DOSEN PENGAMPU:
DI SUSUN OLEH:
Adhof purwanto
(1954246001)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Kegiatan kunjungan yang berjudul “IDENTIFIKASI ALAT
TANGKAP JARING” dengan tepat waktu. Laporan Kegiatan ini adalah salah satu tugas Mata
Kuliah Metode Alat Tangkap Ikan.
Penulis menyadari tugas laporan Kegiatan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang bersifat
membangun penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini.
BAYU FIRMANSYAH
NIM. 1954246004
LEMBAR PENGESAHAN
A. LATAR BELAKANG
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh manusia.
Menurut sejarah dahulukala manusia purba telah melakukan kegiatan penangkapan
dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini berkembang secara perlahan lahan
dengan menggunakan berbagai alat yang masih sangat tradisional yang terbuat dari
beberapa jenis bahan seperti batu, kayu, dan tandu. Seiring berkembangnya kebudayaan,
manusia mulai bias membuat prahu yang sederhana seperti sampan.
Indonesia sendri sejati bias menjadi Negara penangkap ikan yang besar. Sekitar 60%
kebutuhan protein hewani yang di konsumsi oleh rakyat Indonesia berasal dari ikan dan
hasil perikanan lainnya. Saat ini sector perikanan menyerap tenaga kerja langsung
sebanyak 5,35 juta orang. Artinya sebanyak 16,05 juta orang atau sekitar 11% dari total
angkatan kerja Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor perikanan.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui jenis jenis alat tangkap yang di gunakan nelayan di kuala penet
labuhan Maringgai
Untuk mengetahui bagian bagian jaring
C. MANFAAT PRAKTIKUM
Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang jenis jenis alat tangkap
dan bagian bagian Jaring
BAB Il
A. Alat Tangkap Dogol
Dogol adalah alat penangkapan ikan yang terbuat dari bahan jaring yang dibentuk
berkantong untukmenampung hasil tangkapan dengan konstruksi tali selambar dan sayap
yang panjang, bentuknyahampir menyerupai payang namun ukurannya lebih kecil. Alat
ini termasuk dalam kelompok alatpenangkapan ikan jenis pukat kantong (George et al,
1953 dalam Subani dan Barus 1989).
2. Konstruksi Alat Penangkapan IkanSecara umum dogol terdiri dari bagian-bagian yaitu
kantong, kaki, tali-temali, pelampung danpemberat. Konstruksi dari bagian-bagian
tersebut yaitu sebagai berikut
Ada beberapa tahapan dalam pengoperasian alat tangkap dogol ini, berikut adalah
tahapan-tahapannya :
a. Persiapan, operasi penangkapan dilakukan pagi hari setelah keadaan terang.
Setelahditentukan fishing ground nelayan mulai mempersiapkan operasi penangkapan
dengan menelitibagian-bagian alat tangkap, mengikat tali selambar dengan sayap jaring.
b. Setting, sebelum dilakukan penebaran jaring terlebih dahulu diperhatikan arah mata
angindan arus. Kedua faktor ini perlu diperhatikan karena arah angin akan mempengaruhi
pergerakankapal, sedangkan arus akan mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap.
Ikan biasanya akanbergerak melawan arah arus sehingga mulut jaring harus menentang
pergerakan dari ikan.
c. Untuk mendapatkan luas area sebesar mungkin maka dalam melakukan penebaran
jaringdengan membentuk lingkaran dan jaring ditebar dari lambung kapal, dimulai
dengan penurunan
pelampung tanda yang berfungsi untuk memudahkan pengambilan tali selambar pada saat
akandilakukan hauling. Setelah pelampung tanda diturunkan kemudian tali salambar
kanan diturunkanlalu sayap sebelah kanan, kemudian badan sebelah kanan, lalu kantong,
setelah itu badan sebelahkiri, kemudian sayap sebelah kiri, lalu salah satu ujung tali
salambar kiri yang tidak terikat dengansayap dililitkan pada gardan sebelah kiri. Pada
saat melakukan setting kapal bergerak melingkarmenuju pelampung tanda.
d. Hauling, setelah proses setting selesai, terlebih dahulu jarring dibiarkan selama 10
menituntuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal pada
saat hauling tetapberjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar pada saat
penarikan jaring, kapal tidakbergerak mundur karena berat jaring. Penarikan alat
tangkap dibantu dengan alat gardan sehinggaakan lebih menghemat tenaga, selain itu
keseimbangan antara badan kapal sebelah kanan dan kirikapal lebih terjamin karena
kecepatan penarikan tali salambar sama dan pada waktu yangbersamaan. Dengan
adanya penarikan ini maka kedua tali penarik dan sayap akan bergerak salingmendekat
dan mengejutkan ikan serta menggiringnya masuk kedalam kantong jaring.
e. Setelah diperkirakan tali salambar telah mencapai dasar perairan maka secepat
mungkindilakukan hauling. Pertama-tama pelampung tanda dinaikkan ke atas kapal, lalu
tali salambarsebelah kanan yang telah ditarik ujungnya dililitkan pada gardan sebelah
kanan, kemudian mesingardan mulai dinyalakan bersamaan dengan mesin pendorong
utama hingga kapal bergerakberlahan-lahan, setelah itu jaring mulai ditarik, kemudian
tali salambar digulung dengan baik saatsetelah naik keatas kapal, sayap jaring naik
keatas kapal, lalu mesin gardan dimatikan dan bagian jaring sebelah kiri dipindahkan
kesebelah kanan kapal, jaring ditarik keatas kapal,badan jaring, dankantong yang berisi
hasil tangkapan dinaikkan keatas kapal. Dengan dinaikkannya hasil tangkapanmaka
proses hauling selesai dilakukan dan jaring kembali ditata seperti keadaan semula,
sehinggapada saat melakukan setting selanjutnya tidak mengalami kesulitan. Untuk
lama pengoperasian alattangkap ini dari tahap persiapan sampai mengambil hasil
tangkapan membutuhkan waktu kuranglebih 30 menit hingga 1 jam.
5. Daerah Pengoperasian
Langkah awal dalam pengoperasian alat tangkap ini adalah mencari daerah
penangkapan (FishingGround). Menurut Damanhuri (1980), suatau perairan dikatakan
sebagai daerah penangkapan ikanyang baik apabila memenuhi persyaratan antara laini
daerah tersebut terdapat ikan yang melimpahsepanjang tahun, alat tangkap dapat
dioperasikan dengan mudah dan sempurna, lokasi tidak jauhdari pelabuhan sehingga
mudah dijangkau oleh perahu, dan keadaan daerahnya aman, tidak biasadilalui angin
kencang dan bukan daerah badai yang membahayakan.Penentuan daerah penangkapan
dengan alat tangkap dogol hampir sama dengan Bottom Trawl.Menurut Ayodhyoa
(1975), syarat-syarat Fishing Ground bagi bottom trawl antara lain adalahsebagai
berikut: Karena jaring ditarik pada dasar laut, maka perlu jika dasar laut tersebut terdiri
daripasir ataupun lumpur, tidak berbatu karang, tidak terdapat benda-benda yang
mungkin akanmenyangkut ketika jaring ditarik, misalnya kapal yang tengelam, bekas-
bekas tiang dan sebagainya.Dasar perairan mendatar, tidak terdapat perbedaan depth
yang sangat menyolok. Perairan
mempunyai daya produktivitas yang besar serta resources yang melimpah. Alat tangkap
dogol dapatdioperasikan pada kedalaman di antara 5-30 meter (Ayodyoa, 1975).Untuk
penggunaan dan penyebaran alat tangkap ini sendiri dapat ditemukan di daerah pantai
utaraJawa (Jawa Barat : Labuan, Indramayu, Cirebon dan lain-lain). Jawa Tengah Tegal,
Pekalongan,Brebes, Jepara, dan Rembang. Di daerah Jawa Timur dan banyak pula yang
dioperasikan di Lampung(Damanhuri, 1980).
5. Hasil TangkapanHasil tangkapan utama dan yang menjadi sasaran utama tangkapan dari
alat tangkap dogol iniadalah udang dogol (Metapenaeus ensis) dan ikan pepetek
(Leiognathus sp.) . Namun ada pula hasilsampingan dari penangkapan dengan jaring
dogol yaitu jenis ikan dasar (demersal) antara lain ikantetet (Otolithes argenteus), cumi-
cumi (Loligo sp), tigajawa (Johnius dssumieri), julung-julung(Hemirhamphus far), sotong
(Sephia sp), gurita (Octopus sp), bawal hitam (Formio niger), teri(Stolephorus spp),
bawal putih (Pampus argentus), gulamah (Argyrosomus amoyensis), sembilang(Plotosus
canius), kepiting (Scylla serrata), patik (Drepane punctata), pari (Trygon sephen),
kembung(Rastrelliger sp), gerot (Therapon therap), dll. (Subani dan Barus, 1989).
METODE PRAKTIKUM
A.tempat praktikum
Tempat praktikum dilakukan di desa Kuala penet .kabupaten Lampung timur
Obserfasi yg tuju adalah desa Kuala penet yg sebagian besar penduduk nya nelayan
A.Hasil
Dogol adalah alat penangkapan ikan yang
terbuat dari bahan jaring yang dibentuk
berkantong untukmenampung hasil
tangkapan dengan konstruksi tali selambar
dan sayap yang panjang, bentuknyahampir
menyerupai payang namun ukurannya lebih
kecil. Alat ini termasuk dalam kelompok
alatpenangkapan ikan jenis pukat kantong
Dalam bahasa daerah jaring ini di
sebut :jaring dongol
Dalam bahasa nationaljaringbini di
sebut:Pukat kantong
B.Pembahasan
Dogol atau pukat dogol adalah pukat kantong yang dioperasikan di dasar perairan, terutama
untuk menangkap ikan-ikan demersal dan hewan-hewan dasar lainnya. Dogol pada dasarnya
mirip, dan biasanya disamakan, dengan seine Denmark[7] yang dipakai di dunia barat. Pukat
dogol berbeda dengan pukat harimau (trawl), karena dogol tidak ditarik kecuali sepanjang tali
utamanya saja. Dogol adalah alat penangkapan ikan yang terbuat dari bahan jaring yang dibentuk
berkantong untuk menampung hasil tangkapan dengan konstruksi tali selam dan sayap yang
panjang, bentuknya hampir menyerupai payang namun ukurannya lebih kecil. Alat ini termasuk
dalam kelompok alat penangkapan jenis pukat kantong (George et al,1953 dalam Subani dan
Barus 1989).
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/pukat-dogol-pdf-free.html
https://perikanan38.blogspot.com/2017/08/alat-tangkap-dogol.html?m=1
Lampiran