Disusun Oleh :
Nama : Widayani
NIM : 180254243021
i
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul, “Jenis-Jenis Alat Penangkapan Ikan dan Cara Kerjanya”.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu,penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Jumsurizal S. Pi, M.Si, sebagai dosen pengampu dan kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moral maupun material.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan .......................................................................................... 15
2. Saran .................................................................................................... 15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan
oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia
neanderthal (neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan
(sahrhange andlundbeck,1991), dengan menggunakan tangan kemudian
profesi ini berkebang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan
mulai membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara
penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu yang dapat menyokong pengetahuan
teknik penggunaan alat tangkap dan cara pengoprasiannya serta kapal yang dapat
menunjang keberlangsungan penangkapan, yang disebut dengan Metode
Penangkapan Ikan. Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan
nelayan Indonesia umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhyoa
(1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik
penangkapan ikan di Indonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah
laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah
mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil
sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan
besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan
perkembangan peradaban manusia, dapat mendorong manusia
untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Rumusan Masalah
a) Apa saja jenis-jenis alat tangkap ikan?
b) Bagaimana cara kerja jenis-jenis alat tangkap ikan tersebut?
3. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui beberapa jenis-jenis alat tangkap ikan.
b) Mengetahui cara kerja alat tangkap ikan tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedangkan ujung tali
slembar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir
penangkapan satu dua orang akan turun ke air untuk mengusir ikan –ikan di
sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat
dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang
akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau dengan menggunakan
galah dari satu sisi perahu.
2. Purse seine
Alat tangkap Purse Seine dikenal juga sebagai Pukat Cincin atau Pukat
Lingkar. Alat tangkap ini berbentuk persegi panjang dengan pelampung
(Floats) di bagian atas dan pemberat (Sinkers) serta cincin besi (Rings) di
bagian bawah.
3. Sero
“Sero” itulah nama alat tangkap ikan yang banyak di jumpai dipinggir laut
Kendari. Sero terbuat dari jaring nelayan, bambu, dan kayu. Sero biasanya
dipasang di laut pada kedalaman antara 2 smpai 3 meter.
3
Cara kerja Sero yaitu :
Sero dipasang dengan system tancap. Setiap pagi pemilik sero melakukan
panen ikan.Karena sistem kerjanya ditancap yang membentang antara 30
sampai 50 meter dalam bentuk anak panah atau busur. Pada ujung busur
disediakan ruang untuk menampung ikan. Ukurannya kurang diameter 150cm.
Pada pintu masuk ruang ini dibentuk sedemikian rupa sehingga ikan hanya
bisa masuk tapi tidak bisa keluar. System kerjanya persis seperti bubu.
4. Bubu Dasar
Bubu dasar dapat terbuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman
rotan (rattan netting) dan anyaman kawat (wire netting) dengan derican
berbagai macam bentuk. Dalam pengoperasiannya dapat memakai umpan atau
tanpa umpan. Biasanya Ada 3 bagian bubu dasar adalah bagian tubuh atau
tubuh bubu. Terbuat dari bambu dan dilengkapi dengan pemberat untuk
menenggelamkan bubu ke dasar kapal.Bagian kedua adalah bagian lubang
yang dikeluarkan hasil yang ditempatkan pada bagian sisi bawah bubu.
Posisinya terletak di belakang mulut bubu.Sementara mulut bubu untuk
masuknya ikan, posisikan di depan badan bubu. Semakin ke dalam, semakin
kecil diameter lubangnya.
4
5. Jala Lempar
6. Pukat Sotong
Di Malaysia alat tangkap ini khususnya digunakan untuk menangkap
Cumi-cumi dengan menggunakan cahaya sebagai alat bantu dan kapal
fiberglass berukuran panjang 15,9 m dan lebar 3,6 m.Alat ini dilengkapi
dengan lampu dan jaring, menggunakan bingkai lampu yang panjangnya 4,6
m dan bingkai jaring 11,6 m berdiameter 10,2 cm. Lampu yang digunakan
sebanyak 12 buah berkekuatan 500 watt/buah untuk menjangkau jarak 50 m di
sekeliling kapal. Jaringnya terbuat dari nylon berbentuk segi empat. Kaki
jaring berukuran 9,84 x 6,77 m, ukuran mata jaring 2,4 cm. Bagian mulut
jaring dipasang cincin berdiameter 2,4 cm, jarak tiap cincin 0,76 m
ditambahkan pemberat yang terbuat dari timah.
5
Cara kerja pukat sotong yaitu :
Operasi penangkapan dilakukan malam hari saat bulan gelap. Setelah
menentukan lokasi (fishing ground) Lampu dinyalakan pada setiap sisi kapal,
apabila kumpulan Cumi-cumi terlihat berkumpul disekitar kapal, lampu
dipadamkan pada salah satu sisi kapal sehingga kumpulan Cumi-cumi akan
terkonsentrasi di sisi kapal yang lebih terang dimana telah dipasang jarring.
7. Covering Net
Bentuk dari alat tangkap ini hampir sama dengan Cash Net (jala lempar) yang
umum digunakan pada daerah-daerah yang dangkal seperti pada tambak udang
dan ikan. Namun ada juga yang sudah modern seperti Pukat Sotong yang
digunakan untuk menangkap Cumi-cumi yang banyak dikembangkan
diperairanMalaysia.
Cara menggunakan covering net yaitu dengan cara menutup ikan dari atas.
6
biasnya digunakan tenaga nelayan sebanyak 4-6 orang dengan satu orang
sebagai nahkoda yang merangkap menjadi fishing master, satu orang menjadi
juru mesin, 2-4 orang ABK (Anak Buah Kapal) yang masing-masing
mengoperasikan satu atau lebih pancing tonda sekaligus (Gunarso, 1985).
7
cakalang dan tuna bermigrasi untuk mancari makan. Pengoperasiannya dengan
pemasangan alat tangkap (setting) yaitu mengulur alat tangkap perlahan-lahan
ke perairan dan mengikat ujung tali pada salah satu ujung kanan atau kiri
perahu dengan jarak tertentu. Setelah setting berakhir tali pancing yang telah
direntangkan disisi kanan dan kiri perahu ditarik terus menerus menyusuri
daerah penangkapan dengan kecepatan konstan 2-4 knot dengan tujuan umpan
buatan yang dipakai bergerak-gerak seperti mangsa. Untuk membuat umpan
lebih aktif melayang di perairan, perahu dapat dijalankan dengan arah zig-zag.
Pada saat salah satu umpan dimakan ikan, pemancing langsung memberitahu
juru mudi atau nahkodaunutk menaikkan kecepatan perahu. Pada saat inilah
penarikan tali pancing bisa dimulai. Salah satu ABK akan menarik pancing
tersebut dan menggulung tali pancing pada penggulung. Setelah ikan diangkat
keatas perahu maka pancing segera dilepas dari ikan dan pancing tersebut
diulurkan kembali ke perairan. Langkah selanjutnya seperti pada saat setting
telah berakhir dan begitu seterusnya sampai mendapatkan ikan kembali
(Samsudin 2011).
Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan monofilament (PA) atau
multifilament (PES seperti terylene, PVA seperti kuralon atau PA seperti
nylon). Beberapa perbedaan dari ke dua jenis bahan tersebut dilihat dari segi
teknis diantaranya. Bahan multifilament lebih berat dan mahal, mudah dalam
perakitannya dan lebih sesuai untuk kapal-kapal kecil. Bahan multifilament
lebih tahan dan mudah ditangani, sehingga dalam jangka panjang harganya
relatif lebih rendah; Monofilament lebih kecil, halus dan transparan, sehingga
dalam pemakaiannya akan memberikan hasil tangkapan yang lebih baik.
8
Cara kerja rawai yaitu :
Rawai yang dipasang di dasar perairan secara tetap dalam jangka waktu
tertentu disebut Rawai Tetap atau Bottom Long Line atau Set Long Line
digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal. Ada juga Rawai yang hanyut
biasa disebut Dript Long Line digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis.
Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis yang menyerong, atau
tegak lurus pada arus. Waktu pelepasan tergantung jumlah basket yang akan
dipasang, diharapkan pada dini hari sehingga settingan selesai pada pagi hari
dimana saat ikan sedang giatnya mencari mangsa. Umpan yang umum dipakai
adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat, tidak cepat busuk Berta
mempunyai rangka yang kuat tidak mudah lepas pada saat disambar ikan.
9
pengganti pemberat. Tinggi jaring insang permukaan 5-15 meter & bentuk gill
net empat persegi panjang atau trapesium terbalik, tinggi jaring insang
pertengahan 5-10 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang serta tinggi
jaring insang dasar 1-3 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau
trapesium. Bentuk gill net tergantung dari panjang tali ris atas dan bawah.
10
Kemudian secara perlahan kapal bergerak mengikuti arah angin dan jaring
pun mulai diturunkan pada sebelah kanan haluan kapal. Dimulai dengan
pelemparan pemberat atau badan jaring bagian bawah dahulu kemudian
pelemparan pelampung umbul. Pelemparan pemberat dan pelampung
harus dilakukan dengan tepat agar jaring tidak terbelit sehingga dapat
terentang di perairan. Panjang jaring yang digunakan yaitu sebanyak 10-15
piece. Proses setting ini berlangsung selama ± 60 menit. Tali selambar
terakhir kemudian diikatkan pada kapal agar jaring dapat terpantau dengan
baik.
c) Drifting
Proses menunggu (drifting) dilakukan setelah penurunan alat tangkap
selesai dilakukan. Proses ini dilakukan ± 9 jam. Selama proses
menununggu salah satu anggota diberi tugas untuk mengawasi dan
menjaga kapal dan alat tangkap yang sedang dioperasikan agar terhindar
dari gerak atau laju kapal alat tangkap yang sedang berangkat dan akan
beroperasi disekitar lokasi operasi penangkapan.
11
e) Waktu Penarikan alat tangkap Gill Net
Waktu yang dibutuhkan untuk sekali penarikan jaring (hauling) berkisar
antara 60 – 70 menit. Bergantung kepada banyaknya ikan yang tertangkap
dan sampah-sampah yang tersangkut pada jaring.
c) Setting, setelah menunggu beberapa jam dan ikan mulai terlihat berkumpul
di lokasi penangkapan, maka jaring diturunkan ke perairan. Jaring
biasanya diturunkan secara perlahan-lahan dengan memutar roller.
Penurunan jaring beserta tali penggantung dilakukan hingga jaring
mencapai kedalaman yang diinginkan. Proses setting ini berlangsung tidak
12
membutuhkan waktu yang begitu lama. Banyaknya setting tergantung
pada keadaan cuaca dan situasi hasil tangkapan, serta kondisi perairan
pada saat operasi penangkapan.
f) Brailing, setelah bingkai jaring naik ke atas permukaan air, maka tali
penggantung pada ujung dan bagian tengah rangka dilepas dan dibawa ke
satu sisi kapal, tali kemudian dilewatkan pada bagian bawah kapal beserta
jaringnya. Tali pemberat ditarik ke atas agar mempermudah penarikan
jaring dan lampu dihidupkan lagi. Jaring kemudian ditarik sedikit demi
sedikit dari salah satu sisi kapal ke atas kapal. Hasil tangkapan yang telah
terkumpul diangkat ke atas dek kapal dengan menggunakan serok.
13
ukuran dan lain-lain. Ikan yang telah disortir langsung dimasukkan ke
dalam wadah atau peti untuk memudahkan pengangkutan..
13. Muroami
Muroami adalah alat penangkapan ikan berbentuk kantong yg terbuat dari
jaring dan terdiri dari 2 (dua) bagian sayap yang panjang, badan dan kantong
jaring (cod end).
Cara kerja muromi yaitu :
14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Alat penangkapan ikan adalah peralatan yang digunakan nelayan dan
pemancing untuk mendapatkan ikan dan hewan laut lainnya. Jenis-jenis yang
digunakan untuk menangkap ikan misalnya alat tangkap rumpon, purse seine,
sero,bubu dasar, jala lempar, pukat sotong, covering net, pancing tonda
(troling line), rawai (long line), pukat udang (shrimp trawl), jaring insang
(gillnet), jaring angkat perahu (boat opereaed lift net), muroami, dan banyak
lagi alat-alat yang digunakan untuk menangkap ikan.
2. Saran
Penyusun menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar makalah ini dapat lebih baik untuk
kedepannya
15
DAFTAR PUSTAKA
http://tangkapjabar.blogspot.com/2014/12/fungsi-dan-manfaat-rumpon-dan-tata-
cara.html?m=1 diakses pada pukul 22.00 WIB, tanggal 29 September 2019,
Tanjungpinang
https://pasberita.com/cara-memakai-teknik-operasi-alat-tangkap-bubu/ diakses
pada pukul 08.45 WIB, tanggal 30 September 2019, Tanjungpinang
http://ilmukelautanperikanan.blogspot.com/2015/04/spesifikasi-alat-tangkap-
double-rig.html?m=1 diakses pada pukul 14.30 WIB, tanggal 30 September
2019, Tanjungpinang
http://perikanan38.blogspot.com/2017/08/cara-menggunakan-alat-tangkap-gill-
net.html?m=1 diakses pada pukul 14.50 WIB tanggal 30 September2019,
Tanjungpinang
16