Anda di halaman 1dari 63

STRATEGI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

BALUASE DI DESA BALUASE KECAMATAN DOLO


SELATAN KABUPATEN SIGI

SKRIPSI

Oleh:
FRIZKIAWAN I SOMPALELE
L13119150

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
STRATEGI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
BALUASE DI DESA BALUASE KECAMATAN DOLO
SELATAN KABUPATEN SIGI
“Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut)
Pada Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako”

Oleh:
FRIZKIAWAN I SOMPALELE
L13119150

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase

Di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan

Nama : Frizkiawan I Sompalele

Stambuk : L13119150

Jurusan : Kehutanan (S1)

Fakultas : Kehutanan

Universitas : Universitas Tadulako

Palu, Juli 2023

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Bau Toknok, SP, MP Ir. Abdul Rahman S.Hut., M.Sc
NIP. 19730730 200701 2 001 NIDN. 0022098203

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Dr. Ir. Abdul Rosyid, M.Si.


NIP196408261995121001

ii
RINGKASAN

Frizkiawan I Sompalele - L 131 19 150, Strategi Rehabilitasi Hutan Dan


Lahan Di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, dibawah
bimbingan Bau Toknok dan Abdul Rahman

Rehabilitasi hutan dan lahan di Indonesia adalah upaya untuk


mengembalikan kondisi hutan dan lahan yang rusak akibat kegiatan manusia
seperti penebangan liar, kebakaran hutan, dan pertanian yang tidak terkontrol.
Tujuan dari rehabilitasi hutan dan lahan adalah untuk menjaga keberlangsungan
hidup lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergantung
pada sumber daya alam.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Oktober
sampai dengan bulan Desember 2022, bertempat di Desa Baluase Kecamatan
Dolo Selatan Kabupaten Sigi. Metode penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threats). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling (secara sengaja) dengan jumlah responden sebanyak 20 dengan
pertimbangan tertentu. 5 orang responden diambil dari UPT KPH yang
merupakan penyuluh di Desa Baluase, 15 orang (0,0008 %) responden merupakan
masyarakat di Desa Baluase.
Penelitian ini memiliki peluang sangat besar, hal ini dikeranekan masih ada
masyarakat atau oknum yang masi perduli dengan ikut berperan mengatur ulang
tata guna lahan, melakukan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan,
melakukan perbaikan pada kondisi tanah dan air di area hutan dan lahan yang rusak,
selalu berpartisipasi mengikuti berbagai kegiatan pelatihan dari tim penyuluh
kehutanan maupun instansi terkait kehutanan.

iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Frizkiawan I Sompalele

Tempat / Tanggal Lahir : Petimbe / 20 Februari 2001

NIM : L13119150

Program Studi : Kehutanan

Judul Skripsi : Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase

Di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan

Dengan penuh kesadaran saya telah memahami sebaik-baiknya dan menyatakan

bahwa skripsi ini bebas dari segala bentuk plagiat. Apabila dikemudian hari

terbukti adanya indikasi plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima

sanksi peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Palu, Juli 2023


Yang membuat pernyataan,

MATERAI
10.000

Frizkiawan I Sompalele
NIM. L13119150

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase Di

Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi” dapat terselesaikan

dengan baik. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Dr. Ir. Bau Toknok,

SP, MP selaku dosen Pembimbing Utama, dan Bapak Ir. Abdul Rahman.

S.Hut., M.Sc selaku dosen Pembimbing Anggota yang telah bersedia melu-

angkan waktunya untuk membimbing serta mengarahkan penulis selama

penyusunan tugas akhir ini dilakukan.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua serta keluarga yang senantiasa mendoakan, mendukung

serta memfasilitasi penulis sejak awal studi hingga saat ini. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, MP, Rektor Universitas Tadulako

2. Bapak Dr. Golar, S.Hut., M.Si. Dekan Fakultas Kehutanan Universitas

Tadulako

3. Ibu Dr. Ir. Bau Toknok, SP., MP Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Kehutanan Universitas Tadulako

4. Ibu Dr.Hut. Ir. Ariyanti, MP Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

v
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Naharuddin, S.Pd., M.Si. Wakil Dekan Bidang Kema-

hasiswaan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

6. Bapak Dr. Ir. Abdul Rosyid, M.Si. Ketua Jurusan Fakultas Kehutanan Uni-

versitas Tadulako

7. Bapak Dr. Ir. Arief Sudhartono, MP Ketua Unit MBKM Fakultas Ke-

hutanan Universitas Tadulako

8. Ibu Dr. Sitti Ramlah, S.Hut., M.Sc. Ketua Minat Konservasi Sumber Daya

Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

9. Dosen Wali Dr. Ir. Retno Wulandari, MP. Selaku Dosen Pembimbing saya

10. Kedua orang tua saya tercinta, saudara, dan keluarga besar saya yang su-

dah memberikan banyak pengorbanan, semangat, doa, dukungan dan wak-

tunya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini

Palu, Juli 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
RINGKASAN........................................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ixi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup...............................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rehabilitasi..................................................................................................4
2.2 Tujuan Rehabilatasi.....................................................................................5
2.3 Analisis SWOT............................................................................................6
2.4 Strategi Rehabilitasi....................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................................9
3.2 Bahan dan Alat............................................................................................9
3.3 Metode Penelitian........................................................................................9
3.4 Jenis dan Sumber Data.............................................................................10
3.5. Teknik Pengumpulan Data........................................................................10
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................11
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
4.1 Sejarah Kawasan......................................................................................15
4.2 Letak Geografis Desa...............................................................................16
4.3 Keadaan Biologi Kawasan......................................................................18
4.4 Pola Penggunaan Lahan..........................................................................18

vii
4.5 Potensi Wilayah.......................................................................................19
4.6 Sumber Daya Manusia............................................................................19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden...........................................................................22
5.2 Hasil...........................................................................................................28
5.3 Pembahasan..............................................................................................35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan...............................................................................................38
6.2 Saran.........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Diagram SWOT ……………………………………….15


2. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian .…………………………………17

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perhitungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal..................................12


Tabel 2 Sebaran penduduk menurut tingkat pendidikan......................................20
Tabel 3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..................................................22
Tabel 4 Responden Berdasarkan Tingkat Umur..................................................23
Tabel 5 Karakteristik Responden Menurut Peran................................................23
Tabel 6 Internal Faktor (IFAS)...........................................................................27
Tabel 7 Eksternal Faktor (EFAS)........................................................................27
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian..........................................................................34

Lampiran 2 Tabulasi Data Kuesioner 35

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan 36


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan sumberdaya alam hayati yang dapat diperbaharui,

meskipun demikian tidak berarti bahwa hutan dibiarkan begitu saja, tanpa

pengelolaan yang baik, dengan memperhatikan aspek-aspek yang ada untuk

menuju pada suatu pengelolaan hutan yang berkelanjutan (Khaira dan Silmi,

2022).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999,

Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk mempertahankan dan

meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,produktifitas dan

peranannya dalam mendukung sistem kehidupan tetap terjaga. Kegiatan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilakukan melalui kegiatan Reboisasi, Penghijauan,

Pemeliharaan, Pengayaan tanaman, atau penerapan teknik konservasi tanah secara

vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis dan tidak produktif. Rehabilitasi Hutan

dan lahan merupakan suatu usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan

meningkatkan kondisi lahan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal baik

sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai unsur

perlindungan alam dan lingkungannya

Salah satu faktor untuk mendukung keberhasilan rehabilitasi hutan dan

lahan adalah tersedianya benih atau bibit berkualitas dalam jumlah yang cukup

dan tepat waktu. Untuk menjamin penyediaan benih dan bibit berkualitas

1
diperlukan pengadaan dan pengedar benih atau bibit yang professional (Apriliana,

2013).

2
3

Desa Baluase merupakan salah satu Desa di Kecamatan Dolo Selatan yang

mempunyai luas wilayah mencapai 7.215 Ha . Kondisi alam dan lingkungan di

desa Baluase terdapat banyak areal yang tidak berhutan (lahan kritis) yang

merupakan ancaman bagi degradasi hutan.

Hal ini yang menjadi dasar acuan penelitian untuk mengetahui strategi

rehabilitasi lahan Baluase di Desa Baluase. Strategi ini yang kemudian dapat

berpengaruh terhadap perbaikan dan pemulihan hutan serta meningkatkan kondisi

lahan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal baik sebagai unsur produksi,

media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan alam dan

lingkungannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana strategi rehabilitasi hutan dan lahan Baluase untuk memulihkan

kembali dan meningkatkan kondisi lahan?

2. Apa faktor internal dan eksternal dalam strategi rehabilitasi hutan dan lahan

Baluase

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari kegiatan Penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui strategi rehabilitasi hutan dan lahan baluase

2. Mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan factor eksternal

(peluan dan ancaman).


4

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai bahan

sumbangan pemikiran yang berkaitan dengan strategi rehabilitasi hutan. Manfaat

untuk masyarakat sebagai bahan informasi dan untuk sebagai bahan

pembanding/referensi untuk penelitian selanjutnya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rehabilitasi

Kerusakan hutan dan lahan desa ini semakin memprihatinkan baik

di dalam maupun di luar kawasan hutan. Beberapa sumber mengatakan

bahwa sejak tahun 1996, laju kerusakan hutan meningkat hingga

mencapai rata-rata 2 juta ha setiap tahunnya (FWI/GPC, 2001). Luas

kawasan hutan yang semula sekitar 200 juta/ha ternyata kini hanya

tinggal 90 jutaan saja dengan laju penyusutan hutan lebih dari 1 juta ha

per tahun (Sumarwoto, 2013).

Rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan

habilitasi yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi

berarti mengembalikan kemampuan. Rehabilitasi adalah proses perbaikan

yang ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap berbuat untuk

memiliki seoptimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial, pekerjaan

dan ekonomi. (Sungga dan Maria Elisabeth, 2014).

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) merupakan upaya

strategis kebijakan prioritas pembangunan nasional. Berdasarkan

pengalaman masa lalu penyelenggaraan RHL tidak mampu mengimbangi

laju degradasi hutan, sehingga perlu dilakukan percepatan melalui

program “Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan”. Pemerintah

dalam hal ini Dephut sejak tahun 2003 mengadakan program GN-RHL

yang dalam implementasinya dimaksudkan menumbuhkan semangat

5
RHL sebagai gerakan moral secara nasional menuju percepatan pemulihan

fungsi hutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mengingat bahwa Rehabilitasi Hutan dan Lahan menjadi kegiatan

yang sangat diprioritaskan dengan melibatkan berbagai pihak terkait

tidak hanya pemerintah maupun swasta tetapi juga masyarakat luas.

Faktor penting yang menentukan keberhasilan RHL adalah partisipasi

masyarakat mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi

program RHL.

6
7

2.2 Analisis SWOT


Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) adalah

teknik analisis yang dikembangkan di Stanford pada tahun 1970-an dan

menjadi alat dalam penyusunan perencanaan strategis dalam suatu

organisasi. SWOT merupakan metode perencanaan terstruktur untuk

mengevaluasi dari keempat elemen organisasi, proyek, atau usaha bisnis.

Analisis SWOT dilakukan untuk mempertahankan, membangun dan

memanfaatkan kekuatan organisasi, memperbaiki dan menghentikan

kelemahan organisasi, mengutamakan dan mengoptimalkan peluang serta

melawan dan meminimalkan ancaman yang dihadapi organisasi (Riyanto

et al., 2021).

Analisis SWOT adalah analisis dari suatu kondisi yang meliputi

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan memberikan

penilaian terhadap hasil dari identifikasi suatu masalah. Analisis SWOT

dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan suatu institusi dengan

memberikan penilaian terhadap kondisi saat ini serta memberikan

gambaran ke depan untuk kemajuan atau pengembagan institusi atau

organisasi tersebut. Untuk merumuskan strategi dalam analisis SWOT,

dapat dilakukan analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor

secara sistematis terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

peluang (opportunity), dan ancaman (threats) yang berasal dari internal

dan eksternal institusi atau organisasi (Amane & Laali, 2022).


8

Matriks SWOT merupakan sebuah alat yang digunakan untuk

menyusun faktor – faktor strategis yang berasal dari dalam (internal)

maupun dari luar (eksternal) yang dimiliki dari sebuah organisasi/institusi

(Amane dan Laali,2022).

IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) merupakan

ringkasan dari faktor kekuatan dan kelemahan sedangkan EFAS (Eksternal

Strategic Factors Analysis Summary) merupakan ringkasan dari faktor

peluang dan ancaman. Faktor - faktor dari analisis SWOT yaitu sebagai

berikut (Wahyuningsih, 2018):

1. Kekuatan (Strength) adalah faktor internal yang dapat memberikan

keuntungan atau keunggulan kompetitif terhadap pesaing, seperti

sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi terkini, merek yang

kuat, atau jaringan distribusi yang luas.

2. Kelemahan (Weakness) adalah faktor internal yang dapat menjadi

hambatan atau kelemahan bagi organisasi atau perusahaan, seperti

kurangnya sumber daya, keterbatasan teknologi, kualitas produk yang

buruk, atau manajemen yang tidak efektif.

3. Peluang (Opportunity) adalah faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan

oleh organisasi atau perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau

kesempatan baru, seperti perkembangan pasar yang positif, adanya

perubahan regulasi yang menguntungkan, atau kelemahan pesaing yang

dapat dimanfaatkan.
9

4. Ancaman (Threats) adalah faktor eksternal yang dapat memberikan resiko

atau ancaman terhadap organisasi atau perusahaan, seperti persaingan yang

ketat, perubahan teknologi, perubahan regulasi yang merugikan, atau

fluktuasi pasar yang tidak stabil.

Analisis SWOT secara kualitatif, yaitu melakukan analisis secara

mendalam terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) dari sebuah lembaga dengan

menggunakan metode kualitatif. Dalam melakukan analisis SWOT

menggunakan data berupa kata – kata bukan menggunakan data berupa

angka, dan juga menggunakan metode wawancara mendalam,

dokumentasi serta observasi. Faktor terpenting dalam keberhasilan analisis

ini yaitu data yang valid dan akurat.

2.3 Strategi Rehabilitasi

Desa Baluase merupakan salah satu Desa dari 12 (Dua Belas) Desa yang

ada di kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, Desa Baluase berada pada

ketinggian ± 165 dpl (longitud 6,70543 ºE dan etitut 106,70543 ºE) dan curah

hujan ± 200 mm, rata-rata suhu udara 30º - 35º celsius. Bentuk wilayah berombak

hanya 1%. Desa Baluase terletak di Ibu kota Kecamatan Dolo Selatan dan Sebelah

Selatan dari Kantor Kecamatan Dolo Selatan yang apabila ditempuh dengan

memakai kendaraan hanya menghabiskan waktu selama ± 1 menit (Andy

Risasmoko, 2012).

Desa Baluase merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris,

dengan mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya adalah bercocok


10

tanam terutama sektor pertanian dan perkebunan. Sedangkan pencaharian

lainnya adalah sektor industri kecil yang bergerak di bidang keraji nan dan

pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan (Program Desa

Baluase,2023).

Berdasarkan hasil observasi peneliti di Desa Baluase Kecamatan Dolo

Selatan merupakan daerah perambahan sejak diubahnya kawasan Hutan Lindung

menjadi Hutan Desa. Luas 10 Ha dari 364 Ha menjadi lahan perkebunan pada

kawasan tersebut. Penduduk yang bertambah banyak secara otomatis akan

membutuhkan lahan yang semakin meningkat, akan tetapi lahan sifatnya terbatas

yakni tidak bertambah atau pun berkurang (Programa Desa Baluase,2023).

Kebutuhan akan lahan sangatlah penting bagi setiap makhluk hidup karena

lahan merupakan bagian dari permukaan bumi yang mempunyai karakter dan

fungsi yang luas dengan berbagai macam kekayaan yang terkandung di dalamnya.

Apabila kawasan hutan yang ada di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan ini

selalu dilakukan perambahan akan mengakibatkan kerusakan atau deforestasi

hutan Untuk itu peneliti melakukan penelitian untuk menentukan Strategi

Rehabilitasi Hutan dan Lahan.


III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Oktober

sampai dengan bulan Desember 2022, bertempat di Desa Baluase Kecamatan

Dolo Selatan Kabupaten Sigi.

3.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu: alat tulis

menulis, lembar pertanyaan kuesioner, dan kamera/handphone guna untuk

mengambil dokumentasi atau gambar.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan

menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan Strategi Re-

habilitasi Hutan Dan Lahan yang dilakukan kepada masyarakat. Dalam penelitian

kualitatif, jenis informan terbagi menjadi 2 yaitu informan kunci dan informan

utama. Informan kunci merupakan informan yang mengetahui seluruh gambaran

yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diama

11
12

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan

untuk memperoleh parameter – parameter yang diperlukan dengan

cara observasi dan wawancara dengan narasumber atau informan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka melalui

media baik cetak maupun media internet seperti buku dan mencari

referensi yang dapat memberikan informasi yang berhubungan

dengan masalah yang sedang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati secara langsung suatu objek atau fenomena

yang diteliti. Tujuan dari observasi adalah untuk mendapatkan data atau

informasi yang akurat dan detail mengenai suatu objek atau fenomena

yang diamati. Observasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai

dari pengamatan visual secara langsung, pengukuran, pencatatan,

hingga pengamatan melalui alat seperti kamera atau sensor (Fadli dan

Muhammad Rijal, 2021).


13

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang paling

umum digunakan dalam penelitian. Teknik ini melibatkan percakapan

langsung antara peneliti dan subjek penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan data atau informasi yang mendalam dan detail mengenai

topik yang diteliti (Abubakar, 2021).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan

dokumen atau rekaman tertulis, gambar, dan video sebagai sumber data.

Dokumen – dokumen ini bisa dalam bentuk laporan, catatan, surat, atau

dokumen lain yang relevan dengan topik penelitian.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive

sampling (secara sengaja) dengan jumlah responden sebanyak 20 dengan

pertimbangan tertentu. 5 orang responden diambil dari KPH Kulawi yang

merupakan penyuluh di Desa Baluase, 15 orang (0,008 %) responden merupakan

masyarakat di Desa Baluase.

3.7 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) dengan menilai faktor internal

dan eksternal, kemudian Menyusun strategi pengembangan melalui matriks

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Analisis SWOT adalah


14

analisis yang mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan (strength), kelemahan

(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Berikut langkah –

Langkah melakukan analisis data menggunakan SWOT:

1. Menentukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) pada kolom 1

2. Menentukan nilai tingkat signifikan atau kepentingan dengan skala 1

(signifikan/penting) sampai dengan 3 (sangat signifikan/penting) pada

kolom 2

3. Hasil dari perhitungan tingkat signifikan/penting menjadi penentu bobot

masing – masing faktor internal dan eksternal yaitu dengan membagi

nilai signifikan/penting pada setiap faktor dengan jumlah tingkat

signifikan/penting pada kolom 3, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai

dengan 0,0 (tidak penting)

4. Menghitung rating pada kolom 4 untuk masing – masing faktor dengan

skala 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh

faktor terhadap kondisi objek wisata

5. Menghitung skor pada kolom 5, yaitu dengan cara mengalikan bobot

pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 5), untuk memperoleh total

skor pembobotan.

Tabel 1. Perhitungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal


SIGNIFIKAN/
IFAS BOBOT RATING SKOR
PENTING
KEKUATAN
S1
15

dst
Sub Total
Kekuatan
KELEMAHAN
W
1
dst
Sub Total
Kelemahan
Total
SIGNIFIKAN/
EFAS BOBOT SKOR
PENTING RATING
PELUANG
O1
dst
Sub Total
Peluang
ANCAMAN
T1
dst
Sub Total
Kelemahan
Total

Setelah melakukan perhitungan pada tabel IFAS dan EFAS untuk

menentukan titik sumbu X dan Y kemudian disajikan ke dalam diagram SWOT

seperti dibawah ini:

Gambar 1. Diagram SWOT

PELUANG

Kuadran 3 Kuadran 1
(Strategi Turn (Strategi Agresif)
Around)
KELEMAHAN KEKUATAN

Kuadran 4 Kuadran 2
(Strategi (Strategi
Defensif) Diversifikasi)

ANCAMAN
16

Berikut ini penjelasan kuadran dalam diagram SWOT di atas yaitu sebagai

berikut:

1. Kuadran 1 (Strategi Agresif) merupakan kondisi yang memiliki peluang

dan kekuatan untuk memanfaatkan seluruh peluang yang ada sehingga

mendukung kebijakan atau strategi pertumbuhan yang agresif (strategi

yang berorientasi pada pertumbuhan).

2. Kuadran 2 (Strategi Diversifikasi) merupakan kondisi yang menghadapi

berbagai ancaman dan masih memiliki kekuatan internal. Strategi atau

kebijakan yang dapat diterapkan yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan

yang ada untuk meningkatkan peluang secara jangka panjang dengan

cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

3. Kuadran 3 (Strategi Turn Around) merupakan situasi yang

gmenghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Jadi untuk

strategi yang bisa digunakan yaitu meminimalkan seluruh kelemahan

yang ada sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik.

4. Kuadran 4 (Strategi Defensif) merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan dimana kita menghadapi berbagai ancaman dan

kelemahan internal, sehingga strategi atau kebijakan yang dapat

diterapkan yaitu bertahan dan menjaga atau melindungi dari berbagai

ancaman dan kelemahan yang ada.


17

3.8 Konsep Oprasional

Adapun konsep oprasional dari penelitian ini adalah:

1. Analisis SWOT dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan

pemahaman yang komprehensif tentang kekuatan (strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) yang relevan dengan program rehabilitasi hutan dan lahan.

Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat

mempengaruhi keberhasilan program.

2. Perumusan tujuan dan strategi dengan menetapkan tujuan jangka

panjang dan tujuan jangka pendek yang spesifik, terukur, dan dapat

dicapai. Kembangkan strategi yang berfokus pada memanfaatkan

kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan mengatasi

ancaman yang diidentifikasi dalam analisis SWOT.

3. Penentuan prioritas dalam rangkaian tujuan dan strategi berdasarkan

urgensi, dampak, dan ketersediaan sumber daya.

4. Penyusunan rencana tindakan yang detail dan terperinci untuk

melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. Tentukan langkah-langkah

spesifik, jadwal pelaksanaan, alokasi sumber daya, dan tanggung jawab

untuk setiap kegiatan rehabilitasi.

5. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam perencanaan

dan pelaksanaan program rehabilitasi.


18

6. Pemantauan dan Evaluasi terhadap indikator kinerja yang relevan untuk

mengukur keberhasilan program rehabilitasi..

7. Kolaborasi dan mitigasi ancaman dengan pihak-pihak terkait, seperti

pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan lembaga pendidikan, untuk

memperkuat upaya rehabilitasi.

8. Edukasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya

rehabilitasi hutan dan lahan, manfaatnya, serta tanggung jawab bersama

dalam menjaga ekosistem yang sehat.

9. Pengawasan dan transparansi dalam penggunaan sumber daya dan

alokasi dana untuk program rehabilitasi.


IV. GAMBARAN UMUM LOKASI

4.1 Sejarah Kawasan

Kelembagaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kulawi terbentuk sesuai

Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 45 Tahun 2016/ Tanggal 17

November 2016, yang terletak di wilayah Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi

Tengah. Di Sulawesi Tengah telah ditetapkan 21 unit KPH yang terbagi menjadi

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) dengan luas wilayah sebanyak 3.199.086 Ha.

Secara administrasi wilayah KPH Kulawi masuk kedalam wilayah Kabupaten

Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Kantor KPH Kulawi sendiri berada di Jalan

Zebra 4, Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Provinsi Sulawesi

Tengah dan di dalam wilayah pengawasan KPH Kulawi Terdapat 10 Kecamatan

yang masuk dalam wilayah kerja KPH Kulawi.

1. Kecamatan Dolo 2. Marawola

3. Dolo Barat 4. Marawola Barat


5. Dolo Selatan 6. Kinovaro
7. Kulawi 8. Gumbasa
9. Kulawi Selatan 10. Pipikoro

15
16

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

SK.79/Menhut-II/2010 tanggal 10 Februari 2010 tentang Penetapan Wilayah

KPHL dan KPHP Provinsi Sulawesi Tengah, luas wilayah KPH Kulawi adalah

220,170Ha, tetapi setelah ditekannya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

SK.869/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan

Provinsi Sulawesi Tengah, luas wilayah KPH Kulawi bertambah setelah

disesuaikan dengan SK Menhut tersebut menjadi 219.472,84Ha, yang terdiri dari:

1. Hutan Lindung (HL) seluas 122.771,05 Ha;

2. Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 93.993,88 Ha; dan

3. Hutan Produksi Tetap (HP) seluas 2.707,91 Ha

a. Letak Geografis Desa

Desa Baluase merupakan desa yang terletak di kecamatan Dolo Selatan

Kabupaten Sigi. Desa Baluase dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor

selama 40 menit dari kota Palu. Desa Baluase merupakan daerah dataran

rendah yang titik tertingginya 165 mdpl. Luas wilayah desa Baluase berkisar

7.215 Ha. Desa Baluase memilki keadaan tanah yang bervariasi. Wilayah desa

Baluase terdiri atas dataran rendah 50%, perbukitan 25%, dan pegunungan

25%. Desa Baluase terdiri dari 5 dusun serta 11 RT. Adapun batas – batas desa

Baluase adalah:

• Sebelah utara berbatas Dengan desa Rogo dan Ramba

• Sebelah selatan berbatasan dengan desa Bulubete

• Sebelah timur berbatasan dengan sungai

• Sebelah barat berbatasan dengan pegunungan Logi


17

G
a
m
b
ar
2.

Lokasi Penelitian

Secara umum iklim di desa Baluase merupakan tropis, dimana

dalam satu tahun terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan musim

hujan. Musim hujan terjadi pada bulan September – Maret sedangkan

musim kemarau dimulai dari bulan Maret – Agustus. Namun adanya

fenomena La Nina yang terjadi pergantian musim kemarau dan hujan sulit

teridentifikasi. Rata - rata curah hujan yang terjadi di desa Baluase berkisar

± 200 mm. Suhu udara di desa Baluase tergolong panas. Rata – rata suhu

di Desa Baluase berkisar 30°C - 35°C. Dengan Kondisi iklim tersebut desa

Baluase cocok untuk pengembangan sector kehutanan komoditas dataran

rendah. Keadaan tanah di desa Baluase memiliki karakteristik yang

beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi topografi wilayahnya.

Secara umum kondisi tanah di desa Baluase adalah liat dengan sedikit

berpasir. Kondisi tanah secara spesifik dapat dilihat dari letak daerahnya,

daerah pegunungan memiliki jenis tanah liat, sedikit berpasir dan batu –
18

batu sehingga tanah ini sangat keras pada musim kemarau. Untuk tanah

lahan komposisi liat akan lebih banyak sehingga pada saat musim hujan

akan licin.

b. Keadaan Biologi Kawasan

Terkait keadaan biologi kawasan, adapun flora fauna yang ada di

Desa Baluase khususnya yang terdapat di dalam Kawasan Desa dan Hutan

Lindung yaitu Burung Rangkong (Bucerotidae), Anoa (Bubalus Spp), Babi

Hutan (Sus Scrofa), Rusa (Carvidae), Monyet (Hominoidea) dan juga

Tanaman Coklat (Theobroma Cacao), Pohon Aren (Arenga Pinnata),

Kelapa (Cocos Nucifera), Jati (Tectona Grandis), Kemiri (Aleurites

Moluccanus), Rotan (Calamus Rotang), Leda (Eucalyptus Deglupta

Blume), Eboni (Diospyros Celebica).

4.4 Penggunaan Lahan

Lahan merupakan bentang alam yang dimanfaatkan oleh makhluk

hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan memanfaatkan potensi

lahan tersebut (Asfiati dan Zurkiyah, 2021). Tidak dipungkiri ketersediaan

lahan pada suatu darah akan memberikan manfaat nyata terhadap daerah

tersebut. Penggunaan lahan di suatu daerah akan bergantung pada potensi

lahan tersebut. Desa Baluase terdiri dari lahan persawahan dan lahan

kering. Bersumber dari programa penyuluhan desa Baluase 2023 Dari

luasan 72,15 Km2 penggunaan lahan di desa Baluase terdiri atas: lahan

kakao 22 Ha, Kelapa 302 Ha, jati 5 Ha, kemiri 0,75 Ha, pemukiman 12
19

Ha, lahan terbuka 190,5 Ha, dan sisanya adalah daerah hutan seluas

6.682,75 Ha.

4.5 Potensi Wilayah

Desa Baluase memiliki potensi pada bidang pertanian. Potensi

sektor pertanian sangat terbuka lebar karena terdapatnya lahan yang luas

serta memiliki tingkat kesuburan yang cukup. Ketersediaan air di desa

Baluase juga melimpah terlihat banyak aliran sungai yang mengalir

pegunungan dan aliran sungai besar seperti sungai palu. Selain itu desa

Baluase juga memiliki potensi pada hasil hutan. Dengan luasan yang

hampir 70% adalah wilayah hutan maka daerah ini berpotensi

dikembangkan untuk hasil hutan. Selain keadaan alam fasilitas seperti

jalan, pendidikan, dan pemerintahan telah tersedia. Fasilitas tersebut

diharapkan mampu meningkatkan perputaran ekonomi di desa Baluase

serta meningkatkan kualitas SDM.

4.6 Sumber Daya Manusia

Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam

pembangunan suatu wilayah. Keberadaan penduduk menunjukan

seberapa besar potensi 42 sumber daya manusia yang berada pada suatu

daerah. Jumlah penduduk desa Baluase ada 2530 jiwa yang terdiri atas

762 kk yang dimana laki – laki berjumlah 1332 dan 1198 perempuan.

Salah satu indikator sumber daya manusia yang unggul adalah

tingkat pendidikan seseorang. Haryanto (2018), menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara


20

berfikir, sikap, dan perilaku ke arah yang lebih rasional dalam menerima

dan memahami inovasi teknologi yang diperoleh. Persebaran penduduk

menurut tingkat pendidikan di Desa Baluase ditunjukkan pada tabel 2:

Tabel 2. Sebaran penduduk menurut tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


1 Tidak Sekolah 460 19.2%
2 SD 1180 46.4%
3 SMP 413 16.0%
4 SMA 365 14.1%
5 D1/D2 50 1.9%
6 D3/Sarjana Muda 12 0.5%
7 D4/S1 50 1.9%
Total 2.530 100%
Sumber: Program desa Baluase ,2023

Sebagian besar masyarakat desa Baluase mengenyam pendidikan

sampai jenjang SD yaitu dengan presentase 46,4 %. Hal tersebut

menunjukan bahwa pendidikan di desa Baluase masih belum menjadi

prioritas utama.

Pekerjaan merupakan kegiatan sosial individu atau kelompok di-

mana menempatkan upaya selama waktu dan tempat tertentu, kadang

mengharapkan penghargaan berupa materi, atau tanpa mengharapkan im-

balan (Wilshire, 2016). Banyaknya pekerja di suatu daerah dapat menjadi

indikator produktivitas sumber daya manusia di suatu daerah. Semakin

banyak orang yang memiliki pekerjaan maka akan semakin besar pula

perputaran ekonomi di suatu daerah.


21
22

V. HASIhL DAN PEMBAHASAN

5.1 Rancangan Kegiatan Rehabilitasi

5.1.1 Metode dan Rencana Pelaksanaan


Adapun rencana pelaksanaan rehabilitasi:
 Identifikasi dan penilaian lahan Desa Baluase melalui evaluasi dan analisis
kondisi lahan terdegradasi
 Perencanaan dan perancangan teknis rehabilitasi Desa Baluase melalui
pemilihan jenis tanaman yang yang sesuai.
 Rencana tata letak lahan rehabilitasi Desa Baluase dan persiapan
pemeliharaan tanah
 Rencana anggaran
 Sumber daya manusia dan peralatan
 Persiapan penyemaian bibit atau benih
5.1.2 Pelaksanaan Rehabilitasi
Adapun tahap pelaksanaan rehabilitasi :
 Penanaman dan penyemaian
 Pemeliharaan dan perawatann tanaman
 Pengendalian erosi
5.1.3 Tahap Monitoring
Adapun tahap monitoring dalam rehabilitasi :
 Pemantauan tanaman
 Pengukuran indikator kinerja keberhasilan rehabilitasi
 Pengukuran kondisi tanah
 Pengamatan keanekaragaman hayati
 Analisis data dan laporan kemajuan rehabilitasi
23

Tabel 3. P0,P1,P2 Rehabilitasi Lahan di Desa Baluase


No Kelompo Bibit P0 2020 P1 P2 Jumlah

k Tani 2021 2023

Hutan

(KTH )

1 Loki Jatih Putih 6.666 1.300 742 8.708

Johar 6.666 1.220 670 8.556

Asam 1.517 1.550 658 3.725

Jawa

Durian 6.666 600 473 7.739

Okulasi

(Montong)

Kemiri 6.666 1.888 650 9.204

Kaliandra 6.818 966 372 8.156

Nantu 5.000 550 383 5.933

2 Bukit Jati Putih 6.606 1.120 631 8.357

Indah

Johar 6.606 1.200 525 8.331

Asam 1.637 1.650 760 4.047

Jawa

Durian 6.666 650 450 7.766

Okulasi

(Montong)

Kemiri 6.666 1.725 595 8.986


24

Kaliandra 6.818 850 425 8.093

Nantu 5.000 690 365 6.055

3 Kaluku Jati Putih 6.666 1.120 670 8.456

Lei

Johar 6.666 1.200 721 8.587

Asam 1.517 1.450 726 3.693

Jawa

Durian 6.667 654 320 7.641

Okulasi

(Montong)

Kemiri 6.666 1.961 896 9.523

Kaliandra 6.818 968 576 8.362

Nantu 5.000 688 392 6.080

Sumber: Program desa Baluase ,2023

Berdasarkan tabel diatas bibit tanaman pada tahap persiapan

penanaman (P0) berjumlah 120.000 setelah dilakukan penanaman (P1)

jumlah bibit yang mati 20 % dari P0 yaitu sebanyak 24.000. Tahap

pemeliharaan (P2) jumlah bibit yang mati 10 % dari P1 yaitu sebanykak

12.000. Jadi jumlah bibit yang tumbuh sebanyak 108.000.

5.2 Karakteristik Responden

Responden yang diambil pada penelitian ini sebanyak 20 orang yaitu

Penyuluh KPH Kulawi dan Masyarakat Desa Baluase. Dari keseluruhan


25

responden yang telah diwawancarai tentunya memiliki karakteristik yang

berbeda – beda meliputi: jenis kelamin, usia, domisili atau asal, dan peran.

Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi dari masing – masing karakteristik

responden tersebut.

5.3 Jenis Kelamin

Responden dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini

terbagi atas laki – laki dan perempuan. Berikut adalah tabel karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah Responden Presentase
No Jenis Kelamin
(Orang) (%)
1 Laki – Laki 12 60 %
2 Perempuan 8 40%
Jumlah 20 100 %
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden dari penelitian ini

mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak 60 % atau 12 orang yang mengisi

kuesioner adalah laki-laki. Sebaliknya, sebanyak 40 % atau 8 orang yang mengisi

kuesioner adalah perempuan.

Responden dikategorikan berdasarkan usia dalam penelitian ini dibagi ke

dalam usia < 20 tahun, 21 – 49 tahun, > 50 tahun. Berikut adalah tabel

karakteristik responden berdasarkan usia.

Tabel 5. Responden Berdasarkan Tingkat Umur

Umur Responden Jumlah Responden Persentase


No
(Tahun) (Orang) (%)
1 <20 7 35 %
2 21-49 12 60 %
26

3 >50 1 5%
Jumlah 20 100 %
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden dari penelitian ini

yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 7 orang dengan persentase 35 %,

sebanyak 12 orang responden yang memiliki umur 21 sampai 49 tahun dengan

persentase 60 %, dan sebanyak 1 orang responden yang berumur diatas 50 tahun

dengan persentase 5 %.

Responden dikategorikan berdasarkan peran dalam penelitian ini dibagi

menjadi 2 peran diantaranya Penyuluh KPH Kulawi dan Masyarakat Desa

Baluase, Berikut adalah tabel karakteristik responden berdasarkan peran.

Tabel 6. Karakteristik Responden Menurut Peran

Jumlah Responden Persentase


No Peran
(Orang) (%)
1 Masyarakat 15 75 %
3 Penyuluh KPH 5 25 %
Jumlah 20 100%
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden dari

masyarakat Desa Baluase sebanyak 15 dengan persentase 75% dan responden dari

Penyuluh KPH Kulawi sebanyak 5 dengan persentase 25%.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut hasil perhitungan dari

faktor internal yaitu aspek kekuatan dan kelemahan:

Tidak dipungkiri ketersediaan lahan pada suatu darah akan memberikan

manfaat nyata terhadap daerah tersebut. Penggunaan lahan di suatu daerah akan

bergantung pada potensi lahan tersebut.


27

Table 7. Penggunaan Lahan Di Desa Baluase

No Rincian Luas (Ha) Persentase (%)


1 Kakao 22 0,06
2 Kelapa 302 4
3 Jati 5 0,03
4 Kemiri 0,75 1
5 Pemukiman 12 1,6
6 Lahan Terbuka 190,5 2,6
7 Hutan 6.682,75 92,
Total 7.215 100
Sumber : Diolah Peneliti, 2023

5.4 Kekuatan (Strength)

Strength dalam analisis SWOT adalah kekuatan atau kelebihan yang ada

dalam suatu perusahaan atau organisasi yang mempengaruhi proses pengambilan

keputusan strategis, yang menjadi strength (kekuatan) yang terdapat pada

penelitian ini adalah:

a. Keseuain lahan

b. Kesesuaian jenis tanaman

c. Keterlibatan masyarakat

d. Dukungan pemerintas desa

5.5 Kelemahan (Weakness)

Weakness dalam analisis SWOT adalah kelemahan yang ada dalam suatu

organisasi atau perusahaan yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan

strategi yang menjadi aspek kelemahan dalam penelitian ini :

a. Kurangnya kapasitas pengetahuan masyarakat tentang rehabilitasi

Kurangnya kapasitas masyarakat yang tidak memahami pentingnya

rehabilitasi hutan dan lahan, mereka mungkin enggan atau tidak tertarik
28

untuk berpartisipasi dalam kegiatan rehabilitasi, masyarakat tidak

memahami manfaat jangka panjang dari rehabilitasi hutan dan lahan,

mereka mungkin tidak merasa memiliki kepemilikan atau tanggung jawab

terhadap area yang direhabilitasi dan rendahnya pemahaman tentang

rehabilitasi dapat menyebabkan perilaku merusak lingkungan.

b. Minimnya infrastruktur dan peralatan dalam kegiatan rehabilitasi

c. Kurangnya kordinasi dan komunikasi masyarakat dengan pemerintah desa

Tabel 8. Internal Faktor (IFAS)

Tingkat RATIN
IFAS BOBOT SKOR
Kepentingan G
KEKUATAN
S1 Kesesuaian lahan 5 0.15 3 0.44
Kesesuaian jenies
S2 4 0.12 3 0.35
tanaman
Keterlibatan
S3 3 0.09 3 0.26
masyarakat
Dukungan
S4 3 0.09 3 0.26
pemerintah desa
Sub Total Kekuatan 15 0.44 1.32
Kelemahan
Kurangnya
kapasitas
W1 pengetahuan 0.15 2 0.29
masyarakat tentang
rehabilitasi
Minimnya
infrastruktur dan
W2 0.12 3 0.35
peralatan dalam
kegiatan rehabilitasi
Kurangnya
kordinasi dan
W3 komunikasi 0.15 3 0.44
masyarakat dengan
pemerintah desa
Sub Total Kelemahan 19 0.56 1.53
Total 34 2.85
29

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut hasil perhitungan dari

faktor eksternal yaitu aspek peluang dan ancamjan:

5.6 Peluang (Opportunity)

Opportunity dalam analisis SWOT adalah peluang yang ada untuk suatu

organisasi atau perusahaan yang bisa menjadi kesempatan bagi perusahaan atau

organisasi tersebut lebih berkembang :

a. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan diatur dalam Pasal 43 Undang-

Undang No.41/1999

Setiap orang yang memiliki, mengelola, dan atau memanfaatkan hutan

yang kritis atau tidak produktif, wajib melaksanakan rehabilitasi hutan

untuk tujuan perlindungan dan konservasi. Dalam pelaksanaan rehabilitasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap orang dapat meminta

pendampingan, pelayanan dan dukungan kepada lembaga swadaya

masyarakat, pihak lain atau pemerintah.

b. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan didukung oleh kesatuan pengelolaan

hutan (KPH) Kulawi dan BPDAS Palu-Poso

Ada beberapa bentuk dukungan dari KPH Kulawi mengenai kegiatan

rehabilitasi yaitu dengan mengadakan beberapa program seperti:

 PELITA (Pelihara Lingkungan Kita)

Program yang di tujukan langsung pada masyarakat dengan

membagikan bibit pohon dan bibit tanaman produksi yang

dilaksanakan 3 kali dalam 1 pekan.


30

 Penanaman

Yang dilaksanakan pada kawasan wilayah kerja KPH Kulawi yang

rawan banjir dan longsor contohnya pada wilayah Kecamatan Dolo

Selatan Kabupaten Sigi yaitu di Desa Rogo,Baluase,dan Bangga.

c. Terbangunya Kerjasama dengan instansi dalam upaya rehabilitasi hutan

dan lahan

Terbangunya hubungan kerja sama masyarakat dan instansi terkait,

sehingga masyarakat dapat lebih muda mengajukan permohonan

permintaan bibit serta mendapatkan pendampingan dalam melaksanakan

kegiatan rehabilitasi.

d. Terbentuknya kelompok-kelompok pelestarian alam dalam rehabilitasi

hutan dan lahan secara nasional

Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai

rehabilitasi dapat lebih mudah melakukan komunikasi dan membentuk

kelompok-kelompok pelestarian alam.

5.7 Ancaman (Threats)

Threats dalam analisis SWOT adalah ancaman yang berasal dari faktor

eksternal yang berpotensi untuk menjadi penghambat bagi keberlangsungan

organisasi atau perusahaan tersebut.

a. Penebangan liar

Adanya praktik deforestasi yang tidak terkontrol oleh pihak tidak

bertanggung jawab yang melakukan pembabatan hutan dengan melakukan

penebangan liar.
31

b. Pembukan lahan baru

Perubahan penggunaan lahan seperti konversi hutan menjadi perkebunan

atau pemukiman manusia dapat menghambat upaya rehabilitasi.

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan

dapat menyebabkan hilangnya area yang diperlukan untuk rehabilitasi dan

mengganggu pemulihan ekosistem.

c. Rehabilitasi bersifat proyek

Rehabilitasi yang hanya berfokus pada aspek teknis dan fisik tanpa

memperhatikan dimensi sosial, ekonomi, dan ekologis yang lebih luas

dapat mengurangi keberhasilan dan keberlanjutan upaya rehabilitasi.

Tanpa mempertimbangkan konteks sosial dan kebutuhan masyarakat lokal,

upaya rehabilitasi mungkin tidak dapat menghasilkan dampak yang

berkelanjutan.

d. Pendamping kegiatan rehabilitasi tidak berkelanjutan

Rehabilitasi yang hanya dilakukan dalam jangka pendek tanpa

perencanaan yang memadai untuk pemeliharaan dan pemulihan jangka

panjang dapat menghadapi ancaman yang signifikan. Tanpa upaya

pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan setelah proyek selesai, area

yang direhabilitasi mungkin kembali terdegradasi, dan manfaat jangka

panjangnya dapat hilang.

Tabel 9 Eksternal Faktor (EFAS)

SIGNIFIKA
EFAS BOBOT RATING SKOR
N/PENTING
32

PELUANG
Kegiatan rehabilitasi
hutan dan lahan diatur
O1 5 0.15 4 0.59
dalam Pasal 43 Undang-
Undang No.41/1999
Kegiatan rehabilitasi
hutan dan lahan
O2 didukung oleh UPT. 5 0.15 3 0.44
KPH Kulawi dan
BPDAS Palu-Poso
Adanya dana SCR
O3 4 0.12 4 0.47
melalui perusahaan
Sub Total Peluang 18 0.53 1.85
ANCAMAN
T1 Penebangan liar 5 0.15 3 0.44
T2 Alifungsi lahan 4 0.12 2 0.24
Pendamping kegiatan
T3 rehabilitasi tidak 4 0.12 3 0.35
berkelanjutan
Sub Total Ancaman 16 0.47 1.29
Total 34 1.00 3.15

Jadi untuk nilai dari sumbu “x” yaitu sub total kekuatan – subtotal

kelemahan (1.32-1.53) = (-0.21) dan untuk nilai sumbu “y” yaitu subtotal peluang

dikurang subtotal ancaman (1.85 – 1.29) = (0.56) Untuk letak titik dapat dilihat

pada diagram SWOT dibawah ini:

DIAGRAM SWOT
33

Peluang

Kuadran III
Kuadran I

Kelemahan Kekuatan

Kuadran IV Kuadran II
Ancaman
Ancaman

Gambar 3. Diagram SWOT Hasil Perhitungan IFAS dan EFAS

Disini bisa dilihat untuk titiknya berada pada kuadran 3 yang menggunakan

strategi WO, artinya strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan seluruh

peluang untuk meminimalkan kelemahan. Berikut ini hasil analisis matriks SWOT

ada beberapa alternatif strategi seperti dibawah ini:

Tabel 10. Tabel Hasil Analisis Matriks SWOT


Kekuatan Kelemahan
FAKTOR
(Strength – S) (Weakneasses – W)
34

1. Kesesuaian lahan 1. Kurangnya kapasitas


2. Kesesuaian jenis pengetahuan
IFAS
tanaman masyarakat tentang
3. Keterlibatan rehabilitasi
EFAS
masyarakat 2. Minimnya
4. Dukungan infrastruktur dan
pemerintah desa peralatan dalam
kegiatan rehabilitasi
3. Kurangnya
koordinasi dan
komunikasi
masyarakat dengan
pemerintah desa
Peluang
(Opportunities – O) STRATEGI SO STRATEGI WO

1. Kegiatan 1. Reboisasi adalah 1. Melakukan


rehabilitasi hutan strategi rehabilitasi rehabilitasi hutan
dan lahan diatur yang dilakukan dengan mengatur
dalam Pasal 43 dengan menanam ulang tata guna lahan.
Undang-Undang kembali pohon- Hal ini bertujuan
No.41/1999 pohon di lahan yang untuk
2. Kegiatan telah rusak. Langkah mengembalikan
rehabilitasi hutan ini bertujuan untuk fungsi lahan yang
dan lahan didukung memperbaiki kualitas semula digunakan
oleh UPT KPH dan fungsi ekosistem untuk pertanian atau
Kulawi dan serta meningkatkan perkebunan menjadi
BPDAS Palu-Poso produktivitas lahan. kembali sebagai
3. Adanya dana SCR 2. Restorasi lahan basah hutan. Langkah ini
melalui perusahaan adalah strategi juga dapat
rehabilitasi yang meningkatkan
bertujuan untuk keberlanjutan
mengembalikan ekosistem dan
fungsi dan kualitas mengurangi
lahan basah yang deforestasi.
rusak akibat aktivitas 2. Melakukan sistem
manusia. Langkah- pengelolaan hutan
langkah restorasi yang berkelanjutan.
lahan basah meliputi Langkah ini bertujuan
pembukaan saluran untuk
air yang alami, mengembalikan
pengaturan aliran air, fungsi hutan sebagai
dan pemulihan habitat alami flora
keanekaragaman dan fauna serta
hayati. menjaga
3. Agroforestri adalah keseimbangan
35

strategi rehabilitasi ekosistem di


yang dalamnya.
menggabungkan 3. Melakukan perbaikan
sistem pertanian pada kondisi tanah
dengan pengelolaan dan air di area hutan
kehutanan. Dalam dan lahan yang rusak.
agroforestri, tanaman 4. Selalu berpartisipasi
pertanian ditanam mengikuti berbagai
bersama dengan kegiatan pelatihan
pohon-pohon yang dari tim penyuluh
bermanfaat, seperti kehutanan
pohon buah-buahan
atau pohon kayu.
4. Peningkatan
pengawasan terhadap
wilayah rehabilitasi
5. Menjaga dan
mengontrol tanaman
yang sudah ditanam
pada kegiatan
rehabilitasi.
Ancaman
STRATEGI ST STRATEGI WT
(Threats – T)
1. Penebangan liar 1. Masyarakat dapat 1. Bekerja sama
2. Alifungsi lahan dilibatkan dalam dengan pemerintah
3. Pendamping pelatihan dan daerah dalam upaya
kegiatan rehabilitasi pendidikan rehabilitasi
tidak berkelanjutan mengenai teknik masyarakat local.
rehabilitasi dan 2. Terlibatnya
manfaatnya bagi kelompok
lingkungan dan masyarakat lokal
kesejahteraan dalam proses
masyarakat. pengambilan
Pelatihan dan keputusan, seperti
pendidikan ini dapat menentukan jenis
meningkatkan tanaman yang akan
pengetahuan dan ditanam atau tempat
kesadaran yang akan
masyarakat dalam direhabilitasi
mengembangkan 3. Pemberian insentif
lahan silvopasture. atau kompensasi
2. Pengembangan kepada masyarakat
lahan silvopasture yang turut serta
membutuhkan bibit dalam kegiatan
dan dukungan teknis rehabilitasi, seperti
36

yang memadai. memberikan bibit


Pemerintah dan tanaman, memelihara
lembaga terkait tanaman, atau
dapat membantu menjaga kelestarian
dalam menyediakan hutan.
bibit dan dukungan
teknis seperti
konsultasi dan
pelatihan untuk
masyarakat yang
ingin
mengembangkan
lahan silvopasture.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis SWOT, analisis pada penelitian ini berada pada

kuadran III yaitu strategi turnaround. Strategi ini memanfaatkan peluang yang ada

untuk meminimalkan kelemahan yang ada.

1. Melakukan Rehabilitasi dengan mengatur ulang tata guna lahan merupakan

suatu strategi dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Strategi ini bertujuan

untuk memulihkan fungsi hutan dan lahan yang rusak dengan melakukan

perubahan dalam penggunaan lahan secara bijaksana dan berkelanjutan.

Dalam hal ini, penataan kembali tata guna lahan dilakukan untuk

meminimalkan dampak kerusakan dan memaksimalkan manfaat yang dapat

dihasilkan dari lahan tersebut. Proses rehabilitasi ini dapat melibatkan pihak-

pihak terkait, seperti masyarakat, lembaga pemerintah, dan sektor swasta,

dalam merencanakan dan melaksanakan program rehabilitasi hutan dan lahan.

2. Melakukan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan merupakan suatu

strategi dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Strategi ini bertujuan

untuk mengelola hutan dengan cara yang berkelanjutan dan


37

mengoptimalkan manfaat yang dihasilkan dari hutan tersebut, baik dari sisi

ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dalam pengelolaan hutan yang

berkelanjutan, aspek-aspek seperti konservasi sumber daya alam, pelestarian

lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat setempat diintegrasikan dalam

sistem pengelolaan. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan

fungsi dan keberadaan hutan secara jangka panjang, sehingga manfaat yang

dihasilkan dapat dirasakan oleh generasi saat ini maupun yang akan datang.

Strategi ini dapat dilakukan dengan mengimplementasikan teknik-teknik

pengelolaan hutan yang berkelanjutan, seperti hutan lestari, pengelolaan

hutan berbasis masyarakat, dan pengelolaan hutan yang adaptif terhadap

perubahan iklim.

3. Melakukan perbaikan pada kondisi tanah dan air di area hutan dan lahan

yang rusak bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas lahan

yang telah direhabilitasi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk

perbaikan kondisi tanah dan air antara lain melakukan pengendalian erosi,

pengelolaan vegetasi, dan pengelolaan air. Dengan demikian, lahan yang

telah direhabilitasi dapat menghasilkan produk yang lebih baik dan

berkelanjutan.

4. Partisipasi dalam kegiatan pelatihan dari tim penyuluh kehutanan dapat

membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam

bidang rehabilitasi hutan dan lahan. Dalam kegiatan pelatihan ini akan

belajar tentang teknik-teknik terbaru dalam rehabilitasi hutan dan lahan,

pengelolaan kehutanan, dan berbagai aspek penting lainnya terkait


38

pekerjaan mereka. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

mereka, sehingga memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat

dan menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif dan efisien


VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Strategi analisis SWOT dalam rehabilitasi dapat menata kembali tata

guna lahan untuk meminimalkan dampak kerusakan dan

memaksimalkan manfaat yang dapat dihasilkan dari lahan tersebut.

2. Strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan seluruh peluang untuk

meminimalkan kelemahan untuk meningkatkan keterampilan dan

pengetahuan, sehingga memberikan layanan yang lebih baik kepada

masyarakat dan menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif dan

efisien.

6.2 Saran

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi harus dapat ditingkatkan

guna mencapai tujuan meminimalkan dampak kerusakan dan memaksimalkan

manfaat yang dapat dihasilkan dari lahan tersebut

39
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, R. 2021. Pengantar Metodologi Penelitian, Antasari Press, 144.


Apriliana, F. (2013). Analisis Kinerja Pegawai Pada Unit Pelaksana Teknis (Upt)
Benih, Rehabilitasi Dan Konservasi Hutan Dinas Kehutanan Provinsi
Riau (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau).
Alhamid, T., & Anufia, B. 2019. Instrumen Pengumpulan Data.
Amane, A. P. O., & Laali, S. A. 2022. Metode Penelitian. Insan Cendekia Mandiri
Andy Risasmoko S.hut. 2012. Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Institut Pertanian
Bogor : Bogor.
Aswita, D. (2022). Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Mbkm): Inventarisasi
Mitra Dalam Pelaksanaan Magang Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 9(2), 56.
Bintarto, R. (1977). Pengantar geografi kota. Spring.
Brown S. 1994. Rehabilitation of Tropical Lands. A Key to Sustaining
Development. Restoration Ecology 2(2): 97-111
Budiningsih, K., Ekawati, S., Gamin, S., Suryandari, E. Y., & Salaka, F. (2015).
Tipologi dan strategi pengembangan kesatuan pengelolaan hutan di
Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 12(3), 283-298.
Elyarni, R., & Hermanto, H. (2016). Analisis SWOT Terhadap Strategi
Pemasaran Layanan SAP Express pada PT. SAP. Jurnal Metris, 17(02), 81-
88.
Heryana, A., & Unggul, U. E. (2018). Informan dan pemilihan informan dalam
penelitian kualitatif. Universitas Esa Unggul, 25, 15.
Jatmiko, A., Sadono, R., & Faida, L. R. W. (2012). Evaluasi Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan Menggunakan Analisis Multikriteria (Studi Kasus Di Desa
Butuh Kidul Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah. Jurnal Ilmu Kehutanan, 6(1), 30-44.
Kementerian Kehutanan. 2014. Kajian Akademik dan Rancangan Revisi
Peraturan pemerintah No. 44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Kehutanan.
Khaira, Silmi. (2022). Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Ekologi Hutan
Lindung di Kabupaten Bener Meriah (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry).
Riyanto, S. (2022). Analisis Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
Strategis. Gramedia Pustaka Utama.

40
Sungga, Maria Elisabeth. (2014) "Rehabilitasi Sebagai Hak Korban Tindak
Pidana Perdagangan Anak." Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum : 1-17.
Zakarsyi, Ahmad, N. M. N. 2019. Survey Magnetotelurik Dan Tdem Daerah
Panas Bumi Kadidia. Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi
Tahun 2014, December 2018.

41
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN UNTUK PENGEMBANGAN


STRATEGI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI DESA
BALUASE KECAMATAN DOLO SELATAN KABUPATEN SIGI

Hari/Tanggal :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Asal :
Peran : Masyarakat Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan
Beri tanda () yang mewakili pendapat anda pada Rehabilitasi Hutan dan Lahan
di Desa Baluase ini.

Keterangan:
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)

Faktor Internal
No Kekuatan (Strength) S SS TS STS
1 Wilayah desa yang luas
2 Banyak lahan terbuka
3 Jumlah SDM yang banyak
4 Banyak keanekaragaman ekosistem

43
No Kelemahan (Weakness) S SS TS STS
Minimnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan
1 rehabilitasi
2 Minimnya edukasi mengenai rehabilitasi hutan dan lahan
3 Pemahaman mengenai rehabilitasi rendah
Minimnya anggaran dari pemerintah pada kegiatan
4 rehabilitasi

Faktor Eksternal
No Peluang (Opportunities) S SS TS STS
Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan diatur dalam Pasal
1 43 Undang-Undang No.41/1999
Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan didukung oleh
2 kesatuan pengelolaan hutan (KPH) Kulawi
Terbangunya Kerjasama dengan instansi dalam upaya
3 rehabilitasi hutan dan lahan
Terbentuknya kelompok-kelompok pelestarian alam dalam
4 rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional
No Ancaman (Threats) S SS TS STS
1 Penebangan liar
2 Pembukan lahan baru
3 Rehabilitasi bersifat proyek
4 s

44
Lampiran 2. Tabulasi Data Kuesioner

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2023

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
S1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 62 3.1 3 Setuju
S2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 66 3.3 3 Setuju
S3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 64 3.2 3 Setuju
S4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 65 3.3 3 Setuju

W1 2 2 3 3 1 3 2 3 1 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 2 46 2.3 2 Tidak Setuju


W2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 55 2.8 3 Setuju
W3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 55 2.8 3 Setuju
W4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 58 2.9 3 Setuju

O1 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 73 3.7 4 Sangat Setuju


O2 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 67 3.4 3 Setuju
O3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 70 4 4 Sangat Setuju
O4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 67 3.4 3 Setuju

T1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 3.1 3 Setuju
T2 2 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 3 2 48 2.4 2 Tidak Setuju
T3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 59 3.0 3 Setuju
T4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 62 3.1 3 Setuju
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pengambilan dan pemilihan bibit untuk kegiatan rehabilitasi di


Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kab Sigi.

Gambar 2. Pengambilan Responden


Masyarakat Desa Baluase dan Pegawai UPT KPH Kulawi
RIWAYAT HIDUP

Penyusun dengan Stambuk L 131 19 150 atas nama

Frizkiawan I Sompalele lahir di Palolo, 20 Februari 2001

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penyusun

merupakan anak dari sepasang suami istri dengan Bapak yang

bernama Ishak dan Ibu yang bernama Nining Yusup.

Penyusun nmengikuti jenjang pendidikan dari SD Negeri 1 Kapiroe Kecamatan

Palolo Kabupaten Sigi sampai dengang lulus pada tahun 2013, kemudian

melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 7 Sigi pada tahun 2013 dan lulus tahun

2016, kemudian melanjutkan lagi ke SMA Negeri 6 Sigi pada tahun 2016

mengambil jurusan IPS dan tamat pada tahun 2019. Pada tahun 2019 penulis

terdaftar pada salah satu perguruan tinggi negeri Fakultas Kehutanan Universitas

Tadulako.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Kehutanan Universitas Tadulako, penulis telah menyelesaikan penelitian dengan

judul “Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase Di Desa Baluase

Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi” di bawah bimbingan Ibu Dr. Ir.

Bau Toknok, SP, MP dan Ir. Abdul Rahman S.Hut., M.Sc

Anda mungkin juga menyukai