Anda di halaman 1dari 12

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

1. M. Abdul Qirom, S.Hut, M.Si


2. Fatahul Azwar, S.Hut., M.Si
3. Susi Andriani, S.Hut., M.Sc

Menyatakan bahwa, kami telah menulis artikel pada Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, Vol. V No. 4, tahun 2008, halaman 355 - 365 yang berjudul:
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN SEBAGAI PESTISIDA ALAMI
DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN

Dengan ini menyatakan bahwa sebagai:

1. Kontributor utama adalah : 1. Dona Octavia, S.Hut., M.Sc


2. Kontributor Anggota Adalah : 2. M. Abdul Qirom, S.Hut, M.Si
3. Fatahul Azwar, S.Hut., M.Si
4. Susi Andriani, S.Hut., M.Sc

Demikian pernyataan kami, untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, 14 Desember 2008


Yang menyatakan,

(M. Abdul Qirom, S.Hut, M.Si)

(Susi Andriani, S.Hut., M.Sc)


Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai…(Dona Octavia, dkk.)

KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN SEBAGAI PESTISIDA ALAMI


DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN
(Diversity of Natural Pesticide-Producing Plant Species on Bekol Savanna Area in
Baluran National Park)*)
Oleh/By:
Dona Octavia , Susi Andriani , M.Abdul Qirom2), dan/and Fatahul Azwar3)
1) 2)

1)
Balai Penelitian Kehutanan Solo
Jl. Jend. A. Yani-Pabelan, Kartasura PO. BOX. 295 Surakarta 57102 Telp./Fax : (0271) 716709 dan 716959
e-mail : bp2tpdas@indo.net.id; dona_ksh32@yahoo.com
2)
Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru
Jl. Sei Ulin No. 28 B, Po Box 65 Banjarbaru-Kalimantan Selatan 70174 Telp. (0511) 772085; Fax. (0511) 773222;
e-mail : bpkbanjarbaru@gmail.com
3)
Balai Penelitian Kehutanan Palembang
Jl. Kol. H. Burlian Km. 6,5 Punti Kayu PO. BOX. 179 Telp./Fax. 414864 Palembang e-mail : tembesu@telkom.net.
*) Diterima : 30 Juli 2007; Disetujui : 12 Oktober 2008

s
ABSTRACT
Grazing area functions as food supplier for animal, especially big herbivore mammal, and center of animal
activity, for instant: grooming, child caring, and other social interaction. Beside that, grazing area functions
as habitat of various plant species included plant with function as natural pesticide. The objective to this
research is to identify the species richness of plants functioning as natural pesticide on Bekol savanna area
in the Baluran National Park. Data collection was done by determining sample quadrant size and sampling
unit quantity as well as species density and frequency. Data were analyzed with Important Value Index (IV)
method. Result of this research indicate that there were seven species functioning as natural pesticide out of
38 species at Bekol savanna area. It means that 18% of all species functioned as natural pesticide.
Keywords: Grazing area, natural pesticide, Important Value Index

ABSTRAK
Padang rumput mempunyai fungsi sebagai tempat penyedia makanan bagi hewan, terutama mamalia
herbivora besar, dan pusat aktivitas hewan seperti kawin, mengasuh, dan membesarkan anaknya, serta
interaksi sosial lainnya. Selain itu, padang rumput juga merupakan habitat dari berbagai jenis tumbuhan yang
berfungsi sebagai pestisida alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis
tumbuhan yang berfungsi sebagai pestisida alami di areal savana Bekol Taman Nasional Baluran.
Pengambilan data lapangan dilakukan dengan penentuan ukuran petak contoh, penentuan jumlah petak
contoh serta analisis data kuantitatif yang meliputi kerapatan, frekuensi, dan Indeks Nilai Penting (INP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat tujuh spesies yang berfungsi sebagai pestisida alami dari 38
spesies tumbuhan yang ditemui di savana Bekol. Ini berarti bahwa, 18% dari total jenis tumbuhan yang ada
berfungsi sebagai pestisida alami.
Kata kunci: Padang rumput, pestisida alami, Indeks Nilai Penting

I. PENDAHULUAN ma terhadap pestisida, membengkaknya


biaya produksi untuk membeli pestisida
Padang rumput merupakan habitat dari serta timbulnya dampak negatif penggu-
berbagai jenis tumbuhan dengan variasi naan pestisida terhadap manusia, ling-
fungsi, di antaranya sebagai pestisida kungan, dan ternak (Sintia, 2006).
alami. Penggunaan pestisida alami dipan- Pengendalian hama dengan menggu-
dang lebih arif mengingat penggunaan nakan pestisida alami dapat dijadikan
pestisida sintetis ternyata berdampak bu- pilihan paling murah dan lestari. Pestisida
ruk antara lain munculnya ketahanan ha- organik yang bersifat mudah terurai men-

355
Vol. V No. 4 : 355-365, 2008

jadi bahan tidak berbahaya dan juga dapat C. Kondisi Ekologi Lokasi Penelitian
pula dipergunakan sebagai bahan peng-
usir/repelen terhadap serangga dan hama 1. Iklim
tertentu, menjadikannya alternatif dalam Taman Nasional Baluran beriklim
pengendalian hama lestari yang ramah monsoon dengan musim kemarau yang
lingkungan (Admin, 2003). panjang. Musim hujan terjadi pada bulan
Di savana Bekol cukup banyak dite- Desember sampai bulan April, sedangkan
mukan jenis-jenis tumbuhan yang ber- musim kemarau bulan Mei sampai bulan
fungsi sebagai pestisida alami (bio-pes- November. Berdasarkan klasifikasi iklim
tisida), namun potensinya belum diketa- Schmidt dan Fergusson (1951), Taman
hui. Dari jenis-jenis bio-pestisida yang Nasional Baluran termasuk ke dalam ke-
ditemui, di antaranya berfungsi sebagai las hujan tipe E dengan temperatur ber-
insektisida (pembasmi serangga), fungi- kisar antara 27,2° C smpai 30,9° C (Balai
sida (pembasmi jamur), dan nematisida Taman Nasional Baluran , 2002).
(pembasmi cacing). Babadotan (Agera-
tum conyzoides Linn.) dan tembelekan 2. Topografi dan Jenis Tanah
(Lantana camara Linn.), pestisida alami
yang dijumpai ternyata mampu membas- Taman Nasional Baluran memiliki
mi hama penggerek pucuk mahoni (Lepi- bentuk topografi datar sampai bergu-
doptera : Pyralidae), sehingga akan ber- nung-gunung dan mempunyai ketinggian
dampak positif untuk suatu ekosistem hu- antara 0 sampai 1.270 m dpl. Bentuk to-
tan. Inventarisasi bio-pestisida akan pografi datar sampai berombak relatif
membantu untuk mengetahui potensi nilai mendominasi kawasan ini.
biologi dan ekonominya, di samping me- Jenis tanah yang ada di kawasan Ta-
ningkatkan fungsi taman nasional sebagai man Nasional Baluran antara lain Ando-
sumber plasma nutfah. sol (5,52%), Latosol (20,23%), Mediteran
Tujuan penelitian ini adalah untuk merah kuning dan Grumusol (51,25%)
memperoleh informasi tentang keaneka- serta Alluvium (23%). Savana Bekol di-
ragaman dan potensi tumbuhan sebagai dominasi oleh tanah yang berwarna hi-
pestisida alami secara kuantitatif di sava- tam, ditumbuhi rumput yang subur se-
na Bekol, Taman Nasional Baluran. hingga disenangi oleh satwa pemakan
rumput. Ciri khas tanah jenis ini adalah
mudah longsor dan sangat berlumpur pa-
II. METODOLOGI da musim penghujan. Sebaliknya pada
A. Waktu dan Lokasi Penelitian musim kemarau, tanah akan menjadi pe-
cah-pecah dengan patahan sedalam lebih
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan kurang 80 cm dan lebih kurang 10 cm
Juni-Agustus 2004 di savana Bekol Ta- (Balai Taman Nasional Baluran , 2002).
man Nasional Baluran yang secara admi-
nistratif terletak di Kecamatan Banyupu- 3. Tipe Ekosistem Hutan
tih, Kabupaten Situbondo Jawa Timur.
Taman Nasional Baluran memiliki tipe
Luas savana yang dijadikan lokasi pene-
ekosistem yang beragam, antara lain hu-
litian adalah 150 hektar.
tan pantai, hutan payau, savana, dan hu-
B. Alat dan Bahan Penelitian tan musim. Savana merupakan tipe vege-
tasi yang dijumpai hampir di seluruh ba-
Alat yang digunakan dalam penelitian
gian kawasan Taman Nasional Baluran
ini adalah kompas, meteran, pita ukur,
dan merupakan habitat satwa banteng dan
sabit, papan lapang, dan peralatan tulis.
kerbau liar serta berbagai jenis satwa
Sedangkan bahan yang digunakan adalah
lainnya (Balai Taman Nasional Baluran,
tali rafia, patok kayu, dan tally sheet.
2002).

356
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai…(Dona Octavia, dkk.)

D. Metode Penelitian Nilai AE ditentukan sebesar 10-20% (Su-


tarahardja, 1997).
1. Penentuan Ukuran Petak Contoh
dan Jumlah Petak Contoh 2. Penentuan Spesies Tumbuhan seba-
Pengambilan data di lapangan dilaku- gai Pestisida Alami
kan dengan menggunakan teknik Penentuan spesies tumbuhan yang me-
sampling melalui pembuatan petak-petak miliki fungsi sebagai pestisida alami dila-
contoh. Penempatan petak contoh dila- kukan setelah menginventarisasi seluruh
kukan secara acak mewakili keseluruhan spesies yang ada di lokasi penelitian. Pe-
populasi. Ukuran petak contoh dalam pe- nentuan pestisida alami dilakukan melalui
nelitian ini ditentukan dengan pengguna- studi literatur.
an kurva spesies area. Kurva ini diguna- 3. Analisis Data
kan untuk mengetahui ukuran petak con- Parameter vegetasi yang diukur untuk
toh minimal yang akan dibuat. Langkah
mendeskripsikan kondisi vegetasi adalah
kerja pembuatan kurva spesies area ada-
(Departemen Kehutanan, 2004):
lah sebagai berikut:
Jumlah jenis
a. Pembuatan petak contoh dengan ukur- Kerapatan (K) =
Luas keseluruhan petak contoh
an 0,25 m x 0,25 m. Dari petak contoh
dengan ukuran di atas dilakukan iden- Kerapatan Kerapatan suatu jenis
= x 100%
tifikasi jenis yang ada dalam petak ter- Relatif (F) Kerapatan seluruh jenis
sebut. Jumlah plot diketemukan
b. Setelah itu, dibuat petak dengan ukur- Frekuensi (F) = suatu jenis
an dua kali dari luasan semula yaitu Luas seluruh plot pengamatan
dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m, dan di- Frekuensi Frekuensi suatu jenis
identifikasi jenis yang ada, kemudian = x 100%
Relatif (F) Frekuensi seluruh jenis
dilakukan pembandingan dengan petak
Indeks Nilai Kerapatan Relatif (KR) +
kedua untuk mendapatkan jumlah pe- =
Penting (INP) Frekuensi Relatif (FR)
nambahan jenis.
c. Penambahan luasan ini dilakukan sam-
pai dengan penambahan individu ≤ III. HASIL DAN PEMBAHASAN
10% yang merupakan ukuran petak
contoh (Oosting,1973 dalam Departe- A. Penentuan Ukuran Petak Contoh
men Kehutanan, 2004). dan Jumlah Petak Contoh
Untuk mendapatkan jumlah petak con- Pada Plot I dengan ukuran 0,0625
toh yang dibuat perlu dilakukan peneli- m2, ditemukan dua spesies tumbuhan ya-
tian pendahuluan. Data yang didapatkan itu Brachiaria reptans dan Thespessia
dari kegiatan tersebut adalah keragaman lanpas. Kemudian ukuran plot diperluas
jenis dari suatu populasi. dua kali dan didapatkan pertambahan
Jumlah petak contoh yang dibuat di- spesies sebanyak 33% atau satu spesies
rumuskan (Simon, 1977 dalam Alikodra, yaitu Ocimum basilicum. Seterusnya
2002): sampai Plot VII (4 m2) ditemukan satu
spesies baru yaitu Polytrias amaura atau
t 2S 2 N
n= pertambahan spesies sebesar 12,50%.
N ( AE ) 2 + t 2 S 2 Tetapi pada Plot VIII (8 m2 ) tidak
Dimana: ditemukan lagi spesies baru atau pertam-
n = Jumlah petak contoh yang dibuat bahan spesies sebesar 0,00%, sehingga
S = Standar deviasi ukuran petak contoh yang dianggap me-
AE = Kesalahan yang diperkenankan wakili kondisi savana keseluruhan yang
t = Nilai t untuk taraf peluang tertentu
digunakan untuk analisis vegetasi tum-
N = Jumlah luas keseluruhan areal
buhan bawah adalah empat m2.
357
Vol. V No. 4 : 355-365, 2008

Luasan optimum untuk kurva spesies penelitian pendahuluan pada 30 petak


area ditentukan dengan melihat titik di contoh.
mana jumlah spesies sudah tidak bertam- Melalui survey pendahuluan dapat
bah lagi atau pertambahan jenis relatif diketahui jumlah plot yang mewakili sa-
kecil. Dari grafik didapat luasan sebesar vana seluas 150 ha adalah sebanyak 250
empat m2 atau ukuran plot pengamatan 2 plot (Octavia et al., 2004).
m x 2 m (Gambar 1).
Penentuan jumlah keseluruhan petak B. Keanekaragaman Spesies Tum-
contoh dengan menggunakan teknik buhan di Areal Savana Bekol
sampling. Penentuan jumlah petak ini di- Hasil analisis data vegetasi tumbuhan
dasarkan pada beberapa hal antara lain bawah yang terdiri dari kerapatan, fre-
standar deviasi, varians, dan kesalahan
kuensi, dan Indeks Nilai Penting (INP) se-
sampling yang diinginkan. Untuk menda- tiap jenis dapat dilihat pada Lampiran 1.
patkan kedua parameter di atas digunakan

Tabel (Table) 1. Data analisis vegetasi untuk penentuan kurva spesies area (Data of vegetation analysis for
determination of area species index)
Ukuran Jenis (Species) Pertambahan Jumlah
Plot (Size) Nama lokal Nama botani jenis (Increase of (Number
(m2) (Local name) (Botanical name) number of species) (%) of species)
I 0,0625 1. Rayapan Brachiaria reptans ( L.)
Gard. & CE. Hubb. 100 2
2. Kapasan Thespesia lampas Dalz.
II 0,125 Kemangian Ocimum basilicum Linn. 33 3
III 0,25 Pegagan Centella asiatica Urban. 25 4
IV 0,5 Nyawon putih Ageratum conyzoides Linn. 20 5
V 1 Jarong Achyranthes aspera Linn. 16,67 6
VI 2 Pilang Acacia leucophloea Willd. 14,29 7
VII 4 Lamuran merah Polytrias amoura 12,50 8
VIII 8 Tidak ada spesies baru - 0,00 8

8
Jumlah spesies (Species number)

0
0 2 4 6 8 10
2
Luas petak contoh/Size of sample plot (m )

Gambar (Figure) 1. Kurva spesies area (Area species curve)

358
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai…(Dona Octavia, dkk.)

Hasil identifikasi menunjukkan bah- Produk mimba selain dapat diguna-


wa terdapat 38 spesies tumbuhan, di ma- kan sebagai pupuk hijau juga merupakan
na delapan spesies di antaranya tergolong alternatif substitusi pestisida kimia yang
famili rumput-rumputan (Poaceae) yang berfungsi sebagai insektisida. Zat azadi-
mendominasi savana yaitu: bayapan rachtin yang terkandung di dalam biji dan
(Brachiaria reptans), lamuran putih (Di- daun mimba efektif sebagai insektisida.
chantium caricosum), lamuran hijau (Eu- Azadirachtin tidak langsung mematikan
lalia amaura), tuton (Echinochloa colo- serangga tetapi memodifikasi cara hidup-
na), katelan (Dactyloctenium aegyptium), nya sehingga serangga tidak aktif lagi.
gagajahan (Echinochloa crus-galli), dan Serangga yang memakan daun-daun yang
empritan (Eragrostis amabilis) (Lampir- disemprot dengan insektisida mimba akan
an 1). Pada Lampiran 1 dapat dilihat terpengaruh oleh azadirachtin, namun se-
bahwa tumbuhan yang memiliki INP ter- rangga yang menghisap nektar (cairan sa-
tinggi adalah rumput B. reptans yaitu se- ri bunga), seperti lebah, tidak terpengaruh
besar 115,15% yang mendominasi sava- oleh azadirachtin. Produk mimba juga da-
na. Tumbuhan yang memiliki INP teren- pat dipakai sebagai obat anti nyamuk,
dah E. amaura, Hedyotis corymbosa, dan obat cacing untuk ternak, dan mencegah
Sida rhombifolia yaitu sebesar 0,079%. hama pada makanan selama penyimpan-
an. Biji mimba yang berumur 3-8 bulan
C. Keanekaragaman Spesies Tum- memiliki kandungan azadirachtin paling
buhan sebagai Pestisida Alami di tinggi (Agus dan Rahayu, 2004).
Kawasan Savana Salain berperan sebagai penurun naf-
su makan (antifeedant) yang mengakibat-
Spesies tumbuhan yang berfungsi se-
kan daya rusak serangga sangat menurun,
bagai pestisida alami berdasarkan bebe-
mehantriol berperan sebagai penghalau
rapa sumber pustaka disajikan pada Tabel
(repellent) yang mengakibatkan hama se-
2.
rangga enggan mendekati zat tersebut.
1. Kapasan (Abelmoschus moschatus Nimbin dan nimbidin berperan sebagai
[L.] Medic.) anti-mikroorganisme, bakterisida, dan fu-
Daun, bunga, dan biji bisa digunakan ngisida (Kardiman, 2006).
sebagai insektisida (membasmi serang- 4. Widuri (Calotropis gigantea R.Br.)
ga). Minyak atsiri yang terdapat di dalam
Akar dan daun widuri berfungsi se-
akar kapasan berfungsi sebagai insekti-
bagai insektisida. Penelitian Siswanto
sida dan larvasida (Dalimartha, 1999).
(2000) membuktikan bahwa ekstrak daun
2. Kemangian/Selasih (Ocimum basi- widuri dapat digunakan sebagai insekti-
licum Linn.) sida nabati untuk membasmi nyamuk
Daun kemangi/selasih mengandung Aedes aegypti. Penelitian Pujihastuti
minyak atsiri dengan bahan aktif eugenol (2000) membuktikan bahwa getah batang
dan sineol yang mempunyai potensi se- widuri dapat digunakan untuk membunuh
bagai larvasida dan hormon juvenil yang lalat rumah (Musca domestica).
menghambat perkembangan larva nya- 5. Babadotan (Ageratum conyzoides
muk (Anopheles aconitus). Abu kemangi Linn.)
bisa digunakan untuk menghalau serang-
Babadotan memiliki senyawa bio-
an nyamuk (Fatimah, 1997). Selain nya-
aktif yang berfungsi sebagai insektisida
muk, daun kemangi juga dapat digunakan
dan nematisida. Kandungan senyawa bio-
untuk membasmi lalat buah, kutu daun,
aktif di antaranya saponin, flavanoid, po-
laba-laba merah, dan tungau (Simon et
lifenol, dan minyak atsiri yang mampu
al., 1990; Panhwar, 2005).
mencegah hama mendekati tanaman (pe-
3. Mimba (Azadirachta indica A. Juss) nolak) dan menghambat pertumbuhan
359
Vol. V No. 4 : 355-365, 2008

Tabel (Table) 2. Keanekaragaman jenis tumbuhan sebagai pestisida alami (Diversity of bio pesticide-
producing plant species)
Spesies/Famili Kegunaan Kandungan kimia
No.
(Species/Family) (Use) (Chemical content)
1. Kapasan (Abelmos- Daun, bunga, dan biji bisa Akar: minyak atsiri, lemak, asam palmitat, ste-
chus moschatus (L.) digunakan sebagai insek- rol/terpen. Biji mengandung a-cephalin, fosfati-
Medic.) Sinonim : tisida (membasmi serang- dilserine, fosfatidilkoline plasmalogen, ambret-
Hibiscus abelmos- ga) tolid, ambretol, afamesol, furfural, tanin, dan
chus L (Malva- minyak atsiri. Daun kering mengandung a-sito-
ceae) sterol, a-D-glikosida, dan tanin. Bunga mengan-
INP: 17,3% dung a-sitosterol, mirisetin, dan glikosida
(Dalimartha, 1999).
2. Kemangian/Selasih Insektisida, larvasida dan Daun mengandung minyak atsiri dengan kan-
(Ocimum basilicum fungisida (Simon et al., dungan bahan aktif eugenol 46 % (Kardinan,
Linn.) Famili: La- 1990; Fatimah, 1997). 2007), kamfor osimen, pinen, linalool, terpen,
miaceae Target hama: lalat buah, sineol 66% (Martono et al., 2004)
INP: 6,37% kutu daun, laba-laba me-
rah dan tungau (Panhwar,
2005).
3. Mimba Insektisida, membasmi Azadirachtin (Agus dan Rahayu, 2004), Sala-
(Azadirachta indica hama belalang pada padi nin, Mehantriol, Nimbin dan Nimbidin (Kar-
A. Juss) (Purwati, 2007), diman, 2006)
Famili: Meliaceae
INP: 2,15%
4. Widuri (Calotropis Insektisida, pembasmi Daun dan akar mengandung saponin dan flavo-
gigantea R.Br.) nyamuk Aedes aegypti dan noida. Di samping itu daunnya juga mengan-
Famili: lalat rumah (Pujihastuti, dung politenol (Siswanto, 2000; Dalimartha,
Asclepiadaceae 2000). 1999)
INP: 1,03%
5. Babadotan Sebagai insektisida, pem- Saponin, flavanoid, polifenol, dan minyak
(Ageratum basmi nyamuk (Rosida, atsiri, (Samsudin, 2008; Darwiati, 2005)
conyzoides Linn.) 2005), nematisida dan
Famili: Asteraceae pembasmi hama pengge-
INP: 0,97% rek pucuk mahoni (Dar-
wiati, 2005).
6. Legetan (Synedrella Insektisida Saponin dan polifenol (Panhwar, 2005)
nodiflora Gaertn.) Target hama: Spodoptera
Famili: Asteraceae litura (semacam ngengat,
INP: 0,24% yang telah resisten terha-
dap beberapa pestisida
sintetik) dan serangga
(Rathi, 2005)
7. Tembelekan Insektisida (Lukitasari, Asam lantanin, lantaden A, lantaden B, asam
(Lantana camara 2007). Target hama: lantic, minyak asiri, beta-caryophyllene,
Linn.) Coleoptera gamma-terpidene, alpha-pinene dan p-
Famili : (Zoema, 1999) dan cymene (Darwiati, 2005; Dalimarta, 1999).
Verbenaceae Lepidoptera (Darwiati,
INP: 0,08% 2005)

larva menjadi pupa (Samsudin, 2008). Pyralidae) yang tentunya akan berdam-
Penelitian Rosida (2005) membuktikan pak positif untuk suatu ekosistem hutan.
bahwa ekstrak daun babadotan berfungsi
6. Legetan (Synedrella nodiflora
sebagai larvasida yang dapat membasmi
Gaertn.)
larva nyamuk A. aegypti. Penelitian Dar-
wiati (2005) membuktikan bahwa baba- Legetan berfungsi sebagai insektisi-
dotan ternyata mampu membasmi hama da. Penelitian Rathi dan Gopalakrishnan
penggerek pucuk mahoni (Lepidoptera: (2005) membuktikan bahwa legetan

360
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai…(Dona Octavia, dkk.)

mampu membasmi hama Spodoptera litu- tentunya akan berdampak positif untuk
ra, yaitu semacam ngengat, yang telah re- suatu ekosistem hutan.
sisten terhadap beberapa pestisida sin-
tetik.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
7. Tembelekan (Lantana camara
Linn.) A. Kesimpulan
Daun tembelekan berfungsi sebagai Savana Bekol, Taman Nasional Ba-
insektisida. Penelitian Lukitasari (2007) luran, utamanya sebagai habitat banteng
membuktikan bahwa tembelekan dapat yang dilindungi, ternyata memiliki aneka
membasmi larva nyamuk A. aegypti yang ragam tumbuhan yang berfungsi sebagai
menjadi faktor utama penyebab penyakit pestisida alami, sebanyak tujuh spesies
demam berdarah dengue (DBD) dan chi- dari total 38 spesies tumbuhan yang di-
kungunya. Penelitian Darwiati (2005) identifikasi.
membuktikan bahwa tembelekan ternyata Jenis pestisida alami yang memiliki
juga mampu membasmi hama penggerek INP tertinggi adalah kapasan (Abelmos-
pucuk mahoni (Lepidoptera: Pyralidae). chus moschatus (L.) Medic.) sebesar
Tumbuhan yang berfungsi sebagi pes- 17,3%, yang terendah adalah tembelekan
tisida nabati untuk dibudidayakan hen- (Lantana camara L.) sebesar 0,08 % dari
daknya memiliki karakteristik sebagai be- total 38 jenis tumbuhan dengan total INP
rikut (Panhwar, 2005): 200%.
a. Efektif sebanyak maksimum 3-5%
material tumbuhan yang didasarkan B. Saran
pada berat kering.
b. Mudah tumbuh, memerlukan waktu Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
dan ruang yang sedikit untuk pena- kemungkinan adanya zat kimia lain pada
naman dan pengadaan. pestisida nabati dan cara kerja zat aktif
c. Merupakan tumbuhan yang tetap hijau yang terkandung di dalamnya serta uji co-
sepanjang tahun, pemulihan cepat se- ba pada berbagai jenis target hama.
telah material dipanen.
d. Tidak menjadi rumput liar atau inang
untuk tanaman patogen atau hama se- UCAPAN TERIMAKASIH
rangga. Ucapan terima kasih penulis kepada
e. Memiliki nilai ekonomi yang komple- Ir. Djufri, M.S. (Dosen Universitas Syah
menter. Kuala, Aceh) atas bantuannya dalam pe-
f. Tidak bersifat racun terhadap organis- ngenalan jenis tumbuhan dan rumput di
ma yang bukan target, manusia atau savana Bekol serta anggota Seksi Wila-
lingkungan. yah II Bekol Taman Nasional Baluran
g. Mudah dalam persiapan pemanenan, atas dukungannya di lapangan.
persiapan harus sederhana, tidak mem-
butuhkan banyak waktu atau input tek-
nis yang berlebihan. DAFTAR PUSTAKA
Jenis-jenis bio-pestisida yang ditemui
Admin. 2003. Pengendalian Hama Les-
di savana Bekol Taman Nasional Baluran
tari. www.sptn.or.id/article. php?
umumnya berfungsi sebagai insektisida,
action=lihat&isi_id=31-12k. Diak-
fungisida, dan nematisida. Babadotan (A.
ses pada bulan Juli 2006.
conyzoides) dan tembelekan (L. camara),
Agus, F. dan S. Rahayu. 2004. Mimba
salah satu dari jenis pestisida alami yang
(Azadirachta indica) dan manfaat-
dijumpai ternyata mampu membasmi ha-
nya sebagai pestisida organik World
ma penggerek pucuk mahoni yang
Agroforestry Centre. www. World-

361
Vol. V No. 4 : 355-365, 2008

agroforestry. org/sea/Publications/ http://petanidesa.files.wordpress.co


files/leaflet/ LE0016-04.pdf. Diak- m/ 2007/02/manfaat-nimba.pdf. Di-
ses pada bulan Agustus 2006. akses pada bulan September 2007.
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Lukitasari. 2007. Uji Toksisitas Ekstrak
Liar. Jilid I. IPB Press. Bogor. Daun Tembelekan (Lantana camara
Balai Taman Nasional Baluran. 2002. Linn.) terhadap Larva Nyamuk Ae-
Rencana Karya Lima Tahun (RKL) des aegypti L. Universitas Jember.
Balai Taman Nasional Baluran Peri- Skripsi. Tidak Diterbitkan. http://
ode Tahun 2003-2007. Direktorat 72.14.235.104/search?q=cache:AG
Jenderal Perlindungan Hutan dan Howg P7k1oJ:digilib.unej.ac.id/
Konservasi Alam Balai Taman Na- print.php%3Fid%3Dgdlhub-gdl-
sional Baluran. Departemen Kehu- grey-2007-lukitasari -100%. Diak-
tanan. ses pada bulan september 2007.
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Martono, B., E. Hadipoentyanti dan L.
Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Udarno. 2004. Plasma Nutfah In-
Ungaran. www.iptek.net.id/ind/pd_ sektisida Nabati. Perkembangan
tanobat/view.php?id=224. Diakses Teknologi TRO XVI (1). Balai Pe-
pada bulan Juli 2007. nelitian Tanaman Rempah dan
Darwiati, W. 2005. Uji Toksikologi Daun Obat. Bogor.
Babadotan (Ageratum conyzoides) Octavia, D., S. Andriani, M.A. Qirom
dan Cente Manis (Lantana camara dan F. Azwar. 2004. Potensi
L) terhadap Hama Penggerek Pucuk Rumput sebagai Pakan Banteng
Mahoni (Lepidoptera : Pyralidae). (Bos javanicus D’alton) di Areal
Pusat Penelitian dan Pengembangan Savana Seksi Wilayah Bekol Ta-
Hutan dan Konservasi Alam. Bo- man Nasional Baluran. Laporan.
gor. www.dephut.go.id/INFOR- Tidak diterbitkan.
MASI/LITBANG/Abstrak05/Abstra Panhwar, F. 2005. Using Plants to Con-
kHKA05.htm-375k. Diakses pada trol Pests. www.Farming solutions.
bulan Juli 2007. org/successtories/stories.asp?id=16
Departemen Kehutanan. 2004. Panduan 3. Diakses pada bulan Agustus
Kegiatan Magang CPNS Departe- 2006.
men Kehutanan di Taman Nasional. Pujihastuti, T. E. 2000. Uji Efikasi Getah
Departemen Kehutanan. Jakarta. Batang Tumbuhan Widuri (Calotro-
Fatimah, S. 1997. Studi Laboratorium pis gigantea) untuk Membunuh La-
Uji Kepekaan Larva Anopheles lat Rumah (Musca domestica). Uni-
aconitus terhadap Ekstrak Daun Se- versitas Diponegoro. Semarang.
lasih (Ocimum basilicum). Univer- Skripsi. Tidak Diterbitkan. http://
sitas Diponegoro. Semarang. Skrip- sia.fkm-undip.or.id/data/index.php?
si. Tidak Diterbitkan. http://sia.fkm- action=4&idx=1269. Diakses pada
undip.or.id/data/ index.php?action= bulan Juli 2007.
4&idx=881. Diakses pada bulan Ju- Purwati, A. 2007. Atasi Hama Belalang
li 2007. secara Organik. www.beritabumi.
Kardinan, A. 2007. Potensi Selasih seba- or.id/artikelvt.php?idartikel=362-
gai Repellent terhadap Nyamuk Ae- 7k. Diakses pada bulan Juli 2007.
des aegypti. Jurnal Littri 13 (2) : 39- Rathi, M. dan Gopalakrishnan. 2005. In-
42, Juni 2007. Balai Penelitian Ta- secticidal Activity of Aerial Parts of
naman Obat dan Aromatik. Bogor. Synedrella nodiflora Gaertn (Com-
Kardiman, A. 2006. Mimba (Azadirachta positae) on Spodoptera litura
indica) Bisa Merubah Perilaku Ha- (Fab.). Journal Central European
ma. Sinar Tani. Edisi 29. agriculture 6 (3) : 223-228. India.

362
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai…(Dona Octavia, dkk.)

http://www.agr.hr/jcea/issues/jcea6- Sintia, M. 2006. Mengenal Pestisida Na-


3/pdf/jcea63-3.pdf. Diakses pada bati Skala Rumah Tangga untuk
bulan Juli 2007. Mengendalikan Hama Tanaman.
Rosida, L. A. 2005. Uji Aktivitas Lar- Portal Tanaman Hias Indonesia.
vasida Ekstrak Kloroform dan www.kebonkembang.com/
Ekstrak Etanol Daun Babadotan mod.php?mod= publisher &op
(Ageratum Conyzoides L.) terhadap =viewarticle&artid=155. Diakses
Larva Nyamuk Aedes Aegypti pada bulan Juni 2007.
INSTAR III. Universitas Muham- Siswanto, B. 2000. Uji Efektivitas Eks-
madiyah Surakarta. Skripsi. Tidak trak Daun Widuri (Calotropis gi-
Diterbitkan. http://digilib.ums.ac. gantea) sebagai Insektisida Nabati
id/print.php?id=jtptums-gdl-s1- Nyamuk Endophagus (Aedes aegyp-
2006-liaalfaros-1762. Diakses pada ti). Universitas Diponegoro. Sema-
bulan Juli 2007. rang. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Samsudin. 2008. Pengendalian Hama de- http:// sia.fkm undip.or.id/data/
ngan Insektisida Botani. Lembaga index.php?action= 4&idx=1260.
Pertanian Sehat. www.pertanian- Diakses pada bulan Juli 2007.
sehat.or.id. Diakses pada bulan Juli Soetarahardja, S. 1997. Inventarisasi Hutan.
2008. Laboratorium Inventarisasi Hutan, Fa-
Simon, J.E., J. Quinn and R.G. Murray. kultas Kehutanan IPB. Bogor.
1990. Basil: A Source of Essential
Zoema. 1999. Membuat Pestisida Ala-
Oils. Timber Press, Portland. http://
mi. www.mail-archive.com/ kebun-
www.hort.purdue.edu/ newcrop
ku@indoglobal.com/ msg 00114.
/proceedings1990/V1-484.html. Di-
html. Diakses pada bulan Juni 2007.
akses pada bulan September 2007.

363
Vol. V No. 4 : 355-365, 2008

Lampiran (Appendix) 1. Nilai kerapatan, frekuensi, dan Indeks Nilai Penting (Density value, frequency value, and Important Value Index)
364

Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. V No. 4 : 355-365, 2008
Kerapatan relatif Frekuensi relatif Indeks Nilai Penting
Kerapatan per petak Kerapatan per ha
No. Nama jenis (Species) (Relative density) (Relative frequency) (Important Value Index)
(Density per plot) (Density per ha)
(%) (%) (%)
1. Brachiaria reptans ( L.) Gard. & CE. Hubb. 941398 9413980 96,709 18,419 115,128
2. Abelmoschus moschatus (L.) Medic 6037 60370 0,620 16,680 17,300
3. Centella asiatica (L.) Urban. 2236 22360 0,230 10,909 11,139
4. Ocimum basilicum Linn. 1230 12300 0,126 6,245 6,371
5. Acacia nilotica (L.) Willd. 129 1290 0,013 5,613 5,626
6. Ipomoea triloba Linn. 574 5740 0,059 4,980 5,039
7. Polytrias amaura O.K. 16380 163800 1,683 3,320 5,003
8. Clidemia hirta Don. 248 2480 0,025 4,348 4,373
9. Echinochloa crus-galli (L.) Beauv. 270 2700 0,028 4,032 4,059
10. Indigofera sumatrana Gaertn. 174 1740 0,018 2,846 2,864
11. Phyllanthus urinaria Linn. 76 760 0,008 2,688 2,696
12. Azadirachta indica A.Juss. 189 1890 0,019 2,134 2,154
13. Zizyphus rotundifolia Lam. 36 360 0,004 1,897 1,901
14. Euphorbia hirta Linn. 55 550 0,006 1,818 1,824
15. Acacia leucophloea Willd. 26 260 0,003 1,739 1,742
16. Eragrostis amabilis O.K. 166 1660 0,017 1,581 1,598
17. Capparis micracantha DC. 29 290 0,003 1,265 1,268
18. Vernonia cinerea Less. 39 390 0,004 1,028 1,032
19. Calotropis gigantean R.Br. 15 150 0,002 1,028 1,029
20. Echinochloa colona (L.) Link. 691 6910 0,071 0,949 1,020
21. Ageratum conyzoides Linn. 241 2410 0,025 0,949 0,973
22. Emilia sonchifolia DC. 52 520 0,005 0,870 0,875
23. Malvaviscus arboreus Dill. 2502 25020 0,257 0,553 0,810
24. Achyranthes aspera Linn. 505 5050 0,052 0,711 0,763
25. Cayanus cayan (L.) Huth. 12 120 0,001 0,711 0,713
26. Mimosa pudica Linn. 20 200 0,002 0,553 0,555
27. Phyllanthus debilis (Desf.) Willd. 16 160 0,002 0,474 0,476
28. Moghania macrophylla (Willd.) Kuntze. 30 300 0,003 0,316 0,319
29. Synedrella nodiflora Gaertn. 10 100 0,001 0,237 0,238
30. Dactyloctenium aegyptium Richt. 11 110 0,001 0,160 0,161

10
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai…(Dona Octavia, dkk.)

Lampiran (Appendix) 1. Lanjutan (Continued)


Kerapatan relatif Frekuensi relatif Indeks Nilai Penting
Kerapatan per petak Kerapatan per ha
No. Nama jenis (Species) (Relative density) (Relative frequency) (Important Value Index)
(Density per plot) (Density per ha)
(%) (%) (%)
31. Cleome rutidosperma DC. 10 100 0,001 0,158 0,159
32. Dichantium caricosum (L.) A. Camus. 4 40 0,000 0,158 0,159
33. Jatropha curcas Linn. 3 30 0,000 0,158 0,158
34. Solanum melongena Linn. 3 30 0,000 0,158 0,158
35. Lantana camara Linn. 11 110 0,001 0,079 0,080
36. Eulalia amaura Buse ex Miq. 1 10 0,000 0,079 0,079
37. Hedyotis corymbosa (L.)Lamk. 1 10 0,000 0,079 0,079
38. Sida rhombifolia Linn. 1 10 0,000 0,079 0,079
Jumlah (Total) 973431 9734310 100,000 100,000 200,000

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai…(Dona Octavia, dkk.)


365

11

Anda mungkin juga menyukai