Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Terima kasih kepada Ibu yang telah membantu dan membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kepada teman-teman yang telah mendukung dan membantu
kami sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan
ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi acuan
bagi penyusun untuk menjadi lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Medan , September 2021

Kelompok 3

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Segala kehidupan Makhluk hidup baik mikroorganisme maupun makroorganisme
tidak lepas dari sebuah asosiasi atau interaksi baik antar spesies maupun antar populasi
tertentu. Tanpa adanya asosiasi maka dapat dipastikan keeksistensian suatu makhluk
hidup tersebut akan rendah. Di dalam Asosiasi atau interaksi tersebut akan memunculkan
suatu pola baik antar spesies maupun populasi yang khas dan beragam. Melalui pola
tersebut kita dapat mengetahui apakah suatu spesies atau populasi tersebut mengalami
permasalahan atau tidak dan apakah keeksistensian suatu populasi maupun spesies
tersebut mampu mempengaruhi keeksistensian spesies maupun populasi organisme yang
lain.
Saat ini, banyak sekali permasalahan dalam ruang lingkup konservasi biologi salah
satunya adalah permasalahan persebaran pola spesies dan populasi. Lahan hutan yang
semakin sedikit dan aktivitas manusia menjadi salah satu penyebab terbesar yang
mempengaruhi persebaran pola spesies dan populasi suatu makhluk hidup. Adapun pihak
yang harus membantu dalam pelestarian flora dan fauna bukan hanya pihak lembaga-
lembaga konservatif saja namun kita sebagai Mahasiwa Biologi dan masyarakat umum
juga harus turut serta dalam mencapai tujuan pelestarian flora dan fauna. Oleh sebab itu
kami mencoba untuk menyusun makalah ini sebagai salah satu pengetahuan konservasi
mengenai permasalahan pola spesies dan populasi yang dihadapi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja keanekaragaman hayati dan jenis - jenis nya?
2. Apa saja distribusi , kepunahan dan ekonomi keanekaragaman hayati?
3. Apa yang dimasksud dengan ekonomi langsung dan tidak langsung?

2
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang keanekaragaman hayati dan jenis - jenis nya
2. Mengetahui distribusi , kepunahan dan ekonomi keanekaragaman hayati
3. Mengetahui ekonomi langsung dan tidak langsung

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biologi Konservasi

Konservasi sumberdaya alam hayati berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang


konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya merupakan pengelolaan
sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas keanekaragaman dan nilainya. Biologi konservasi adalah ilmu yang berorientasi
pada tujuan yang mencari penyelesaian untuk menghadapi krisis keanekaragaman
biologis (biodiversity crisis), penurunan yang sangat cepat dalam keanekaragaman
kehidupan bumi pada saat ini (Campbell et al., 2007).

Tujuan utama kegiatan konservasi adalah kelangsungan hidup umat manusia


karena umat manusia tergantung pada lingkungan alam untuk dapat memproduksi
makanan dan mendapatkan bahan-bahan mentah. Tujuan lain kegiatan konservasi adalah
menjaga lingkungan yang bebas polusi udara dan air serta meningkatkan lingkungan
dengan peraturan secara rasional tempat tinggal, kantor-kantor, pabrik-pabrik, jalan-jalan
dan jalan raya, serta ruangan terbuka dan keadaan alam lainnya. Tujuan terakhir kegiatan
konservasi adalah perlindungan flora, fauna dan alam itu sendiri. Kelestarian alam sangat
diperlukan sebagai sumber kehidupan hidup manusia. Kegiatan konservasi meliputi
konservasi tanah, udara, air, hutan, dan segala makhluk hidup di darat, air dan udara
(Adiwibawa, 2009).

Fokus biologi konservasi pada spesies dan populasi melibatkan pemahaman


dinamika populasi kecil, penentuan penurunan dan penilaian faktor-faktor yang
bertanggung jawab atas penurunan tersebut dan penentuan bagaimana untuk
mempertahankan populasi kecil yang seringkali terbagi-bagi. Upaya konservasi idealnya
dimulai sebelum terjadi penurunan yang serius, yaitu ketika masih tersedia banyak waktu
untuk menyelamatkan daerah habitat yang cukup besar untuk mendukung populasi
alamiah. Ilmu konservasi lebih memfokuskan pada proses yang mendukung ekosistem

4
dan hubungan evolusioner yang diwakili oleh spesies daripada melestarikan spesies
individual atau populasi (Campbell et al., 2007).

5
DAFTAR PUSTAKA

Adiwibawa, Eka. 2009. Pengelolaan Rumah Walet. Kanisius, Yogyakarta.


Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2007. Biologi edisi 5.
Erlangga, Jakarta.
Indrawan, Mochammad, Richard B. Primack, dan Jatna Supriatna. 2012. Biologi Konservasi.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Kusmardiastuti. 2010. Penentuan Kuota Panen Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
Berdasarkan Parameter Demografi. Thesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Masudah. 2012. Penentuan Ukuran Populasi Minimum dan Optimum Lestari Banteng
Berdasarkan Parameter Demografi. Thesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Samuel, R.K. dan D. White. 2009. Management of Wildlife Harvested Populations.
Santosa, Y. 1996. Beberapa Parameter Bio-ekologi Penting dalam Pengusahaan Monyet Ekor
Panjang (Macaca fascicularis). Media Konservasi Vol.V No(1) April 1996; 25-29.
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Santosa, Y. 2013. Comparative Analysis Of Several Quota Calculation Methods For Wildlife
Sustainable Harvesting In Natural Habitats. International Seminaire on Forest and
Biodiversity. Manado, July 2013.
Santosa, Yanto. 2014. Pentingnya Kebijakan Pemanenan dalam Pengelolaan Populasi Satwa
Liar Di Kawasan Konservasi. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1, No.
1, April 2014: 53-58.
Shaffer, M.L. 1981. Minimum Population Sizes for Spesies Conservation. University of
California Press and Amarican Institute of Biological Science 31: 131-134.
Siahaan, N.H.T. 2008. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Erlangga, Jakarta.
Surya, R.A. 2010. Penentuan Ukuran Populasi Minimum Lestari Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis) Berdasarkan Parameter Demografi. Thesis. Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yuliawati, A. 2011. Penentuan Ukuran Populasi Minimum dan Optimum Lestari Rusa Timor
Berdasarkan Parameter Demografi. Studi Kasus di TWA CA Pananjung Pangandaran
dan TN Alas Purwo. Thesis magister tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai