Anda di halaman 1dari 15

DASAR -DASAR TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN

MAKALAH

“RUMPON”

DOSEN PENGAMPU:Ir.AUNURAFIK,MS

OLEH:
APRILIANTO SIBURIAN(193020405075)

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PERIKANAN
PRODI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkatnya
saya bisa membuat makalah dengan tepat.saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari Dosen yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Dan dengan makalah ini semoga bisa saya ambil pelajaran untuk kita ambil
pelajaran untuk saya terapkan dalam kehidupan kita yang sebenarnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

PENDAHULUAN 3

BAB I 3

A,LATAR BELAKANG 3

B.RUMUSAN MASALAH 3

C.TUJUAN 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5

2.1 PENGERTIAN RUMPON 5

2.2 FUNGSI RUMPON 6

2.3 MANFAAT RUMPON 7

2.4 KELEBIGAN RUMPON 7

2.5 KONTRUKSI RUMPON 8

2.6 JENIS-JENIS RUMPON 9

BAB III 10

PENUTUP 10

A.SARAN 10

B.KESIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 11 BAB I


PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut,
baik laut dangkal maupun laut dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik
gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap

Rumpon dalam bahasa kelautan adalah karang buatan yang dibuat oleh manusia
dengan tujuan sebagai tempat berkumpul ikan. Rumpon merupakan rumah buatan bagi ikan
di dasar laut yang dibuat secara sengaja dengan menaruh berbagai jenis barang di dasar laut
seperti ban, dahan dan ranting dengan pohonnya sekaligus. Barang–barang tersebut
dimasukkan dengan diberikan pemberat berupa beton, batu–batuan dan penberat lainnya
sehingga posisi dari rumpon tidak bergerak karena arus laut. Barang–barang yang
dimasukkan kedalam laut dapat terus ditambah secara berlanjut untuk menambah massa.

Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah salah satu cara untuk mengumpulkan
ikan, dengan membentuk kondisi dasar laut menjadi mirip dengan kondisi karang–karang
alami, rumpon membuat ikan merasa seperti mendapatkan rumah baru. Meski untuk
mengetahui keberhasilanya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit sekitar 3- 6 bulan namun
usaha pembuatan rumpon ini merupakan solusi terbaik meningkatkan hasil perikanan di laut.

Agar kepemilikkan rumpon tidak tertukar atau hilang, maka diberi tanda, misalnya
dengan bendera, pelampung, cermin atau tanda lain sesuai keinginan pemiliknya. Pembuatan
rumpon selain untuk diambil hasil ikannya untuk keperluan sendiri, dapat juga disewakan
kepada para pemancing laut yang memang mencari kesenangan mencari ikan di lokasi yang
banyak ikannya. Para pemancing yang memang membutuhkan hot spot memancing yang
bagus dapat menyewa pemilik rumpon ini sebagai alternatif memancing yang cukup mudah.

.
B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang saja penjelasan dari rumpon?


2. Apa fungsi dari rumpon?

3. Apa manfaat rumpon?


4. Apa kelebihan rumpon?
5. Apa kontruksi rumpon?
6. Apajenis –jenis rumpon?

C.TUJUAN

1. Agar mengetahui apa itu rumpon.


2. Agar mengetahui fungsi dari rumpon.
3. Agar mengetahui manfaat rumpon.
4. Agar mengetahui kelebihan rumpon.
5. Agar mengetahui kontruksi rumpon.
6. Agar mengetahui jenis-jenis rumpon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian rumpon

Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan
dimana mempunyai kontruksinya menyerupai pepohonan yang di pasang (ditanam) di suatau
tempat di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung, mencarai makan, memijah,
dan berkumpulnya ikan. Sehingga rumpon ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di
laut, untuk mengefisienkan oprasi penangkapan bagi para nelayan.
Rumpon merupakan alat bantu penangkapan ikan yang fungsinya sebagai
pembantu untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul disuatu tempat yang selanjutnya
diadakan penangkapan.

Dengan makin majunya rumpon telah menjadi salah satu alternatif untuk
menciptakan daerah penangkapan buatan dan manfaat keberadaannya cukup besar. Sebelum
mengenal rumpon, nelayan menangkap ikan dengan cara mengjiejar ikan atau menangkap
kelompok ikan di laut, kini dengan makin berkembangnya rumpon maka pada saat musim
penangkapan, lokasi penangkapan menjadi pasti di suatu tempat. Dengan telah ditentukan
daerah penangkapan maka tujuan penangkapan oleh nelayan dapat menghemat bahan bakar,
karena mereka tidak lagi mencari dan menangkap kelompok renang ikan dengan menyisir
laut yang luas. Nelayan di beberapa daerah telah banyak yang menerapkan rumpon ini. Di
Utara Pulau Jawa telah lama mengenal rumpon untuk memikat ikan agar berkumpul di sekitar
rumpon, sehingga memudahkan penangkapan .
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m, setelah dipasang
kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersfat tetap tergantung
pemberat yang digunakan. Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat
atu diatur sedemikian rupa, maka waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara
keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak(skoci,jukung dan
canoes).

Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat
sehingga untuk memudahkan penangkpan dibuat rumpon mini, yang pada waktu penangkpan
mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul di sekitar rumpon ara lain
yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan
cara menenggelamkan rumpon induk atau rumpon induk atau mengangkat separoh dari
rumpon yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang
semula berkumpul di sekitar rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.

Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon
yaitu dengan cara mengikatkan tali slembar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada
pelampung rumpon, sedangkan ujung tali slembar lainnya ditarik melingkar di depan
rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang akan turun ke air untuk mengusir ikan
–ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat
dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir
penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau dengan menggunakan galah dari satu sisi
perahu.

2.2 fungsi rumpon

Direktorat Jenderal Perikanan (1995) melaporkan beberapa


keuntungan dalam penggunaan rumpon yakni : memudahkan pencarian gerombolan ikan,
biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil.

Fungsi rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalah sebagai
berikut

a .Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan

gerombolan ikan dan menangkapanya.


b. Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya

c. Sebagai tempat berkumpulnya ikan

d. Sebagai tempat daerah penangkap ikan

e. Sebagai tempat mencari makan bagi ikan.berlindung jenis ikan tertentu dari

serangan ikan predator

f. Sebagai tempat untuk memijah bagi ikan.

g. Banyak ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon dimana
ikan dan plankton tersebut merupaka sumber makanan bagi ikan besar.

h. Ada beberapa jenis ikan seperti tuna dan cakalang yang menjadi rumpon sebagai
tempat untuk bermain sehingga nelayan dapat dengan mudah untuk menangkapnya.

2.3 manfaat rumpon

Memudahkan nelayan menemukan tempatuntuk mengoperasikan alat


tangkapnya.
2. Mencegah terjadinya destruktif fishing, akibat penggunaan bahan
peledak dan bahan kimia/beracun.
3. Meningkatkan produksi dan produktifitas nelayan.
Nelayan dapat mengetahui banyak ikan di daerah rumpon dengan beberapa ciri yang
khas yaitu :
1. Banyaknya buih-buih atau gelembung udara dipermukaan air.
2. Warna air akan telihat lebih gelap dibandingkan dengan warna
air disekitarnya karena banyak ikan yang bergerombol.
3. Adanya burung yang berkeliaran di permukaan laut.
4. Adanya gelondong-gelondong kayu yang hanyut di permukaan
laut.
5. Adanya kelompok ikan lumba-lumba di permukaan laut.
2.4 KELEBIHAN RUMPON

Nelayan telah mengetahui sejak lama sifat alamiah ikan yang cenderung berkumpul di
sekitar objek terapung seperti batang pohon dan kayu yang hanyut di laut. Pengetahuan ini
terus berkembang sampai akhirnya nelayan berinisiatif membuat pelampung buatan yang
disebut rumpon.
Rumpon pertama kali diperkenalkan oleh nelayan Jepang dan Filipina kepada nelayan
Indonesia pada 1980-an pada saat mereka ekspansi penangkapan tuna ke wilayah Indonesia.

Setidaknya terdapat dua jenis rumpon yang digunakan di perikanan tuna, yaitu
rumpon hanyut (drifting FAD) dan rumpon jangkar (anchored FAD). Rumpon hanyut
sebagian besar digunakan oleh nelayan Amerika dan Eropa dengan menambahkan beberapa
peralatan canggih, pada bagian pelampung dipasang echosounder, sejenis alat akustik untuk
memantau keberadaan ikan hingga kedalaman ratusan meter. Dilengkapi pula dengan radio
beacon dan GPS yang berfungsi mengirim titik koordinat rumpon.

Sedangkan di bagian bawahnya, nelayan memasang jaring bekas sebagai pengumpul


ikan (attractor) yang dipasang dibawah pelampung. Sistem ini sangat membantu nelayan
untuk mengetahui lokasi rumpon dan mengetahui rumpon mana yang didapati banyak tuna.
Apalagi jenis kapal penangkap yang beroperasi dengan jenis rumpon ini berukuran sangat
besar, sering disebut super purseseines (1.000-2.000 GT). Tidak jarang mereka juga
menggunakan bantuan helikopter untuk memantau gerombolan tuna dari atas rumpon yang
mereka miliki.

Adapun rumpon jangkar yang digunakan oleh nelayan Indonesia desainnya cukup
sederhana. Alat ini terdiri dari pelampung, pengumpul ikan (attractor) , dan jangkar
(pemberat). Dulu nelayan menggunakan bambu sebagai bahan pelampung. Kini mereka
menggunakan bahan yang lebih tahan lama seperti gabus persegi (styrofoam) dan pelampung
silinder besi (pontoon).

Untuk bagian attractor, nelayan menggunakan daun kelapa atau nipah yang
dibenamkan di kedalaman 10-30 meter. Sedangkan pemberat dapat berupa serangkaian drum
minyak bekas kapasitas 200 liter berjumlah 4-6 buah yang diisi semen. Rumpon jangkar
dapat dipasang di wilayah laut yang memiliki kedalaman 2.000-4.000 meter.

.
Keberadaan rumpon berdampak positif dimana penangkapan tuna menjadi lebih
efisien. Mengapa? Karena kapal penangkap hanya menangkap ikan di lokasi tertentu setelah
mendapatkan informasi dari penjaga rumpon. Dampak positif lainnya bagi lingkungan
adalah mengurangi risiko pembuangan gas karbondioksida dari pembakaran solar yang
menggerakkan kapal.
Namun penggunaan rumpon juga tidak lepas dari kritikan para pemerhati perikanan
tangkap. Sebagian dari mereka mengungkapkan, maraknya penggunaan
rumpon memicu meningkatnya jumlah tangkapan tuna. Penggunaan rumpon yang berasosiasi
dengan alat penangkapan cenderung tidak selektif, seperti jaring purseseine telah
meningkatkan risiko penangkapan baby tuna dan spesies non-target seperti lumba-lumba,
penyusupan, hiu, atau biota lain.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa keberadaan rumpon berisiko menjadi


jebakan ekologi bagi tuna karena berpotensi mengubah alur migrasi tuna. Pada area rumpon
yang dipasang di wilayah perairan yang tidak subur, banyak tuna tertangkap dengan kondisi
lambung kosong, walaupun perlu penelitian lebih jauh untuk memastikan dampak terhadap
siklus hidup tuna.

2.5 Kontruksi rumpon

Bahan dan Komponen Rumpon Setiap rumpon terdiri dari beberapa komponen. Di
Indonesia rumpon masih menggunakan bahan alami seperti daun kelapa, tali plastik yang
sudah pasti kekuatannya sangat terbatas.

Di Jawa Barat konstruksi rumpon masih sederhana sekali, pada umumnya


pelampungnya dari bambu dan tali temalinya dari bahan plastik atau rotan, pemberatnya dari
batu gunung atau batu karang sedangkan atraktornya menggunakan daun kelapa. Rumpon
jenis ini banyak dioperasikan di laut yang dangkal dengan tujuan untuk rnengumpulkan ikan
pelagis yang kecil – kecil. Untuk perairan yang mempunyai kedalaman sampai ribuan meter
digunakan tali.

Di negara maju seperti Jepang dan Philipina rumpon yang dipasang selalu dilengkapi
alat pendeteksi ikan yang dapat memonitor dari kapal penangkapannya.

Komponen dan kontruksi rumpon terdiri dari:

• Pelampung

Sebagai alat pengapung yang dibuat dari besi plat yang dibentuk seperti tabung.

• Atraktor/Pemikat
Merupakan pemikat yang bertujuan untuk memikat ikan disekeliling rumpon yang
terbuat dari daun nyiur atau daun kelapa.

• Tali-temali

Guna sebagai pengikat pelampung dan pemberat bahannya terbuat dari polyethylene
kemudian ditambahkan kawat baja untuk mengikat atraktor supaya cepat tenggelam dan tidak
mengapung.

• Pemberat

Merupakan bahan untuk menenggelamkan rumpon dan rumpon tidak berpindah


tempat yang dibuat dari semen yang dicor.

2.6 JENIS- JENIS RUMPON

Terdapat 3 jenis rumpon, yaitu:

• Rumpon Perairan Dasar adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang
dan ditempatkan pada dasar perairan laut.

• Rumpon Perairan Dangkal adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang
dan ditempatkan padaperairan laut dengan kedalaman sampai dengan 200 meter.

• Rumpon Perairan Dalam adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang
dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman diatas 200 meter.

Penggunaan rumpon tradisional di Indonesia banyak ditemukan di daerah


mamuju (Sulawesi Setatan) dan Jawa Timur. Menurut Monintja (1993) rumpon
banyak digunakan di Indonesia pada tahun 1980, sedangkan Negara yang sudah
mengoperasikan rumpon diantaranya Jepang, Philipina, Srilanka, Papua Nugini dan
Australia.

Beberapa alasan mengapa ikan sering ditemukan disekitar rumpon:

• Banyak ikan- ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon
dimana ikan dan plankton tersebut merupakan sumber makanan bagi ikan besar.
• Ada beberapa jenis ikan seperti tuna dan cakalang yang menjadikan rumpon
sebagai tempat untuk bermain sehingga nelayan dapat dengan mudah untuk menangkapnya.
• Nelayan dapat mengetahui banyak ikan di daerah rumpon dengan beberapa
ciri yang khas yaitu: Banyaknya buih-buih atau gelembung udara dipermukaan air. Warna air
akan terlihat lebih gelap dibandingkan dengan warna air disekitarnya karena banyak ikan
yang bergerombol.

Adanya ikan di sekitar rumpon berkaitan pula dengan pola rantai makanan dimana
rumpon menciptakan suatu arena makan dan dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan
mikroalga ketika rumpon mulai dipasang. Selanjutnya mahluk renik dan hewan-hewan kecil
akan menarik ikan-ikan yang berukuran lebih besar yang memangsa ikan-ikan berukuran
kecil. Berdasarkan hasil analisis isi perut dari ikan-ikan yang berada di sekitar rumpon
didapatkan bahwa ikan-ikan kecil yang berkumpul di sekitar rumpon tidak memakan
daundaun rumpon tetapi memakan jenis-jenis plankton yang berada di sekitar rumpon.
BAB III

PENUTUP

A.SARAN

Saran dari penyusun semoga makalah ini menjadi salah satu bahaninformasi yang berguna
kepada semua pembaca dibidang perikanan tangkapkhusunya untuk rumpon .

B.KESIMPULAN

Dalam tulisan ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Rumpon

atau fishAgregationDevice merupakan suatu alat bantu

penangkapan ikan yang telah banyak digunakan oleh nelayan,karena dapat


meningkatkan hasil tangkapan, dimana mempunyai kontruksinya menyerupai pepohonan
yang di pasang (ditanam) di suatau tempat di perairan laut.

2.Fungsi rumpon adalah sebagai tempat berlindung, mencarai makan, memijah, dan
berkumpulnya ikan. Sehingga rumpon ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di laut,
untuk mengefisienkan operasi penangkapan bagi para nelayan.

3.Syarat-syarat penempatan rumpon di perairan adalah ikan mudah datang dan

berkumpul, aman, alat tangkap mudah dioperasikan dan secara ekonomi

menguntungkan.

4.Alat tangkap yang digunakan di sekitar rumpon, antara lain alat tangkap purseseine,

poleandline, rawai tuna, pancing ulur, jaring insang dan lain-lainya.


5.Jenis ikan yang ada disekitar rumpon pada umumnya ikan yang berada didaerah

perairan permukaan dan hidupnya bergerombolan seperti : ikan kembung. Ikan

lemuru, ikan cakalang, ikan tuna, ikan tongkol dan lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

http://tangkapjabar.blogspot.com/2014/12/fungsi-dan-manfaat-rumpon-dantata-
cara.html?m=1
https://journal.unhas.ac.id/index.php/iptekspsp/article/download/3056/1607#:~:text=H

asil%20menunjukkan%20bahwa%20konstruksi%20rumpon,yang%20tersebar%20sebanyak
%2028%20unit

https://lamongankab.go.id/perikanan/penggunaan-rumpon-sebagai-alat-bantu-
penangkapan-ikan/

https://www-mongabay-co-
id.cdn.ampproject.org/v/s/www.mongabay.co.id/2017/01/24/benarkah-
keberadaanrumpon-ganggu-ekologi-kelautan-diindonesia/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=1
6037728417796&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%25
1%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.mongabay.co.id%2F2017%2F01%2F24%
2Fbenarkah-keberadaan-rumpon-ganggu-ekologi-kelautan-di-indonesia%2F

http://makalahrumpondekaxiinkpi.blogspot.com/2014/12/rumpon -sebagai-
pengumpul-populasi-ikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai