Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

JENIS – JENIS PTERIDOPHYTA DI KAWASAN GUNUNG KASUR


DESA GADOG, KECAMATAN PACET, CIANJUR , JAWA BARAT

Disusun oleh :

Nurul Dini Sukma Pertiwi


061117001

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

PRAKTEK LAPANG

Judul : Jenis – jenis pteridophyta di


kawasan Gunung Kasur desa
Gadog, kecamatan Pacet, Cianjur,
Jawa Barat.

Program Studi : Biologi

Nama : Nurul Dini Sukma Pertiwi (061117001)

Laporan Praktik Lapang ini diketahui dan


disetujui pada Bogor, Desember 2020

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Biologi FMIPA Pembimbing Praktik
Universitas Pakuan Lapang

Dra.Triastinurmiatiningsih, M.Si. Dra.Triastinurmiatiningsih, M.Si.


NIK. 10894029207 NIK. 10894029207

KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa
atas Rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun sebagai persyaratan dalam
melengkapi tugas mata kuliah “Praktik Lapang”.
Dalam kesempatan yang baik ini kami ucapkan terima kasih
atas bantuan dan dukungan dari semua pihak, terutama kepada
Dosen Pembimbing Dra. Triastinurmiatiningsih, M.Si
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan
kritik serta saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Cipanas, 20 Januari 2020

Penulis

DAFTAR ISI

3
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK LAPANG........................2

KATA PENGANTAR............................................................................................3

DAFTAR ISI...........................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6

1.1 Latar Belakang...............................................................................................6

1.2 Tujuan............................................................................................................7

1.3 Manfaat Praktik Lapang.................................................................................7

1.4 Waktu dan Tempat Praktik Lapang...............................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8

2.1 Teori Tanaman Paku......................................................................................8

2.1.1 Karakteristik Tanaman Paku...............................................................8

2.1.3 Reproduksi Tanaman Paku...............................................................14

2.1.4Habitat Tanaman Paku.......................................................................14

BAB III METODE PRAKTIK LAPANG.........................................................15

3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................15

3.2 Metode Kerja................................................................................................15

3.2.1Pengambilan sampel..........................................................................15

3.2.2 Identifikasi........................................................................................15

3.2.3Membuat Kunci Identifikasi..............................................................15

3.2.4 Metode Jelajah..................................................................................15

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................16

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan Paku...............................................................16

4.2 Deskripsi Tumbuhan Paku di Kawasan Gunung Kasur...............................17

4.3 Kunci Identifikasi........................................................................................22

4
BAB V PENUTUP................................................................................................25

5.1 Kesimpulan..................................................................................................25

5.2 Saran.............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

LAMPIRAN..........................................................................................................26

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Lapang merupakan implementasi sistematis dan sinkron


antara program pendidikan sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh di lapangan secara langsung. Berdasarkan
hal tersebut dapat dikatakan bahwa praktik lapang memberikan
pengalaman langsung kepada mahasiswa bagaimana cara kerja di
lapangan yang nyata dengan bekal yang telah di peroleh dari materi
– materi yng sudah di terima pada saat perkuliahan. Praktik lapang
ini bertujuan agar setelah lulus mahasiswa sudah siap dengan dunia
penelitian di luar sana.
Tumbuhan paku merupakan salah satu jenis tumbuhan yang
banyak hidup di hutan Indonesia. Tumbuhan ini disebut tumbuhan
paku (pteridophyta) karena tergolong tumbuhan kormophyta
berspora yang dapat hidup diberbagai habitat baik secara terestrial,
epifit, maupun aquatik. (Betty, Dkk 2015). selain memiliki habitat
yang baik, anggota tumbuh an paku telah jelas mempunyai kormus
3 yaitu tubuhnya dapat dibedakan dengan jelas bagian akar, batang,
dan daun. (Tjitrosoepomo 2009).
Tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis
hingga dekat kutub utara dan selatan. Wilayah tersebut tersebar
mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka,
dataran tinggi maupun dataran rendah, lingkungan yang basah,
lembab, rindang, kebun tanaman, hingga pinggir jalan (Arini dan
Kinho, 2012).
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utamayaitu
organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang dan daun.
Organ generatif pada spora terdiri atas spora, sporangium,
6
anteridiumdan arkegonium. Letak sporangium tumbuhan paku pada
umumnya berada di bagian bawah daun dan membentuk gugusan
berwarna cokelat atau hitam. Gugusan sporangium ini dikenal
sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat
yang sangat penting dalam klasifikasi tumbuhan paku. (Arini dan
Kinho, 2012)

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktek ini adalah:

1. Untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktek Lapangan.

2. Untuk mengetahui Kunci Identifikasi tumbuhan paku yang


ada di Kawasan Gunung Kasur , Desa Gadog, Kecamatan
Pacet.
3. Untuk Mengetaui jenis-jenis Tanaman paku yang terdapat di
Kawasan Gunung Kasur , Desa Gadog, Kecamatan Pacet.

1.3 Manfaat Praktik Lapang


Pengamatan yang di lakukan di Kawasan Gunung Kasur ini di
harapkan agar bisa menjadi sumber pengetahuan untuk mengatahui
jenis tumbuhan paku apa saja yang berada di Kawasan Gunung
Kasur.

1.4 Waktu dan Tempat Praktik Lapang

Praktikum ini dilakukan pada hari Minggu, 20 Desember 2020


yang berada di Kawasan Gunung Kasur Desa Gadog, kecamatan
Pacet, kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kawasan Gunung Kasur ini
memiliki ketinggian 1.080 mdpl dan luas sekitar 12,5 hektar, suhu
di Kawasan Gunung Kasur 22o C dengan kelembapan 80% .

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Tanaman Paku

2.1.1 Karakteristik Tanaman Paku


Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah
jelas mempunyai kormus yaitu tubuhnya dapat dibedakan dengan
jelas bagian akar, batang, dan daun. Tumbuhan paku dapat tumbuh
pada habitat yang berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya,
tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis hingga
dekat kutub utara dan selatan. Persebaran tersebut mulai dari hutan
primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran tinggi maupun
dataran rendah, lingkungan yang basah, lembab, rindang, kebun
tanaman, hingga pinggir jalan paku dapat dijumpai (Tjitrosoepomo,
2009)
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) sebagai bagian dari
keanekaragaman hayati merupakan komunitas tumbuhan yang
memiliki fungsi ekologis yang cukup penting di dalam ekosistem
hutan, seperti sebagai vegetasi penutup tanah, pencampur serasah
bagi pembentukan hara tanah, dan produsen dalam rantai makanan.
Disamping itu berperan sebagai sumber plasma nutfah juga
berpotensi sebagai sumber pangan, dan obat-obatan. Hal tersebut
perlu mendapatkan perhatian yang cukup besar di dalam
pengelolaannya. Tumbuhan paku memiliki keanekaragaman jenis
yang tinggi dan mampu hidup dalam kondisi lingkungan yang
bervariasi. Keberadaan paku-pakuan ini masih kurang mendapat
perhatian dibanding kelompok tumbuhan lainnya dan seringkali
terabaikan (Suraida, dkk. 2013).
Akar tumbuhan paku umumnya mempunyai akar adventif.
Akarnya tumbuh secara horizontal di permukaan tanah atau di
bawah tanah. Paku epifit rimpang memanjat pada cabang atau
8
batang pohon. Akar yang keluar pertama tidak dominanmelainkan
disusul oleh akar lain yang semuanya muncul dari batang
(Tjitrosoepomo, 2009).
Golongan tumbuhan paku seperti Cyathea, sejumlah akar
ditemukan dekat dengan dasar caudis, berfungsi untuk kestabilan.
Rhizom paku menjalar bercabang baik pada tipe irreguler atau
dikotomi. Rhizoid tumbuhan paku sudah berkembang ke arah akar
untuk kepentingan hidupnya. Rambutrambut akar tersebut akan
menyerap air dan garam mineral terlarut. Kelompok lain dari
tumbuhan paku mempunyai akar 13 yang berupa benang yang
tumbuh dari batang misalnya Selaginella sp (Tjitrosoepomo, 2009).
Batang Pteridophyta bercabang-cabang menggarpu (dikotom) atau
jika membentuk cabang-cabang ke samping, cabang-cabang baru
tidak pernah keluar dari ketiak daun. Batang Pteridophyta terdapat
banyak daun yang dapat tumbuh terus hingga waktu lama. Batang
spesies paku kebanyakan berada di bawah tanah atau merayap.
Daun merupakan bagian yang paling menonjol dari sebatang paku.
Tangkai ental (daun) disebut tangkai (stipe) untuk membedakan
dengan tangkai yang dimiliki oleh tumbuhan lain. Tangkai paku-
pakuan biasanya bersisik atau berbulu datar atau memanjang.
Bentuk dan warna sisik atau bulu berguna untuk membedakan
berbagai macam paku. Bagian pipih ental dinamakan lamina, ada
yang berbentuk tunggal atau terbagi menjadi beberapa atau banyak
anak daun yang terpisah (Loveless, 1989 dalam Komaria, 2015).
Sori adalah kelompok sporangia di permukaan bawah daun paku.
Sori terbuka dan spora haploid keluar, setelah germinasi, spora
berkembang menjadi gametofit yang umumnya biseksual dan
hanya beberapa millimeter. Sporofit paku sangat bervariasi dalam
struktur dan ukuran (Starr, 2012).
Yusuf (2009) menyatakan bahwa daun tumbuhan paku ada yang
berdaun tunggal dan sebagian berdaun majemuk. Daun majemuk
9
terdiri atas tangkai daun dan helaian daun. Helaian tumbuhan paku
secara keseluruhan disebut ental. Tumbuhan paku sering kali kita
jumpai dua macam ental yaitu ental fertil (subur) dan ental infertil
(tidak subur). Ental terdiri atas stipe, rachis dan lamina. Stipe
merupakan bagian pangkal ental yang strukturnya berkayu; stipei
analog dengan petiole. Tumbuhan paku pada setiap jenisnya
memiliki bentuk ental yang khas (Wulandari, 2015).

2.1.2 Klasifikasi Tumbuhan Paku


Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Menurut Stern (1992) dan
Tjitrosoepomo (2009), pterydophyta diklasifikasikan dalam
beberapa kelas termasuk yang telah punah, yaitu:
Kelas Psilophytinae (Paku Purba)
Psilophytinae (paku purba) merupakan paku tidak berdaun atau
mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi
dan terdapat pula yang tidak mempunyai akar. Paku purba bersifat
homospor.
Kelas Psilophytinae terdiri dari 2 ordo yaitu:
1) Ordo Psilophytales (paku telanjang).
Paku yang tergolong dalam ordo ini termasuk tumbuhan darat yang
tertua. Paku telanjang merupakan tumbuhan paku yang paling
rendah tingkat perkembangannya. Kelompok tumbuhan ini belum
berdaun, belum berakar, batang mempunyai berkas pengangkut dan
bercabang-cabang menggarpu.
2) Ordo Psilotales
Tumbuhan paku yang termasuk dalam ordo Psilotales yaitu
tumbuhan paku tidak mempunyai akar namun memiliki rhizoid dan
batangnya mikrofil (daun- daun kecil) berbentuk sisik. Contoh dari
ordo psilotales antara lain Psilotum nudum, Psilotum triqoetrum
dan Tmesipteris tannensis.
Kelas Lycopodinae (Paku Rambut atau Paku Kawat)

10
Ciri tumbuhan ini yaitu batang dan akar-akarnya bercabang-cabang
menggarpu, daun mikrofil, tidak bertangkai dan daun tersusun
rapat menurut garis spiral.
Kelas Lycopodinae terdiri dari 4 ordo, yaitu:
1) Ordo Lycopodiales
Ordo ini terdiri kurang lebih 200 jenis tumbuhan yang hampir
semua tergolong Licopodiales. Ciri-cirinya yaitu batang
mempunyai berkas pengangkut sederhana, tumbuh tegak atau
berbaring dengan cabang-cabang yang menjulang ke atas, daun-
daun berambut, berbentuk garis atau jarum dan akar bercabang
menggarpu. Contohnya yaitu Lycopodium mularifolium.
2) Ordo Selaginellales (Paku Rane, Paku Lumut)
Ciri tumbuhan paku yang tergolong ordo Selaginellales yaitu
batang berbaring dan sebagian berdiri tegak, bercabang menggarpu,
tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder, tumbuhnya
ada yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai panjang sampai
beberapa meter. Selaginella bersifat heterospor. Contohnya yaitu
Selaginella caudata, Selaginella plana, Selaginella wildenowii.
3) Ordo Lepidodendrales
Jenis paku yang tergolong dalam ordo ini sekarang telah punah.
Tumbuhan ini mencapai puncak perkembangannya pada zaman
Devon dan Karbon. Batang tumbuhan ini telah mengalami
pertumbuhan penebalan sekunder, daunnya berbangun jarum, atau
bangun garis, mempunyai lidah-lidah dan jika daun gugur
meninggalkan bekas seperti bantalan yang merupakan sifat khas
bagi tumbuhan ini. Contohnya yaitu Lepidodendron vasculare, L.
acuelatum dan Lepidostrobus major.

Kelas Equisetinae (Paku Ekor Kuda)


Kelas Equisetinae memiliki ciri yaitu bercabang berkarang dan
berbuku-buku dan beruas-ruas, daun kecil seperti selaput dan
11
tersusun berkarang.
Kelas Equisetinae terdiri dari 3 ordo, yaitu:
1) Ordo Equisetales
Tumbuhan paku golongan equisetales habitatnya sebagian di darat
dan sebagian di rawa-rawa. Tumbuhan paku yang memiliki habitat
di dalam tanah tumbuhan ini mempunyai rimpang yang merayap
dengan cabang berdiri tegak. Daun berukuran mikrofil, batang dan
cabang-cabangnya mempunyai fungsi sebagai asimilator
mempunyai warna hijau karena mengandung klorofil. Contohnya
yaitu Equisetum debile, E. ramosissisum.
2) Ordo Sphenophyllales
Ciri dari tumbuhan paku ordo sphenophyllales yaitu daun
menggarpu atau berentuk pasak dengan tulang – tulang yang
bercabang menggarpu, tersusun berkarang, dan tiap karang
biasanya terdiri atas 6 daun. Contohnya yaitu Sphenophyllum
cuneifolium, S. dawsoni, S. fertile.
3) Ordo Protoarticulatales
Anggota ordo protoarticulatales saat ini sudah berupa fosil
(Tjitrosoepomo, 2009). Tumbuhan ini berupa semak-semak kecil
yang bercabang menggarpu, daunya tersusun berkarang tidak
beraturan, helaian daun sempit, sporofil tersusun dalam satu bulir
dan bercabang menggarpu tidak beraturan dengan sporangium yang
bergantungan. Contohnya yaitu Hyenia elegans.
Kelas Filicinae (Paku Sejati)
Kelas Filicinae lebih umumnya dikenal dengan tumbuhan paku
atau pakis yang sebenarnya. Tumbuhan ini termasuk higrofit,
banyak hidup di tempat teduh dan lembab. Semua anggota
Filicinae mempunyai daun-daun yang besar (makrofil), bertangkai,
tumbuhan muda paku ini daunnya menggulung pada ujungnya dan
pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium. Contohnya yaitu
Adiantum farleyense ( paku ekor merak), Platycerium bifurcatum
12
(paku tanduk rusa).
Kelas Filicinae terdiri dari 3 Anak Kelas, yaitu:
1) Anak kelas Eusporangiatae, terdiri atas 2 ordo yaitu:
Tumbuhan ini berupa terna, protalium di bawah tanah dan tidak
berwarna, atau di atas tanah berwarna hijau, sporangium
mempunyai dinding tebal dan kuat terdiri beberapa lapis sel dan
spora sama besar.
a) Ordo Ophoglossales
Ordo ini terdiri dari suku Ophioglossaceae. Tumbuhan ini
mempunyai batang di dalam tanah yang pendek. Marga
Botrychium terdapat pertumbuhan yang menebal sekunder yang
lemah, daun mempunyai bagian khusus untuk asimilasi dan bagian
yang fertil menghasilkan alat reproduksi. Contohnya yaitu
Ophioglossum reticulatum,Botrychium ternatum
b) Ordo Marattiales
Ciri dari tumbuhan ini mempunyai daun makrofil, menyirip ganda,
Sporangium pada sisi bawah daun, mempunyai dinding yang tebal,
tidak mempunyai annulus dan membuka dengan satu celah.
2) Anak kelas Leptosporangiatae terdiri atas 10 Ordo yaitu:
a) Ordo Osmundales
b) Ordo Shizacales
c) Ordo Gleicheniales
d) Ordo Matoniales
e) Ordo Laxomales
f) Ordo Hymenophyllales
g) Ordo Dicksoniales
h) Ordo Thyrsopteridales
i) Ordo Chyatheales
j) Ordo Polipodiales

3) Anak kelas Hydropterides (Paku Air)


13
Stern (1992), divisi ini disebut pula dengan nama Tracheophyta
yang berarti tumbuhan yang berjaringan buluh. Jaringan buluh ini
terdiri atas dua jenis buluh, yaitu:
a) Buluh kayu (xylem), berfungsi mengangkut air dan garam-
garam tanah dari akar ke bagian atas hingga daun.
b) Buluh tapis (floem), berfungsi mengangkat hasil asimilasi
dari daun ke seluruh bagian organ termasuk akar.
Pembuluh kayu dan pembuluh tapis tersebut dimiliki pula oleh
tumbuhan berkeping dua. Tracheophyta tidak mempunyai
kambium tetapi memiliki hijau daun (klorofil) yang membuatnya
bisa mandiri dalam pembentukan zat-zat yang mengandung energi
matahari (karbohidrat, lemak dan protein). Perkembangbiakan
Tracheophyta membentuk spora dengan peralatan kelamin yang
lengkap yaitu:
a) Arkegonium: dapat disamakan dengan putik dari tumbuhan
dikotiledon dan mengandung semacam sel telur.
b) Anteridium: dapat disamakan dengan benang sari yang
menghasilkan tepung sari mengandung semacam sperma (Lubis,
2009).

2.1.3 Reproduksi Tanaman Paku


Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang
terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku
yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena
menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan
protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud
tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati,
tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak
berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh
di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium
(antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin

14
jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau
sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai
media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang
terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh
menjadi tumbuhan paku baru (Nanik, 2009).

2.1.4 Habitat Tanaman Paku


Keanekaragaman jenis paku paling banyak ditemukan di hutan
hujan tropis dibandingkan kawasan hutan lainnya. Pengelompokan
hutan hujan tropis merupakan vegetasi tumbuhan paku mulai dari
hutan dataran rendah, hutan ketinggian sedang dan hutan dataran
tinggi (Arini dan Kinho, 2012).
Tumbuhan paku teestrial terdiri dari jenis-jenis yang menyukai
cahaya dan jenis-jenis yang membutuhkan naungan. Kelompok
tumbuhan paku yang suka cahaya dominan adalah dari jenis-jenis
Nephrolepis dan Gleichenia, sedangkan jenis tumbuhan paku tahan
naungan yang mencolok adalah jenis-jenis dari Angiopteris. Jenis-
jenis Angiopteris memiliki ukuran yang besar, bahkan lebih besar
dibandingkan paku pohon (Bambang, 2002 dalam Jamsuri, 2007).

BAB III

15
METODE PRAKTIK LAPANG

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada pengamatan ini adalah alat tulis,
telepon genggam,keranjang dan sarung tangan. Dan bahan yang
digunakan adalah tumbuhan paku.

3.2 Metode Kerja

3.2.1Pengambilan sampel
Sample dalam penelitian ini adalah sebagian tumbuhan paku yang
di temukan saat proses jelajah sejauh 30 meter dan di ketinggian
1.820 mpdl di Kawasan Gunung Kasur Desa Gadog, kecamatan
Pacet, kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

3.2.2 Identifikasi
Mengidentifikasi setiap jenis tumbuhan paku yang ditemukan
dengan cara melihat morfologi dari tumbuhan paku tersebut
dengan panduan buku.

3.2.3 Membuat Kunci Identifikasi


kunci identifikasi dibuat dengan cara mengelompokan jenis-jenis
tumbuhan paku yang ditemukan dan memisahkannya sesuai
dengan famili, genus dan spesies.

BAB VI

16
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan Paku


Tabel 1 Hasil Penelitian Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di
Kawasan Gunung Kasur.
No Famili Genus Spesies Habitat

1 Pteridaceae Pteris Pteris biaurita Teresterial


L.

Pteris vitata L. Teresterial


2 Nepheolepidaceae Nephrolepis Nephrolepis Epifit
hirsutula

3 Polypodiaceae Pyrrosia Pyrrosia Epifit


piloselloides
4 Thelypteridaceae Christella Christella Teresterial
subpubescens
5 Tectariaceae Pleocnemia Pleocnemia Teresterial
irregularis
6 Davaliaceae Davalia Davalia Epifit
denticulata
7 Pteridaceae Adiantum Adiantum Epifit
(Adiantaceae) cuneantum
8 Selaginellaceae Selaginella Selaginella Teresterial
wildenowii

Hasil penelitian identifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta) di


Kawasan Gunung Kasur , ditemukan 9 jenis tumbuhan paku. Jenis
tumbuhan paku yang ditemukan tersebut dikelompokkan dalam 8
famili dan 8 genus. Famili tersebut meliputi Pteridaceae,
Nepheolepidaceae, Polypodiaceae,Thelypteridaceae, Tectariaceae,
17
Davaliaceae, Pteridaceae (Adiantaceae), Selaginellaceae dan 7
genus meliputi Pteris, Nephrolepis, Pyrrosia, Christella,
Pleocnemia, Adiantum, Selaginella Davalia. Tumbuhan paku yang
ditemukan meliputi 5 tumbuhan paku teresterial dan 4 tumbuhan
paku epifit.

4.2 Kunci Identifikasi

Kunci identifikasi tumbuhan paku di Kawasan Gunung Kasur Desa


Gadog, kecamatan Pacet, kabupaten Cianjur, Jawa Barat dibuat
bertujuan untuk mengenal ciri-ciri tumbuhan paku serta
mempermudah proses mengidentifikasi tumbuhan paku yang ada di
kawasan penelitian.
Kunci idetifikasi merupakan suatu media yang digunakan dalam
proses identifikasi. Hasil tumbuhan paku yang telah diidentifikasi
selanjutnya dibuat suatu kunci determinasi. Berikut ini adalah
kunci identifikasi dari 9 tumbuhan paku (Pteridophyta) di Kawasan
Gunung Kasur.

Kunci Identifikasi Tumbuhan Paku di Kawasan Gunung Kasur

1.a. Memiliki habitat teresterisl................................................. 2


b. Memiliki habitat epifit ....................................................... 3
2. a. Batang bulat, berwarna hijau atau coklat........................... 4

18
b. Batang bulat, daun berbentuk mikrofil ................................
........................................................ Selaginella wildenowii
3. a. Batang tegak dan berdaun majemuk ................................. 5
b. Batang pendek, duduk daun roset akar ...............................
........................................................... Pyrrosia piloselloides
4. a. Tepi daun bergerigi atau bergelomban …………………..7
b. Tepi daun rata (tidak bergerigi) …………...………...…….
…………………….…………………………..Pteris vitata
5. a. Tepi daun rata, anak daun berbentuk seperti kipas segitiga
.......................................................Adiantum capillus-veneri
b. Tepi daun bergerigi .......................................................... 6
6. a. Pangkal daun tertancap pada batang dan sorus berbentuk
jantung ............................................. Nephrolepis hirsutula
b. Pangkal daun berbentuk runcing dan sorus berbentuk
kantung .....……..………………..….. Davalia denticulata
7. a. Pertulangan daun menjala, ujung ental menya....................
.......................................................... Pleocnemia irregular
b. Pertulangan daun menggarpu .......................................... 8
8. a. Sorus berbentuk ginjal pada bagian bawah daun ...............
...................................................... Christella subpubescens
b. Sorus seperti garis pada tepi daun bagian bawah ...............
....................................................................... pteris bieurita

4.3 Deskripsi Tumbuhan Paku di Kawasan Gunung Kasur


a. pteris bieurita

19
Deskripsi : rimpang tegak atau menjalar pendek, berambut. Ental
tripinatus-pinatifid, susunan daun berhadapan atau berseling
sedikit, ujung daun runcing, pertulangan daun menggarpu. Tangkai
berwarna hijau tidak berambut. Sorus seperti garis pada tepi daun
bagian bawah dan habitat teresterial.
b. Pteris vitata L.

Deskripsi : rimpang tegak, bersisik coklat, ental pinatus susunan


daun berhadapan ,ujung daun runcing, pangkal daun membentuk
lobus, pertulangan daun menggarpu,tangkai berwarna hijau
berambut putih. Sorus berbentukseperti garis pada bentuk daun.
Habitat teresterial.

c. Nephrolepis hirsutula

20
Deskripsi : rimpang stolon,Daun menyirip, pangkal daun tertancap
pada batang,tangkai coklat, susunan daun berhadapan,ujung daun
runcing, tunas adventiv pada akar. Sorus berbentuk jantung,
terdapat pada tepi permukaan bawah daun. Habitat epifit.
d. Pyrrosia piloselloides

Deskripsi : akar rimpang panjang, kecil, merayap, besisik, sisik


menempel kuat. Daun tepi rata, dimorfus, kaki lancip, ujung
membulat atau tumpul, berdaging. Daun fertil bertangkai pendek
atau duduk oval memanjang, yang fertil jauh lebih panjang
berbentuk garis, duduk daun roset akar. Sorus panjang sejajar dan
dengan jarak tertentu dengan tulang daun tengah, pada ujung selalu
mendekat. Habitat epifit.

e. Christella subpubescens

21
Deskripsi : rimpang tegak dan menjalar pendek, bersisik
coklat.ental pinatus, susunan daun berhadapan, venasi menggarpu,
tepi daun bercelah, tangkai berwarna kehijauan. Sorus berbentuk
ginjal pada bagian bawah daun, tersusun menjadi dua baris yang
rapat pada setip anak daun. Habitat teresterial.
f. Pleocnemia irregular

Deskripsi : rimpang tegak bersisik coklat kehitaman. Ental pinatus-


pinatifid, beberapa daum pada ujung ental menyatu, pangkal daun
lebih lebar, anak daunpaling bawah dekat tangkai memanjang ke
bawah, susunan daun berhadapan, jarak antar daun pendek, venasi
menjala, tepi bercelah, tangkai bersisik coklat. Daun fertil tidak
ditemukan. Habitat teresterial.

g. Davalia denticulata

22
Deskripsi : rimpang menjalar panjang, bersisik lebat berwarna
coklat, ental pinatus-tripinatifid, daun tersusun berseling, tepi
bergerigi, venasi menggarpu. Tangkai panjang berwarna hijau-
coklat. Sorus berada pada marginal daun berbentuk kantung.
Habitat epifit.
h. Adiantum capillus-veneris L

Deskripsi : rimpang menjalar panjang dengan sisik berwarna


coklat, ental pinatus atau bipinatus, anak daun berbentuk seperti
kipas segitiga, tepi ujung daun belobus, venasi menggarpu, tangkai
ramping, hitam licin, mengkilap, bagian bawah tangkai yang dekat
aka terdapat sisik berwarna coklat. Sorus berada di sisi bawah pada
bagian tepi daun fertil. Habitat epifit.

i. Selaginella wildenowii

23
Deskripsi : rimpang menjalar panjang, daun mikrofil, percabangan
daun berseling, ujung daun berbentuk seperti duri(pinna), warna
daun hijau jika dibawah matahari agak kebiruan, tangkai bulat
ditutupi oleh mikrofil. Daun fertil tidak ditemukan. Habitat
teresterial.

Penelitian yang telah dilakukan di Kawasan Gunung Kasur


menunjukan bahwa ditemukan 9 jenis tumbuhan paku yang terdiri
dari 8 famili dan 9 genus, famili dari Pteridaceae 2 jenis,
Nepheolepidaceae 1 jenis, Polypodiaceae 1 jenis, Thelypteridaceae
1 jenis, Davaliaceae 1 jenis, Pteridaceae (Adiantaceae) 1 jenis,
Tectariaceae 1 jenis, Selaginellaceae 1 jenis. Dari kunci identifikasi
bias dilihat bahwa setiap famili mempunyai ciri khas masing-
masing dan dapat dibedakan lagi menjadi beberapa genus dan
spesies nya seperti dari famili Pteridaceae yang genus pteris,
spesies pteris bieurita memiliki ciri khas berupa sorus seperti garis
pada tepi daun bagian bawah dan spesies pteris vitata yang
memiliki ciri khas tep daun nya yang tidak bergeriberbeda dari
genus pteris lainnya. Pada famili Nepheolepidaceae, genus
Nephrolepis spesies Nephrolepis hirsutula yang memiliki ciri khas
pada sorus yang berbentuk jantung. Famili Polypodiaceae genus
pyrrosia spesies pyrrosia piloselloides yang mempunyai ciri khas
24
duduk daun roset akarnya. Famili Thelypteridaceae, genus Chritella
spesies Christella subpubescens yang mempunyai ciri khusus yaitu
sorus yang berbentuk ginjal pada bagian bawah daun. Famili
Tectariaceae genus pleocnemia, pleocnemia irregular yang juga
mempunyai ciri khusus ujung entalnya menyatu. Famili
Davaliaceae, genus Davalia spesies Davalia denticula yang
mempunyai ciri khas sorusnya berbentuk kantung, Dan juga famili
Pteridaceae (Adiantaceae), genus adiantum spesies Adiantum
capillus-veneri mempunyai ciri khusus daun berbentuk seperti
kipas segitiga. Terakhir ada famili Selaginellaceae, genus
selaginella yang juga ciri khusus nya ialah daun yang mikrofil dan
juga jka terkena sinar matahari daun mikrofil tersebut akan berubah
menjadi berwarna biru.
Alghifari (2016) menyatakan bahwa struktur tumbuhan paku
umumnya dapat dibedakan pada akar, batang dan daunnya.
Kedelapan famili yang sudah ditemukan oleh Peneliti dapat
dibedakan dari struktur batang dan daun. Sruktur batang dan daun
tersebut merupakan struktur morfologi yang paling tampak dan
dapat dibedakan pada famili tumbuhan paku yang diamati.
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan jenis paku
tertentu lingkungan di Kawasan Gunung Kasur ini memiliki suhu
22o dan kemlebapan 80% sehingga hanya jenis tumbuhan paku
umum saja yang terdapat di Kawasan Gunung Kasur ini ditambah
dengan dijadikannya Kawasan Gunung Kasur ini sebagai tempat
wisata sehingga terjadi penggundulan sebagian hutan
mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman tumbuhan di
Kawasan Gunung Kasur ini.

BAB V
25
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1.Tumbuhan paku (Pteridophyta) yang ditemukan di Kawasan


Gunung Kasur dikelompokkan menjadi dua golongan besar yaitu
teresterial dan epifit. Untuk tumbuhan paku yang teresterial ada 5
tumbuhan paku. Sedangkan yang epifit ada 4. Tumbuhan paku
teresterial rata-rata memiliki batang bulat berwarna hijau,
pertulangan yang menggarpu dan menjala. Sorus rata-rata terletak
di bagian bawah daun dengan letak teratur dan menyebar.
Tumbuhan paku yang epifit ditemukan menempel di pohon.
Karakter tumbuhan paku yang ditemukan ada yang memiliki daun
duduk roset akar, daun tunggal dan majemuk. Dan rimpang yang
menjalar panjang.
2. Jenis tumbuhan paku yang ditemukan tersebut dikelompokkan
dalam 8 famili dan 8 genus 9 spesies. Famili tersebut meliputi
Pteridaceae dengan spesies pteris bieurita dan pteris vitata,
Nepheolepidaceae spesies Nephrolepis hirsutula, Polypodiaceae
spesies Pyrrosia piloselloides, Thelypteridaceae dengan spesies
Christella subpubescens , Tectariaceae spesies Pleocnemia
irregular, Davaliaceae spesies Davalia deniculata, Adiantaceae
spesies Adiantum capillus-veneri, Selaginellaceae dengan spesies
Selaginella wildenowii.

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih luas lagi di Kawasan Gunung Kasur agar
mendapatkan lebih banyak keanekaragaman tumbuhan paku.

DAFTAR PUSTAKA
Alghifari, S.2016. Keanekaragaman Jenis Paku Teresterial dikawasan Gunung

26
Bunder Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Bogor) Jawa Barat.
Skripsi.20

Arini, D. I. D dan Kinho, J. 2012. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku di


Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Jurnal Kehutanan. 2 (1) :
1-24

Betty, Julia, dkk. 2015. Inventarisasi Jenis Paku-pakuan (pterydophyta) Terestrial


di Hutan Dusun Tauk Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak. Jurnal
Protobiont Vol.4

Bambang. (2002). Keanekaragaman Tumbuhan Paku Di Taman Nasional Rawa


Aora Watumohai Kendari. Tesis. Bogor : IPB.

Lubis, S.R.”Keanekaragaman dan PolaDistribusi TumbuhanPaku di Hutan Wisata


Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatra Utara”.
Tesis. (Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.2009)
Hlm. 24-25

Loveless, A. (1989). Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.


Jakarta: PT. Gramedia.

Tjitrosoepomo, G. 2009.Taksonomi Umum(Dasar-dasar Taksonomi


Tumbuhan).Yogyakarta: UGM Press

Tjitrosoepomo, G. 2009.Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,


Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: UGM Press

Yusuf, M. A. M. (2009). Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di


Kawasan Cagar Alam Gebungan Kabupaten Semarang. Skripsi.
Semarang : Universitas Negeri Semarang
27
http://fmipa.unj.ac.id/biologi/elearning/panduan-lapangan-paku-pakuan-
di-tm-ragunan/

https://www.google.co.id/search?
safe=strict&tbs=lf:1,lf_ui:1&tbm=lcl&q=gunung+kasur+cipanas&rflfq=1
&num=10&ved=2ahUKEwimyPz_pK3uAhUiguYKHcIfAUYQtgN6BAg
BEAc#rlfi=hd:;si:15694972286348406071,l,ChRndW51bmcga2FzdXIgY
2lwYW5hc1osChRndW51bmcga2FzdXIgY2lwYW5hcyIUZ3VudW5nIGt
hc3VyIGNpcGFuYXOaASRDaGREU1VoTk1HOW5TMFZKUTBGblN
VTlpaMGxwVVRkM1JSQUI,y,sf-WxB3XN8k;mv:[[-
6.7294811999999995,107.053416],[-6.732113999999999,107.0527633]]

28
LAMPIRAN

29
Gambar 1. Kegiatan pengumpulan spesimen tumbuhan di kawasan Gunung Kasur

30

Anda mungkin juga menyukai