Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KRITIS HASIL BACAAN DARI ARTIKEL

(Oleh: Ahmad Aris Arifin/NIM : 18051008/Prodi : Pendidikan Biologi)

1. Bibliografi
a. Nama Penulis : M. Liwa Ilhamdi.
b. Tahun Publikasi : 2018
c. Judul Artikel :
Pola Penyebaran Capung (Odonata) Di Kawasan Taman Wisata Alam
Suranadi Lombok Barat.
d. Jurnal/Vol/No/ISSN :
Jurnal Biologi Tropis/Vol.18/No.(1)/P-Issn: 1411-9587/E-Issn: 2549-7863

2. Tujuan penulis dalam menulis artikel adalah :


Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis pola distribusi capung
(Odonata) di Kawasan Taman Wisata Alam Suranadi. Mengingat pentingnya
fungsi dari capung terhadap kesehatan ekosistem perairan hutan, baik dari
fungsi sebagai bioindikator maupun sebagai agen pengendalian hayati
(biokontrol).
3. Fakta-fakta unik yang berkaitan dengan bacaan adalah :
Fakta unik serta informasi baru yang saya dapat pada artikel ini, dan berkaitan
dengan bacaan yaitu, mengenai keberadaan serangga dalam suatu ekosistem
yang mempunyai peranan yang sangat penting. Capung merupakan salah satu
serangga yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan ekosistem
yakni berperan sebagai indikator pencemaran lingkungan. Keberadaan capung
di dalam suatu lingkungan dapat dijadikan sebagai indikasi untuk melihat
kondisi lingkungan. Capung dapat dijadikan sebagai indikator air bersih yang
bermanfaat untuk memonitor kualitas air di sekitar lingkungan, karena Capung
melakukan proses perkembangbiakan pada lingkungan perairan yang sehat.
Kondisi perairan yang tercemar, dapat menyebabkan terganggunya siklus
hidup capung sehingga mengakibatkan jumlah populasi capung menurun.
Oleh karena itu, perubahan dalam populasi capung dapat dijadikan sebagai
langkah awal untuk menandai adanya polusi (lingkungan yang tercemar).
4. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dimunculkan dalam artikel ini
adalah :
a. Apa saja faktor-fator yang dapat mempengaruhi populasi Capung
(Odonata) di kawasan taman wisata alam Suranadi Lombok Barat ?
b. Bagaimana pola penyebaran Capung (Odonata) di kawasan taman
wisata alam Suranadi Lombok Barat ?

5. Keterkaitan artikel ini dengan pokok bahasan yang sedang dibahas


adalah :
Untuk materi kedelapan, pertemuan kesepuluh Mata Kuliah Ekologi,
membahas tentang Populasi (Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
populasi dan penyebarannya). Salah satu ciri populasi adalah memiliki pola
sebarannya (dispersi). Penyebaran adalah pola tata ruang individu yang satu
relative terhadap yang lain dalam populasi. Secara umum dikenal 3 pola
dispersi, yaitu: (a) Acak (random); dimana individu-individu menyebar dalam
beberapa tempat dan mengelompok di tempat lainnya. (b) Seragam (uniform);
dimana individu-individu menyebar dalam beberapa tempat tertentu dalam
komunitas secara teratur. (c) Mengelompok atau teragregasi (clumped);
dimana individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat
jarang terlihat sendiri secara terpisah.
Sebaran acak terjadi apabila faktor-faktor (kondisi dan sumber daya)
lingkungan di area yang ditempati bersifat seragam atau homogen. Hal ini
berarti bahwa peluang setiap individu untuk menempati satu tempat tidak
berbeda dengan menempati tempat lainnya dan kehadiran suatu individu
disuatu tempat tidak akan mempengaruhi kehadiran individu lainnya. Pola
sebaran acak ini jarang dijumpai pada populasi-populasi alami, karena
lingkungan itu umumnya heterogen, dan jarang sekali yang homogen. Pola
sebaran seragam juga jarang dijumpai di lingkungan alami, meskipun tidak
pola acak. Pola seragam terjadi apabila di antara individu-individu populasi
terjadi persaingan yang keras atau karena ada teritorialisme. Populasi dengan
pola seragam ini dapat dijumpai diberbagai lingkungan binaan (pertanian atau
perkebunan). Pola sebaran individu umumnya terjadi secara berkelompok, hal
ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu: Individu-individu memberikan respon
yang sama terhadap suatu kondisi lokal yang baikmaupun terhadap
perubahan-perubahan cuaca. Sebagai hasil dari aktivitas perkembangbiakan;
adanya kelompok-kelompok kawin yang selanjutnya menghasilkan kelompok
induk dan anak-anaknya. Sifat sosial hewan; adanya atraksi-atraksi sosial yang
menghasilkan pengelompokan aktif membentuk koloni, sehingga peluang
individu dalam kelompok untuk survive meningkat.
Pada dasarnya ada 4 parameter utama yang menentukan kelimpahan suatu
populasi, yaitu Natalitas, Mortalitas, Imigrasi, Emigrasi. Tinggi rendahnya
laju natalitas suatu populasi tergantung pada banyak faktor, yang secara garis
besar dibedakan menjadi faktor – faktor bawaan dan faktor-faktor lingkungan.
Faktor bawaan meliputi kemampuan berbiak (fekunditas dan fertilitasnya) dan
kemampuan induk dalam perawatan anaknya. Sedangkan faktor-faktor
lingkungan dapat berupa ketersediaan sumber daya (seperti ruang, makanan
dan kondisi yang sesuai).
Berdasarkan Hasil penelitian pada artikel bacaan Diperoleh pola
penyebaran capung secara keseluruhan adalah berkelompok, kecuali spesies
Onycothemis culminicola, Trithemis furva dan Libellago lineata yang
memiliki pola disribusi teratur. Berbedanya pola pola penyebaran capung
dalam penelitian ini berkaitan dengan kemampuan capung untuk beradaptasi
terhadap habitat yang ditempati. Umumnya spesies yang memiliki pola
penyebaran secara mengelompok disebabkan karena adanya faktor pembatas
terhadap keberadaan populasi tersebut, seperti kecepatan arus perairan karena
ada beberapa spesies yang hanya dapat hidup pada arus yang lambat dan
tenang serta adapula yang hidup di perairan yang memiliki arus cepat.
Kebanyakan jenis capung yang ditemukan di lokasi jalur 4 yaitu jalur air. Hal
ini terjadi karena jalur air ini ada aliran sungai yang mengalirkan air dari mata
air sehingga capung berkumpul dan hidup di tempat tersebut. Orthetrum
sabina dan Diplacodes trivialis merupakan spesies capung yang mudah
ditemukan pada setiap lokasi penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan
kemampuannya beradaptasi pada musim kemarau dan musim hujan serta
kemampuannya yang dapat hidup di semua habitat.
6. Informasi yang dapat mempengaruhi sikap saya terhadap pokok
bahasan ini adalah :
Informasi yang mempengaruhi sikap saya berkenaan dengan pokok
bahasan yakni, bekaitan dengan peranan populasi serangga. Pada ekosistem
yang ditempatinya capung dan capung jarum berperan menjaga keseimbangan
rantai makanan dimana capung jarum berperan sebagai serangga predator
yang bertindak sebagai musuh alami yang dapat mengurangi populasi hama
tanaman pangan sehingga mampu menekan dinamika populasi serangga yang
berpotensi sebagai hama pertanian. Hal ini menunjukkan posisi penting
keberadaan capung dalam keseimbangan ekologi. Tanpa kehadiran capung,
maka kehidupan suatu ekosistem akan terganggu dan tidak akan mencapai
suatu keseimbangan.
Melalui hal tersebut, memperlihatkan bahwa Setiap makhluk yang
diciptakan Tuhan baik berukuran besar maupun kecil, pasti memiliki
kekurangan kelebihannya, dan manfaatnya masing-masing bagi organisme
lainnya. Terkadang manusia sendiri tidak memperhatikan hal tersebut, karena
kurangnya rasa empati yang dimiliki, bahkan terhadap lingkungan hidupnya
sendiri. Oleh karena itu, melalui pokok bahasan tentang populasi ini,
khususnya berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan penulis dalam
artikel bacaan, dapat memberikan pesan secara tersirat untuk lebih menghargai
makluk hidup kecil, yang terkadang sering terabaikan dan dianggap
merugikan.

Anda mungkin juga menyukai