Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

KARAKTERISTIK TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN WISATA ALAM GUNUNG


BAWANG KALIMANTAN BARAT

Diajukan sebagai tugas dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Rikkha
Bonita, S.Pd.

Disusun Oleh

Arya Dimas

XI IPS 1

MADRASAH ALIYAH AL-MUSTAQIM

KUBU RAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal

penelitian ini dengan baik. Judul dari rencana penelitian ini adalah Karakteristik Tumbuhan

Paku Di Kawasan Wisata Alam Gunung Bawang Kalimantan Barat.

Proposal penelitain ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai

pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI IPS 1.

Penyusun menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi kesempurnaan

proposal penelitian yang akan datang. Penyusun berharap semoga proposal penelitian ini

dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kubu Raya, 23 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Masalah Penelitian ............................................................................................................... 2

C. Perumusan Masalah ............................................................................................................. 2

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 2

E. Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 2

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................................................... 3

A. Kerangka Teori .................................................................................................................... 3

B. Kerangka Konsep ................................................................................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................... 17

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................................ 17

B. Objek dan Alat Penelitian .................................................................................................. 18

C. Metode Pelaksanaan Penelitian.......................................................................................... 19

D. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................................... 19


E. Pengumpulan Data ............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Psilotum mudum .…………….…………………………………………………….......….. 5

Gambar 1.2 Lycopodium clavatum ………………………………………………………………..……. 5

Gambar 1.3 Eucalamites …………………………………………………………………..…………….. 6

Gambar 1.4 Asplenium nidus L.…………………………………………………..…………………….. 7

Gambar 1.5 struktur tubuh tumbuhan paku …………………………………………………………… 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman

flora , salah satunya tanaman paku. Tumbuhan paku termasuk tumbuhan kormus berspora, artinya

dapat dibedakan antara akar, batang dan daunnya, (Tjitrosoepomo, 1994). Tumbuhan paku juga

memiliki keindahan dari bentuk susunan dan bentuk daun yang menarik dan sesuai jenisnya (

Larasaty ,2009 ) dan diperkirakan terdapat 1.500 jenis paku yang ada di Indonesia (Hasairin,

2003).

Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki hutan – hutan yang lebat kaya

akan tumbuh – tumbuhan yang luar biasa, secara geografis Kalimantan barat berada antara garis

2o08 LU serta 3005 LS serta di antara 108o0 BT dan 114o10 BT pada peta bumi. Hal ini secara

langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi keaneka ragaman jenis suber daya hutan yang

ada.

Kawasan Gunung Bawang terletak di daerah Desa Madi ,kecamatan Lumar ,kabupaten

Bengkayang, Kalimantan Barat dengan ketinggian gunung ± 1460 M dpl dan memiliki panorama

pemandangan yang indah ditambah lagi dengan hutan yang masih terjaga kelestariannya. Kawasan

wisata alam Gunung Bawang memiliki jajaran pegunungan dengan panjang ± 10 Km 2 atau 1000

Ha.

Alih fungsi lahan, kerusakan hutan dan sebab – sebab lainnya merupakan ancaman bagi

kelestarian tumbuhan paku seperti Plasycerium coronarium. Berdasarkan keadaan tersebut perlu

dilakukan penelitian tentang iventarisasi dan karakterisasi tumbuhan paku di Kawasan wisata alam
Gunung Bawang Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

mempublikasi tumbuhan paku yang ada didalam kawasan tersebut baik dari segi jenis karakteristik

dan manfaatnya.

B. Masalah Penelitian

Di Kalimantan Barat ketergantungan terhadap sumber hutan semakin hari semakin meningkat

terutama yang terjadi pada area Gunung Bawang. Seiring dengan pertambahan penduduk,

eksploitasi hutan seperti pembukaan lahan perkebunan, pembakaran hutan dan penebangan liar

dapat menyebabkan terjadinya penurunan keanekaragaman vegetasi di kawasan tersebut.

Perlindungan terhadap plasma Nuftah dapat dilakukan dengan pembudidayaan atau

pemeliharaan. Usaha pemeliharaan ini tidak terlepas dari informasi yang mendalam mengenai

habitat terutama ruang lingkup habitat hidup yang berpengaruh seperti faktor iklim, geografi, serta

pengaruh berbagai organisme terhadap organisme lainnya. Kesemua faktor ini diperlukan sebagai

data awal untuk keperluan pembudidayaan.

Upaya perlindungan dan pelestarian akan berhasil dengan baik jika didukung oleh data

mengenai besarnya populasi, karakterisasi dan jenis tumbuhan paku secara lengkap dan akurat.

Kawasan wisata alam Gunung Bawang belum terdapat data – data mengenai populasi dan

karakterisasi tumbuhan paku, untuk itu perlu dilakukan penelitian di kawasan tersebut gunanya

untuk menunjang upaya pelestarian tumbuhan paku yang ada secara berkelanjutan.

C. Perumusan Masalah

Bagaimanakah jenis dan karakteristik tumbuhan paku yang ada di Kawasan Wisata Alam

Gunung Bawang ?
D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis dan karakteristik tumbuhan paku yang ada di

kawasan wisata gunung bawang Kalimantan Barat.

E. Manfaat Penelitian

Diharapakan dari hasil penelitian ini mendapatkan perhatian dari semua kalangan dan dapat

digunakan sebagai bahan informasi dan referensi tentang jenis dan deskripsi tumbuhan paku yang

ada di kawasan wisata gunung bawang Kalimantan Barat dalam rangka upaya pelestarian,

perlindungan dan pemanfaatan tumbuhan paku dimasa yang akan datang agar tidak terjadi

kepunahan.
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Teori

1. Botani Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan dalam kerajaan Plantae dan Divisio Pteridophyta.

Berdasarkan susunan tubuhnya, Pterydhophyta ini merupakan warga Cormophyta. Gametofit

pada Pteridhophyta berupa suatau tumbuhan kecil yang bersifat seperti talus sedangkan

tumbuhannya sendiri adalah sporofit yang pada golongan tumbuhan telah jelas dapat dibedakan

dalam akar, batang, dan daun (Tjitrosoepomo, 1981).

Pterydhophyta termasuk juga yang telah punah dan didalam taksonomi tumbuhan menjadi

empat kelas yaitu :

a. Kelas Psilophytanae (Paku purba)

Tumbuhan paku purba Meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah

dan diperkirakan hanya 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba merupakan paku

telanjang (tidak berdaun) atau mempunyai daun berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik.

Batang paku purba bercabang (dikotorin) dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 meter. Cabang

batang mengandung mikrofil dan sekumpulan spongarium yang terdapat di sepanjang cabang

batang. Paku purba termasuk tumbuhan paku homospora. Contoh paku purba yaitu Psilotum

mudum (Tjitrosoepomo, 1981).


Gambar 1.1 Psilotum mudum

(Sumber: http//: budisma.net.jenis-jenis-tumbuhan-paku-pteridophyta.html tahun 2015)

b. Kelas Lycopodiinae ( Paku Kawat)

Paku Kawat mencakup 1000 spesies dan banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan

subtropis. Paku kawat menemel dipohon atau hidup bebas di tanah. Paku kawat ini memiliki akar,

batang, dan daun sejati. Batang dan akarnya bercabang-cabang menggarpu. Daunnya berukuran

kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan hanya bertulang satu saja. Pada bberapa jenis, daun

paku kawat mempunyai lidah-lidah (ligula). Sporofilnya hanya sedikit dan terdapat pada ujung

batang atau cabang. Paku kawat termasuk tumbuhan paku homospora, contoh paku kawat yaitu

Lycopodium clavatum (Tjitrosoepomo, 1981).

Gambar 1.2 Lycopodium clavatum


(Sumber: http//: budisma.net.jenis-jenis-tumbuhan-paku-pteridophyta.html tahun 2015)

c. Kelas Equisetinae (Paku ekor kuda)

Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari dari satu genus, yaitu Equeisetum.

Equeisetum hidup pada habitat lembab didaerah subtropics. Equeisetum memiliki tinggi mencapai

4,5 m sedangkan rata-rata tingginya kurang dari 1 meter. Equeisetum memiliki akar, batang, dan

daun sejati. Batangnya beruas-ruas/ berbuku-buku dan pada sekeliling ruasnya daun yang seperti

sisik tersusun berkarang. Equeisetum disebut ekor kuda karena benuk batangnya seperti ekor kuda.

Paku ekor kuda termasuk paku peralihan. Contoh paku ekor kuda yaitu Eucalamites

(Tjitrosoepomo, 1981).

Gambar 1.3 Eucalamites

(Sumber: http//: budisma.net.jenis-jenis-tumbuhan-paku-pteridophyta.html tahun 2015)


d. Kelas Filicinae (Paku sejati)

Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paling sering kita lihat. Tempat tumbuh tumbuhan paku

sejati sebagian besar didarat pada darah tropis dan subtropics. Paku sejati diperkirrakan berjumlah

12.000 jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daunsejati. Batangnya dapat

berupa batang dalam (rhizome) atau batang atas dipermukaan tanah. Daun Filicinae umumnya

berukuran besar (mesofil), bertangkai dan memiliki banyak tulang daun yang bercabang. Waktu

muda daun itu tergulung pada ujungnya. Sisi bawah daun mengandung banyak spora. Paku sejati

termasuk tumbuhan paku homospor. Contoh paku sejati yaitu Asplenium nidus L. (Tjitrosoepomo,

1981).

Gambar 1.4 Asplenium nidus L.

(Sumber: http//: budisma.net.jenis-jenis-tumbuhan-paku-pteridophyta.html tahun 2015)

2. Morfologi Tumbuhan paku

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji, memiliki susunan

tubuh khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain. Tumbuhan paku disebut sebagai

Tracheophyta berspora, yaitu kelompok tumbuhan yang berpembuluh dan berkembang biak

dengan spora. Bagian bagian tubuh berupa akar, batang, dan daun dapat dibedakan dengan jelas.
a. Akar

Akar tumbuh dari pangkal batang, membentuk akar serabut, sehingga itu sistem perakaran paku

merupakan akar serabut. Berdasarkan poros bujurnya, embrio tumbuhan paku dapat dibedakan

menjadi kutub atas dan kutub bawah. Kutub atas berkembang membentuk rimpang dan daun,

sedangkan bagian kutub bawah membentuk akar. Akar tumbuhan paku bersifat endogen dan

tumbuh dari rimpang. (Holtum, 1959; Smith, 1971) dalam Hariyadi (2000).

b. Batang

Umumnya batang tumbuhan paku tumbuh di tanah disebut akar batang atau rizoma (rimpang).

Batang tumbuhan paku dapat berbentuk panjang, merambat atau memanjat. Rimpang dan daun

yang masih muda sering tertutup oleh rambut atau sisik sebagai pelindungnya (Holtum ; Satrapadja

dalam Hariyadi, 2000). Beberapa tumbuhan paku memiliki batang yang muncul di atas tanah,

misalnya pada genus Alsophyla, Cyathea, Psilotum.

c. Daun

Berdasarkan bentuk dan sifat daunnya tumbuhan paku dapat dibedakan atas dua golongan

menurut Smith dalam Lubis (2009) yaitu:

a) Megaphyllus, yaitu paku yang mempunyai daun besar sehingga mudah dibedakan atas

batang dan daun , misalnya pada Asplenium.

b) Macrophyllus, yaitu paku yang memiliki daun kecil dan umumnya berupa sisik sehingga

sukar dibedakan bagian-bagiannya, misalnya pada genus Lycopodium. Berdasarkan


fungsinya daun paku Megaphyllus dibagi atas 2 kelompok yaitu tropofil dan sporofil

(Tjitrosoepomo, 1994).

c) Tropofil, yaitu daun yang berwarna hijau yang berfungsi sebagai penyelenggara asimilasi.

Sporofil, yaitu daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.

d. Sporangium

Tumbuhan paku berkembang biak secara vegetatif dengan perantara sporangium.

Sporangiumnya terdapat pada daun-daun yang khusus (sporofil) atau daun-daun biasa. Seringkali

sporangium terkumpul dan tertutup oleh suatu selaput yang bentuknya sangat karakteristik dan

letaknya bermacam-macam seperti diketiak daun/cabang, di ujung daun, di tulang bagian bawah

helaian daun, di urat bagian bawah daun atau ditepi bagian bawah helaian daun (Tjitrosoepomo,

2005).

Gambar 1.5 struktur tubuh tumbuhan paku

(sumber : www.google.com 2014)


3. Ekologi Pertumbuhan Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi, sehingga tidak jarang dijumpai

paku dapat hidup dimana-mana, diantaranya di daerah lembab, dibawah pohon, di pinggiran

sungai, di lereng-lereng terjal, di pegunungan bahkan banyak yang sifatnya menempel di bantang

pohon, batu atau tumbuh diatas tanah. Jenis-jenis paku epifit yang berbeda, juga akan berbeda

kebutuhannya terhadap cahaya. Ada yang menyenangi tempat terlindung dan ada sebagian pada

tempat tertutup (wiesner ( 1907), Went (1940) dalam Hasar dan Kaban, (1997)).

4. Iventarisasi dan karakteristik

Pengertian iventarisasi tanaman menurut Balai konsevasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat

(1997) adalah suatu cara pengelompokan data tanaman untuk mengetahui ada atau tidaknya

tanaman serta melakukan pendugaan besarnya populasi tanaman. Iventarisasi tanaman merupakan

kegiatan yang bersifat kualitatif. Misalnya untuk mengetahui jenis-jenis tanaman termasuk daerah

penyebarannya dalam mempelajari lingkungan hidup seecara umum

B. Kerangka Konsep

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat banyak dan bernilai tinggi yaitu berupa

flora yang tersebar diseluruh Indonesia termasuk Kalimantan Barat. Kalimantan Barat merupakan

salah satu kawasan yang berpotensi sebagai daerah penyebaran tumbuhan paku karena memiliki

hamparan yang luas. Daerah beriklim tropis mempunyai iklim dan kondisi geografis khusus yaitu

adanya musim penghujan. Kondisi ini menyebabkan keanekaragaman hutan yang cukup tinggi

namun jumlah individu setiap jenisnya sangat rendah (Haryono, 1983).

Keanekaragaman tumbuhan paku yang di miiki Kalimantan Barat , sesuai dengan penelitian

Sopiana (2011), jenis tumbuhan paku yang ditemukan di desa mentiber kecamatan Paloh
Kabupaten Sambas yaitu 13 jenis antara lain Asplenium longissium BI., Asplenium nidus L.,

Davallia trichomanoides BI., Drymaria quersifolia J. J. Sm., Gleichenia linearis (Burn) Clarke.,

lindsaea scandens Hook var., Lygodium scandens (L.) Sw., Nherolepis hirsutula (Forst.) Pr.,

Sxhizae dichotoma L., Selliguae hetrocarpa BI., Stenochlaena palustris (Burm.) Bedd., Taenitis

Blecnoides Sw., dan Vittaria ensinformis Sw. menurut hasil penelitian Irwanto R (2007), jenis

paku yang ditemukan di Pasi Singkawang yaitu Adiaantum sp. Asplenium nidus L., Cyathea sp,

Linsaea sp, Nhephrolepis Hirstula (Forst.) C. Chr., Platycerium coronarium (Koenig.) Desv.,

Pteris sp, Selaginella sp. Pada lokasi Kawasan Gunung Bawang yang akan dilakukan penelitan

kami berharap agar mendapatkan jenis-jenis tumbuhan paku yang baru yang belum teridentifikasi

dan lebih banyak menemukan jenis-jenis tumbuhan paku dari peneliti – peneliti sebelumnya.

Keberadaan dan informasi tentang tumbuhan paku secara umum di Kawasan Wisata Alam

Gunung Bawang sampai saat ini masih belum banyak yang diketahui sehingga perlu dilakukan

penelitian tentang iventarisasi dan identivikasi mengenai tumbuhan paku. Diharapkan dari

penelitian ini dapat di jadikan sebagai salah satu sumber informasi dan referensi untuk

pemanfaatan, pengembangan dan upaya pelestarian sumber daya alam tumbuhan paku di masa

yang akan datang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan wisata alam Gunung Bawang Kecamatan Lumar

Kabupaten Bengkayang pada ketinggian ± 1460 M dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret

2016 dengan waktu ± 1 bulan.

1. Letak dan Luas

Berdasarkan Kabupaten Bengkayang Dalam Angka (2013), daerah penelitian di Desa Madi

Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang yang total luas wilayah mencapai 2751 Ha. Secara

administratif batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Serawak-Malaysia Timur dan Kabupaten Sambas

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Pontianak

c. Sebelah Barat : Laut Natuna dan Kota Singkawang

d. Sebelah Timur : Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Landak

2. Topografi

Berdasarkan informasi Dinas kehutanan Provinsi Kalimantan Barat (2007) Kawasan Wisata

Alam Gunung Bawang dalam tipe hutan hujan tropika dengan dataran tinggi dan memiliki tanah

alluvial, organosol dan podsolik merah kuning dengan komposisi jenis pohon meranti, melor,

gaharu, besi (belian) dan semak belukar. Secara geografis lokasi penelitian termasuk wilayah

kecamatan Lumar yang terletak diantara 00 52’10’’ LU - 10 02’56’’ LS serta diantara 1090 18’71’’
BT - 1090 32’10’’ BT (kantor Pertanahan Kabupaten Bengkayang, (2012) dalam Kabupaten

Bengkayang Dalam Angka 2013).

3. Iklim

Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bengkayang (2008 – 2011),

daerah di sekitar kawasan Gunung Bawang termasuk daerah yang mempunyai kelembaban cukup

tinggi yaitu berkisar antara 80-91 %. Daerah penelitian tergolong kedalam Zona Agroklimat A

yaitu daerah yang mempunyai bulan basah dengan curah hujan rata – rata 26,2-26,9 0C.

B. Objek dan Alat Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan paku yang ada di Kawasan Gunung Bawang

Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang.

2. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. peta lokasi (untuk menetukan jalur dan lokasi penelitian).

2. Kompas (untuk menentukan arah penelitian).

3. Alat tulis (untuk mencatat data pengamatan).

4. Parang dan Patok ( untuk membuat jalur penelitian)

5. Kamera (untuk mengambil dokumentasi saat penelitian)

6. Lux meter (untuk mengukur intensitas cahaya).

7. GPS (untuk mengukur ketinggian tempat dan koordinat lokasi penelitian)

8. Kantong Plastik ( untuk menyimpan sporangium)

9. kertas Karton(untuk tempat herbarium)

10. Label (untuk memberi tanda)


11. Buku identifikasi paku-pakuan salah satunya buku jenis paku Indonesia.

C. Metode Pelaksanaan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei lapangan dengan cara menjelajah

area kawasan Gununung Bawang ± 1000 Ha. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan

sampel tumbuhan paku menggunakan metode Straified sampling. Straified sampling adalah cara

pengambilan sampel dengan memperhatikan strafied (tingkatan ) didalam populasi.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Survei pendahuluan

Survei Pendahuluan dlakukan untuk menentukan lokasi penelitian dengan kriteria bahwa pada

daerah yang dijadikan lokasi penelitain memiliki berbagai jenis dan karakteristik yang dapat

mewakili habitat keseluruhan dari tumbuhan paku.

2. Membuat Jalur Penelitian

Pembuatan jalur penelitian bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan penelitian

, jalur pengamatan dibuat berdasarkan ketinggian dan dibagi menjadi empat yaitu : 100 - 400 m

dpl, 400 - 800 m dpl, 800 - 1000 m dpl, 1000-1460 m dpl.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan akan dilakukan di seluruh lokasi penelitian. Data yang diambil berupa data

primer dan data sekunder.


a. Data Primer

Adapun data yang akan di analisis dan diamati dalam penelitian meliputi faktor biotik yaitu

keragaman dan karakteristik dari masing-masing jenis tumbuhan paku yang terdapat diseluruh

lokasi penelitian, tipe hidup, pohon inang dan data ketinggian tempat.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan sebagai penunjang dalam penelitian ini meliputi data

monografi desa , curah hujan selama 4 tahun terakhir yang diambil dari Badan Meteorologi dan

Geofisika Lumar dan peta kawasan.


DAFTAR PUSTAKA

Balai Konservasi Kalimantan Barat. 1997. Konservasi Sumber daya Alam In-situ dan Ex-situ

Kalimantan Barat. Sub Balai Konservasi Kalimantan Barat. Pontianak.

BDA. 2013. Letak dan Luas, Kecamatan Lumar.

BDA. 2013. Iklim (2008-2012) Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang.

Budisma. 2014. Struktur Tubuh Tumbuhan Paku. www.google.com. Akses 11-12-2015

Budisma. 2015. Jenis-Jenis Tumbuhan Paku Pteridophyta. www.google.com. Akses 10-12-2015

Dinas Kehutanan Kal-Bar. 2012. Topografi, Kecamatan Lumar.

Haryono, MS. 1983. Teknik Monitoring Keanekaragaman Tumbuhan. Pelatihan Teknik

Pengukuran Monitoring. Biodeversity di Hutan Tropika Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB.

Bogor.

Hasairin, A. 2003. Taksonomi Tumbuhan Rendah ( Thalophyta dan Kormophyta bersora). Bahan

Ajar Biologi. FPMIPA UNIMED. Medan.

Hasar, A., & B. Kaban. 1997. Analisis Jenis Paku Epifit pada Kelapa Sawit (Elais gunensis) di

PTP Tanjung Garbus, Lubuk Pakam, Deli Serdang. Laporan Penelitian FPMIPA IKIP.

Medan.

Irwanto, R. 2007, Iventarisasi Tumbuhan Berpotensi Hias di Pasi Singkawang Kalimantan Barat,

UPT BKT Kebun Raya Purwodadi. www.google.com. Akses 10-12-2015.

Larasaty, M. 2009. Tumbuhan paku. www.google.com. Akses 29-11-2015.


Lubis S. R, 2009, Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Wisata

Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Tesis, Medan,

Universitas Sumatera Utara.

Raven, P.H., R.F. Evert dan S.E. Eichhorn. 1992. Biology of Plant. Word Publisher . New York.

Sopiana. 2011. Studi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku di Hutan Mentiber Kecematan

Paloh Kabupaten Sambas. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, Pontianak.

(Tidak Dipublikasikan).

Tjitrosoepomo, G. 1981;1994:2005. Taksonomi Tumbuhan (Scizophyta, Thallophyta, Bryophyta,

Pterydophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


Lampiran. 1
Lampiran .2
Lampiran. 3

PETA GOOGLE MAPS (2015) Kawasan Kecamatan Lumar

Anda mungkin juga menyukai