Anda di halaman 1dari 29

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sektor perikanan merupakan salah satu sektor dengan potensi terbesar pada
wilayah Provinsi Kepulauan Riau dikarenakan lebih dari 96% luas wilayah
merupakan lautan (Iqbal, et al., 2019). Selain sebagai penyedia sumberdaya
hayati, bidang perikanan juga dapat dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan
untuk mengkaji aspek-aspek yang ada di lingkungan perairan terkhusus pada
biologi perikanannya. Danau Panjang, Desa Lubuk Siam, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau merupakan ekosistem perairan lentik dengan keanekaragaman ikan,
salah satunya adalah ikan tambakan (Sibagariang, et al., 2023).
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) merupakan salah satu jenis ikan air
tawar dan juga bernilai penting. Ikan tambakan juga bernilai penting yang cukup
signifikan di Indonesia. Beberapa nilai penting dari ikan tambakan antara lain
nilai ekonomi, nilainya cukup tinggi di pasar ikan (Mariska et al., 2013). Ikan
tambakan juga mengandung protein yang cukup tinggi juga sumber protein
penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perairan tempat ikan ini hidup.
Ikan ini memiliki potensi untuk dibudidayakan secara komersial karena dapat
tumbuh dengan cepat dan mempunyai nilai jual yang tinggi (Ahmadi 2021).
Ikan tambakan berpotensi dibudidayakan karena memiliki keunggulan seperti
kemampuan adaptasi terhadap perairan dengan kadar oksigen terlarut rendah dan
tergolong ikan dengan nilai fekunditas yang tinggi (Arifin, et al., 2017). Sampai
saat ini, produksi ikan tambakan masih bergantung dari hasil tangkapan di alam
(Ramadhane 2022). Dalam pendugaan stok ikan dapat diketahui dengan tingkat
fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya relative lebih tinggi
dibandingkan dengan air tawar. Telur yang dihasilkan memiliki ukuran yang
bervariasi.
Berdasarkan hal diatas saya telah melaksanakan praktikum mengenai
Fekunditas dan Diameter telur pada Ikan tambakan yang merupakan salah satu
upaya untuk memberikan kemampuan dalam menganalisis dan menduga
pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan. Sehingga dengan demikian dapat
melihat jumlah stok populasi ikan tambakan yang ada di alam.
2

I.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum


Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
berapa jumlah telur dan diameter telur yang terdapat pada ikan tambakan
(Helostoma temminckii). Sedangkan manfaat dari praktikum ini kita mendapatkan
informasi dan hasil praktikum dapat dijadikan untuk referensi praktikum
selanjutnya.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Deskripsi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


Klasifikasi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Anabantiformes
Famili : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temminckii
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar
yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. Ikan tersebut hidup di sungai, anak
sungai dan daerah genangan kawasan hulu hingga hilir bahkan di muara-
muara sungai yang berlubuk dan berhutan dipinggirnya (Akbar et al., 2023).
Ikan ini disebut dengan ikan omnivora yang mau memakan hampir segala jenis
makanan. Makanan yang bervariasi seperti lumut, tanaman air, zooplankton
hingga serangga air. Ikan tambakan ini sering dijuluki sebagai ikan gurami
pencium karena kebiasaanya dalam memakai bibirnya untuk mencium benda-
benda lain maupun ikan tambakan lainya. Sebenarnya ikan ini tidak benar-benar
mencium melainkan sedang menggerogoti makanan yang terdapat pada benda
padat tersebut (Ramadhane 2022).
Ikan tambakan merupakan komoditas lokal yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, masyarakat biasa membudidayakannya untuk dikonsumsi
maupun sebagai ikan hias (Hasanah, R. 2022). Ikan tambakan juga mampu
beradaptasi terhadap kondisi perairan yang marginal, seperti derajat kesamaan
perairan yang relatif rendah dan adanya dominasi ikan- ikan yang sering
menimbulkan penyakit umum. Ikan tambakan juga sangat cocok dipelihara
dikolam yang sirkulasi airnya kurang lancar, atau miskin oksigen karena ikan ini
mempunyai alat pernapasan tambahan yang dapat diambil dari udara bebas.
4

Secara ekologis, ikan tambakan mempunyai peran penting dalam menjaga


keseimbangan ekosistem perairan karena sebagai pemakan tumbuhan dan
invertebrata, serta sebagai mangsa bagi predator di dalam perairan. Ikan tambakan
juga mengandung protein yang cukup tinggi juga sumber protein penting bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar perairan tempat ikan ini hidup. Ikan ini
memiliki potensi untuk dibudidayakan secara komersial karena dapat tumbuh
dengan cepat dan mempunyai nilai jual yang tinggi (Ahmadi 2021). Ikan
tambakan berpotensi dibudidayakan karena memiliki keunggulan seperti
kemampuan adaptasi terhadap perairan dengan kadar oksigen terlarut rendah dan
tergolong ikan dengan nilai fekunditas yang tinggi (Ramadhane 2022).

Umumnya, ikan jantan


dan betina dibedakan
melalui organ reproduksi.
Seperti testis dan
pembuluhnya terdapat
pada ikan jantan, serta
ovarium dan
pembuluhnya terdapat
pada ikan betina.
Pembeda ikan melalui
organ
5

reproduksinya ini disebut


dengan sifat seksualitas
primer. Sehingga secara
sederhana, seksualitas
primer ikan merupakan
organ yang sifatnya
berhubungan
langsung dengan proses
reproduksi (Febnikayani
2015).
Umumnya, ikan jantan
dan betina dibedakan
melalui organ reproduksi.
Seperti testis dan
pembuluhnya terdapat
6

pada ikan jantan, serta


ovarium dan
pembuluhnya terdapat
pada ikan betina.
Pembeda ikan melalui
organ
reproduksinya ini disebut
dengan sifat seksualitas
primer. Sehingga secara
sederhana, seksualitas
primer ikan merupakan
organ yang sifatnya
berhubungan
langsung dengan proses
reproduksi (Febnikayani
2015).
7

Umumnya, ikan jantan


dan betina dibedakan
melalui organ reproduksi.
Seperti testis dan
pembuluhnya terdapat
pada ikan jantan, serta
ovarium dan
pembuluhnya terdapat
pada ikan betina.
Pembeda ikan melalui
organ
reproduksinya ini disebut
dengan sifat seksualitas
primer. Sehingga secara
sederhana, seksualitas
primer ikan merupakan
8

organ yang sifatnya


berhubungan
langsung dengan proses
reproduksi (Febnikayani
2015
Secara umum, reproduksi
ikan dilakukan secara
eksternal, yakni ikan
betina akan mengeluarkan
telur dan ikan jantan
mengeluarkan spermanya
di dalam
air. Proses reproduksi yang
demikian disebut dengan
oviparus, yakni
pembuahan
9

yang dilakukan di luar


tubuh ikan. Seksualitas
ikan yang berbeda (ada
yang jantan
dan betina) di dalam
suatu populasi yang
sama dinamakan
heteroseksual.
Sedangkan seksualitas ikan
yang hanya terdiri dari
jantan atau betina saja di
dalam
suatu populasi yang sama
dinamakan monoseksual
atau uniseksual (Tamsil
dkk
10

2019
Secara umum, reproduksi
ikan dilakukan secara
eksternal, yakni ikan
betina akan mengeluarkan
telur dan ikan jantan
mengeluarkan spermanya
di dalam
air. Proses reproduksi yang
demikian disebut dengan
oviparus, yakni
pembuahan
yang dilakukan di luar
tubuh ikan. Seksualitas
ikan yang berbeda (ada
yang jantan
11

dan betina) di dalam


suatu populasi yang
sama dinamakan
heteroseksual.
Sedangkan seksualitas ikan
yang hanya terdiri dari
jantan atau betina saja di
dalam
suatu populasi yang sama
dinamakan monoseksual
atau uniseksual (Tamsil
dkk
2019).
Secara umum, reproduksi
ikan dilakukan secara
eksternal, yakni ikan
12

betina akan mengeluarkan


telur dan ikan jantan
mengeluarkan spermanya
di dalam
air. Proses reproduksi yang
demikian disebut dengan
oviparus, yakni
pembuahan
yang dilakukan di luar
tubuh ikan. Seksualitas
ikan yang berbeda (ada
yang jantan
dan betina) di dalam
suatu populasi yang
sama dinamakan
heteroseksual.
13

Sedangkan seksualitas ikan


yang hanya terdiri dari
jantan atau betina saja di
dalam
suatu populasi yang sama
dinamakan monoseksual
atau uniseksual (Tamsil
dkk
2019).
Secara umum, reproduksi
ikan dilakukan secara
eksternal, yakni ikan
betina akan mengeluarkan
telur dan ikan jantan
mengeluarkan spermanya
di dalam
14

air. Proses reproduksi yang


demikian disebut dengan
oviparus, yakni
pembuahan
yang dilakukan di luar
tubuh ikan. Seksualitas
ikan yang berbeda (ada
yang jantan
dan betina) di dalam
suatu populasi yang
sama dinamakan
heteroseksual.
Sedangkan seksualitas ikan
yang hanya terdiri dari
jantan atau betina saja di
dalam
15

suatu populasi yang sama


dinamakan monoseksual
atau uniseksual (Tamsil
dkk
2019).
Secara umum, reproduksi
ikan dilakukan secara
eksternal, yakni ikan
betina akan mengeluarkan
telur dan ikan jantan
mengeluarkan spermanya
di dalam
air. Proses reproduksi yang
demikian disebut dengan
oviparus, yakni
pembuahan
16

yang dilakukan di luar


tubuh ikan. Seksualitas
ikan yang berbeda (ada
yang jantan
dan betina) di dalam
suatu populasi yang
sama dinamakan
heteroseksual.
Sedangkan seksualitas ikan
yang hanya terdiri dari
jantan atau betina saja di
dalam
suatu populasi yang sama
dinamakan monoseksual
atau uniseksual (Tamsil
dkk
17

Secara umum, reproduksi


ikan dilakukan secara
eksternal, yakni ikan
betina akan mengeluarkan
telur dan ikan jantan
mengeluarkan spermanya
di dalam
air. Proses reproduksi yang
demikian disebut dengan
oviparus, yakni
pembuahan
yang dilakukan di luar
tubuh ikan. Seksualitas
ikan yang berbeda (ada
yang jantan
18

dan betina) di dalam


suatu populasi yang
sama dinamakan
heteroseksual.
Sedangkan seksualitas ikan
yang hanya terdiri dari
jantan atau betina saja di
dalam
suatu populasi yang sama
dinamakan monoseksual
atau uniseksual (Tamsil
dkk
2019).
Secara umum, reproduksi
ikan dilakukan secara
eksternal, yakni ikan
19

betina akan mengeluarkan


telur dan ikan jantan
mengeluarkan spermanya
di dalam
air. Proses reproduksi yang
demikian disebut dengan
oviparus, yakni
pembuahan
yang dilakukan di luar
tubuh ikan. Seksualitas
ikan yang berbeda (ada
yang jantan
dan betina) di dalam
suatu populasi yang
sama dinamakan
heteroseksual.
20

Sedangkan seksualitas ikan


yang hanya terdiri dari
jantan atau betina saja di
dalam
suatu populasi yang sama
dinamakan monoseksual
atau uniseksual (Tamsil
dkk
2019
II.2 Fekunditas Ikan
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang
telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah.
Pengetahuan tentang fekunditas di bidang budidaya perikanan sangatlah penting
artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan
dihasilkan oleh individu ikan pada waktu mijah sedangkan di bidang biologi
perikanan untuk memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan
dalam lingkungan perairan (Putra et al., 2023).
Kualitas telur juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal berupa umur induk, ukuran induk, dan genetik. Faktor eksternal terdiri
dari pakan, suhu, cahaya, kepadatan, dan populasi (Fatimah et al., 2019). Besar
kecilnya fekunditas dipengaruhi oleh makanan, ukuran ikan, dan kondisi
lingkungan selanjutnya jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan akan
meningkat sejalan dengan semakin besarnya gonad (Agustiari, 2017). Semakin
21

besar ukuran tubuh ikan maka peluang nilai fekunditasnya pun semakin tinggi
tetapi ini bukanlah ketentuan yang mutlak karena bisa saja penambahan bobot
ikan betina yang matang gonad karena kapasitas makanan yang ada di dalam
lambung ikan.
Fekunditas merupakan banyaknya butir telur yang terdapat pada gonad ikan
betina yang telah siap di buahi. Fekunditas pada proses pemijahan semi alami
lebih tinggi daripada pemijahan alami, diduga hormone ovaprim dapat
merangsang ikan untuk proses kematangan gonad dan pemijahannya (Manurung
et al., 2022). Fekunditas dipengaruhi oleh lingkungan terutama faktor makanan.
jumlah telur dipengaruhi oleh bobot tubuh induk. Jumlah fekunditas akan semakin
tinggi jika penurunan bobot tubuh induk setelah memijah semakin tinggi dan
diameter telur yang dihasilkan semakin kecil. Faktor lain yang mempengaruhi
adalah perbedaan jumlah telur antara masing-masing spesies yang bergantung
pada kemampuan individu untuk menghasilkan telur (Fasya et al., 2020).
II.3 Diameter Telur Ikan
Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang
diukur dengan mikrometer berskala yang ditera. Semakin meningkat tingkat
kematangan gonad gasris tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar.
Semakin meningkat tingkat kematangan, garis telur yang ada dalam ovarium
semakin besar (Wahjudy 2016).
Diameter telur berpengaruh terhadap nilai fekunditas dari suatu individu ikan,
semakin besar ukuran diameter telur maka akan semakin kecil nilai fekunditasnya
dan semakin kecil diameter telur maka akan semakin besar nilai fekunditasnya.
Ukuran diameter telur dari setiap individu ikan sangat bervariasi. Hal ini
tergantung dari jenis individu ikan itu sendiri (Pahmi. 2022). Diameter telur akan
semakin baik, karena dalam telur tersebut tersedia makanan cadangan sehingga
larva ikan bertahan baik. Ukuran diameter telur menentukan kualitas yang
berhubungan dengan kandungan kuning telur. diameter telur yang berukuran besar
menghasilkan larva yang berukuran besar (Sumindar et al., 2019).
22

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi Perikanan telah dilaksanakan pada hari Rabu, 20
September 2023 pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB di Laboratorium
Biologi Perairan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan
dan kelautan Universitas Riau.
III.2 Alat dan Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah gonad ikan
tambakan (Helostoma temminckii) betina yang telah diawetkan dari praktikum
sebelumnya.
Sedangkan alat yang digunakan saat praktikum adalah Cawan petri untuk
meletakan ovari, pinset untuk mengambil ovari, gunting bedah untuk memotong
ovari, nampan untuk meletakkan ovari yang sudah dibagi menjadi tiga bagian,
timbangan analitik untuk menimbang berat telur, penggaris untuk menghitung
diameter telur, tisu gulung untuk mengeringkan ovari, serbet untuk membersihkan
alat perlengkapan, buku dan alat tulis untuk mencatat data, kertas label sebagai
tanda, handphone untuk dokumentasi.
III.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan
secara langsung dengan melakukan perhitungan jumlah telur dan pengukuran
diameter telur pada ikan tambakan (Helostoma temminckii) di Laboratorium
23

Biologi Perairan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan


dan kelautan Universitas Riau.
III.4 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum yang dilakukan adalah :
1. Ovari yang telah diawetkan pada praktikum sebelumnya dikeluarkan dari
botol sampel dan diletakkan dalam cawan petri menggunakan pinset.
2. Selanjutnya ovary dipotong menggunakan gunting bedah menjadi tiga
bagian yaitu bagian anterior, tengah, dan posterior dengan masing-masing
sisi kanan dan kirinya di tandai dengan label.
3. Setelah itu ambil sub sampel dari masing-masing bagian ovari untuk
ditimbang menggunakan timbangan analitik dengan ukuran 0,1 gram dan
dihitung jumlah telurnya setelah ditimbang.
4. Setelah telur dihitung, telur dari masing-masing bagian diambil beberapa
butir untuk diukur diameternya menggunakan penggaris, setelah itu dicatat
hasilnya pada buku dan dilanjutkan dengan perhitungan fekunditas.
5. Setelah praktikum selesai semua alat dan perlengkapan praktikum
dibersihkan dan diletakkan pada tempat semula.
24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Pada saat praktikum klasifikasi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
didapatkan sebagai berikut :
Nama Lokal Ikan : Tambakan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Anabantiformes
Famili : Helostomatidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temminckii
Habitat : Air Tawar
25

Gambar 1. Ovari utuh Ikan tambakan (Helostoma temminckii)

Gambar 2. Bagian Ovari Ikan tambakan (Helostoma temminckii)

Pada praktikum ini berat sub sampel ovari yang tertinggi terdapat pada
posterior bagian kanan dengan nilai 0,14 gram. frekuensi telur terbanyak terdapat
pada posterior bagian kanan dengan nilai 216 butir. Nilai diameter telur terbesar
yang diukur dengan penggaris didapatkan 15 unit dalam 1 cm penggaris atau 1,5
mm terdapat pada ovari tengah bagian kiri. Untuk mengetahui lebih jelas dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Fekunditas dan Diameter telur Ikan tambakan (H. temminckii)

Ovari Fekunditas Diameter


Berat Frekuensi Unit mm
(gram) (Butir) (rata-rata/ cm)
Kanan A 0,11 149 14 1,4
T 0,12 200 13 1,3
P 0,14 216 13 1,3
Kiri A 0,10 160 11 1,1
T 0,11 113 15 1,5
P 0,10 180 12 1,2

Fekunditas telur dihitung menggunakan metode gravimetrik yaitu pengukuran


dengan satuan berat yang membandingkan berat ovari dan berat sub sampel ovari
dikali dengan jumlah rataan telur dari sub sampel ovari.
Sampel ovari yang digunakan memiliki berat 6,93 gram. Berat sub sampel
adalah 0,11 gram didapatkan dari jumlah berat sampel seluruhnya dibagi enam.
Jumlah rataan telur dari sub sampel ovari adalah 169,6 didapatkan dari nilai
frekuensi pada tabel yang dijumlahkan seluruhnya dibagi enam. Setelah
26

dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil sebanyak 10.684,8 butir telur yang
terdapat pada sampel ovari ikan tambakan ini.
IV.2 Pembahasan
Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) merupakan ikan perairan tawar
(Cahyani 2022). Ikan tambakan tergolong ikan dengan nilai fekunditas yang
tinggi (Ramadhane 2022). Fekunditas mutlak ikan tambakan itu diperoleh
berkisar antara 44.040 – 137.322 butir tergantung dari bobot induk (Pahmi. 2022)
Sedangkan pada praktikum ini nilai fekunditas ikan tambakan yang dihasilkan
pada sampel ovari didapatkan 10.684,8 butir telur dengan bobot ikan 70 gram,
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai fekunditasnya kecil, hal tersebut
dipengaruhi oleh ukuran ikan atau bobot induk.
Diameter telur berkisar antara 0,348 – 0,783 mm (Pahmi. 2022) Sedangkan
pada praktikum ini diameter telur terbesar yang dihasilkan pada sampel ovari
adalah 1,5 mm. Besar kecilnya fekunditas dipengaruhi oleh makanan, ukuran
ikan, dan kondisi lingkungan selanjutnya jumlah telur yang dihasilkan oleh
ikan akan meningkat sejalan dengan semakin besarnya gonad (Agustiari, 2017).
27

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dari ke enam
bagian sampel ovari didapatkan nilai berat dan frekuensi paling besar itu terdapat
pada posterior bagian kanan dengan nilai 0,14 gram dan 216 butir, sehingga
didapatkan nilai fekunditasnya 10.684,8 butir telur yang ada pada ikan tambakan
(Helostoma temminckii). Sedangkan untuk nilai diameter telur paling besar
terdapat pada tengah bagian kiri ovari dengan nilai 15 unit 1,5 mm.
V.2 Saran
Praktikum ini mendapatkan nilai fekunditasnya kecil hal ini disebabkan
karena ukuran ikan, bobot ikan, sifat ikan dan lingkungan hidup ikan. Diameter
telur yang didapatkan 15 unit 1,5 mm. Selanjutnya perlu dilihat analisis isi saluran
pencernaan pada ikan tersebut.
28

DAFTAR PUSTAKA

Agustiari, Arinta Maulidina., Suradi Wijaya Saputra, dan Anhar Solichin. 2017.
Beberapa Aspek Biologi Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus) yang
Didaratkan di PPP Tawang Kabupaten Kendal. Jurnal of Maquares.6(1).
33-42.

Ahmadi. 2021. “Length-Weight Relationship and Relative Condition Factor of the


Kissing Gourami (Helostoma Temminckii) from Sungai Batang River,
Indonesia.” Songklanakarin Journal of Science and Technology 43(1).

Akbar, M. F., Suherman, S., & Mukti, R. C. 2023. Pemijahan Semi Alami Ikan
Tambakan (Helostoma temminckii). Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 14(1),
39-46.

Arifin, O. Z., Cahyanti, W., Subagja, J., & Kristanto, A. H. 2017. Keragaan
Fenotipe Ikan Tambakan (Helostoma temminkii. Cuvier 1829) Hasil
Domestikasi (Takhasi). Media Akuakultur, 12(1), 1-9.

Cahyani, A. 2022. Pengaruh Bahan Pakan Detritus Dengan Penambahan


Phytogenic Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Tambakan
(Helostoma Temminckii) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Fasya, A. H., Nabila, H., Kenconojati, H., & Ulkhaq, M. F. 2020. Hubungan
antara umur dan fekunditas telur ikan gurame (Osphronemus gouramy)
Relation between age and fecundity of giant gouramy (Osphronemus
gouramy). Journal of Aquaculture, 5(1), 148-154.
29

Fatimah, Azizah Nur., Sugiharto, Nuning Setyaningrum. 2019. Aspek


Reproduksi Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) yang Tertangkap di
Waduk Penjalin Brebes. Jurnal Ilmiah Biologi. 1(2). 71-77.

Hasanah, R. 2022. Isolasi dan identifikasi bakteri dari produk fermentasi telur
ikan tambakan (Helostoma temminckii CV). Jurnal Ilmu Perikanan Tropis
Nusantara (Nusantara Tropical Fisheries Science Journal), 1(2), 133-137.

Iqbal, M., & Aryawan, W. D. 2019. Desain Kapal Ikan Hibrida Berbahan Dasar
High Density Polyethylene sebagai Penunjang Potensi Laut Provinsi
Kepulauan Riau. Jurnal Teknik ITS, 8(2), G159-G165.

Manurung, V. R., Siregar, R. F., Hasibuan, J. S., & Mujtahidah, T. 2022. Studi
Pengamatan Pemijahan Metode Semi Alami Parameter Fekunditas,
Pembuahan, Daya Tetas Telur dan Sintasan Larva Ikan Koi (Cyprinus
carpio) di Desa Perbarakan, Deli Serdang: Studi Pengamatan Pemijahan
Metode Semi Alami. AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and
Fisheries Sciences, 1(1), 1-6.

Mariska, A., Muslim, M., dan Fitrani, M. 2013. Laju penyerapan kuning telur
tambakan (Helostoma temminckii C.V) dengan suhu inkubasi berbeda.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 34–45.
Pahmi, A. S. 2022. Telaahan Aspek Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma
teminckii) Di Perairan Rawa Monoton Danau Panggang. In Prosiding
Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah (Vol. 7, No. 2).

Putra et al., 2023. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan


dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Ramadhane, J. 2022. Pengaruh Bahan Pakan Detritus Dan Phytogenic Terhadap


Pertumbuhan Benih Ikan Tambakan (Helostoma Temminckii) (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Riau).

Sibagariang, R., Hendrizal, A., & Fauzi, M. 2023. Pola Pertumbuhan dan Faktor
Kondisi Ikan Tambakan (Helostoma sp.) di Danau Panjang, Riau. Berkala
Perikanan Terubuk, 51(1).

Sumindar, S., Sumarno, D., & Kuslani, H. 2019. Fekunditas Dan Diameter Telur
Ikan Manggabai (Glossogobius giuris) Di Danau Limboto, Propinsi
Gorontalo. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan, 16(2),
73-77.

Wahjudy, G. A. D. 2016. Pengaruh Perbedaan Umur Induk Betina Ikan Cupang


(Betta splendens) Terhadap Tingkat Fekunditas Dan Reproduksi Larva.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai