Anda di halaman 1dari 15

CANTRANG

Here is kelompok 5
Anggota Kelompok

01 02 03
Alangi Gusenda Lailatun Nuril
Dinda Risqiana
Seinklose Qoidah

07 06 05
Muhammad Muhammad Rizqy Muhammad
Fredias Aditya Kurniawan Rizki Rachman
01
Definisi Cantrang
Cantrang alat penangkap ikan yang bersifat aktif dengan
pengoperasian menyentuh dasar perairan. Puluhan tahun silam,
cantrang awalnya masih dianggap sebagai alat tangkap yang
ramah lingkungan karena ukurannya masih relatif kecil.

Alat Cantrang adalah alat tradisional umum penangkapan ikan


yang digunakan oleh para nelayan Indonesia. Cantrang
merupakan alat yang terdiri dari jaring dua panel serta berbentuk
kantong namun tidak memiliki pembuka pada mulut jaringnya.
Medan jaring atas, sayap pendek dan tali selambar panjang tidak
terdapat pada kontruksi alat cantrang. Cantrang adalah jenis alat
tangkap tanpa menggunakan otterboards, maka cara kerjanya
menggunakan satu kapal untuk menarik jaring cantrang atau
biasa disebut Danish seine. Karena dianggap produktif oleh
nelayan maka banyak dari sekian nelayan yang menggunakan
alat cantrang.
02
Sejarah Cantrang
Cantrang merupakan salah satu alat tangkap modifikasi dari trawls, dengan fungsi
yang juga identik untuk penangkapan sumber daya perikanan demersal atau ikan
dasar. Akan tetapi, cantrang mempunyai bentuk yang lebih sederhana dan dapat
dioperasikan dengan kapal kecil.
Sejak terbitnya Keppres No.39/1980 yang melarang keras penggunaan trawls,
cantrang seolah telah menjadi primadona baru bagi nelayan, khususnya di Laut
Utara dan Selatan Jawa.
Kemudian pada 8 Januari 2015, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
mengeluarkan Permen KP No. 2 tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat
Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat Tarik di WPP NRI, yang tentu saja
termasuk Cantrang yang tergolong alat tangkap pukat tarik.
Alasan Menteri Susi melarang cantrang karena dapat merusak ekosistem dengan
menjaring ikan-ikan kecil, yang harusnya belum layak ditangkap
03
Bagian Alat Cantrang
Cantrang merupakan alat tangkap yang dilengkapi dua tali penarik yang cukup
panjang yang dikaitkan pada ujung sayap, memiliki bagian utama yang terdiri dari
kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik (warp), pelampung dan
pemberat. Kantong pada cantrang merupakan bagian dari jaring sebagai tempat
pengumpulan hasil tangkapan. Badan cantrang terletak antara sayap dan kantong,
berfungsi untuk menampung berbagai jenis ikan dasar dan udang sebelum masuk
kantong. Sayap cantrang merupakan perpanjangan badan sampai tali salambar,
berfungsi untuk menghadang dan mengarahkan ikan agar masuk ke dalam
kantong. Mulut cantrang terdiri dari bibir atas dan bibir bawah. Pada bagian mulut
ini terdapat pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah (Subani dan
Barus, 1989).
04
Syarat Penggunaan
Cantrang
Menurut Ayodya (1975), cantrang dapat digunakan dengan persyaratan
tertentu, diantaranya:
1. Jika dasar laut terdiri dari pasir atau lumpur, tidak berbatu karang, tidak
terdapat bendabenda yang akan tersangkut pada saat jaring ditarik,
misalnya kapal yang tenggelam atau bekas-bekas tiang
2. Dasar perairan mendatar, tidak terdapat perbedaan kedalaman yang
mencolok.
3. Perairan memiliki daya produktivitas yang besar dengan resources yang
melimpah.
05
Hasil Tangkap
Cantrang
Target catch dari penggunaan alat tangkap cantrang berupa ikan dasar
(demersal), namun ada ikan jenis lainnya yang ikut tertangkap. Hasil
penelitian Subani dan Barus (1989) mendapatkan hasil tangkapan
cantrang terdiri dari: ikan petek, biji nangka, gulamah, kerapu, pari, cucut,
gurita, bloso dan macammacam udang.
05
Faktor yang Mempengaruhi
Hasil Penangkapan Cantrang
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi jumlah hasil tangkapan yang dilakukan
menggunakan alat tangkap cantrang, diantaranya:
1. Kecepatan dalam menarik jaring pada waktu operasi penangkapan.
2. Arus karena dapat mempengaruhi pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan umumnya
akan bergerak melawan arus
sehingga mulut jaring harus menentang pergerakan dari ikan.
3. Arah angin karena akan mempengaruhi pergerakan kapal pada saat operasi
penangkapan.
4. Panjang jaring karena akan menambah luas sapuan pada saat pengoperasian,
sehingga dapat mempengaruhi jumlah ikan yang akan diperoleh.
5. Tali salambar berpengaruh pada saat towing. Semakin panjang tali salambar yang
digunakan maka proses towing akan semakin lama.
6. Konsumsi BBM karena akan mempengaruhi daya jelajah kapal ke fishing ground.
7. Penentuan lokasi untuk tebar jaring.
8. Jumlah setting dan jumlah towing.
TERIMA
KASIH !

Anda mungkin juga menyukai