Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL MAGANG

PENGELOLAAN SATWA BURUNG DI RESORT KONSERVASI SUMBER DAYA


ALAM HALMAHERA UTARA

Disusun Oleh:

JULIO KRISTIAN KODA (NIM 25200211)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS ILMU ALAM DAN TEKNOLOGI REKAYASA
UNIVERSITAS HALMAHERA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah dibaca dan disetujui oleh para pembimbing untuk diseminarkan di Progam studi
Kehutanan, Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa, Universitas Halmahera

Pada
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Juni 2023

Disetujui oleh

Dosen pembimbing Pembimbing lapangan

Fiktor Imanuel Boleu, S.Si., M.Si Yusnan Humah


NIDN. 1202108701 NIP. 196921122006041002

Mengetahui
Ketua Progam Studi Kehutanan
Universitas Halmahera

Cornelia D. Maatoke, S.TP.,M.Si


NIDN :1226058102
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan baik. Laporan Magang ini adalah
sebagai bentuk implementasi MBKM di Program Studi Kehutanan Universitas Halmahera. Dalam
proses penyusunan Laporan Magang ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan dukungan dari
banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Loana J. Totoda, S.Pi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa.
2. Ibu Cornelia D. Maatoke, S.TP., M.Si selaku Ketua Program Studi Kehutanan yang selalu
memberikan dukungan
3. Bapak Fiktor Imanuel Boleu, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan
waktu bimbingan serta saran dan masukan dalam penyelesaian laporan magang ini.
4. Bapak Yusnan Humah selaku kepala Resort KSDA Halmahera Utara yang telah mengizinkan
dalam melaksanakan magang dan sebagai pembimbing lapangan yang senantiasa membantu
salama magang.
5. Bapak Albert Bibely yang membidangi urusan pengendalian Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL)
yang senantiasa memberikan arahan dan pengetahuan lapangan
6. Bapak Muhammad Hajimad selaku Tenaga Pramu Kantor yang senantiasa membantu
7. Bapak dan Ibu penguji/ evaluator atas masukan dan saran untuk penulisan laporan magang
yang lebih baik
Penulis menyadari bahwa Penulisan laporan magang ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan laporan magang ini
kedepannya.

Tobelo, 17 Juni 2023

Julio Kristian Koda


(NIM 25200211)
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Julio Kristian Koda


NIM : 25200211
Program Studi : Kehutanan
Judul Laporan : Pengelolaan Satwa Burung di Resort Konservasi Sumber Daya
Alam Halmahera Utara

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan ini dengan seluruh isi dan data yang tercantum
memang benar adanya merupakan karya saya sendiri berdasarkan hasil pengumpulan data di
instansi mitra tanpa perbuatan plagiasi karya milik orang lain.
Atas pernyataan ini apalagi dikemudian hari ditemukan penyimpangan dan pelanggan etika
keilmuan maka saya siap dikonfirmasi dan mempertanggung jawabkannya sesuai sanksi yang telah
ditetapkan.

Tobelo, 17 Juni 2023


Saya yang tersebut di atas,

Julio Kristian Koda


(NIM 25200211)
DAFTAR ISI

Hal
COVER ……………………………………………………………...........................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
PERNYATAAN …………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………
BAB. I. PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................................…..
1.4 Manfaat ...............................................................................................................
BAB. II. AKTIVITAS MAGANG ...........................................................................
2.1. Diskripsi Instansi Mitra ……………………………………………………..
2.2. Diskripsi Kegiatan Yang Di Rencanakan …………………………………..
BAB. III. TOPIK KHUSUS DAN PEMBAHASAN .............................................
3.1. Diskripsi Topik Khusus Magang ………….....................................................
3.2. Metode Pengumpulan data ................................................................................
3.3. Pembahasan ......................................................................................................
BAB IV. PENUTUP ..................................................................................................
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………………...
5.2. Saran ………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
LAMPIRAN ………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Resort Konservasi Halmahera Utara merupakan salah satu dari 5 resort dibawah seksi
konservasi wilayah I Ternate, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku. Wilayah pengawasan
resort mencakup Kabupaten Halmahera Utara dengan sentral ibu kota kabupaten di Tobelo,
Kabupaten Pulau Morotai dengan sentral ibu kota kabupaten Daruba dan Kabupaten Halmahera
Timur dengan sentral ibu kota Kabupaten di Maba.
Burung paruh bengkok merupakan kelompok burung yang masuk dalam Ordo
Psittaciformes, dimana hanya terdiri dari satu family yaitu Psittacidae. Karakteristik burung paruh
bengkok yaitu memiliki paruh yang kuat dan melengkung di bagian ujungnya, memiliki tipe jari
kaki zygodactyl, umumnya memiliki bulu berwarna cerah dan bersuara keras. Tipe paruh burung
paruh bengkok dipengaruhi oleh jenis makanannya yang berupa biji- bijian dan buah. Habitat dari
jenis burung paruh bengkok adalah hutan tropis dan savana (Sari et al, 2021).
Burung paruh bengkok terkenal sebagai kelompok burung peliharaan, karena kelompok
burung ini memiliki daya tarik berupa kecerdasan dan berpotensi untuk dijinakkan dan dilatih,
mampu menirukan vokal, serta memiliki kenampakan fisik yang menarik. Hal tersebut dapat
menyebabkan populasinya di alam menurun, karena banyak diburu untuk diperjualbelikan maupun
dipelihara, serta degradasi habitat alaminya. Burung paruh bengkok sebagian besar sudah termasuk
dalam daftar satwa yang rentan terhadap kepunahan karena populasinya yang terus menurun di
alam menurut IUCN. Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan upaya untuk melindungi
kelompok burung paruh bengkok dari ancaman kepunahan (Sari et al, 2021).
Salah satu jenis satwa liar di Indonesia yang terancam punah adalah burung paruh bengkok.
Terdapat kurang lebih 403 jenis burung paruh bengkok di dunia, dan sebanyak 81 jenis ditemukan
di Indonesia. Salah satu wilayah yang kaya jenis burung ini adalah Kepulauan Maluku, tercatat 32
jenis burung paruh bengkok dan 12 diantaranya merupakan endemik Maluku. Dari 12 jenis burung
tersebut, 6 jenis diantaranya berstatus dilindungi. Sementara itu, di Maluku Utara terdapat 9 jenis
burung paruh bengkok dan 4 jenis diantaranya sering ditangkap dan diperdagangkan. Burung
paruh bengkok telah banyak dikenal dan dipelihara oleh pecinta burung termasuk di Maluku Utara
Dalam rangka menunjang kegiatan konservasi burung paruh bengkok yang dilindungi,
diperlukan pemahaman dan pengetahuan tentang konservasi. Hal ini dilakukan sesuai Undang-
Undang No 5 Tahun 1999 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2018 Tentang Jenis
Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari aktivitas magang adalah bagaimana pengelolaan satwa
burung di resort Konservasi Sumber Daya Alam Halmahera Utara?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari aktivitas magang adalah untuk mengetahui pengelolaan satwa burung
burung di Konservasi Sumber Daya Alam Halmahera Utara
1.4. Manfaat
Untuk memperoleh informasi terkait pengelolaan satwa burung burung di Konservasi
Sumber Daya Alam Halmahera Utara

BAB II
AKTIVITAS MAGANG

2.1 Deskripsi Instansi Mitra


Aspek Geografis dan Demografis
Resort konservasi Halmahera utara secara administratif berada di ibu kota kabupaten yang
berkedudukan di Tobelo, dengan luas keseluruhan wilayah Kabupaten Halmahera Utara adalah
22.507,32 km2 meliputi luas daratan 4.951,61 km2 (20%.) dan luas lautan 17.555,71 km2 (75%).
Kabupaten Halmahera utara terletak di kawasan timur Indonesia tepatnya perbatasan dengan:
 Sebelah utara dengan pulau morotai dan samudra pasifik.
 Sebelah selatan dengan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat.
 Sebelah timur dengan dengan Kabupaten Pulau Morotai dan Kecamatan Wasile
Kabupaten Halmahera Timur
 Sebelah barat dengan kecamatan Loloda, Sahu, Ibu, Jailolo Kabupaten Halmahera
Barat.
Berdasarkan konstelasi lokasi kantor resort Halmahera Utara, berada pada kawasan yang
cukup strategis karena berada di areal pusat perkantoran pemerintahan Kabupaten Halmahera
Utara. Rentan kendali jalur kordinasi sesuai emban tugas (internal eksternal) atau pihak terkait
dengan mudah dilakukan.
Tingkat partisipasi angka personil di wilayah kerja resort Halmahera Utara
Tingkat partispasi personil adalah suatu indikator fungsi, peran serta tugas di lapangan agar
dapat memberikan gambaran-gambaran kegiatan rutinitas polisi kehutanan secara optimal di
tempat-tempat yang rawan peredaran Tumbuhan Dan Satwa Liar ilegal di wilayah kerja Resort.
Kemajuan dan keberhasilan sebuah organisasi pemerintah tidak terlepas dari dukungan personil
tingkat tapak. Dengan demikian penyebap utama kegagalan melaksanakan tugas di lapangan
adalah terputusnya informasi dan komunikasi antara pimpinan sebagai pengambil
keputusan/kebijakan dengan pemangku tugas di lapangan.
Rasio pelanggaran peredaran tumbuhan dan satwa liar ilegal
Rasio pelangaran peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) di wilayah di resort
konservasi Halmahera Utara sudah mulai mengalami perubahan/penurunan. Hal ini merupakan
salah satu kerja nyata dan usaha mandiri dalam melaksanakan patrol mandiri, sosialisasi, ke desa-
desa yang disinyalir masih terdapat aktifitas penangkapan dan pemeliharaan burung. Undang-
undang, peraturan menteri sebagai landasan hukum bagi kami dalam menerapkan, penyadartahuan
kepada masyarakat yg menjadi nomenklator pelangaran peredaran tumbuhan dan satwa liar di
wilayah kerja resort Halmahera Utara. Hasil koordinasi antara beberapa stakeholder menginisiasi
terbentuknya sebuah forum yg dinamakan Forum Konservasi Halmahera Utara. Forum ini sudah
mempunyai kelembagaan khusus yang dimediasi oleh pemerintah Kabupaten Halmahera Utara.
Forum ini telah membantu upaya tindakan bersifat informasi di lapangan terhadap pelangaran
Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) ilegal di wilayah kerja resort Halmahera Utara.
Tugas Pokok dan Fungsi Resort KSDA Halmahera Utara
Resort KSDA Halmahera Utara mempunyai tugas dan fungsi yakni melakukan
pengawasan Tumbuhan dan Satwa Liar dan hasil hutan lain, meliputi:
 Penjagaan di pelabuhan laut Tobelo.
 Penjagaan di pelabuhan feri Gorua.
 Melakukan patroli daratan di pelabuhan laut galela (pelabuhan container)
 Melakukan patroli daratan di terminal bus dan pasar Tobelo.
 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Desa-Desa penangkap burung.
 Mengkordinir kegiatan fungsional di wilayah kerja resort.
 Melakukan kordinasi dengan instansi terkait di wilayah kerja resort.
Tujuanya adalah:
 Mengimplementasi Undang-undang dan peraturan menteri (PermenHut) di tingkat tapak.
 Melaksanakan kegiatan terhadap perlingdungan pengamanan hutan dan peredaran hasil
hutan.
 Melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan di wilayah kerja resort secara periodik.
Penetapan wilayah kerja resort Halmahera Utara
Penetapan wilayah kerja atau wilaya pengawasan antara lain meliputi:
 Kabupaten Halmahera Utara ibu kota kabupaten di Tobelo.
 Kabupaten Pulau Morotai ibu kota kabupaten Daruba.
 Kabupaten Halmahera Timur ibu kota Kabupaten di Maba.
Melihat aksebilitas pengawasan pengendalian terhadap peredaran Tumbuhan dan Satwa
Liar (TSL) di tiga (3) kabupaten yg hanya ada dua (2) polisi kehutanan, ini sangat tidak efisien
menurut hikmat kami. Olehnya itu kami harapkan ada perubahan di tingkat tapak/lapangan yg
sesuai amanah undang-undang. Masing-masing wilayah kabupaten dengan karakteristik yg
berbeda-beda terhadap pengaruh hubungan sosial masyarakat dengan lingkungan hidup. Upaya
penyadartahuan yang dilakukan selama dekade penugasan belumlah optimal dan efisien menurut
kacamata internal visi dan misi balai KSDA Maluku, hal ini dikarenakan pola pikir masyarakat
yang masih rendah terhadap pemahaman keilmuan di bidang kehutanan pada umumnya dan
konservasi pada khususnya. Upaya sosialisasi terus dilakukan di tempat tempat di sinyalir masih
rawan terhadap pelangaran pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) di wilayah kerja resort.
2.2. Deskripsi Kegiatan Yang Direncanakan
Adapun aktivitas pada kegiatan magang selama 3 bulan di Resort KSDA Halmahera Utara
adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas pengelolaan satwa burung yakni pemeliharaan burung sitaan di kandang transit
2. Aktivitas Monitoring terhadap pemeliharaan dan perdagangan burung di Tobelo
3. Kegiatan penyadartahuan pelestarian burung paruh bengkok di Desa Tanjung Niara

BAB III
TOPIK KHUSUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Topik Khusus Magang


Dalam kegiatan magang yang di lakukan di Resort Konservasi Halmahera Utara terdapat
topik khusus yang dipilih adalah perawatan burung di stasiun konservasi satwa.
Kandang perawatan di Stasiun Konservasi Satwa Resort KSDA Halmahera Utara
Resort KSDA Halmahera Utara memiliki stasiun konservasi satwa yang berfungsi sebagai
tempat pemeriksaan satwa liar. Stasiun ini belum beroperasional sepenuhnya karena fasilitas yang
menunjang belum lengkap. Saat ini sudah tersedia kandang satwa untuk pemeliharaan burung hasil
sitaan yakni kandang penampung, transit dan habituasi. Alurnya burung yang disita apabila
kondisinya baru ditangkap dari hutan dan kondisinya baik melalui investigasi petugas dan
pemeriksaan dokter dapat dilepaskan segera. Kondisi burung yang belum layak lepas pada saat
operasional di lapangan akan dimasukkan dalam kandang penampung, kandang transit dan
habituasi (lihat Gambar 1).
Kandang penampung Kandang Transit Kandang Habituasi
Gambar 1. Tipe kandang pada stasiun konservasi satwa resort KSDA Halmahera Utara

Perawatan Satwa Burung di Kandang Transit


Peruntukan kandang transit saat ini sebagai tempat merawat satwa burung (aves). Burung
yang dirawat di kandang transit sebanyak 3 ekor burung Nuri Merah atau Kasturi Ternate (Lorius
garrulus). Menurut informasi dari kepala resort, burung-burung ini merupakan hasil sitaan di
pelabuhan kontener Galela dengan total burung sitaan sebanyak 45 ekor. Sebagian besar sudah
dilepasliar pada saat di lapangan. Setelah proses pemeriksaan petugas, kondisi 3 ekor burung Nuri
Merah terdapat masalah pada sayap sehingga perlu perawatan lanjut pada kandang transit.

Potongan buah pepaya dan Menyediakan makanan Burung Kasturi Ternate sedang
tempat minum air burung makan buah pepaya
Gambar 2. Pemeliharaan burung Kasturi Ternate di kandang transit
Selama pemeliharaan di kandang transit, burung diberi makan buah (papaya dan pisang)
dua kali sehari pada saat pagi dan sore. Wadah minum disiapkan di dekat tempat buah untuk
memudahkan akses burung seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Pembersihan kandang rutin
dilakukan agar terhindar dari penyakit.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dari kegiatan magang di Resort KSDA Halmahera Utara
dilakukan melalui beberapa tahapan:
 Observasi
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati langsung terkait proses pemeliharaan satwa
burung di kandang transit, dan perilaku burung.
 Praktek Lapangan
Praktek lapangan di lakukan dengan melakukan praktek pemeliharaan burung di kandang
transit yakni menyiapkan pakan burung dan membersihkan secara rutin kandang.
 Studi Pustaka
Studi pustaka untuk memperoleh literatur tentang pengelolaan kesejahteraan satwa burung.
3.3 Pembahasan
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 tentang Spesifikasi Teknis Kandang Transpor
Dan Kandang Transit Satwa Liar, didefinisikan bahwa kesejahteraan satwa sebagai
keberlangsungan hidup satwa yang perlu diperhatikan oleh pengelola agar satwa hidup sehat,
cukup pakan, dapat mengekspresikan perilaku secara normal, serta tumbuh dan berkembang biak
dengan baik dalam lingkungan yang aman dan nyaman. Kandang transit adalah kandang untuk
keperluan pemeliharaan sementara satwa hasil sitaan atau tangkapan atau hasil evakuasi karena
konflik, sebelum dilakukan pemeliharaan lanjutan dalam proses penyelamatan dan rehabilitasi,
dan/atau sebelum dilepasliarkan ke habitat alamnya. Adapun model design kandang transit burung
sesuai aturan ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Design dan spesifikasi Kandang Transit Burung
Dilihat dari kelengkapan kandang transit di resort KSDA Halmahera Utara terdapat beberapa
kekurangan diantaranya
1. Belum dilengkapi dengan tempat air permanen berukuran sekurang-kurangnya (PxL) 100
cm x 50 cm.
2. Belum dilengkapi dengan tempat bersarang (nest box) dan minimmnya tempat bertengger.
3. Belum memiliki saluran pembuangan
4. Belum memenuhi kriteria pengkayaan kandang dengan menanam tanaman perdu yang
rindang.
Penilaian tingkat kesejahteraan satwa dapat menggunakan instrumen penilaian tingkat
kesejahteraan satwa dengan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Nomor: P.6/IV-SET/2011, Tentang Pendoman Penilaian Lembaga Konservasi.
Adapun 5 prinsip kesejahteraan satwa atau animal welfare antara lain (Sari et al, 2021; Irfan et al,
2020):
1. Bebas dari rasa lapar dan haus
Prinsip pertama yang harus dipahami setiap pemelihara binatang adalah memberikan
peliharaannya kebebasan dari rasa lapar dan haus. Pemelihara wajib memberikan makan
dan minum untuk setiap peliharaannya. Perlu diperhatikan bahwa parameter dari prinsip
ini bukan hanya tentang kenyang dan tidak kehausan, akan tetapi kesesuaian dengan pakan
alaminya di alam. Pemberian pakan di resort KSDA Halmahera Utara tidak bervariasi
dimana tidak ada pemberian biji-bijian seperti biji bunga matahari, kacang tanah, kacang
panjang, kecambah, jagung dan sebagainya sehingga pemenuhan gizinya belum lengkap.
Menurut Sari et al (2021) Salah satu contoh efek negatif pemberian satu jenis pakan yaitu
defisiensi asam amino lisin yang menyebabkan obesitas dan terhambatnya reproduksi,
karena asam amino menjadi penentu utama hasil reproduksi untuk burung paruh bengkok
2. Bebas dari ketidaknyamanan
Aspek kesejahteraan bebas dari ketidaknyaman ini fokus pada kondisi lingkungan sekitar
satwa, tempat hidup satwa harus dapat melindungi satwa dari cedera fisik maupun cuaca
ekstrim yang menyebabkan satwa merasa tidak nyaman. Kondisi kandang transit resort
dilengkapi atap peneduh dan pelindung bagi burung paruh bengkok dari cuaca buruk,
hujan, dan terik matahari. Kondisi sekitar kandang juga terdapat pohon sehingga udara
terasa sejuk.
3. Bebas dari rasa sakit, penyakit dan luka
Burung terlihat aktif bergerak dan informasi tentang gambaran kondisi fisik burung tidak
diperoleh karena belum ada kunjungan dokter dari kantor seksi wilayah I Ternate
4. Bebas untuk berperilaku normal
Dimensi bebas untuk berperilaku alami merupakan kebebasan untuk satwa
mengekspresikan diri dan melakukan aktivitas biologis seperti di habitat alaminya.
Fasilitas bertengger dan kondisi pengkayaan kandang yang belum optimal sehingga kurang
memenuhi.
5. Bebas dari rasa takut dan menderita
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan satwa
burung di Resort Konservasi Halmahera Utara dengan menempatkan perawatan burung di kandang
perawatan (kandang penampungan, kandang transit dan kandang habituasi). Pengelolaan satwa
burung di kandang transit belum sepenuhnya memenuhi 5 prinsip kesejahteraan satwa atau animal
welfare.
4.2 Saran
Pihak Resort Konservasi Halmahera Utara lebih memperhatikan pemberian pakan yang
lebih bervariasi dengan penambahan biji-bijian dan buah untuk pemenuhan gizi burung yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
BKSDA Maluku (2010). Informasi Kawasan Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam
Maluku.

Irfan, M., Agustian, D., & Hiroyuki, A. (2020). Gambaran Kesejahteraan Burung Murai Batu
(Copsychus malabaricus) di Annafi Bird Farm, Cirebon, Jawa Barat. Jurnal Indonesia
Medicus Veterinus, 9(5), 683-694.

Kementerian LHK. (2019). Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 tentang Spesifikasi Teknis
Kandang Transpor Dan Kandang Transit Satwa Liar. Tanggal 10 mei 2019

Sari, B. A., Salsabiela, N., Panrus, O. M., Indani, N. Y., Laksono, A., & Suripto, B. A. (2021,
November). Tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok di Taman Satwa Taru Jurug
Surakarta. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 318-327).

Anda mungkin juga menyukai