Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI RUANG TERBUKA


HIJAU TOBELO

Naufal Athaya Seda


(25210219)

Universitas Halmahera
Fakultas Ilmu Alam Dan Teknologi Rekayasa
Program Studi Kehutanan
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi geografis adalah keadaan suatu wilayah dengan dilihat dari keadaannya yang berkaitan
dengan aspek geografis. Aspek-aspek tersebut meliputi letak, relief, iklim dan cuaca, jenis tanah, sumber
daya, serta flora dan fauna. Letak, terkait dengan lokasi geografis, luas, bentuk dan posisi koordinat dari
peta. Relief, terkait dengan bagaimana bentuk permukaan atau kontur dan juga ketinggiannya. Iklim dan
Cuaca, terkait dengan bagaimana cuaca dalam waktu tertentu di sebuah wilayah. Iklim terkait dengan
bagaimana ratarata terjadi dalam waktu tertentu. Jenis Tanah, terkait dengan bagaimana kondisi tanah dan
juga bagaimana sejarah proses terbentuknya tanah. Bagaimana jenis tanah yang ada di sebuah lokasi.
Misalnya jenis tanah aluvial atau tanah vulkanik dan sebagainya. Sumber daya, hal ini terkait dengan
bagaimana sumber daya air yang ada di sekitar wilayah itu. Apakah air tanah bagus dan tersedia.
Bagaimana sumber air berasal dan sebagainya. Selain itu juga dilihat sumber daya mineral, apakah
terdapat sumber mineral seperti minyak bumi, batu bara, bahan tambang pasir dan sebagainya. Flora dan
Fauna, terkait dengan bagaimana keadaan tumbuhan dan juga jenis hewan yang mendiami sebuah
wilayah itu.
Kabupaten Halmahera Utara terdiri dari 17 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Tobelo.
Kecamatan Tobelo beribukota di desa Ngofakiaha dengan jarak ke ibukota kabupaten sejauh 90 km.
Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Kao di bagian utara, berbatasan dengan Kecamatan Kao
Teluk di bagian selatan, berbatasan dengan Halmahera Barat di bagian barat, dan berbatasan dengan Laut
Halmahera di bagian timur. Secara umum, mayoritas suku di Kecamatan Tobelo adalah Suku Makian.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penyusunan tugas akhir ini penulis merumuskan masalah kedalam beberapa
bentuk kalimat pertanyaan, sebagai berikut ini:
1. Potensi avivauna yang berada di ruang terbuka hijau Tobelo
2. Mengapa burung-burung tersebut dapat bertahan di tengah-tengah kota
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam pembahasan tugas akhir ini dibatasi pada :
1. Pengambilan data hanya dilakukan pada seputaran ruang terbuka hijau Tobelo.
2. Analisis potensi kelangsungan hidup di dalam wilayah kota Tobelo.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Perhitungan jumlah burung yang berada di seputaran RTH Tobelo
2. Mengetahui berapa banyak potensi burung liar dapat bertahan hidup dalam ruang
lingkup kota.
3. Mengamati keberlangsungan hidup burung-burung yang berada di seputaran RTH Tobelo
1.5 Manfaat Penelitian
Penulisan tugas akhir ini memberikan manfaat ke beberapa pihak, antara lain :
 Manfaat bagi penulis
Manfaat penelitian Pengamatan bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan bagi
peneliti dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menghadapi masalah
keberlangsungan satwa yang saat ini sedang dalam kondisi mengkhawatirkan.
 Manfaat bagi Universitas
Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan referensi akademis dan keinsinyuran
untuk pengembangan Program Studi Kehutanan Universitas Halmahera selanjutnya.
 Manfaat bagi Masyakarat dan Industri ·
Dapat di jadikan sebagai acuan dalam melestarikan keberadaan avifauna di lingkungan.
Dapat memanfaatkan keuntungandari avifauna tersebut. Dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat dalam bidang pengembangbiakan untuk daerah yang tertinggal agar lebih
maju dan sejahtera.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap perkotaan merupakan lanskap yang identik dengan area yang luas dan padat serta
didominasi oleh ruang terbangun dengan variasi struktur beragam (Simonds dan Starke, 2006;
Nilon et al., 2003). perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia cenderung mengarah pada
kondisi yang dapat menimbulkan beragam masalah lingkungan dan mengakibatkan
terganggunya keseimbangan lingkungan tersebut (Wahyuni, S., & Mulyani, Y. A., 2018) Kota
Tobelo merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus mengalami perkembangan dengan
tingkat pertumbuhan penduduk dan pembangunan fisik kota yang cukup tinggi. Jika
perkembangan ini tidak diseimbangkan dengan penataan dan pembangunan lanskap perkotaan
yang berwawasan lingkungan maka akan mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan.
Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau diharapkan dapat mendukung
pelestarian vegetasi dan satwa liar yang ada di dalamnya. Burung merupakan salah satu satwa
liar yang banyak ditemukan di lanskap perkotaan dan dapat dijadikan sebagai salah satu
indikator kualitas dan perubahan lingkungan (Furness et al., 1993; Koskimies, 1989; Parsons,
2007). Burung adalah organisme yang paling dikenal di antara keanekaragaman hayati bumi.
Meskipun demikian, kuantitas pengetahuan tentang jenis serta kawasannya masih kurang
lengkap. Kekurangan ini merupakan suatu tantangan dalam kegiatan konservasi burung (Bibby,
2000). Taman kota merupakan salah satu elemen penyusun ruang kota yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Sebagai ruang terbuka, taman kota dipahami sebagai ruang yang berisi unsur-unsur
alam dan pemandangan yang ditimbulkan oleh keragaman vegetasi, aktivitas dan unsur-unsur
buatan yang disediakan sebagai fasilitas sosial dan rekreasi, serta sebagai sumber pernafasan
kota (Ghifari, B., 2016).
Ruang terbuka hijau di lanskap perkotaan cenderung berupa habitat-habitat bervegetasi yang
berukuran kecil (patch) dengan lokasi yang menyebar (Carbó-Ramírez dan Zuria, 2011;
Dramstad et al., 1996; Nichol et al., 2010; Strohbach et al., 2013) habitat yang berbentuk patch-
patch tersebut memiliki ancaman isolasi habitat yang lebih tinggi dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kepunahan spesies. Meskipun demikian, ruang terbuka hijau yang
berbentuk patch-patch tersebut memiliki nilai ekologis penting dan dapat dimanfaatkan oleh
burung sebagai habitat yang dapat mendukung kelangsungan hidupnya (CarbóRamírez dan
Zuria, 2011; Strohbach et al., 2013).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini di lakukan di wilayah seputaran RTH (Ruang Terbuka Hijau) Kota Tobelo,
Kabupaten Halmahera Utara, di laksanakan pada bulan Febuari sampai dengan maret
2022

3.2 Alat
Adapun alat yang dibutuhkan dan akan digunakan dalam pelaksanaan
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
No Alat Kegunaan
1. Kamera Untuk mengambil dokumentasi
2. GPS (Global Position system) Untuk menunjukan posisi
3. Komputer (Laptop) Untuk mencatat data yang telah di ambil
4. Peta Lokasi Untuk menentukan lokasi penelitian
5. Tally Sheet Untuk mencatat data yang di butuhkan di lapangan
6. Jam Tangan Menandai waktu
7. Alat Tulis Mencatat hasil observasi
8. Binokuler Untuk melihat objek (burung) pada jarak jauh

3.3 Penulisan tugas akhir ini menggunakan metode penelitian:


Studi Pustaka (Study Research) Studi ini dilakukan dengan cara melihat dan mencari
literature yang sudah ada untuk memperoleh data yang berhubungan dengan analisis pada
penulisan tugas akhir.
Penelitian Lapangan (Field Research) Berupa peninjauan ke lokasi dan siskusi dengan
pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penulisan tugas
akhir ini. Penyusunan Tugas Akhir Setelah dilakukan pengujian, data-data dan analisa
yang diperoleh dan disusun dalam sebuah laporan tertulis.
Pengamatan menggunakan metode zonasi, dalam satu ruang lingkup RTH Tobelo
tersebut akan di bagi beberapa zona untuk memulai pengamatan berdasarkan zona-zona
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Berkowitz, A. R., Nilon, C. H., & Hollweg, K. S. (Eds.). (2003). Understanding urban ecosystems: a new
frontier for science and education. Springer Science & Business Media.
Bibby, C. J., Burgess, N. D., Hillis, D. M., Hill, D. A., & Mustoe, S. (2000). Bird census techniques. Elsevier.
Buku “Tobelo Dalam Angka 2022” Arifin M. Kahar, S.ST., M.Stat (2022)
Dramstad, W. E. (1996). Do bumblebees (Hymenoptera: Apidae) really forage close to their nests?.
Journal of insect behavior, 9(2), 163-182.
Furness, R. W. (1993). Birds as monitors of pollutants. In Birds as monitors of environmental change (pp.
86-143). Springer, Dordrecht.
Ghifari, B., Hadi, M., & Tarwotjo, U. (2016). Keanekaragaman dan kelimpahan jenis burung pada taman
kota semarang, jawa tengah. Jurnal Akademika Biologi, 5(4), 24-31.
Koskimies, P. (1989, January). Birds as a tool in environmental monitoring. In Annales Zoologici Fennici
(pp. 153-166). Finnish Zoological Publishing Board, formed by the Finnish Academy of Sciences, Societas
Scientiarum Fennica, Societas pro Fauna et Flora Fennica and Societas Biologica Fennica Vanamo.
Parsons, C. (2007). How to map arguments in political science. OUP Oxford.
Simonds, J. O., & Starke, B. W. (2006). Landscape Architecture: A Manual of Environmental Planning and
Design, New York: McGraw-Hill.
Strohbach, M. W., Lerman, S. B., & Warren, P. S. (2013). Are small greening areas enhancing bird
diversity? Insights from community-driven greening projects in Boston. Landscape and Urban Planning,
114, 69-79.
Wahyuni, S., & Mulyani, Y. A. (2018). Efektivitas ruang terbuka hijau sebagai habitat burung di Kota
Bogor dan Sekitarnya. Jurnal Lanskap Indonesia, 10(1), 29-36.

Anda mungkin juga menyukai