bahaya yang diakibatkan menurtkan kehendak nafsu sangat jelas dampaknya pada
kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan dan tidak
mempertimbangkan daya dukung lingkungan, pemborosan, menguras sesuatu yang tidak
penting dan tidak efisien, bermewah-mewah dalam konsumsidan gaya hidup seterusnya.
Manusia yang melakukan cara seperti tu tentu mengelola bumi tapa landasan dan petunjuk al-
khalik sesuai denan apa yang di isyaratan kepadanya selaku hamba Allah. Syariat adalah
frman dimana bumi hanya dapat terjadi kefatalan. Tanpa standar nilai-nilai syaiat tersebut,
manusia cenderung melihat kebenaran menurut hawa nafsu.

B. Saran

Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini
seringkali tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah
haji. Dalam haji, umat islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuhbinatang.
Apanila larangan itu terdengar maka ia berdosa dan diharuskan membayar denda (dam).
Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi.

Hendaknya kita sebagai umat islam kembali kepada ajran agama kita dalam mengelola
lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi lebih bijak dalam
mengelola lingkungan. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam kegiatan pengelolahan
lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan berwawasan lingkungan maupun spirit
pembangnan berkelanjutan.

Hal diatas bukan tidak mungkin akan tereliminasikan. Asalkan manusia mau kembali kepada
ajaran agam yang utuh dan dapat memahaminya. Sehingga nantinya akan tumbuh uman
manusia dalam mengelola lingkungannya. Sangat jelas dalam Al-Quran terdapat begitu
banyak ayat-ayat yang membahas prosedur pengelolaan alam yang bijak. Perintah untuk tidak
berbuat kerusakan di muka bumi. Dll.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Kebenaran Al-Qur’an dan Hadis 3 , http://www.tigaserangkai.com

Buku lks Al-Qur’an-Hadits , http://kisahmuslim.com

http://hidupterusberlanjut.blogspot.com/2016/01ayatayatal-quram-temtanglingkunganhidup

8
9

Anda mungkin juga menyukai