Anda di halaman 1dari 7

TUGAS I

DASAR-DASAR PENANGKAPAN IKAN (A)

NAMA : ADI NUGRAHA S.KASIM


NIM : L23116517
PRODI : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Soal :
Seorang pengusaha menggunakan huhate (pancing cakalang) sebagai alat
tangkapnya. Kapal penangkapanya beroperasi di perairan Teluk Bone. Setiap subuh
(jam 4) ke laut dan tiba didaerah penangkapan sekitar jam 6 pagi dan melakukan
pemancingan selama 10 jam, Setiap bulan selama musim penangkapan april
agustus sang pengusaha dapat melaut sekitar 20 hari. Dari cerita tsb. Tentukan
fishing day, trip duration, fishing method, actual fishing day dan fishing seasonnya.
Jawaban:
Fishing day:
Dik: jumlah hari pemancingan tiap bulan = 20 hari
Jumlah bulan pemancingan = 5 bulan
Maka, 20 x 5 = 100 hari

Trip duration:
Dik: lama perjalanan ke ground fishing: 2 jam = 1/12 hari
Fishing day: 100 hari
Pemancingan = 10 jam/hari
Maka, trip duration = 100 x 1/12 x 10 = 83,3 hari = 83 hari

Fishing method:
Line fishing(pancing) = huhate(pancing cakalang)

Actual fishing day:


Dik: lama pemancingan tiap hari = 10 jam = 5/12 hari
Fishing day : 100 hari
Maka, 100 x 5/12 = 41,67 hari = 42 hari

Fishing season:
Musim puncak = bulan Nov-Jan
Musim biasa 1 = Feb-Aprl
Musim paceklik = Mei-Juli
Musim biasa 2 = Agustus- Oktober
Karena musim penangkapan April Agustus, maka terjadi Musim Paceklik
TUGAS II

KLASIFIKASI METODE PENANGKAPAN IKAN


1. Klasifikasi Metode Penangkapan menurut Kamakichi Kishinouye
(1902) dalam Ayodhyoa (1981).
Kamakichi Kishinouye dalam Ayodhyoa (1981) membagi metode penangkapan atas 10
jenis. Jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memaksakan ikan dengan suatu kecepatan untuk memasuki daerah alat penangkap arus
air dihadang pada arah kanan dan kiri, penghadang makin lama makin menyempit sehingga
arus mencapai suatu kecepatann yang tidak mampu lagi dilawan oleh ikan, dengan
demikian ikan-ikan secara terpaksa masuk kedalam alat penangkap, misalnya Jermal .
2. Menghadang arah renang ikan-ikan ( misalnya jaring insan hanyut).
3. Mengajak atau menggiring lalu menyesatkan ikan ke alat penangkap
4. (misalnya penaju pada sero)
5. Mengusahakan masuk ke alat penangkap dengan mudah, tetapi dengan
6. mempersulit keluar atau mengurung (misalnya bubu).
7. Menggarit, menggarut (misalnya menggarit kerang-kerangan).
8. Menjerat (jaring)
9. Terkait dan tidak terlepas lagi (misalnya pancing).
10. Mencemarkan keadaan lingkungan hidup ikan (misalnya mengeruhkan air).
11. Membelit (Jaring).
12. Menjepit lalu menangkap.

2. Miyamoto Hideaki (1956) dalam Ayodhyoa 1981) membagi metode


penangkapan ikan kedalam 13 jenis.
Penjenisan ini menekankan pada cara langsung bagaimana ikan tersebut tertangkap. Ke
13 jenis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cara menusuk lalu menangkap, misalnya penangkapan ikan paus dengan peluru
tajam bertali, tombak dan sebagainya.
2. Cara mengait, mengkaitkan (misalnya jenis-jenis pancing)
3. Cara menjepitkan dan setelah terjepit memulir (misalnya untuk mengambil
Jenis - jenis kerang).
4. Cara menggarut atau mengais (misalnya mengambil tiram yang terbenam
di dalam pasir).
5. Cara mengundang masuk, mengajak masuk, masuk dipermudah tetapi
dipersulit untuk keluar (misalnya bubu).
6. Cara menghadang dan mengarahkan arah renang ikan ke alat penangkap
(misalnya penaju pada sero).
7. Cara menghadang dengan paksa lalu menangkap (misalnya pada sungai 6
batu atau kayu disusun sehingga kayu ada satu aliran air yang menuju
kearah perangkap (misalnya cakalak di Sumatera Barat).
8. Cara menyungkup dari atas (misalnya jala)
9. Cara menyerok, diserok dari bawah (misalnya tangguk)
10. Cara menyerok horisontal (misalnya jenis-jenis trawl)
11. Cara melingkari, membatasi dengan daerah luar, areal ruang gerak
dipersempit (misalnya purse seine).
12. Cara menghamparkan alat, menunggu sampai ikan berada diatasnya,
sesudah ikan ada lalu diangkat dari bawah keatas (misalnya Stick held
dipt net)
13. Cara terjerat atau terbelit (Misalnya jenis-jenis gill net) .

3. Klasifikasi Menurut Von Brandt (1984).


Von Brandt telah melakukan klasifikasi metode penangkapan ikan pada tahun
1964 menjadi 15 jenis, kemudian berdasarkan atas saran-saran yang masuk dari
berbagai ahli maka pada tahun 1984 klasifikasinya berubah menjadi 16 jenis. Ke 16
jenis metode penangkapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penangkapan dengan tidak menggunakan alat ( Misalnya menangkap dengan
menggunakan tangan secara langsung)
2. Menjepit dan menggunakan alat untuk melukai (misalnya dengan tombak).
3. Penangkapan dengan memabukkan. (Secara mekanik bisa dengan melakukan
pemboman, secara kimiawi dilakukan dengan racun dan dengan arus listrik.
4. Penangkapan ikan dengan menggunakan pancing (semua jenis pancing)
5. Penangkapan ikan dengan menggunakan perangkap (misalnya sero,bubu)
6. Penangkapan dengan menggunakan perangkap terapung (digunakan untuk
menangkap ikan-ikan yang sedang melompat)
7. Bagnets (misalnya dengan scoop net)
8. Penangkapan dengan menarik alat tangkap (misalnya jenis-jenis trawl)
9. Seine nets yaitu alat tangkap yang menggunakan sayap kemudian ditarik (seperti
pukat pantai atau beach seine).
10. Surrounding Nets yaitu alat tangkap yang melingkari gerombolan ikan dengan
menutup pada bagian tepi dan bagian bawah jaring, misalnya pada alat tangkap
purse seine).
11. Drive in Nets (biasanya alat tangkapnya skala kecil, misalnya jaring yang ditarik
dengan tangan untuk menangkap ikan).
12. Lift nets yaitu semua jenis jaring angkat misalnya bagan.
13. Fallling Gear, yaitu alat tangkap yang cara penangkapannya dilakukan dengan
membuang alat dari atas kebawah (misalnya jala lempar).
14. Gill net yaitu semua jenis jaring insang (misalnya jaring insang hanyut)
15. Tangle Nets yaitu penangkapan dengan alat tangkap jaring, dengan maksud agar ikan
terbelit misalnya jaring klitik.
16. Harvesting Machinnes yaitu semua jenis alat tangkap yang disebutkan diatas yang
semua penanganannya dengan mesin(misalnya fish pump).

4. Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia (1975)


Berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia, maka metode penangkapan ikan di Indonesia
dibagi atas 10 jenis yaitu:
1. Trawl (trawl udang ganda, otter trawl dan trawl lainnya).
2. Pukat kantong (seine nets) misalnya payang, dogol dan pukat pantai.
3. Pukat cincin (purse seine) misalnya pukat cincin
4. Jaring insang (gill net), misalnya jaring insang hanyut, jaring klitik dan sebagainya.
5. Jaring angkat (lift net) misalnya bagan.
6. Pancing (hook and lines) misalnya, rawai tuna, pole and line dan sebagainya.
7. Perangkap (traps), misalnya sero, jermal,bubu dan sebagainya.
8.Alat Pengumpul kerang dan rumput laut (Shell fish and seaweed collection with
manual gear) .
9. Muroami.
10 Alat tangkap lainnya misalnya tombak.
TUGAS III
LINE FISHING YANG DIGUNAKAN DI MAKASSAR
PANCING CUMI-CUMI(Hand Line)
1. DESKRIPSI ALAT TANGKAP
a. Konstruksi Alat Tangkap
Pancing cumi-cumi hand line adalah pancing yang mempunyai bentuk atau
kontruksi yang khusus yang berlainan dengan bentuk-bentuk pancing lainnya. Bentuk
pancing cumi-cumi ini seperti cakar keliling dan bertingkat-tingkat. Pada bagian atas
pancing dan demikian juga di bagian bawahnya di beri lubang (mata) yang gunanya
untuk mengikatkan tali pancing. Pancing cumi-cumi ini diikat secara berantai dalam
satu utas tali yang di hubungkan melalui lubang bagian atas dan bawah pancing.
Pancing cumi-cumi ini biasanya digulung pada suatu gelok atau gulungan kayu yang
dimodifikasi oleh nelayan sesuai kenyaman mereka pada saat menggulung, umumnya
berbentuk elips atau lingkaran yang digulung atau diulur secara manual.
Pancing terdiri dari badan/batang (stem) plastik yang berwarna dengan panjang
sekitar 6 cm dan dilengkapi dengan dua lingkaran kait (rings of hooks) yang masing-
masing berjumlah 16 kait. Warna batang pancing yang dijual dipasaran terdiri dari
warna orange, biru tua, biru langit, hujau, putih, kuning dan merah. Adapun jenis-jenis
umpan udang buatan yang umum nya ada dipasaran.
Mata Pancing (jigs) tersebut dirangkaikan dengan tali nylon monofilament. Jarak
antara mata pancing yang biasa digunakan nelayan Jepang adalah 30 cm (Benyami,
M.1976). sedangkan menurut Jameson, JP (1979) nelayan Austaralia biasa
menggunakan jarak mata pancing 100 cm. Rangkaian pancing tersebut akan digulung
oleh penggulung kayu berbentuk elips secara manual

b. Bahan dan Spesifikasinya


Alat tangkap pancing jigger beserta penggulungnya diperinci sebagai berikut :
Penyanggah Penggulung
Bahan : Kayu
Ukuran : Tinggi 80 cm
Lebar 30 cm
Penggulung (reel)
Bahan : Kayu dan Bambu
Bnetuk : Elips
Ukuran : Diameter pnjang 25 cm
Diameter pendek 17,5 cm
Lebar 22,5 cm
Roller depan (guide roller)
Bahan : seng
Ukuran : Diameter luar 15 cm
Diameter dalam 5 cm
Tali (line)
Bahan : Nylon momofilament
Diameter : 1 mm
Panjang : 10 m
Interval : 30 cm dan 100 cm
Mata Pancing
Bahan : Plastik, karet dan stailess steel
Panjang total : 9,5 cm
Panjang batang/badan (stem) warna : 4,7 cm
Jml. Lingkaran kait : 2 buah
Jml. Kait (hook) tiap lingkaran kait : 16 buah
Berat mata pancing : 25 gram
Warna batang/badan (stem) : Hijau dan Merah
Swivel
Bahan : Stainlees steel
Jumlah : 1 buah

c. Alat Bantu Pengkapan


Lampu mutlak digunakan untukmenagkap cumi-cumi dengan alat tangkap
pancing cumi-cumi ( jigger). Karena cumi-cumi merupakan jenis binatang air
yang tertarik pada cahaya (phototaksis positif). Lampu yang digunakan dalam
penagkapan cumi-cumi dengan alat tangkap jigger adalah lampu pijar, lampu
karbit dan petromaks atau stromking.

2. DAERAH PENANGKAPAN/FISHING GROUND


Cumi-cumi yang aktif banyak di temukan di laut terbuka (the open
sea).Spesies loligo spp. Termasuk cumi-cumi neritic (neritic squids). Yaitu hidup di
daerah parairan di atas continental shelf.Cumi-cumi neritic mempunyai ciri-ciri
yaitu melakukan pergerakan di urnal. Selain itu cumi-cumi juga melakukan migrasi
musiman untuk mencari makanan dan bertelur.

3. CARA OPERASI

Prinsip penangkapan dengan alat tangkap pancing (line fishing) adalah


dengan menawarkan umpan yang terpasang pada mata pancing dan jika di makan
oleh ikan atau hewan air lainnya yang tertarik. Maka mata pancing akan juga
termakan. Selanjutnya dengan tali pancing, ikan atu hewan air tersebut akan di
angkat dari mata pancing. Dalam penangkapannya, biasanya pancing cumi-cumi
tersebut cukup di ulur demikian saja melalui gelok atu kerekyang berada pada
bingkai anyama kawat bagian luar ke dalam parairan yang adagerombolan cumi-
cuminya menjulur sampai beberapa puluh pancing.kemudian pancing di gulung
kembali ke dalam gelok atau rol penggulung pancing. Didalam perairan pancing
tersebut bergerak keataas mealewati gerombolan ciumi-cumi yang berada di sekitar
pancing terkait. Cumi-cumi yang sudah terkait pancing akan terangkat keatas dan
terus di tarik melewati blok atau kerek di pinggir luar bingkai kawat anyaman
kemudian barada da anyaman kawat dan biasanya langsung terjatuh keatas
anyaman kawat tersebut dan selanjutnya terus merosot keatas kapal. Pergerakan
pancing cumi-cumi waktu di gulung dengan gelok penggulung tidaklah rata, akan
teteapi tersendat-sendat yang merupakan sentakan sentakan kecil. Hal ini dapat
terjadi Karena adanya bentuk sudut-sudut yang terjadi dalam pemasangan kayu
penghubung pada gelok penggulung,dengan sentakan-sentakan kecil inilah cumi-
cumi akan dapat tersangkut pada pancing.

4. JENIS HASIL TANGKAPAN


Hasil tangkapan utama hand line ini Cumi-cumi, mengingat cumi-cumi
mempunyai kandungan protein yang tinggi dan termasuk binatang air yang
ekonomis penting atau jenis binatang air yang komersial. Selain itu cumi-cumi
lebih sulit di tangkap dengan jarring di laut, dibandingkan dengan beberapa ikan.
Hal ini di sebabkan oleh kemampuan gerak yang cepat ke segala arah. Di dalam
perairan pancing tersebut ke atas melewati gerombolan cumi-cumi yang berada di
sekitar pancing akan terkait

5. ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI


Dalam kaitan dengan aspek sosial dan ekonomi maka pengembangan jenis alat
tangkap pancing ulur adalah :
a. Peningkatan ekonomi masyarakat
Hal ini, disebabkan karena masyarakat, khususnya nelayan bertindak sebagai
pelaku utama atau subyek dari aktivitas pembangunan suatu daerah, disisi lain
merupakan tujuan akhir dari pembangunan ekonomi itu sendiri dari sektor
perikanan dan kelautan.
b. Penyerapan tenaga kerja
alat tangkap pancing, walaupun jumlah tenaga kerja perunit alat sedikit tetapi
alat tangkap ini jumlahnya besar, maka alat tangkap tersebut memberikan
kontribusi yang besar kepada masyarakat, baik kontribusi ekonomi maupun
aspek sosial.

Anda mungkin juga menyukai