Anda di halaman 1dari 43

STRATEGI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

BALUASE
DI DESA BALUASE KECAMATAN DOLO SELATAN
KABUPATEN SIGI
“Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut)
Pada Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako”

Oleh:
FRIZKIAWAN I SOMPALELE
L13119150

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase

Di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan

Nama : Frizkiawan I Sompalele

Stambuk : L13119150

Jurusan : Kehutanan (S1)

Fakultas : Kehutanan

Universitas : Universitas Tadulako

Palu, Mei 2023

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Bau Toknok, SP, MP Ir. Abdul Rahman S.Hut., M.Sc
NIP. 19730730 200701 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Dr. Ir. Abdul Rosyid, M.Si.


NIP196408261995121001
RINGKASAN

Frizkiawan I Sompalele L 131 19 150, Strategi Rehabilitasi Hutan Dan

Lahan Di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, dibawah

bimbingan Dr. Ir. Bau Toknok, SP, MP dan Ir. Abdul Rahman S.Hut., M.Sc

Rehabilitasi hutan dan lahan di Indonesia adalah upaya untuk

mengembalikan kondisi hutan dan lahan yang rusak akibat kegiatan manusia

seperti penebangan liar, kebakaran hutan, dan pertanian yang tidak terkontrol.

Tujuan dari rehabilitasi hutan dan lahan adalah untuk menjaga keberlangsungan

hidup lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergantung

pada sumber daya alam.

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Oktober

sampai dengan bulan Desember 2022, bertempat di Desa Baluase Kecamatan

Dolo Selatan Kabupaten Sigi. Metode penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

Threats). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hasil

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Penelitian ini memiliki peluang sangat besar, hal ini dikeranekan masi ada
masyarakat atau oknum yang masi perduli dengan ikut berperan mengatur ulang
tata guna lahan, melakukan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan,
melakukan perbaikan pada kondisi tanah dan air di area hutan dan lahan yang rusak,
selalu berpartisipasi mengikuti berbagai kegiatan pelatihan dari tim penyuluh
kehutanan maupun instansi terkait kehutanan.
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Frizkiawan I Sompalele

Tempat / Tanggal Lahir : Petimbe / 20 Februari 2001

NIM : L13119150

Program Studi : Kehutanan

Judul Skripsi : Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase

Di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan

Dengan penuh kesadaran saya telah memahami sebaik-baiknya dan menyatakan

bahwa skripsi ini bebas dari segala bentuk plagiat. Apabila dikemudian hari

terbukti adanya indikasi plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima

sanksi peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Palu, Mei 2023


Yang membuat pernyataan,

MATERAI
10.000

Frizkiawan I Sompalele
NIM. L13119150
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase Di

Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi” dapat terselesaikan

dengan baik. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Dr. Ir. Bau Toknok,

SP, MP selaku dosen Pembimbing Utama, dan Bapak Ir. Abdul Rahman.

S.Hut., M.Sc selaku dosen Pembimbing Anggota yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing serta mengarahkan penulis selama

penyusunan tugas akhir ini dilakukan.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua serta keluarga yang senantiasa mendoakan, mendukung

serta memfasilitasi penulis sejak awal studi hingga saat ini. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, MP, Rektor Universitas Tadulako

2. Bapak Dr. Golar, S.Hut., M.Si. Dekan Fakultas Kehutanan Universitas

Tadulako

3. Ibu Dr. Ir. Bau Toknok, SP., MP Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Kehutanan Universitas Tadulako

4. Ibu Dr.Hut. Ir. Ariyanti, MP Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako


5. Bapak Prof. Dr. Ir. Naharuddin, S.Pd., M.Si. Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

6. Bapak Dr. Ir. Abdul Rosyid, M.Si. Ketua Jurusan Fakultas Kehutanan

Universitas Tadulako

7. Bapak Dr. Ir. Arief Sudhartono, MP Ketua Unit MBKM Fakultas

Kehutanan Universitas Tadulako

8. Ibu Dr. Sitti Ramlah, S.Hut., M.Sc. Ketua Minat Konservasi Sumber Daya

Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

9. Dosen Wali………………………

10. Kedua orang tua saya tercinta, saudara, dan keluarga besar saya yang

sudah memberikan banyak pengorbanan, semangat, doa, dukungan dan

waktunya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi ini

11. Sahabat saya yang telah memberikan semangat dan doa dalam penulisan

tugas akhir (skripsi) ini, Syahril Wahyu Saifuddin, Ni Made Virawati,

Gemilang Alfarizi, Irvan Bagus Anggara, Jimmy Patiung, Andi Moh Imran

Ardi, Moh Fahrul Himalaya Umar, Hilsari, Harry Dwiyanto Saputra, serta

sahabat – sahabat saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir (skripsi) ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan untuk penyempurnaan tugas akhir (skripsi) ini.

Palu, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi saat ini telah


mengeluarkan suatu kebijakan, salah satu kebijakannya yaitu Merdeka Belajar
Kampus Merdeka. Kebijakan ini bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa dalam
menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi yang
saat ini sangat pesat. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang biasa
disebut MBKM saat ini memberikan peluang yang sangat besar bagi mahasiswa
di seluruh Indonesia baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi
Swasta. Program tersebut merupakan salah satu program yang bentuk kegiatannya
lebih mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari dari dunia perkuliahan serta
bisa menerapkan atau menemukan keterampilan di dunia kerja (Aswita, 2022).
Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kulawi adalah
sebuah unit pelaksana teknis pemerintah yang berada di bawah naungan
Kementerian Pertanian. UPT KPH Kulawi didirikan dengan tujuan untuk
melaksanakan tugas-tugas dan fungsi pemerintah dalam bidang pertanian,
perkebunan, dan kehutanan.
Lingkungan UPT KPH Kulawi merupakan lingkungan yang memiliki
potensi besar dalam bidang pertanian dan perkebunan, sehingga UPT KPH
Kulawi memiliki peran penting dalam memelihara dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan.
UPT KPH Kulawi memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan
menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap hijau, sehat, dan produktif. UPT KPH
Kulawi juga berperan dalam menyediakan layanan dan informasi bagi masyarakat
dan pelaku usaha dalam bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
Dengan adanya UPT KPH Kulawi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, produktivitas pertanian, dan membantu masyarakat dalam
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Oleh karena
itu, UPT KPH Kulawi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan
pertanian dan perkebunan di wilayahnya.
1.2 Lingkup

Kegiatan magang ini dilakukan di UPT KPH Kulawi, Kota Palu, Sulawesi
Tengah. Saya diarahkan untuk fokus pada kegiatan Rehabilitasi yang
dilaksanakan di Desa Baluase, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Saya
ditugaskan untuk mempelajari dan mengikuti perkembangan Rehabilitasi yang
ada di kawasan tersebut dengan judul “Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Di
UPT KPH Kulawi”

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan Magang Mandiri MBKM ini yaitu:


a. Mengetahui organisasi/instansi secara menyeluruh di UPT KPH Kulawi.
b. Melakukan pembelajaran di semua bidang yang ada di Kantor UPT
KPH Kulawi
c. Melakukan kajian dan strategi terkait pengembangan Rehabilitasi Hutan
Dan Lahan Di UPT KPH Kulawi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rehabilitasi

Kerusakan hutan dan lahan dewasa ini semakin memprihatinkan

baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Beberapa sumber

mengatakan bahwa sejak tahun 1996, laju kerusakan hutan meningkat

hingga mencapai rata-rata 2 juta ha setiap tahunnya (FWI/GPC, 2001).

Luas kawasan hutan yang semula sekitar 200 juta ha ternyata kini hanya

tinggal 90 jutaan saja dengan laju penyusutan hutan lebih dari 1 juta ha

per tahun (Sumarwoto, 2013)

Rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re yang berarti kembali dan

habilitasi yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi

berarti mengembalikan kemampuan. Rehabilitasi adalah proses perbaikan

yang ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap berbuat untuk

memiliki seoptimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial, pekerjaan

dan ekonomi.

Arah kegiatan rehabilitasi adalah refungsionalisasi dan

pengembangan. Refungsionalisasi dimaksudkan bahwa rehabilitasi lebih

diarahkan pada pengembalian fungsi dari kemampuan peserta didik,

sedangkan pengembangan diarahkan untuk menggali/menemukan dan

memanfaatkan kemampuan siswa yang masih ada serta potensi yang

dimiliki untuk memenuhi fungsi diri dan fungsi sosial dimana ia hidup

dan berada.
2.2 Tujiuan Rehabilatasi

Tujuan utama rehabilitasi adalah membantu penca mencapai

kemandirian optimal secara fisik, mental, sosial, vokasional, dan

ekonomi sesuai dengan kemampuannya. Ini berarti membantu individu

tersebut mencapai kapasitas maksimalnya untuk memperoleh kepuasan

hidup dengan tetap mengakui adanya kendala-kendala teknis yang terkait

dengan keterbatasan teknologi dan sumber-sumber keuangaan sumber-

sumber lainnya

Mengingat bahwa Rehabilitasi Hutan dan Lahan menjadi kegiatan

yang sangat diprioritaskan dengan melibatkan berbagai pihak terkait

tidak hanya pemerintah ataupun swasta tetapi juga masyarakat luas.

Faktor penting yang menentukan keberhasilan RHL adalah partisipasi

masyarakat mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi

program RHL.

2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) adalah

teknik analisis yang dikembangkan di Stanford pada tahun 1970-an dan

menjadi alat dalam penyusunan perencanaan strategis dalam suatu

organisasi. SWOT merupakan metode perencanaan terstruktur untuk

mengevaluasi dari keempat elemen organisasi, proyek, atau usaha bisnis.

Analisis SWOT dilakukan untuk mempertahankan, membangun dan

memanfaatkan kekuatan organisasi, memperbaiki dan menghentikan

kelemahan organisasi, mengutamakan dan mengoptimalkan peluang serta


melawan dan meminimalkan ancaman yang dihadapi organisasi (Riyanto

et al., 2021).

Analisis SWOT adalah analisis dari suatu kondisi yang meliputi

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan memberikan

penilaian terhadap hasil dari identisikasi suatu masalah. Analisis SWOT

dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan suatu institusi dengan

memberikan penilaian terhadap kondisi saat ini serta memberikan

gambaran ke depan untuk kemajuan atau pengembagan institusi atau

organisasi tersebut. Untuk merumuskan strategi dalam analisis SWOT,

dapat dilakukan analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor

secara sistematis terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

peluang (opportunity), dan ancaman (threats) yang berasal dari internal

dan eksternal institusi atau organisasi (Amane & Laali, 2022).

Menurut Amane dan Laali (2022) mengungkapkan bahwa matriks

SWOT merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyusun faktor –

faktor strategis yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar

(eksternal) yang dimiliki dari sebuah organisasi/institusi. IFAS (Internal

Strategic Factors Analysis Summary) merupakan ringkasan dari faktor

kekuatan dan kelemahan sedangkan EFAS (Eksternal Strategic Factors

Analysis Summary) merupakan ringkasan dari faktor peluang dan ancaman.

Menurut Wahyuningsih (2018) penjelasan faktor - faktor dari analisis

SWOT yaitu sebagai berikut:


1. Kekuatan (Strength) adalah faktor internal yang dapat memberikan

keuntungan atau keunggulan kompetitif terhadap pesaing, seperti sumber

daya manusia yang berkualitas, teknologi terkini, merek yang kuat, atau

jaringan distribusi yang luas.

2. Kelemahan (Weakness) adalah faktor internal yang dapat menjadi hambatan

atau kelemahan bagi organisasi atau perusahaan, seperti kurangnya sumber

daya, keterbatasan teknologi, kualitas produk yang buruk, atau manajemen

yang tidak efektif.

3. Peluang (Opportunity) adalah faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh

organisasi atau perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau kesempatan

baru, seperti perkembangan pasar yang positif, adanya perubahan regulasi

yang menguntungkan, atau kelemahan pesaing yang dapat dimanfaatkan.

4. Ancaman (Threats) adalah faktor eksternal yang dapat memberikan resiko

atau ancaman terhadap organisasi atau perusahaan, seperti persaingan yang

ketat, perubahan teknologi, perubahan regulasi yang merugikan, atau

fluktuasi pasar yang tidak stabil.

Menurut Suriono (2022) mengungkapkan bahwa terdapat pendekatan

analisis SWOT secara kualitatif, yaitu melakukan analisis secara

mendalam terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) dari sebuah lembaga dengan

menggunakan metode kualitatif. Dalam melakukan analisis SWOT

menggunakan data berupa kata – kata bukan menggunakan data berupa

angka, dan juga menggunakan metode wawancara mendalam,


dokumentasi serta observasi. Faktor terpenting dalam keberhasilan

analisis ini yaitu data yang valid dan akurat.

2.3 Strategi Rehabilitasi

Berdasarkan hasil observasi peneliti di Desa Baluase Kecamatan

Dolo Selatan merupakan daerah perambahan sejak diubahnya kawasan

Hutan Lindung menjadi Hutan Desa. Luas 10 Ha dari 364 Ha menjadi

lahan perkebunan pada kawasan tersebut. Penduduk yang bertambah

banyak secara otomatis akan membutuhkan lahan yang semakin

meningkat, akan tetapi lahan sifatnya terbatas yakni tidak bertambah

atau pun berkurang. Kebutuhan akan lahan sangatlah penting bagi

setiap makhluk hidup karena lahan merupakan bagian dari permukaan

bumi yang mempunyai karakter dan fungsi yang luas dengan berbagai

macam kekayaan yang terkandung di dalamnya. Apabila kawasan hutan

yang ada di Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan ini selalu dilakukan

perambahan akan mengakibatkan kerusakan atau deforestasi hutan

Untuk itu peneliti melakukan penelitian untuk menentukan Strategi

Rehabilitasi Hutan dan Lahan.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Oktober

sampai dengan bulan Desember 2022, bertempat di Desa Baluase Kecamatan

Dolo Selatan Kabupaten Sigi.

3.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu: alat tulis

menulis, lembar pertanyaan kuesioner, dan kamera/handphone guna untuk

mengambil dokumentasi atau gambar.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan
menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan Strategi
Rehabilitasi Hutan Dan Lahan yang dilakukan kepada masyarakat. Metode
pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Pada penelitian kualitatif tidak ada jumlah sampel minimum, umumnya pada
penelitian kualitatif hanya menggunakan jumlah sampel kecil. Setidaknya pada
pengambilan sampel informan sudah cukup memberikan informasi yang
dibutuhkan. (Heryana, A., & Unggul, 2018)
Dalam penelitian kualitatif, jenis informan terbagi menjadi 2 yaitu informan
kunci dan informan utama. Informan kunci merupakan informan yang mengetahui
seluruh gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diamati
peneliti. Informan utama merupakan informan yang mengetahui secara teknis dan
detail terkait permasalahan yang diteliti.
Dalam penelitian ini, jumlah informan yang diambil yaitu sebanyak 20
informan diantaranya: 5 orang informan dari UPT KPH Kulawi sebagai informan
kunci, 15 orang informan dari masyarakat setempat sebagai informan utama.
Selanjutnya analisis data yang digunakan yaitu analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threats) dengan menilai faktor internal dan eksternal,
selanjutnya menyusun strategi pengembangan melalui matriks SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threats).

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan

untuk memperoleh parameter – parameter yang diperlukan dengan cara observasi

dan wawancara dengan narasumber atau informan. Sedangkan data sekunder

adalah data yang diperoleh dari studi pustaka melalui media baik cetak maupun

media internet seperti buku dan mencari referensi yang dapat memberikan

informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Berikut ini data

primer yang terbagi atas dua jenis yaitu:

1. Data kondisi lingkungan internal meliputi:

a. Lingkungan fisik seperti, kebersihan, keindahan, keunikan sumber

daya alam, kelestarian, kenyamanan, serta gejala atau fenomena

alam.

b. Sarana dan prasarana yang berada di objek wisata permandian air

panas Kadidia.

c. Data – data tambahan lainnya untuk mengidentifikasi kondisi

internal objek wisata permandian air panas Kadidia.


2. Data kondisi lingkungan eksternal meliputi:

a. Kebijakan pengelola objek wisata permandian air panas Kadidia

b. Peran masyarakat terhadap pengelolaan objek wisata air panas

Kadidia

c. Data – data tambahan lainnya untuk mengidentifikasi kondisi

eksternal objek wisata permandian air panas Kadidia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati secara langsung suatu objek atau fenomena yang

diteliti. Tujuan dari observasi adalah untuk mendapatkan data atau informasi

yang akurat dan detail mengenai suatu objek atau fenomena yang diamati.

Observasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pengamatan

visual secara langsung, pengukuran, pencatatan, hingga pengamatan melalui

alat seperti kamera atau sensor (Susani et al., 2019).

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang paling

umum digunakan dalam penelitian. Teknik ini melibatkan percakapan

langsung antara peneliti dan subjek penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan data atau informasi yang mendalam dan detail mengenai topik

yang diteliti (Abubakar, 2021).

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan

dokumen atau rekaman tertulis, gambar, dan video sebagai sumber data.

Dokumen – dokumen ini bisa dalam bentuk laporan, catatan, surat, atau

dokumen lain yang relevan dengan topik penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) dengan menilai faktor internal

dan eksternal, ke,udian Menyusun strategi pengembangan melalui matriks SWOT

(Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Analisis SWOT adalah analisis yang

mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

peluang (opportunity), dan acaman (threats). Berikut langkah – Langkah

melakukan analisis data menggunakan SWOT:

1. Menentukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) pada kolom 1

2. Menentukan nilai tingkat signifikan atau kepentingan dengan skala 1

(signifikan/penting) sampai dengan 3 (sangat signifikan/penting) pada

kolom 2

3. Hasil dari perhitungan tingkat signifikan/penting menjadi penentu bobot

masing – masing faktor internal dan eksternal yaitu dengan membagi

nilai signifikan/penting pada setiap faktor dengan jumlah tingkat

signifikan/penting pada kolom 3, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai

dengan 0,0 (tidak penting)


4. Menghitung rating pada kolom 4 untuk masing – masing faktor dengan

skala 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh

faktor terhadap kondisi objek wisata

5. Menghitung skor pada kolom 5, yaitu dengan cara mengalikan bobot

pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 5), untuk memperoleh total

skor pembobotan

Tabel 1. Perhitungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal


IFAS SIGNIFIKAN/PENTING BOBOT RATING SKOR
KEKUATAN
S1
dst
Sub Total
Kekuatan
KELEMAHAN
W1
dst
Sub Total
Kelemahan
Total
EFAS SIGNIFIKAN/PENTING BOBOT RATING SKOR
PELUANG
O1
dst
Sub Total Peluang
ANCAMAN
T1
dst
Sub Total
Kelemahan
Total
Setelah melakukan perhitungan pada tabel IFAS dan EFAS untuk

menentukan titik sumbu X dan Y kemudian disajikan ke dalam diagram SWOT

seperti dibawah ini:

Gambar 1. Diagram SWOT


PELUANG

Kuadran 3 Kuadran 1
(Strategi Turn (Strategi Agresif)
Around)
KELEMAHAN KEKUATAN

Kuadran 4 Kuadran 2
(Strategi (Strategi
Defensif) Diversifikasi)

ANCAMAN

Berikut ini penjelasan kuadran dalam diagram SWOT di atas yaitu sebagai

berikut:

1. Kuadran 1 (Strategi Agresif) merupakan kondisi wisata memiliki

peluang dan kekuatan untuk memanfaatkan seluruh peluang yang ada

sehingga mendukung kebijakan atau strategi pertumbuhan yang agresif

(strategi yang berorientasi pada pertumbuhan).

2. Kuadran 2 (Strategi Diversifikasi) merupakan kondisi wisata

menghadapi berbagai ancaman dan masih memiliki kekuatan internal.

Strategi atau kebijakan yang dapat diterapkan yaitu memanfaatkan

seluruh kekuatan yang ada untuk meningkatkan peluang secara jangka

panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).


3. Kuadran 3 (Strategi Turn Around) merupakan situasi wisata

menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Jadi untuk

strategi yang bisa digunakan yaitu meminimalkan seluruh kelemahan

yang ada sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik.

4. Kuadran 4 (Strategi Defensif) merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan dimana wisata menghadapi berbagai ancaman dan

kelemahan internal, sehingga strategi atau kebjakan yang dapat

diterapkan yaitu bertahan dan menjaga atau melindungi dari berbagai

ancaman dan kelemahan yang ada.


BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

4.1 Geofisik Kawasan

4.1.1 Sejarah Kawasan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Unit VIII ditetapkan

berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.79/Menhut-II/2010

tanggal 10 Pebruari 2010 tentang Penetapan Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Provinsi

Sulawesi Tengah seluas ± 220,170 Ha. Seiring dengan ditetapkannya Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor: SK.869/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan dan

Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Tengah, luas KPHL Unit VIII (KPH

Kulawi) setelah disesuaikan dengan SK Menhut tersebut menjadi + 219.472,84

Ha. Wilayah KPHL Kulawi ini terletak di Kabupaten Sigi. Sebagian besar

(55,94%), wilayah KPHL Kulawi merupakan kawasan hutan lindung dan 44,06%

merupakan kawasan hutan produksi.

Secara geografis wilayah KPHL Unit VIII (KPH Kulawi) terletak pada 0°

51′ 23,52″ LU – 1° 16′ 48,32″ LU dan 119° 35′ 25,98″ BT – 119° 59′ 42,42” BT.

Wilayah KPHL Unit VIII (KPH Kulawi) secara administrasi termasuk ke dalam

Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam Wilayah KPHL Unit VIII

(KPH Kulawi) terdapat12 Kecamatan antara lain Kecamatan Dolo, Dolo Barat,

Dolo Selatan, Kulawi, Kulawi Selatan, Marawola,Marawola Barat, Kinovaro,

Pipikoro, Banawa, Rio Pakava, Pinembani Palu Barat. Dari 12 Kecamatan terbagi

lagi menjadi 77 Desa.


Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

SK.79/Menhut-II/2010 tanggal 10 Pebruari 2010 tentang Penetapan Wilayah

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi (KPHP) Provinsi Sulawesi Tengah, luas wilayah KPHL Unit VIII (KPH

Kulawi) adalah + 220,170 Ha. Seiring dengan ditetapkannya Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor: SK.869/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan dan

Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Tengah, luas KPHL Unit VIII (KPH

Kulawi) setelah disesuaikan dengan SK Menhut tersebut menjadi + 219.472,84

Ha. KPHP Unit VIII memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Gunung Gawalise,KPHP Banawa Lalundu (Unit VII)

Sebelah Timur : Sungai Lariang, TN Lore Lindu

Sebelah Selatan : Provinsi Sulawesi Selatan

Sebelah Barat : KPHP Banawa Lalundu (Unit VII), Provinsi Sulawesi

Barat

4.2 Kondisi Umum Desa

4.2.1 Letak Geografis Desa


Gambar 2. Lokasi Penelitian

Kawasan ekowisata di Desa Kadidia ini terletak di dalam kawasan Taman

Nasional Lore Lindu Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi Sulawesi

Tengah, memiliki batas – batas dan luas wilayah yaitu sebagai berikut:

a. Batas Wilayah

1. Sebelah utara : Desa Sopu

2. Sebelah timur : Desa Kamarora

3. Sebelah selatan : Taman Nasional

4. Sebelah barat : Desa Sopu

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa/Kelurahan Kadidia yaitu 541 Ha, sedangkan wilayah

Kadidia yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu yaitu

287 Ha dengan keadaan umum topografinya pegunungan dan dataran.

4.2.2 Iklim, Suhu, Curah Hujan, dan Kelembapan

Secara keseluruhan curah hujan di Taman Nasional Lore Lindu cukup

bervariasi antara 2000 - 3000 mm/tahun di bagian utara 3000 – 4000

mm/tahun di bagian selatan. Suhunya berkisar antara 22 – 34℃. Rata – rata

kelembapan udara yaitu 86% dengan kecepatan angina rata – rata 3,6

km/jam.

4.2 Keadaan Biologi Kawasan

Terkait keadaan biologi kawasan, adapun flora fauna yang ada di Desa

Kadidia khususnya yang terdapat di dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu

yaitu Burung Maleo (Macrocephalon maleo), Julang Sulawesi (Rhyticeros


cassidix) dan juga Tanaman Coklat (Theobroma cacao), Pohon Aren (Arenga

pinnata).
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Responden yang diambil pada penelitian ini sebanyak 16 orang yaitu

pengelola objek wisata, masyarakat, dan wisatawan. Dari keseluruhan responden

yang telah diwawancarai tentunya memiliki karakteristik yang berbeda – beda

meliputi: jenis kelamin, usia, domisili atau asal, dan peran. Berikut ini akan

dibahas mengenai kondisi dari masing – masing karakteristik responden tersebut.

5.1.1 Jenis Kelamin

Responden dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini

terbagi atas laki – laki dan perempuan. Berikut adalah tabel karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin


Jumlah Responden Presentase
No Jenis Kelamin
(Orang) (%)
1 Laki - Laki 7 43,75 %
2 Perempuan 9 56,25 %
Jumlah 16 100 %
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden dari penelitian ini

mayoritas berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 56,25 % atau 9 orang yang

mengisi kuesioner adalah perempuan. Sebaliknya, sebanyak 43,75 % atau 7 orang

yang mengisi kuesioner adalah laki – laki.


5.1.2 Usia

Responden dikategorikan berdasarkan usia dalam penelitian ini dibagi ke

dalam usia < 20 tahun, 21 – 49 tahun, > 50 tahun. Berikut adalah tabel

karakteristik responden berdasarkan usia.

Tabel 3. Karakteristik Responden Menurut Usia


Umur Responden Jumlah Responden Presentase
No
(Tahun) (Orang) (%)
1 <20 3 18,75 %
2 21-49 8 50 %
3 >50 5 31,25 %
Jumlah 16 100 %
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Bedasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden dari penelitian ini

yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 3 orang dengan presentase 18,75 %,

sebanyak 8 orang responden yang memiliki umur 21 sampai 49 tahun dengan

presentase 50 %, dan sebanyak 5 orang responden yang berumur diatas 50 tahun

dengan presentase 31,25 %.

5.1.3 Domisili

Responden dikategorikan berdasarkan domisili dalam penelitian ini dibagi

menjadi 7 domisili yaitu Desa Kadidia, Desa Tongoa, Desa Sopu, Desa Bahagia,

Desa Kamarora A, Desa Bulili, dan Kota Palu. Berikut adalah tabel karakteristik

responden berdasarkan domisili.

Tabel 4. Karakteristik Responden Menurut Domisili


Jumlah Responden Presentase
No Domisili
(Orang) (%)
1 Kadidia 5 31,25 %
2 Tongoa 2 12,5 %
3 Sopu 1 6,25 %
4 Bahagia 1 6,25 %
5 Kamarora A 3 18,75 %
6 Bulili 1 6,25 %
7 Palu 3 18,75 %
Jumlah 16 100 %
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa responden yang

berdomisilidi Desa Kadidia mendominasi kunjungan di objek wisata yaitu

sebesar31,25 %. Selain dari Desa Kadidia, wisatawan yang berasal dari berbagai

daerah juga mengunjungi objek wisata permandian air panas Kadidia, diantaranya

berasal dari Desa Tongoa sebesar 12,5 %, dari Desa Sopu sebesar 6,25 %, dari

Desa Bahagia sebesar 6,25 %, dari Desa Kamarora A sebesar 18,75 %, dari Desa

Bulili sebesar 6,25 % dan dari Kota Palu sebesar 18,75 %.

5.1.4 Peran

Responden dikategorikan berdasarkan peran dalam penelitian ini dibagi

menjadi 3 peran diantaranya masyarakat, wisatawan, dan pengelola wisata.

Berikut adalah tabel karakteristik responden berdasarkan peran.

Tabel 5. Karakteristik Responden Menurut Peran


Jumlah Responden Presentase
No Peran
(Orang) (%)
1 Masyarakat 5 31,25 %
2 Wisatawan 8 50 %
3 Pengelola 3 18,75 %
Jumlah 16 100%
Sumber: Diolah Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa responden wisatawan

mendominasi yaitu sebanyak 8 orang dengan presentase 50 %, kemudian


masyarakat sebanyak 5 orang dengan presentase 31,25 % dan pengelola objek

wisata sebanyak 3 orang dengan presentase18,75 %.

5.2 Hasil

5.3 Pembahasan
I. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

1.
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, R. 2021. Pengantar Metodologi Penelitian. Antasari Press, 144.


Amane, A. P. O., & Laali, S. A. 2022. Metode Penelitian. Insan Cendekia Mandiri
Amerta, I. M. S. 2019. Pengembangan Pariwisata Alternatif (I. M. S. Amerta
(ed.)). Scopindo Media Pustaka.
Andriwiguna, A. 2022. Kebijakan Pengembangan Pariwisata (Prayudha (ed.); 1st
ed.). CV. Bintang Semesta Media.
Ch, J. 2020. Perencanaan Master Plan Kawasan Objek Wisata Pantai Kuako
Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Manumata, 6(2),
53–61. http://ejurnal.ukim.ac.id/index.php/manumata/article/view/508
Dwiputra, R. 2013. Preferensi Wisatawan Terhadap Sarana Wisata di Kawasan
Wisata Alam Erupsi Merapi. Journal of Regional and City Planning, 24(1),
35. https://doi.org/10.5614/jpwk.2013.24.1.3
Fatmawati, L. E., & Nurul Rochmah. 2022. Pemetaan Sarana Dan Prasarana
Objek Wisata Di Desa Giri, Kabupaten Gresik Sebagai Desa Wisata Religi.
Pawon: Jurnal Arsitektur, 6(2), 81–94.
https://doi.org/10.36040/pawon.v6i2.4244
Heryana, A., & Unggul, U. E. 2018. Informan Dan Pemilihan Informan Dalam
Penelitian Kualitatif. Sistem Informasi Akuntansi: Esensi Dan Aplikasi,
December, 14. eprints.polsri.ac.id
Istiqomah, L., & Priyatmono, A. F. 2020. Identifikasi Kelengkapan Sarana dan
Prasarana Pariwisata di Kebun Teh Jamus Kabupaten Ngawi. Sinektika:
Jurnal Arsitektur, 16(2), 101–107.
https://doi.org/10.23917/sinektika.v16i2.10600
Lailatufa, I., Widodo, J., & Zulianto, M. 2019. Strategi Pengembangan Objek
Wisata Rumah Apung Bangsring Underwater Di Kecamatan Wongsorejo
Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 13(1), 15.
https://doi.org/10.19184/jpe.v13i1.10412
Nurmi, N. 2017. Membangun Website Sistem Informasi Dinas Pariwisata. Edik
Informatika, 1(2), 1–6. https://doi.org/10.22202/ei.2015.v1i2.1418
Oktaviani, R. 2020. Analisis Strategi Pengembangan Objek Wisata Alam Gunung
Batu dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Perspektif Ekonomi
Islam. Kaos GL Dergisi, 8(75), 147–154.
Ridwan, M., & Aini, W. 2019. Perencanaan Pengembangan Daerah Tujuan
Pariwisata (1st ed.). Deepublish.
Ritonga, Z. 2020. Buku Ajar Manajemen Strategi (Teori dan Aplikasi) (G. D. Ayu
& A. Y. Wati (eds.); 1st ed.). CV Budi Utama.
Riyanto, S., Azis, M. N. L., & Putera, A. R. 2021. Analisis SWOT sebagai
Penyusunan Strategi Organisasi (S. Riyanto & B. W. Putra (eds.); 1st ed.).
CV. Bintang Surya Madani.
Rusmana, E., Herlina, N., & Nasihin, I. 2021. Strategi Pengembangan Obyek
Wisata Alam Bumi Perkemahan Ipukan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Wanaraksa, 12(1). https://doi.org/10.25134/wanaraksa.v12i1.4540
Sudarwan, W. E., Zahra, S., & Tabrani, M. B. 2021. Fasilitas, Aksesibilitas Dan
Daya Tarik Wisata Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Wisatawan Pantai
Sawarna Kabupaten Lebak. Jurnal Valuasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen
Dan Kewirausahaan, 1(1), 284–294. https://doi.org/10.46306/vls.v1i1.29
Susani, N., Ati, N. U., & Hayat, H. 2019. … Objek Wisata Taman Nasional
Kelimutu Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ende
(Studi Kasus pada Balai Taman …. In Respon Publik (Vol. 13, Issue 3, pp.
103–112).
http://riset.unisma.ac.id/index.php/rpp/article/download/3710/3623
Susianto, B., Johannes, J., & Yacob, S. 2022. Pengaruh Daya Tarik Wisata dan
Amenitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan pada Desa Wisata
Kabupaten Kerinci. JIMT Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 3(6), 592–605.
Tapatfeto, M. A. K., Bessie, J. L. ., & Kasim, A. 2018. Strategi Pengembangan
Objek Wisata dalam Upaya Peningkatan Kunjungan (Studi Pada Objek
Wisata Pantai Oetune Kabupaten TTS). Jurnal of Management, Vol.6(1), 1–
20. https://doi.org/10.35508/JOM.V6I1.1218
Wahyuningsih, S. 2018. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Apparalang
Sebagai Daerah Tujuan Wisata Kabupaten Bulukumba. Bitkom Research,
63(2), 1–3.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN UNTUK PENGEMBANGAN


STRATEGI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI DESA
BALUASE KECAMATAN DOLO SELATAN KABUPATEN SIGI

Hari/Tanggal :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Asal :
Peran : Masyarakat Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan
Beri tanda () yang mewakili pendapat anda pada Rehabilitasi Hutan dan Lahan
di Desa Baluase ini.

Keterangan:
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)

Faktor Internal
No Kekuatan (Strength) S SS TS STS
Kegiatan Rahabilitasi Hutan dan Lahan diatur dalam
1 Undang-Undang No.41/1999 tentang Kehutanan pasal 40
Kegiatan Rahabilitasi Hutan dan Lahan memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan
2 lahan
Kegiatan Rahabilitasi Hutan dan Lahan mendukung
3 peranan hutan dalam penyangga kehidupan
Kegiatan Rahabilitasi Hutan dan Lahan mencegah krisis
4 iklim
Kegiatan Rahabilitasi Hutan dan Lahan didukung oleh
5 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

No Kelemahan (Weekness) S SS TS STS


Kurangnya partisipasi masyarakat dalam Rehabilitasi
1 Hutan dan Lahan
Kurangnya perhatian masyarakat dalam Rehabilitasi
2 Hutan dan Lahan
Minimnya edukasi mengenai Rehabilitasi Hutan dan
3 Lahan
4 Minimnya pemahaman mengenai Rehabilitasi dan Lahan
Minimnya anggaran dari pemerintah untuk Rehabilitasi
5 Hutan dan Lahan
Faktor Eksternal

No Peluang (Opportunities) S SS TS STS


Terbangunnya modal sosial kesadaran dan partisipasi
1 dalam Rehabilitas Hutan dan Lahan
Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan teknis dalam
2 kegiatan menanam
Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan para
petugas/penyuluh lapangan dalam Rehabilitasi Hutan dan
3 Lahan
Terbentuknya kelompok-kelompok pelestarian alam dalam
4 Rehabilitasi Hutan dan Lahan secara nasional
Terbangunnya kerja sama instansi dalam upaya
5 Rehabilitasi Hutan dan Lahan
No Ancaman (Threats) S SS TS STS
Keberhasilan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, biasanya
hanya diukur dari aspek sosial yakni besarnya tingkat
1 partisipasi terhadap kegiatan rehabilitasi lahan.
Rehabiltasi Hutan dan Lahan selama ini bersifat proyek
(anggaran satu tahun putus), yang seharusnya kegiatan
rutin yang anggarannya berlanjut (multi years) sehingga
kegiatan dan keberhasilannya dapat dengan mudah
2 terpantau dan terukur.
Sumber daya (resources) pelaksana dari pemerintah
3 daerah masih lemah dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Pendanaan bagi daerah nonpenghasil kayu masih kecil
sehingga sulit dalam melaksanakan Rehabilitasi Hutan dan
4 Lahan
Tolak ukur keberhasilan Rehabiltasi Hutan dan Lahan
masih sebatas pada tanaman umur pemeliharaan tahun
kedua sehingga belum mampu mengidentifikasi umur
5 tananam hasil Rehabilitasi dan Lahan
Lampiran 2. Tabulasi Data Kuesioner
Rata -
Faktor IFAS Responden Total Rating Jawaban
Rata
KEKUATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
S1 Suasana objek wisata memberikan kenyamanan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 3 3 Setuju
S2 Aliran air jernih 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 43 2,6875 3 Setuju
S3 Kebersihan dan kelestarian lingkungan 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 43 2,6875 3 Setuju
S4 Pengunjung dapat menikmati panorama yang indah 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 37 2,3125 2 Tidak Setuju
S5 Biaya relatif murah 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 56 3,5 4 Sangat Setuju

KELEMAHAN
W1 Pemasaran wisata belum optimal 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 54 3,375 3 Setuju
W2 Jalan menuju lokasi masih banyak yang rusak 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 54 3,375 3 Setuju
Kurangnya tenaga profesional dalam pengelolaan objek
W3 3 3 3 1 39 2,4375 2 Tidak Setuju
wisata 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2
W4 Program pengembangan objek wisata yang masih sederhana 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51 3,1875 3 Setuju
W5 Kurangnya sarana dan prasarana 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 58 3,625 4 Sangat Setuju
Faktor EFAS
PELUANG
O1 Dapat menciptakan kesempatan kerja 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 3 3 Setuju
O2 Banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 3,0625 3 Setuju
O3 Menjadi objek kunjungan wisata bagi pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 3 3 Setuju
Memiliki lokasi di kawasan Taman Nasional sehingga udara
O4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 51 3,1875 3 Setuju
sangat sejuk dan menarik wisatawan
Adanya dukungan dari masyarakat untuk pengembangan
O5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 58 3,625 4 Sangat Setuju
objek wisata

ANCAMAN
Berkembangnya objek wisata lain yang meningkatkan
T1 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 46 2,875 3 Setuju
persaingan
Pencemaran lingkungan akibat rendahnya kepedulian
T2 3 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 34 2,125 2 Tidak Setuju
pengunjung terhadap lingkungan
T3 Terjadinya bencana alam tanah longsor dan pohon tumbang 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 3,0625 3 Setuju
T4 Adanya vandalisme (coret mencoret) 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 35 2,1875 2 Tidak Setuju
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan

Dokumentasi 1. Pengambilan dan pemilihan bibit untuk kegiatan rehabilitasi di


Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kab Sigi.

Dokumentasi 2. Pengambilan Responden Masyarakat Desa Baluase dan Pegawai


UPT KPH Kulawi

Dokumentasi 3. Mempelajari Struktur Organisasi dan Peta Wilayah Pada Peta


Kawasan UPT KPH Kulawi.
RIWAYAT HIDUP

Penyusun dengan Stambuk L 131 19 150 atas nama

Frizkiawan I Sompalele lahir di Palolo, 20 Februari 2001

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penyusun

merupakan anak dari sepasang suami istri dengan Bapak

yang bernama Ishak dan Ibu yang bernama Nining

Yusup. Penyusun mengikuti jenjang pendidikan dari SD Negeri 1 Kapiroe

Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi sampai dengang lulus pada tahun 2013,

kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 7 Sigi pada tahun 2013 dan

lulus tahun 2016, kemudian melanjutkan lagi ke SMA Negeri 6 Sigi pada tahun

2016 mengambil jurusan IPS dan tamat pada tahun 2019. Pada tahun 2019 penulis

terdaftar pada salah satu perguruan tinggi negeri Fakultas Kehutanan Universitas

Tadulako.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Kehutanan Universitas Tadulako, penulis telah menyelesaikan penelitian dengan

judul “Strategi Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Baluase Di Desa Baluase

Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi” di bawah bimbingan Ibu Dr. Ir.

Bau Toknok, SP, MP dan Ir. Abdul Rahman S.Hut., M.Sc

Anda mungkin juga menyukai