Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

JENIS-JENIS ALAT TANGKAP IKAN DI INDONESIA

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Oleh :

1. Bayu Alifian Putra


2. Rayhan Rizkiyan
3. Vivi
4. Febrian

KELAS TPI 1
JURUSAN ILMU KELAUTAN
DAN PERIKANAN

FAKULTAS POLITEKNIL NEGERI


PONTIANAK (2023)
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Jenis - Jenis Alat Penangkapan Ikan Di
Indonesia”.Makalah ini merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

Adapun tujuan dari penyusun makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa mengenai Jenis – jenis alat tangkap ikan yang sering digunakan oleh para
nelayan. Sehingga, mahasiswa dapat mengembangkan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin
dalam penyelesaian makalah ini. Oleh sebab itu jika ditemukan kekurangan, maka saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................
1.1.Latar Belakang.........................................................................
1.2.Rumusan Masalah...................................................................
1.3.Tujuan......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................
2.1.Pukat Cincin ( Purse Seine ) .....................................................
2.2.Pukat Hela ( Trawl ) .................................................................
2.3.Jaring Insang ( Gill Net ) ..........................................................
2.4.Jaring Angkat ( Lift Nets ) ........................................................
BAB III PENUTUP............................................................................
REFERENSI.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebagai negara Kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada wilayah
daratan. Hal ini menjadi potensi sumberdaya dalam keanekaragaman flora dan fauna. Laut
Indonesia menjadi sumber kehidupan dan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia
khususnya masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Potensi sumberdaya ikan laut Indoensia
sebesar 6,5 juta ton per tahun tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia. Namun potensi ini kerap dieksploitasi oleh warga negara asing
yang melaut di Indonesia. Akhir akhir ini, dunia terus menyoroti implementasi kebijakan KKP
(Kementrian Kelautan dan Perikanan) tentang sanksi peledakan dan penenggelaman kapal
nelayan asing yang masuk ke Indonesia untuk melakukan illegal fishing. Menurut UU No.45
tahun 2009, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan
untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan
penelitian/eksplorasi perikanan.

Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan


sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai
sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Aktivitas perikanan
dimulai dengan usaha melakukan penangkapan ikan ataupun mengumpulkan biota akuatik
(rumput laut, kerang-kerangan dan lain-lain). Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh
teknologi penangkapan ikan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan
agar hasil tangkapan yang diperoleh maksimal serta tidak menimbulkan kerusakan pada
habitat ikan sehingga sumberdaya ikan tetap lestari. Operasi penangkapan ikan oleh setiap
jenis alat tangkap memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki
kontruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi perairan
pada daerah penangkapan ikan.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan


Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan pada pasal 1 menyatakan
bahwa Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak
dalam keadaan di budidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/atau mengawetkannya. Dalam dunia perikanan, tak lepas dengan usaha
penangkapan Sumber Daya Ikan. Alat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang
digunakan nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan biota laut lainnya. Dalam
menangkap ikan menggunakan alat tangkap, untuk mempermudah manusia dalam
menangkap Sumber Daya Ikan (SDI). Ternyata Alat Tangkap Ikan (API) yang digunakan dalam
menangkap ikan ada beraneka macam. Adapun macam- macam alat tangkap ikan menurut
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 71/PERMEN-KP/2016
BAB III Pasal 6 tentang Alat Penangkapan Ikan yaitu: jaring lingkar (surrounding nets); pukat
tarik (seine nets); pukat hela (trawls); penggaruk (dredges); jaring angkat (lift nets); alat yang
dijatuhkan (falling gears); jaring insang (gillnets and entangling nets); perangkap (traps);
pancing (hooks and lines); dan alat penjepit dan melukai (grappling and wounding).

1.2.Rumusan Masalah

a. Apa saja jenis-jenis alat tangkap ikan yang digunakan di Indonesia?


b. Bagaiman cara mengoprasikan jenis alat tangkap ikan?

1.3.Tujuan

a. Mengetahui jenis-jenis alat tangkap ikan di Indonesia.


b. Mengetahui cara mengoprasikan jenis alat tangkap ikan di Indonesia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pukat Cincin ( Purse Seine )


Pukat cincin (Purse seine) adalah alat penangkap ikan dari jaring yang
dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alat berbentuk seperti
mangkuk pada akhir proses penangkapan ikan. Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap
ikan pelagis yang bergerombol. Cara pengoperasian pukat cincin adalah dengan melingkari
gerombolan ikan, kemudian tali kolor (purse line) ditarik ke dan dari kapal hingga bentuk
jaring menyerupai mangkuk. Selanjutnya hasil tangkapan dipindahkan ke kapal dengan
menggunakan serok atau scoop. Purse seine disebut juga pukat atau jaring kantong, karena
bentuk jaring pada saat dioperasikan menyerupai kantong. Alat tangkap ini disebut juga
jaring kolor, karena pada bagian bawah jaring dilengkapi dengan tali kolor yang berfungsi
untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor
tersebut (Diniah, 2008).
Menurut Brandt (2005) menyatakan bahwa karakteristik purse seine terletak pada cincin dan
purse line atau tali kolor. Alat tangkap ini memiliki ciri tali ris atas yang lebih pendek dari tali
ris bawahnya, sedangkan alat tangkap yang termasuk kelompok ini seperti lampara memiliki
tali ris atas yang lebih panjang dari tali ris bawah. Purse seine dikelompokkan ke dalam
kelompok surrounding nets. Ada dua tipe Purse seine yaitu Purse seine tipe Amerika dan
Purse seine tipe Jepang. Purse seine tipe Amerika berbentuk empat persegi panjang dengan
bagian pembentuk kantong terletak di bagian tepi jaring. Purse seine tipe Jepang berbentuk
empat 5 persegi panjang dengan bagian bawah jaring berbentuk busur lingkaran dan bagian
pembentuk kantong terletak di tengah jaring.

Purse seine dinamakan demikian karena sifat alat tangkap yang menggurung gerombolan
kemudian tali kerut ditarik sehingga jaring membentuk kantong yang besar, sehingga ikan-
ikan terkurung. Bagian-bagian jarring purse seine terdiri atas jarring utama (sayap, badan,
dan kantong), selvedge, tali ris atas, tali pelampung, pelampung, tali ris bawah, pemberat,
tali ring, ring/cincin, dan tali kolor.

Berdasarkan bentuk jaring utama, purse seine dibagi menjadi tiga yaitu bentuk segi empat,
bentuk trapesium, dan bentuk lekuk. Pada umumnya penangkapan ikan dengan purse seine
dilakukan pada malam hari, akan tetapi ada juga yang di operasikan pada siang hari.

Pengumpulan ikan pada area penangkapan pukat cincin ada yang menggunakan rumpon dan
ada juga yang menggunakan lampu. Umumnya penurunan (setting) dilakukan dua kali
selama satu malam operasi, yang dilakukan pada waktu senja hari dan pagi hari/waktu fajar,
kecuali dalam keadaan tertentu frekuensi penangkapan bisa dikurangi atau ditambah
(Sudirman dan Mallawa, 2004).

2.2.Pukat Hela ( Trawls )

Alat tangkap pukat hela atau trawls merupakan jenis alat penangkapan ikan berkantong yang
dalam pengoperasiannya dengan menggunakan alat pembuka mulut jaring. Selain
menggunakan alat pembuka mulut jaring yang biasanya berupa papan atau istilah lainnya
otter board pengoperasian pukat hela juga dilakukan dengan cara dihela di belakang kapal
dalam kondisi kapal sedang berjalan, sehingga ikan target tertangkap karena tersapu pada
pertengahan ataupun dasar perairan kemudian masuk ke dalam kantong jaring.

Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk menangkap ikan yang
dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan pelampung di sisi atasnya dan pemberat
di sebelah bawahnya. Dengan demikian, pukat membentuk semacam dinding jaring di dalam
air yang akan melingkari kumpulan ikan dan mencegahnya melarikan diri. Jaring ini dapat
dioperasikan baik dengan menggunakan kapal ataupun dari darat (pantai).

Gambar pengoperasian Pulat Hela

Masalah utama dari penggunaan pukat adalah semua ikan baik yang dewasa maupun yang
kecil ikut terjaring di dalamnya karena ukuran lubang jalanya sangat kecil jika dibandingkan
dengan ukuran lubang jala yang digunakan oleh nelayan tradisional. Selain itu, penggunaan
pukat dapat menimbulkan masalah pada lingkungan. Karena pukat harimau menggunakan
alat tangkap berat yang diletakkan di dasar laut, hal itu menyebabkan kehancuran ekosistem
laut yaitu kerusakan terumbu karang yang merupakan habitat ikan dan juga merusak rumput
laut.

2.3.Jaring Insang ( Gill Net )


Jaring insang (Gill net) adalah jaring ikan dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai
mata jaring sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan
dengan panjangnya dengan perkataan lain. Jumlah mesh depth lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring. Pada bagian atas lembaran
jaring dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan pemberat (sinker).
Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu daya apung dari pelampung
yang bergerak keatas dan pemberat serta berat jaring yang bergerak kebawah, maka jaring
akan terentang.
gambar alat tangkap gillnet

Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang arah renang gerombolan
ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap sehingga terjerat pada jaring.
Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan, pertengahan maupun pada dasar perairan,
umumnya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring
insang. Jaring insang dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun
terpancang pada permukaan, pertengahan maupun dasar perairan. Jaring insang ada yang
satu lapis maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar
perairan umumnya menangkap ikan demersal.

2.4.Jaring Angkat ( Lift Net )


Jaring Angkat merupakan salah satu alat tangkap yang dioperasikan diperairan pantai pada
malam hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai faktor penarik ikan. Jaring Angkat
atau ada juga yang menyebutnya dengan bagan, yaitu suatu alat tangkap yang wujudnya
seperti kerangka sebuah bangun piramida tanpa sudut puncak. Jaring angkat adalah suatu
alat penangkapan yang pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan dan
mengangkatnya secara vertikal, alat ini terbuat dari nilon yang menyerupai kelambu, ukuran
mata jaringnya relatif kecil yaitu 0,5 cm. Bentuk alat ini menyerupai kotak, dalam
pengoperasiannya sering menggunakan alat bantu lampu atau umpan sebagai daya tarik
ikan. Jaring angkat biasanya berbentuk empat persegi panjang, dibentuk di dalam air secara
horizontal, dengan menggunakan bambu, kayu, atau besi sebagai rangkanya. Pemasangan
jaring angkat ini dapat di lapisan tengah, dasar atau permukaan perairan. Ikan-ikan yang
berada atau berkumpul di atas jaring baik akibat daya tarik cahaya lampu sebagai alat bantu
tangkap atau terbawa arus, akan tertangkap dengan mengangkat jaring tersebut.
Alat tangkap jaring angkat
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam
keadaan di budidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/atau mengawetkannya. Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas
yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan
untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis
alat tangkap.
Menurut Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
71/PERMEN-KP/2016 BAB III Pasal 6 tentang Alat Penangkapan Ikan yaitu: jaring lingkar
(surrounding nets); pukat tarik (seine nets); pukat hela (trawls); penggaruk (dredges); jaring
angkat (lift nets); alat yang dijatuhkan (falling gears); jaring insang (gillnets and entangling
nets); perangkap (traps); pancing (hooks and lines); dan alat penjepit dan melukai (grappling
and wounding).

Anda mungkin juga menyukai