Anda di halaman 1dari 8

KELANGKAAN DAN KEPUNAHAN SPESIES

Tugas Makalah Mata Kuliah Biodiversitas dan Biokonservasi

OLEH :
MARLIA ARRY YUNANTI (NPM.2284105011)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan

sehingga makalah mikrobiologi ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat

untuk memenuhi tugas kuliah biodiversitas dan biokonservasi dan juga kami 

harapkan dapat menjadi referensi bagi para pembaca yang ingin mengetahui dan

memahami tentang kelangkaan dan kepunahan spesies.

Makalah ini .membahas

Saya menyadari banyak sekali kekurangan pada makalah ini disebabkan

keterbatasan pengetahuan kami. Oleh karena itu,saya mengharapkan kritik dan

saran membangun yang dapat menyempurnakan makalah ini kedepannya. Akhir

kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah berkenan

membaca tulisan ini. Semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Lubuklinggau,  April 2023


Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepunahan dan kelangkaan spesies adalah masalah lingkungan yang
kompleks dan penting di dunia saat ini. Fenomena ini terjadi karena banyak
faktor, termasuk perubahan iklim, aktivitas manusia yang merusak habitat
alami, perburuan liar, perdagangan hewan liar, dan polusi. Kepunahan spesies
dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan hilangnya keragaman
hayati yang penting untuk keseimbangan lingkungan.
Indonesia dimasukkan dalam negara mega biodiversitas karena memiliki
kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi.. Di lautan, Indonesia juga memiliki
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi karena menjadi pusat segitiga
karang dunia. Sayangnya, pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati
kurang menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan di Indonesia,
sehingga tingkat kepunahan biodiversitas Indonesia adalah salah satu yang
tertinggi di dunia. Konversi habitat alami merupakan penyebab utama
hilangnya biodiversitas di daratan, misalnya pembabatan hutan secara ilegal
yang dilanjutkan konversi ke perkebunan kelapa sawit di Kalimantan.
Sementara itu pemanenan yang berlebih merupakan penyebab utama
hilangnya biodiversitas di lautan, misalnya penangkapan ikan secara ilegal
(Sutarno & Setiawan, 2015).
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami mengapa spesies
menjadi langka dan mengapa mereka menghadapi risiko kepunahan, serta
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghentikan atau memperlambat
kehilangan biodiversitas ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kelangkaan dan kepunahan
spesies ?
2. Apa dampak dari kelangkaan dan kepunahan spesies terhadap ekosistem
dan manusia ?
3. Apa saja upaya-upaya konservasi dan pengelolaan lingkungan yang telah
dilakukan?
4. Apa saja tantangan dan solusi untuk melindungi spesies yang terancam
punah ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kelangkaan dan kepunahan
spesies.
2. Menjelaskan dampak dari kelangkaan dan kepunahan spesies terhadap
ekosistem dan manusia.
3. Menjelaskan upaya-upaya konservasi dan pengelolaan lingkungan yang telah
dilakukan.
4. Menjelaskan tantangan dan solusi untuk melindungi spesies yang terancam
punah.

4.1. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan seputar masalah kelangkaan dan kepunahan spesies.
2. Membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman seputar masalah
kelangkaan dan kepunahan spesies.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kelangkaan dan Kepunahan Spesies


Menurut Landle dan Whittaker (2011), kelangkaan dapat berarti bahwa
spesies memiliki kepadatan yang rendah, hidup dalam kondisi lingkungan yang
sempit atau menempati wilayah geografis yang sempit.Sejak tahun 1859, Charles
Darwin telah mensinyalir bahwa kelangkaan merupakan tahap awal dari
kepunahan spesies. Kelangkaan juga menjadi telah menjadi pusat perhatian dalam
studi konservasi biologi dan merupakan dimensi penting dari keragaman hayati.

Kategori Kelangkaan Spesies


Punah (Extinct/EX)

Jika tidak terdapat suatu keraguan lagi bahwa individu terakhir telah
mati. Contohnya adalah Harimau Jawa dan Harimau Bali.

Punah di alam (Extinct in the wild/EW)

Tidak ditemukan di habitat aslinya  dan hanya diketahui hidup/


dipelihara di kebun binatang, penangkaran, atau terdapat sebagai
populasi alami yang hidup diluar habitat aslinya.

Krisis (Critically endangered/CR)

Jika menghadapi resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam dalam


waktu dekat. Contoh spesies yang berstatus krisis adalah Badak Jawa
dan Elang Jawa.

Genting (Endangered/EN)

Jika ia tidak tergolong kritis, namun mengalami kepunahan sangat


tinggi di alam, contohnya Banteng, Anoa, dan Tarsus.
Rentan (Vurnalable/VU)

Jika tidak tergolong kritis/ genting namun mengalami resiko


kepunahan tinggi di alam, contohnya Merak Hijau dan Kasuari.

Hampir terancam (Near Threatened/NT)

Jika tidak termasuk kategori rentang tetapi mendekati kategori


tersebut. Contohnya adalah Alap-Alap Doria.

Kurang data (Data Decifient/DD)

Jika informasi yang tersedia tidak cukup untuk melakukan perkiraan,


baik secara langsung maupun tidak langsung, mengenai distribusi
dan/ status kelimpahan populasinya. Contoh: Punggok Papua.

Tidak dievaluasi (Not Evaluated/NE)

Jika tidak atau belum dinilai berdasarkan criteria diatas. Contohnya


adalah spesies Punggok Tagian.

2.2. Dampak Dari Kelangkaan dan Kepunahan Spesies Terhadap Ekosistem Dan
Manusia
2.3. Upaya-Upaya Konservasi Dan Pengelolaan Lingkungan
2.4. Tantangan dan Solusi Untuk Melindungi Spesisies Yang Hampir Punah

Anda mungkin juga menyukai