Oleh:
Riswan Lubis
41205425116077
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ketua Program Studi
Kehutanan Universitas Kehutanan Universitas
Nusa Bangsa Nusa Bangsa
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
a. Latar belakang ............................................................................................... 1
b. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PROFIL PENANGKARAN RUSA TIMOR DI HUTAN PENELITIAN
DRAMAGA ................................................................................................................ 3
a. Sejarah Singkat Hp Dramaga ...................................................................... 3
b. Letak dan Luas .............................................................................................. 3
c. Kondisi Fisik .................................................................................................. 5
d. Kondisi Biologi ............................................................................................... 5
e. Sarana dan Prasarana ................................................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN ........................................... 7
a. Peserta Praktik Kerja Lapangan ................................................................. 7
b. Tempat dan Waktu ........................................................................................ 7
c. Alat dan Bahan .............................................................................................. 8
d. Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 9
e. Uraian Kegiatan ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luasan masing-masing lokasi berdasarkan perutukan lahan ................ 4
Tabel 2. Nama Peserta Praktik Kerja Lapang ....................................................... 7
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ........................................ 8
Tabel 4. Alat dan Bahan ........................................................................................... 8
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Lokasi Pembangunan Penangkaran Rusa Timor Di HP Dramaga Bogor ................... 4
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tahap dari proses belajar adalah menerapkan materi yang telah diterima
saat perkuliahan. Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu
mata kuliah pada Fakultas Kehutanan Peminatan Konservasi Sumberdaya Alam
Universitas Nusa Bangsa sebagai syarat agar mahasiswa bisa melakukan skripsi pada
jenjang pendidikan S1 di Perguruan Tinggi. PKL adalah kegiatan yang terencana,
terarah, sistematik, dan terkendali yang bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan
ilmu dan keahlian yang dipelajarinya serta memperoleh pengalaman secara langsung
pada instansi atau lembaga yang dipilih oleh mahasiswa yang bersangkutan. Kegiatan
adalah aktivitas yang dilakukan mahasiswa dalam bentuk magang dalam instansi terkait
dengan bidang keilmuannya selama kurun waktu satu bulan.
Rusa timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu jenis satwa liar langka yang
hidup tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya sepanjang Pulau Jawa
sampai Kepulauan sunda kecil. Jenis satwa ini sudah mulai langka di habitat alaminya
(in situ) karena sering dijadikan target buruan.
Peraturan pemerintah (PP) No. 7 Tahun 1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar menyatakan bahwa rusa timor (Rusa
timorensis) merupakan jenis yang dilindungi. Namun demikian, pemanfaatan jenis yang
dilindungi tersebut masih dapat dilakukan berdasarkan PP No. 8 Tahun 1999 tanggal 27
Januari 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Pengurusan izin
pemanfaatan tersebut juga diatur dalam keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-
II/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan
dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar. Bentuk pemanfaatan satwa liar seperti yang
diatur dalam PP Nomor 8 Tahun 1999 tersebut dapat berupa: pengkajian, penelitian dan
pengembangan, penangkaran, perburuan, perdagangan, peragaan, pertukaran, dan
pemeliharaan untuk kesenangan. Pemanfaatan tersebut dapat dilakukan oleh perorangan,
badan hukum, koprasi, maupun lembaga konservasi.
1
Berdasarkan keberadaan konservasi populasi di habitat alami dan status
konservasinya, rusa timor menjadi kelompok satwa liar yang tergolong langka.
Perburuan dan upaya pemeliharaan di luar habitat menunjukkan bahwa satwa tersebut
bernilai ekonomis tinggi. Nilai ekonomis tersebut diantaranya adalah dari aspek
ekowisata (keunikan dan keindahannya), maupun dari aspek pemenuhan kebutuhan
protein hewani dan hasil ikutan lainnya. Oleh sebab itu, jenis satwa tersebut merupakan
bagian dari beberapa jenis satwa langka yang telah diupayakan penangkarannya untuk
meningkatkan populasinya, bahkan sebagian diantaranya dijadikan satwa budaya untuk
tujuan komersial.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai
berikut :
2
II. PROFIL PENANGKARAN RUSA TIMOR DI HP DRAMAGA
Secara administrasi, HP Dramaga termasuk Desa Setu Gede dan Desa Bubulak,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi HP Dramaga
terletak pada ketinggian 244 meter di atas permukaan laut. Secara geografis lokasi ini
terletak pada 6033’8’’-6033’35’’ LS dan 106044’50’’-1060105’19’’ BT. Jarak dari
Bogor ± 9,0 km ke arah Barat dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama ±
30 menit. Luas keseluruhan areal HP Dramaga sekitar 57,75 ha di mana sebagian besar
(41,6%) merupakan hutan tanaman yang ditanam sejak tahun 1954 (Takandjandji 2009).
3
Menurut Takandjandji (2009) luas lokasi sekitar 24,00 ha merupakan areal hutan
tanaman sejumlah 102 petak, termasuk di dalamnya areal penelitian sutera alam dan
penanaman murbei serta Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (lama).
Areal penyangga seluas 11,90 ha merupakan lokasi yang berbatasan dengan pemukiman
penduduk dimana dilakukan kegiatan konservasi ex-situ dan penelitian budidaya jenis
tumbuhan obat, sebanyak 60 petak. Areal seluas 10 ha digunakan oleh CIFOR (Center
for International Forestry Research) untuk pembangunan kantor dan fasilitas. Areal
seluas 4,25 ha yang berada di tepi Danau Situ Gede merupakan areal yang dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai wisata alam terutama pada hari-hari libur. Areal seluas 3,00 ha
digunakan sebagai pusat pengelolaan yakni pembangunan perkantoran, lapangan
olahraga, instalasi listrik dan air, perumahan dinas karyawan dan rencana
pengembangan fasilitas hunian. Sedangkan untuk fasilitas umum seluas 2,50 ha
merupakan areal bekas persemaian dan bangunan Dharma Wanita (lama) serta
pembangunan warung atau kios barang-barang kebutuhan sehari-hari. Lokasi yang
tersisa sekitar 2,10 ha digunakan untuk areal makam karena berdekatan dengan
pemukiman penduduk. Namun dalam pengembangannya, dari luas areal wisata alam,
fasilitas umum, dan sebagian kecil areal pengelolaan, digunakan sebagai lokasi
penangkaran rusa seluas ± 7,0 ha.
4
Fungsi HP Dramaga sejak ditetapkan adalah selain sebagai tempat penelitian,
sumber plasma nutfah, sumber benih tanaman, juga sebagai sarana pendidikan dan
latihan, dan tempat rekreasi. Sedangkan tujuan dari pengembangan penangkaran rusa
timor di HP Dramaga adalah untuk membangun pusat teknologi penangkaran rusa, dan
mengintegrasikan pemanfaatan hutan, satwaliar, serta potensi alam dalam
pengembangan eko-widya wisata.
C. Kondisi Fisik
D. Kondisi Biologi
5
sebanyak 29 jenis terdiri dari 21 suku, dua jenis diantaranya merupakan burung
endemik Pulau Jawa yakni Spizaetus bartelsi dan Stachyris grammiceps.
6
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
7
Tabel. 3 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
NO KEGIATAN DESEMBER JANUARI
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahapan Persiapan
- Studi Pustaka
-Penyusunan Proposal
-Survey Lokasi & Perizinan
2 Pelaksanaan Pkl
3 Partisipasi Langsung Dengan
Pihak Pengelola
4 Pengelolaan Data
5 Bimbingan
6 Revisian dan Pengumpulan
Laporan Pkl
3 Alat tulis Untuk mencatat semua hasil dan data yang diperoleh
4 Laptop Untuk pembuatan laporan dan penyusunan data
8
D. Teknik Pengambilan Data
Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penyusunan Laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ini mengunakan beberapa metode yaitu :
a. Studi literatur
Dilaksanakan pada awal kegiatan, pelaksanaan dan penyusunan laporan. Teknik
ini dilakukan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti arsip, instalasi dan
informasi pendukung yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan agar dapat dijadikan
sebagai bahan perbandingan dengan data pada pengamataan di lapangan.
b. Observasi
Pengamatan observasi ini sangat penting dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan karena dalam kegiatan yang dilakukan langsung kelapangan dalam proses
pengambilan data data yang akan di peroleh.
c. Partisipasi
Dilakukan untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai judul dan
menjalankan semua kegiatan dengan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
pengelola.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pencarian mengenai hal hal berupa catatan buku,
majalah, dan dokumentasi lainnya. Metode ini di gunakan penulis untuk merekam dan
mencatat semua kegiataan yang dilakukan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Endo Subiandono. 2011. Hutan Penelitian Dramaga, CIFOR, Sutra Alam (Ciapus),
Industri Gaharu, Semplak. Departemen Kehutanan. Bogor.
Mariana Takandjandji. 2009. Desain Penangkaran Rusa Timor Berdasarkan Analisis
Komponen Bio-Ekologi Dan Fisik Di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor
10