USULAN PENELITIAN
Oleh :
HAMZAN SUWARDIMAN
L 131 17 241
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
ANALISIS DEFORESTASI DI KAWASAN HUTAN
PRODUKSI TERBATAS MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT
8 DI DESA MANTANGISI KECAMATAN AMPANA TETE
USULAN PENELITIAN
Oleh :
HAMZAN SUWARDIMAN
L 131 17 241
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Kehutanan
Universitas : Tadulako
Menyetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
Ketua Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini tentu tak lepas dari arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Penyusun mengucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama Kepada Dosen
Pembimbing Bapak Dr. Ir. H. Hamzari, M.Sc dan Ibu Misrah, S.Hut., M.Sc yang
sehingga proposal ini dapat tersusun dengan baik. Penulis juga menyampaikan
2. Bapak Dr. Ir. Adam Malik, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kehutanan
Universitas Tadulako.
3. Bapak Dr. Ir. H. Naharuddin S.Pd., M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas
4. Bapak Dr. Ir. H. Imran Rachman, MP, selaku Wakil Dekan Bidang
5. Ibu Dr. Ir.Hasriani Muis, S.Hut., M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Umum
6. Ibu Dr. Ir. Zulkaidah, SP., MP, selaku Wakil Dekan Bidang
8. Teristimewa untuk kedua orang tua, Saudara dan keluarga yang selalu
penulis apabila ada saran maupun kritik yang merupakan bekal untuk menjadi
lebih baik lagi. Akhirnya dengan seluruh kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga proposal ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 6
1.2. Tujuan Dan Kegunaan......................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan Produksi Terbatas..................................................................... 7
2.2. Perubahan Tutupan Lahan ................................................................. 7
2.3. Pengindraan Jauh................................................................................ 9
2.4. Sistem Informasi Geografis................................................................ 8
2.5. Landsat 8............................................................................................. 11
2.6 Klasifikasi terbimbing (Supervised classification)............................. 13
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat............................................................................. 15
3.2. Alat dan bahan .................................................................................. 15
3.3. Teknik Pelaksanaan........................................................................... 16
3.3.1. Jenis dan Sumber Data............................................................ 16
3.3.2. Pengeloaan Data..................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
I. PENDAHULUAN
rapat dan menutup areal yang cukup luas sehingga akan dapat membentuk iklim
mikro dengan kondisi ekologis yang khas serta berbeda dengan kondisi areal
menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi yang
seimbang dan lestari. Dalam rangka optimalisasi fungsi dan manfaat hutan,
setiap Daerah Aliran Sungai (DAS) dan atau pulau, yaitu minimal 30% dari luas
DAS dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional (Damarraya, Adnin.2019).
Tutupan lahan pada kawasan hutan, terutama yang terkait dengan tutupan
1
2
hutan sangat dinamis dan berubah dengan cepat dimana kondisi hutan semakin
Indonesia kehilangan penutupan hutan setiap tahunnya selama tahun 1972 – 1990
seluas 840.000 ha/tahun atau seluas 0,68% per tahun. Penelitian FAO tahun 1990
juga menunjukkan bahwa penutupan hutan di Indonesia telah berkurang dari 74%
sumberdaya hutan yang dilakukan oleh FAO (1993) laju deforestasi tahunan
selama 1981 – 1990 di Indonesia mencapai luas 1,2 juta ha/tahun, menduduki
hutan yang dilakukan oleh FAO (2002), laju deforestasi pada tahun 1990 – 2000
wilayah KPHP Sivia Patuju masih didominasi penutupan lahan berupa hutan
tanah kering sekunder dan jenis tutupan lahan lainnya adalah semak belukar,
pertanian lahan kering campuran, sawah, pemukiman dan tanah terbuka. Dari
hasil penafsiran citra satelit tahun 2013, secara umum wilayah KPHP Model Sivia
Patuju didominasi oleh hutan lahan kering sekunder seluas 84.014 Ha (76,73%)
dan semak belukar seluas 13.635 Ha (12,45%). Selain itu terdapat hutan bekas
tebangan dan beberapa perambahan hutan yang dilakukan oleh masyarakat lokal.
Dalam wilayah KPHP Model Sivia Patuju juga terdapat lahan budidaya yang
dikelola oleh masyarakat setempat, seperti perkebunan kelapa, dan pertanian lahan
umumnya pegunungan dan perbukitan sebagian datar dan agak landai. Ketinggian
wilayah umumnya berada di atas 200-500 meter dari permukaan laut. Wilayah
bertopografi tinggi terdiri atas deretan perbukitan dan pegunungan dengan puncak
tertinggi lebih dari 2.000 mdpl (KPHP Model Sivia Patuju, 2014).
wilayah yang luas. Dalam bidang kehutanan, teknologi penginderaan jauh sangat
dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letaknya
3. Jumah data yang dapat diambil dalam waktu sekali pengambilan data
5. Citra dapat dibuat secara tepat, meskipun untuk daerah yang sulit
dijelajahi.
yang satu dengan benda yang lain, tidak dapat menembus benda padat
yang tidak transparan dan daya tembus terhadap air yang terbatas.
Ketersediaan data citra time series yang cukup panjang dengan resolusi
mempunyai band inframerah termal. Data termal diperlukan untuk studi proses-
proses energi pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu tanaman dalam areal
yang diirigasi. Citra Landsat 8 juga memiiki kekurangan yaitu hanya berbasis
sekitar 20-30 meter seringkali dianggap kurang halus untuk kajian wilayah
techniques (KBT) yang berbasis Landsat dan SPOT umumnya tidak tersedia
(LAPAN.2015).
sebagai berikut.
Ampana Tete.
II. TINJAUAN PUSTAKA
dengan cara tebang pilih. Hutan Produksi Terbatas ini merupakan hutan yang
dialokasikan untuk produksi kayu dengan intensitas yang rendah. Hutan produksi
Hutan Produksi adalah untuk Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan
Alam (HPH) dan Hutan Tanaman (HTI).Untuk Hutan Produksi Terbatas karena
clearing) untuk HTI biasanya HPT pengelolaannya dengan Tebang Pilih Tanam
berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu (Nilda, 2014).
Perubahan tutupan lahan adalah bergesernya jenis tutupan lahan dari jenis
7
8
penggunaan dari waktu ke waktu atau berubahnya fungsi lahan pada waktu
dan jumlahnya cukup banyak. Contoh variasi perubahan tutupan lahan antara lain
semak menjadi sawah, sawah menjadi pemukiman, sawah menjadi jalan dan
dari faktor ekonomi, sosial dan biofisik. Menurut Darmawan (2002), salah satu
wilayah tersebut.
tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena
Nurlita.2012)
mengukur dan merekam data mengenai sebuah wilayah dari jauh. Komponen ini
adalah sumber energi, target, sensor, dan wilayah transmisi. Sumber energi disini
Penginderaan jauh menyediakan bentuk tutupan lahan yang penting yaitu luasan,
pemetaan dan klasifikasi seperti vegetasi, tanah air dan hutan (Purwadhi dan
Tjaturahono, 2008).
dengan obyek tersebut. Saat ini teknologi penginderaan jauh berbasis satelit
menjadi sangat populer dan digunakan untuk berbagai tujuan kegiatan. Hal ini
relatif murah dan mudah didapat, adanya resolusi temporal (perulangan) sehingga
dapat digunakan untuk keperluan monitoring, cakupannya yang luas dan mampu
(Suwargana, 2008).
yang sangat menguntungkan jika dimanfaatkan pada wilayah yang sangat luas
10
wujud dan letak objek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi,
karkteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bemtuk citra
dalam waktu sekali pengambilan data sangat banyak yang tidak akan tertandingi
oleh metode lain, citra dapat dibuat secara tepat, meskipun untuk daerah yang
dukungan IPTEK kehutanan yang berbasis data spasial. Oleh karena itu,
ekosistem, deforestasi dan degradasi hutan, lahan kritis, potensi longsor, banjir,
pemanasan global dan konflik di kawasan hutan. Ketersediaan data spasial yang
laporan serta pengambilan keputusan. Setiap tahap tersebut memerlukan data yang
handal sehingga sesuai dengan tujuan dan sasaran yang dikehendaki. Penggunaan
11
SIG atau data spasial membantu dalam setiap tahapan kegiatan tersebut. Dengan
teknologi SIG, data spasial tersebut dapat dikelola dengan baik dalam basis data
secara visual keadaan di lapangan dengan lebih baik serta memudahkan presentasi
2.5 Landsat 8
Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) dengan
jumlah kanal sebanyak 11. Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal (band 1-9)
berada pada OLI dan lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS. Sebagian besar kanal
memiliki spesifikasi mirip dengan Landsat 7. Data citra satelit Landsat memiliki
15 m, pada kanal 10 dan 11 yang merupakan kanal TIR-1 dan TIR-2 memiliki
resolusi spasial 100 m. Pada penelitian ini kombinasi band yang akan digunakan
adalah band 2-blue, band 3-green dan band 4-red. Berikut spesifikasi landsat 8.
12
Panjang
Resolusi
Band Gelombang Kegunaan
spasial (m)
(µm)
Band 1- Studi aerosol dan wilayah
Coastal 0,43-0,45 30 pesisir
Arosol
Pemetaan batimetri,
Band 2- Blue 0,45-0,51 membedakan
30 tanah dari vegetasi dan daun
dari
vegetasi konifer
Mempertegas puncak
Band 3 - Green 0,53 – 0,59 30 vegetasi untuk menilai
kekuatan vegetasi
Band 10 –
Thermal pemetaan termal dan
Infrared 10,60 – 11,19 100 perkiraan kelembaban tanah
Sensor (TIRS
1)
13
gambaran atau peta tematik yang berisikan bagian-bagian yang menyatakan suatu
objek atau tema. Klasifikasi terbimbing adalah klasifikasi yang dilakukan dengan
piksel yang mewakili masing-masing kelas atau kategori yang diinginkan dengan
menentukan posisi contoh dilapangan dengan bantuan peta tutupan lahan sebagai
referensi untuk setiap kelasnya. Jumlah kelas yang diambil disesuaikan dengan
untuk mewakili setiap kelas yaitu sebanyak N+1, dimana N adalah jumlah band
peragam yang singular, dimana piksel per kelasnya tidak bisa dihitung. Pada
menetapkan beberapa training area (daerah contoh) pada citra sebagai kelas lahan
tersebut kemudian digunakan oleh komputer sebagai kunci untuk mengenai piksel
yang lain. Daerah yang memiliki nilai piksel sejenis akan dimasukan kedalam
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Juni
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis menulis
titik koordinat, Laptop, Software ArcGis versi 10.3 dan Software Microsoft Office
15
16
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat 8 akusisi
20 Mei 2016 dan 20 Mei 2021 Path 113 Row 61, Peta Tutupan Lahan tahun 2020,
penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penetilian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data utama yang digunakan untuk
analisis berupa data citra Landsat 8 akusisi 20 Mei 2016 dan 20 Mei 2021
Path 113 Row 61. Sedangkan data sekunder adalah data yang di perlukan
a) Pemotongan Citra
b) Komposit Citra
c) Training Area
digunakan oleh komputer sebagai kunci untuk mengenai piksel yang lain.
Daerah yang memiliki nilai piksel sejenis akan dimasukan kedalam kelas
vegetasi (hutan, semak belukar dan rumput), dan daerah tidak bervegetasi.
Oleh karena itu sangat perlu dilakukan Ground check dengan metode
(user and producer’s accuracy) berdasarkan pada data atribut pada citra
yang telah di klasifikasi sebelmnya dan hasil survey lapangan. Tahapan uji
sampel.
20 Mei 2021 dan 20 Mei 2021, dengan membandingkan kedua atribut citra
Pemotongan Citra
Komposit Citra
Training Area
Klasifikasi Citra
Survey Lapangan
Uji Akurasi
Analisisi Deforestasi
Hasil
DAFTAR PUSTAKA