Oleh :
ELSYA PRISILIA “ Camar “
Anggota Muda
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Disahkan Oleh :
Ketua Umum,
MPA. WANACIKAL FAHUTAN UNTAD
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan kesehatan kepada
penyusun dan terima kasih juga kepada semua pihak yang banyak berperan dalam
membantu penyusunan KTI ini, yaitu kepada Ketua Umum MPA. Wanacikal
kakak senior MPA. Wanacikal yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama penyusunan KTI ini berlangsung. Serta ucapan terima kasih kepada rekan-
rekan anggota muda yang telah banyak membantu dan bekerja sama sehingga
kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan ini, oleh karena
itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dan dapat saya jadikan sebagai
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Dan Kegunaan...............................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
2.1 Durian Montong (Durio sp).......................................................................3
2.2 Teknik Okulasi..........................................................................................3
2.3 Klasifikasi dan morfologi botani Durian Montong (Durio sp) .................4
III. METODE PENELITIAN...............................................................................8
3.1 Waktu Dan Tempat...................................................................................8
3.2 Alat Dan Bahan.........................................................................................8
3.3 Metode Pengambilan data.........................................................................8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................10
4.1 Identifikasi...............................................................................................10
4.2 Pembahasan.............................................................................................10
V. PENUTUP........................................................................................................14
5.1 Kesimpulan..............................................................................................14
5.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
1
I. PENDAHULUAN
tropis, seperti di Indonesia, Malaysia dan Thaiand. Tanaman durian memiliki nilai
ekonomi yang tinggi karena banyak digemari oleh masyarakat dengan rasa
buahnya yang enak serta tekstur dan baunya yang khas sehingga durian sering
tinggi di wilayah Indonesia karena setiap tahunnya sering terjadi perubahan harga
hidup masyarakat karna setiap tahunnya mengalami perubahan yang sangat pesat.
(Suratiyah, 2009).
menggabungkan dua tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan
tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi menyambung
yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya menggunakan batang
bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas.Penyambungan tanaman dari
satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan untuk meminimalisasi
1
2
masalah yaitu teknik apa yang di gunakan masyarakat di Desa Masari, Kabupaten
Parigi Moutong, Sulawesi Tengah untuk pembibitan Durian Montong (Durio sp)?
Montong (Durio sp) yang di gunakan oleh masyarakat Desa Masari Kabupaten
bekaitan dengan Teknik Pembibitan Durian Montong (Durio sp) bagi mahasiswa
perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah sampai ketinggian 800
meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah dengan suhu udara antara
25-32°C, kelembaban udara (RH) sekitar 50-80 persen, dan intensitas cahaya
matahari 45- 50%. Nama durian diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras
dan berlekuklekuk tajam sehingga menyerupai duri, sehingga durian juga dikenal
dengan sebutan "raja dari segala buah" (King of Fruit). Peningkatan produksi
buah bermutu dalam jumlah yang mencukupi dapat dilakukan dengan peningkatan
Selain itu, guna menjamin produk buah yang aman dikonsumsi perlu dilakukan
dengan cara menggabungkan dua tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi
yaitu dengan cara menempel dan cara menyambung. Okulasi menempel yaitu
menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi
3
4
menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu
2.3 Klasifikasi dan morfologi botani Durian Montong (Durio sp) sebagai
berikut:
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murray
besar. Durian yang ditanam pada tempat lapang, sinar mataharinya tidak terhalang
oleh pepohonan lain, maka pertumbuhan batang dan cabangnya serempak. Pohon
secara tunggal. Struktur daun agak tebal dengan permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau mengkilap dan bagian bawah berwarna cokelat atau kuning
yang bermunculan dicabang atau diranting. Buah durian biasanya berbentuk bulat,
bulat panjang atau variasi lain dari kedua bentuk itu. Kulit durian diselimuti oleh
duri-duri ya ng tajam berbentuk kerucut, ada yang mempunyai duri yang rapat
dan ada juga yang memiliki duri yang renggang. Warna kulit buah durian hijau,
Fenologi
Pembungaannya dimulai kurang lebih empat bulan sebelumnya, yaitu pada bulan
Bunga durian mekar (anthesis) pada sore hari ( sekitar pukul 15.00) hingga malam
hari, sebelum mekar bunga sebelumnya berbentuk tunas yang muncul pada batang
sekunder dan tersier namun terkadang juga muncul pada batang utama. Tunas
yang muncul terus berkembang selama 3 minggu kemudian bunga mekar. Bunga
mekar merupakan indikasi bahwa bunga jantan dan bunga betina telah siap untuk
bunga terus layu dan rontok, sementara calon buah yang masih kecil terus tumbuh
6
dan berkembang dan pada umur 5-6 bulan setelah penyerbukan buah sudah
kering dua bulan atau lebih dan mendapat masa basah berturut-turut minimum
sekitar satu bulan. Di alam, hal ini biasanya terjadi setelah tanaman mengalami
Pembungaan pada tanaman durian dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor
keseimbangan hormon tanaman. Faktor luar berkaitan dengan kondisi kering yang
Tempat Tumbuh
ditanam di lahan datar serta akan terhindar dari genangan air. Durian umumnya
cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 200-600 mdpl dengan suhu udara 22-
30oC. Curah hujan untuk tanaman durian sekitar 1500-2500 mm/tahun dan merata
sepanjang tahun dengan musim kemarau berlangsung sekitar 1-2 bulan. Tanaman
durian yang mendapatkan bulan kering lebih dari dua bulan perlu pengairan
teratur pada musim kering untuk menjaga kelembaban sehingga durian tetap bisa
(Sobir dan Rodame, 2010). Menurut (Wijaya, 2009) selain buahnya yang dapat
dimakan, kulit durian juga dapat digunakan sebagai abu gosok yang bagus dengan
cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur. Bijinya yang memiliki
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 7 Juli 2021 – 9 Juli 2021 di desa
4. Gunting taman
7. Tali pengikat
Durian Montong (Durio sp). Subjek dari penelitian yaitu masyarakat desa Masari
menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.
8
9
a. Data Primer
b. Data Sekunder
literatur dan informasi yang berkaitan dengan pembuatan Karya Tulis Ilmiah
(KTI) ini.
10
4.1 Hasil
1. Teknik Okulasi
2. Penyiraman
3. Pemupukan
4. Penyiangan
4.2 Pembahasan
1. Teknik Okulasi
masari adalah dengan cara mengupas sedikit kulit dari cabang/tunas mata entris
dari durian montong yang berumur 6-8 bulan lalu menempelkan di kulit durian
lokal yang telah berumur 6-8 bulan dan telah di kupas sedikit kulitnya lalu di ikat
Proses setelah okulasi, pada 21 hari atau 2 minggu pembukaan ikatan tali
plastik, dan pada 1 bulan proses rebah, bibit Durian Montong (Durio sp) yang
telah berumur 1 bulan di lakukan rebah, dengan cara membelah setengah dari
montong (Durio sp) tersebut di lakukan proses rebah dari bawah okulasi ke atas
10
11
agar bibit durian montong (Durio sp) mendapatkan suplay air yang cukup dan bisa
• Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang
tinggi.
• Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena
tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
• Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan
2. Penyiraman
bibit di siram dan kurang penyiraman maka tumbuh tidak akan baik ( tidak
berkualitas ) dan mati. Penyiraman dapat di lakukan 1 kali sehari yaitu sore hari,
Kebutuhan air sangat tergantung pada umur bibit karena bila semakin tua maka
akan membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak. Bibit yang berumur 5-12
3. Pemupukan
dapat di cirikan dari perubahan warna daun dan pertumbuhan batang. Pupuk yang
di gunakan adalah pupuk kandang dan pupuk phonska (pupuk ilmiah) dengan
4. Penyiangan
penyiangan juga bertujuan untuk menjaga agar bibit tidak bersaing dengan
rerumputan dalam menyerap unsur hara . penyiangan dalam pembibitan ini adalah
membersihkan areal dari segala rerumputan (gulma) baik di dalam polybag mau
yaitu cara manual dengan cara kimia. Cara manual di lakukan dengan rotasi 14
hari, sedangkan cara kimia dapat di lakukan dengan rotasi 21 hari. Penyiangan ini
dapat di lakukan dengan cara metode manual yaitu, dengan cara mencabut gulma
gulma yang ada di sekitar bibit, dan penyiangan yang di lakukan dengan cara
yang berfungsi untuk membasmi hama , apa bila ada tampak gejala gejala
penyakit yang tumbuh di batang atau daun yang dapat menyebabkan kematian
bibit. Hal ini di sebabkan pucuk tanaman Durian yang masih muda yang di sukai
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
sp).
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 2017. Durian King of the Fruits. Universitas Brawijaya Press. Malang.
Sobir dan Rodame, M.N. 2010. Bertanam Durian Unggul. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Untung, O. 2007. Durian untuk Kebun Komersial dan Hobi. Penebar Swadaya.
Depok.