Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

TEKNIK PEMBIBITAN DURIAN MONTONG (Durio sp ) DI DESA


MASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG, SULAWESI TENGAH

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pengabdian Anggota Muda


Pada MPA. Wanacikal FAHUTAN UNTAD

Oleh :
ELSYA PRISILIA “ Camar “
Anggota Muda

MAHASISWA PENCINTA ALAM


WAHANA CINTA KEPADA ALAM DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS TADULAKO
(MPA. WANACIKAL FAHUTAN UNTAD)

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Teknik pembibitan durian montong (Durio Zibethinus) di


desa masari Kab. parigi moutong, sulawesi tengah

Nama : Elsya Prisilia“Camar”


Status Anggota : Anggota Muda
Nama Angkatan : Amazon
Selesai Pengabdian :

Mengetahui,

Koordinator PSDM Pembimbing

Marlon “Siamang” Kenny Alvonso “Blue Marlin”


NA : 123/WCL/XV/GWL-21 NA : 115/WCL/XIV/NKL-19

Disahkan Oleh :
Ketua Umum,
MPA. WANACIKAL FAHUTAN UNTAD

Ainal Mustakim “Gurita”


NA : 118/WCL/XIV/NKL-19

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah dalam waktu yang telah di tentukan.

Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan kesehatan kepada

penyusun dan terima kasih juga kepada semua pihak yang banyak berperan dalam

membantu penyusunan KTI ini, yaitu kepada Ketua Umum MPA. Wanacikal

yang telah banyak memberikan masukan-masukan baik dari teori maupun

pelaksanaan penulisan, dan terutama kepada kakak-kakak pembimbing dan kakak-

kakak senior MPA. Wanacikal yang telah memberikan bimbingan dan arahan

selama penyusunan KTI ini berlangsung. Serta ucapan terima kasih kepada rekan-

rekan anggota muda yang telah banyak membantu dan bekerja sama sehingga

pelaksanaan penyusunan KTI ini dapat berjalan lancar.

Dalam penyusunan KTI ini, saya sebagai penyusun menyadari akan

kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan ini, oleh karena

itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dan dapat saya jadikan sebagai

masukan untuk perbaikan selanjutnya sangat saya harapkan.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Dan Kegunaan...............................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
2.1 Durian Montong (Durio sp).......................................................................3
2.2 Teknik Okulasi..........................................................................................3
2.3 Klasifikasi dan morfologi botani Durian Montong (Durio sp) .................4
III. METODE PENELITIAN...............................................................................8
3.1 Waktu Dan Tempat...................................................................................8
3.2 Alat Dan Bahan.........................................................................................8
3.3 Metode Pengambilan data.........................................................................8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................10
4.1 Identifikasi...............................................................................................10
4.2 Pembahasan.............................................................................................10
V. PENUTUP........................................................................................................14
5.1 Kesimpulan..............................................................................................14
5.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan keanekaragaman

hayati, diantaranya adalah tanaman buah-buahan. Durian (Durio zibethinus Murr)

merupakan tanaman buah-buahan yang tumbuh dan hidup di daerah beriklim

tropis, seperti di Indonesia, Malaysia dan Thaiand. Tanaman durian memiliki nilai

ekonomi yang tinggi karena banyak digemari oleh masyarakat dengan rasa

buahnya yang enak serta tekstur dan baunya yang khas sehingga durian sering

dijuluki “King of Fruits”.(Fitriady, 2018)

Durian Monthong (Durio sp) mempunyai nilai ekonomis yang sangat

tinggi di wilayah Indonesia karena setiap tahunnya sering terjadi perubahan harga

yang ditawarkan dipasaran, sehingga dapat membantu dalam memperbaiki

pendapatan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat merubah taraf

hidup masyarakat karna setiap tahunnya mengalami perubahan yang sangat pesat.

(Suratiyah, 2009).

Teknik Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman dengan cara

menggabungkan dua tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan

cara menempel dan cara menyambung. Okulasi menempel yaitu menempelkan

tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi menyambung

yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya menggunakan batang

bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas.Penyambungan tanaman dari

satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan untuk meminimalisasi

kerusakan. (Fitriady, 2018.)

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapatkan rumusan

masalah yaitu teknik apa yang di gunakan masyarakat di Desa Masari, Kabupaten

Parigi Moutong, Sulawesi Tengah untuk pembibitan Durian Montong (Durio sp)?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Teknik Pembibitan Durian

Montong (Durio sp) yang di gunakan oleh masyarakat Desa Masari Kabupaten

Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Sebagai syarat melanjutkan jenjang anggota muda menjadi anggota biasa di

MPA Wanacikal Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Kegunaan sebagai sumber informasi dalam penelitian selanjutnya yang

bekaitan dengan Teknik Pembibitan Durian Montong (Durio sp) bagi mahasiswa

ataupun pihak-pihak yang berkepentingan.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Durian Montong (Durio sp)

Durian Montong (Durio sp) merupakan salah satu tanaman hasil

perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

dimanfaatkan sebagai buah saja.Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di

hutan belantara yang beriklim panas (tropis). Pengembangan budidaya tanaman

durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah sampai ketinggian 800

meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah dengan suhu udara antara

25-32°C, kelembaban udara (RH) sekitar 50-80 persen, dan intensitas cahaya

matahari 45- 50%. Nama durian diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras

dan berlekuklekuk tajam sehingga menyerupai duri, sehingga durian juga dikenal

dengan sebutan "raja dari segala buah" (King of Fruit). Peningkatan produksi

buah bermutu dalam jumlah yang mencukupi dapat dilakukan dengan peningkatan

populasi tanaman buah serta peningkatan teknologi budidaya yang dilakukan.

Selain itu, guna menjamin produk buah yang aman dikonsumsi perlu dilakukan

teknologi budidaya yang memperhatikan kelestarian lingkungan sesuai dengan

SOP (Standart Operating Procedure) dan konsep budidaya Good Agriculture

Practice (GAP) (Dinas Pertanian Yogyakarta, 2012).

2.2 Teknik Okulasi

Teknik Okulasi Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman

dengan cara menggabungkan dua tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi

yaitu dengan cara menempel dan cara menyambung. Okulasi menempel yaitu

menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi

3
4

menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya

menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu

varietas.Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies memang

dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan. (Fitriady, 2018.)

2.3 Klasifikasi dan morfologi botani Durian Montong (Durio sp) sebagai
berikut:

Klasifikasi tanaman durian sebagai berikut (Sobir dan Rodame, 2010) :

Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murray

Morfologi Durian Montong (Durio sp):

Setelah mengenal klasifikasi tanaman durian, kini adalah pengenalan ciri

morfologi tanaman durian sebagai berikut:

Pohon durian bisa mencapai ketinggian 50 m dan diameter batangnya juga

besar. Durian yang ditanam pada tempat lapang, sinar mataharinya tidak terhalang

oleh pepohonan lain, maka pertumbuhan batang dan cabangnya serempak. Pohon

durian memiliki bentuk tajuk seperti segitiga/kerucut (Setiadi, 1985).


5

Daun tanaman durian umumnya berbentuk bulat memanjang (oblogus)

dengan bagian ujung meruncing. Letaknya berselang-seling dan pertumbuhannya

secara tunggal. Struktur daun agak tebal dengan permukaan daun sebelah atas

berwarna hijau mengkilap dan bagian bawah berwarna cokelat atau kuning

keemasan (Wiryanta, 2008).

Pohon durian termasuk tumbuhan yang berbunga ramiflorous, artinya bunga

yang bermunculan dicabang atau diranting. Buah durian biasanya berbentuk bulat,

bulat panjang atau variasi lain dari kedua bentuk itu. Kulit durian diselimuti oleh

duri-duri ya ng tajam berbentuk kerucut, ada yang mempunyai duri yang rapat

dan ada juga yang memiliki duri yang renggang. Warna kulit buah durian hijau,

hijau kekuningan, atau kuning (Untung, 2007).

 Fenologi

Musim durian di Indonesia umumnya pada bulan Desember sampai Februari.

Pembungaannya dimulai kurang lebih empat bulan sebelumnya, yaitu pada bulan

September (Wiryanta, 2008).

Bunga durian mekar (anthesis) pada sore hari ( sekitar pukul 15.00) hingga malam

hari, sebelum mekar bunga sebelumnya berbentuk tunas yang muncul pada batang

sekunder dan tersier namun terkadang juga muncul pada batang utama. Tunas

yang muncul terus berkembang selama 3 minggu kemudian bunga mekar. Bunga

mekar merupakan indikasi bahwa bunga jantan dan bunga betina telah siap untuk

mengadakan penyerbukan, selanjutnya setelah terjadi penyerbukan mahkota

bunga terus layu dan rontok, sementara calon buah yang masih kecil terus tumbuh
6

dan berkembang dan pada umur 5-6 bulan setelah penyerbukan buah sudah

matang dan bisa dipanen (Ashari, 2017).

Durian termasuk tanaman yang masa berbuahnya tergantung musim.

Umumnya tanaman durian akan mengeluarkan bunga setelah mengalami masa

kering dua bulan atau lebih dan mendapat masa basah berturut-turut minimum

sekitar satu bulan. Di alam, hal ini biasanya terjadi setelah tanaman mengalami

musim kemarau dan berganti dengan musim hujan (Wiryanta, 2009).

Pembungaan pada tanaman durian dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor

dalam. Faktor dalam berkaitan suplai karbohidrat dalam tanaman dan

keseimbangan hormon tanaman. Faktor luar berkaitan dengan kondisi kering yang

terjadi selama 7 hingga 14 hari,suhu rendah 20-22ºC dengan kelembaban 50-60%

sangat mendukung proses pembungaan (Ashari, 2017).

 Tempat Tumbuh

Durian yang ditanam di lahan miring lebih menguntungkan dibandingkan

ditanam di lahan datar serta akan terhindar dari genangan air. Durian umumnya

cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 200-600 mdpl dengan suhu udara 22-

30oC. Curah hujan untuk tanaman durian sekitar 1500-2500 mm/tahun dan merata

sepanjang tahun dengan musim kemarau berlangsung sekitar 1-2 bulan. Tanaman

durian yang mendapatkan bulan kering lebih dari dua bulan perlu pengairan

teratur pada musim kering untuk menjaga kelembaban sehingga durian tetap bisa

tumbuh optimal di daerah beriklim kering (Wijaya, 2009).


7

Durian merupakan tumbuhan yang berupa pohon, sehingga tanaman ini

digunakan sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring. Batang tanaman

durian juga kerap digunakan sebagai bahan bangunan/perkakas rumah tangga

(Sobir dan Rodame, 2010). Menurut (Wijaya, 2009) selain buahnya yang dapat

dimakan, kulit durian juga dapat digunakan sebagai abu gosok yang bagus dengan

cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur. Bijinya yang memiliki

kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan

(dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya)


8

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 7 Juli 2021 – 9 Juli 2021 di desa

Masari Kabupaten Parigi Moutong .

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,

1. kuisioner atau daftar pertanyaan untuk responden terpilih,

2. kamera untuk dokumentasi objek penelitian,

3. Alat Tulis Menulis untuk mencatat data dilapangan

4. Gunting taman

5. Pisau Mata Entris

6. Bibit durian lokal dan Entris durian montong

7. Tali pengikat

3.3 Metode Pengambilan data

Objek dari penelitian ini adalah kegiatan masyarakat dalam menanam

Durian Montong (Durio sp). Subjek dari penelitian yaitu masyarakat desa Masari

Kabupaten Parigi Moutong. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.

8
9

a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan pengamatan dan observasi langsung

dilapangan terhadap tumbuhan Durian Montong (Durio sp) serta wawancara

langsung dengan narasumber yaitu Masyarakat yang ada di Desa Masari

berdasarkan pedoman pertanyaan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang telah diperoleh melalui

literatur dan informasi yang berkaitan dengan pembuatan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) ini.
10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil observasi yang dilakukan secara langsung di lapangan, bahwa di

desa masari melakukan Pembibitan Durian montong (Durio sp) menggunakan

prosedur, sebagai berikut :

1. Teknik Okulasi

2. Penyiraman

3. Pemupukan

4. Penyiangan

5. Pengendalian hama dan penyakit

4.2 Pembahasan

1. Teknik Okulasi

Teknik Okulasi atau Teknik penempelan yang di lakukan masyarakat di desa

masari adalah dengan cara mengupas sedikit kulit dari cabang/tunas mata entris

dari durian montong yang berumur 6-8 bulan lalu menempelkan di kulit durian

lokal yang telah berumur 6-8 bulan dan telah di kupas sedikit kulitnya lalu di ikat

menggunakan tali plastic yang panjangnya 20 cm.

Proses setelah okulasi, pada 21 hari atau 2 minggu pembukaan ikatan tali

plastik, dan pada 1 bulan proses rebah, bibit Durian Montong (Durio sp) yang

telah berumur 1 bulan di lakukan rebah, dengan cara membelah setengah dari

batang durian lokal yang telah di lakukan okulasi/penempelan kulit durian

montong (Durio sp) tersebut di lakukan proses rebah dari bawah okulasi ke atas

10
11

agar bibit durian montong (Durio sp) mendapatkan suplay air yang cukup dan bisa

tumbuh kembang dengan baik dan maksimal.

Kelebihan Teknik Okulasi :

• Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang

tinggi.

• Pertumbuhan tanaman yang seragam

• Penyiapan benih relatif singkat

Kelemahan Teknik Okulasi :

• Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena

tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)

• Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

• Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan

gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

2. Penyiraman

Penyiraman sangat penting pada tahapan pertumbuhan bibit , karena bila

bibit di siram dan kurang penyiraman maka tumbuh tidak akan baik ( tidak

berkualitas ) dan mati. Penyiraman dapat di lakukan 1 kali sehari yaitu sore hari,

penyiraman di sore hari berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan bibit.

Kebutuhan air sangat tergantung pada umur bibit karena bila semakin tua maka

akan membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak. Bibit yang berumur 5-12

bulan membutuhkan 4-5 L/bibit/hari.


12

3. Pemupukan

Pemupukan diperlukan apabila rata-rata pertumbuhan bibit atau

penampilan pertumbuhan bibit kurang dari kondisi normal. Pertumbuhan bibit

dapat di cirikan dari perubahan warna daun dan pertumbuhan batang. Pupuk yang

di gunakan adalah pupuk kandang dan pupuk phonska (pupuk ilmiah) dengan

takaran perbandingan 1:1 , dan di berikan satu bulan 1 kali.

4. Penyiangan

Penyiangan adalah membersihkan areal dari gulma-gulma. Selain itu

penyiangan juga bertujuan untuk menjaga agar bibit tidak bersaing dengan

rerumputan dalam menyerap unsur hara . penyiangan dalam pembibitan ini adalah

membersihkan areal dari segala rerumputan (gulma) baik di dalam polybag mau

pun di luar polybag.

Penyiangan dalam tahapan persemaian dapat di lakukan dengan 2 cara,

yaitu cara manual dengan cara kimia. Cara manual di lakukan dengan rotasi 14

hari, sedangkan cara kimia dapat di lakukan dengan rotasi 21 hari. Penyiangan ini

dapat di lakukan dengan cara metode manual yaitu, dengan cara mencabut gulma

gulma yang ada di sekitar bibit, dan penyiangan yang di lakukan dengan cara

kimiawi yaitu dengan cara meyemprotkan herbisida , Adapun jenis yang di

gunakan yaitu noxone 297 SL yang berfungsi untuk mengendalikan gulma,

penyiangan ini di lakukan dengan rotasi dua kali seminggu.

5. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit di lakukan dengan cara penyemprotan

menggunakan pestisida. Adapun jenis pestisida yang di gunakan yaitu insektisida


13

yang berfungsi untuk membasmi hama , apa bila ada tampak gejala gejala

penyakit yang tumbuh di batang atau daun yang dapat menyebabkan kematian

bibit. Hal ini di sebabkan pucuk tanaman Durian yang masih muda yang di sukai

serangga pemangsa daun.


14

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Masari, dapat di

simpulkan melakukan Pembibitan Durian montong (Durio zibethinus)

menggunakan Teknik okulasi.

5.2 Saran

Perlu adanya pengamatan lanjutan tentang Teknik okulasi Pembibitan

Durian Montong (Durio sp), dan pengembangan Teknik Pembibitan Durian

Montong (Durio sp) yang lainnya. Mengingat masih kurang pengetahuan

masyarkat setempat akan banyaknya Teknik Pembibitan Durian Montong (Durio

sp).

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 2017. Durian King of the Fruits. Universitas Brawijaya Press. Malang.

Fitriady, Teddy Akbar. n.d. “ARTIKEL ILMIAH JURUSAN BUDIDAYA


PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA,” 10.
Purwono Sulistyohadi SP, MP dkk STANDARD OPERATING PROCEDURE
(SOP) DURIAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2012.
Rediyono and Asruni. 2020. “Prospek Pengembangan Budidaya Durian (Durio
Zibethius Murray) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.”
KINDAI 16 (2): 342–52.
Setiadi. 1985. Bertanam Durian. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sobir dan Rodame, M.N. 2010. Bertanam Durian Unggul. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Suratiyah, 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Untung, O. 2007. Durian untuk Kebun Komersial dan Hobi. Penebar Swadaya.
Depok.

Wijaya, A. 2009. Bertanam Durian. Ganeca Exact. Bekasi.

Wiryanta, B.T.W. 2009. Panen Durian di Pekarangan Rumah. PT. AgroMedia


Pustaka. Jakarta Selatan.

Wiryanta, B.T.W. 2008. Sukses Bertanam Durian. PT. AgroMedia Pustaka.


Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai