Anda di halaman 1dari 11

Bioeksperimen

Volume 3 No.2, (September 2017)


20 ISSN 2460-1365

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU


(PTERIDOPHYTA) DI POS ROWOBENDO-
NGAGELAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO
KABUPATEN BANYUWANGI
Dwi Swastanti Ridianingsih1, Pujiastuti2, Sulifah Aprilya Hariani2
1
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Jember, Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
2
Dosen Pendidikan Biologi Universitas Jember, Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: dwiswastantiyut@gmail.com

Abstract: This study aims to determine the factual information about the diversity of ferns (Pteridophyta)
contained in the National Park Alas Purwo Banyuwangi. The research method is descriptive qualitative, with
the creation of 7 plots in each of the appointed place. Results of the study were obtained as many as 17 species of
ferns. Type of fern that consists of one class Pteropsida known of the identification results in LIPI Purwodadi.
conclusions from the research, it is found that in general the ferns are found to have a function as a raw material
medicines, as vegetable consumption by the public and many of them ferns are also useful as ornamental plants,
with a living habitat areas tropical one in National Park Alas Purwo Banyuwangi

Keywords: Inventory, Pteridophyta, Alas Purwo National Park

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi faktual mengenai keberagaman
tumbuhan paku (Pteridophyta) yang terdapat di kawasan Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten
Banyuwangi. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif, dengan pembuatan 7 plot di masing-masing
tempat yang sudah ditentukan. Hasil penelitian yang didapatkan sebanyak 17 spesies tumbuhan paku.
Jenis tumbuhan paku itu terdiri dari 1 kelas Pteropsida yang diketahui dari hasil identifikasi di LIPI
Kebun Raya Purwodadi. kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa secara
umum tumbuhan paku yang ditemukan memiliki fungsi sebagai bahan baku obat-obatan, sebagai
sayuran yang di konsumsi oleh masyarakat dan banyak diantaranya tumbuhan paku juga bermanfaat
sebagai tanaman hias, dengan habitat hidup didaerah beriklim tropis salah satunya di kawasan Taman
Nasional Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi

Kata kunci: Inventarisasi, Tumbuhan Paku, Taman Nasional Alas Purwo

PENDAHULUAN antara 1.250-1.500 jenis dan diantaranya


Indonesia memiliki wilayah 750 juta terdapat di pulau Jawa (Khoiriyah, 2004).
hektar dengan luas daratan 193 juta hektar Tumbuhan paku (Pteridophyta)
(24,7%) (Suraida., dkk, 2013), terdapat merupakan suatu divisi yang warganya
flora dan fauna didalamnya. Berdasarkan jelas mempunyai kormus, yang artinya
keanekaragaman spesies flora, Indonesia tubuhnya dapat dibedakan dalam tiga
memiliki lebih dari 30.000 spesies. bagian pokok, yaitu akar, batang, dan
Diantara ketiga puluh ribu spesies tersebut daun (Tjitrosoepomo, 1991). Salah
masih sedikit yang dibudidayakan satunya tumbuhan paku (Pteridophyta)
sedangkan kurang lebih 74% lainnya yang merupakan salah satu kelompok
masih tumbuh liar di hutan-hutan yang flora Indonesia dengan keragaman tinggi
terdapat di Indonesia (Romaidi, M, S, dan persebaran yang luas (Kurniawati.,
Minarno, B, E, 2012). Di dunia banyak dkk, 2016). Seperti yang kita tahu
terdapat tumbuhan paku sekitar 10.000 bahwa tumbuhan paku dapat dijumpai
jenis, sedangkan di Indonesia berkisar didaerah tropis maupun subtropis
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 21

dengan ketinggian yang berbeda, batangnya bahan patung, tiang dekorasi


dengan habitat di tanah, merambat rumah dan hotel, daun yang masih
dan juga epifit (Jamsuri, 2007). Dimana menggulung digunakan sebagai bahan
dalam hal ini Indonesia merupakan sayur (Holttum, 1972), Drynaria quercifolia
daerah yang memiliki iklim tropis dan (pakis daun kepala tupai) bermanfaat
banyak tumbuhan paku yang hidup sebagai bahan obat dan tanaman hias
sebagai tumbuhan liar yang diabaikan dan obat tradisional (Hovenkamp et al.,
oleh masyarakat dan tidak dihiraukan 1998), Huperzia serrata dimanfaatkan
keberadaannya. sebagai obat tradisional (de Winter dan
Pertumbuhan pada tumbuhan paku Amorosa, 1992), Lycopodium squarrosum
(Pteridophyta) dipengaruhi oleh beberapa dimanfaatkan sebagai untuk angin-angin
faktor, salah satunya faktor abiotik di (mengusir setan atau membebaskan
lingkungan tempat hidupnya, tumbuhan diri dari pengaruh santet) (Jones, 1987),
paku hidup di tempat lembab, di tempat Dryopteris expansa, Lycopodium cernuum,
telindung dan juga ditempat terbuka Blechnum orientale, Lygodium circinatum
(Arini, D, & Kinho, J, 2012). Tumbuhan bermanfaat sebagai obat tradisional,
paku dapat ditemukan di sekitar pantai, Gleichenia lineari bermanfaat sebagai
lereng gunung, kawah, hutan, perkebunan bahan baku kerajinan tangan (Suraida.,
dan tempat lain yang memungkinkan dkk, 2013)
tumbuhnya tumbuhan paku di kawasan Tumbuhan paku yang ada di
tersebut (Arini, D, & Kinho, J, 2012). Oleh wilayah Banyuwangi belum banyak
masyarakat kebanyakan tumbuhan paku diketahui oleh masyarakat, terutama di
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, kawasan Taman Nasional Alas Purwo
sebagai tanaman hias, sebagai bahan Kabupaten Banyuwangi karena diketahui
baku obat tradisional. jangkauannya juga lumayan susah untuk
Jenis tumbuhan paku yang dapat sampai ke tempat ini, bisa dikatakan
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- tempat ini jauh dari tempat tinggal
hari yaitu Aglaomorpha drynarioides, masyarakat. Taman Nasional Alas Purwo
Asplenium normale (paku blao), Asplenium terletak di desa Kalipahit, Kecamatan
scortechinii (kadaka dasi), Botrychium Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi
daucifollium (paku rancung), Pteris dan merupakan salah satu kawasan
argyraea (paku sipasan rimbo), Pteris Taman Nasional yang dilindungi dan
biaurita, Taenitis blechnoides, Pteris vittata, tidak sembarang orang bisa mengambil
Nephrolepis falcata, Nephrolepis bisserata tumbuhan tanpa ijin di tempat ini (Patria.,
yang dimanfaatkan sebagai tanaman dkk, 2003). Penelitian ini bertujuan
hias (Hovenkamp et al., 1998; Holttum, ntuk mengetahui informasi faktual
1966; Hoshizaki dan Moran, 2001; mengenai keberagaman tumbuhan paku
Suraida., dkk, 2013), Angiopteris evecta (Pteridophyta) yang terdapat di kawasan
dimanfaatkan sebagai obat tradisional: Taman Nasional Alas Purwo Kabupaten
beri-beri, demam, maag, obat bisul, dan Banyuwangi.
tanaman hias, Asplenium nidus L. (pakis
sarang burung) dimanfaatkan sebagai METODE
obat tradisional: penyubur rambut, Jenis penelitian ini adalah penelitian
demam, obat kontrasepsi (de Winter deskriptif kualitatif yaitu data dari hasil
dan Amorosa, 1992), Cyathea contaminans penelitian yang ditemukan dilapangan
(paku pohon), dimanfaatkan sebagai diinterpretasikan dan dideskripsikan
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
22 ISSN 2460-1365

secara sistematis dan benar mengenai HASIL


sifat populasi tumbuhan. Penelitian ini Pengukuran faktor abiotik dilakukan
dilakukan pada dua tempat yaitu pertama pengulangan sebanyak tiga kali pada
pengambilan sampel dan pengambilan masing-masing pos kemudian diambil
gambar tumbuhan paku di pos rata-rata. Pengukuran dimulai pukul
Rowobendo-Ngagelan Taman Nasional 10.00 WIB dimulai dari pos 1 sampai
Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi dengan pos 7, dari hasil pengukuran
pada bulan Agustus. Kemudian penelitian faktor abiotik pada pos 1 diketahui bahwa
kedua dilanjutkan dengan tahap rata-rata pH tanah 6,5, kelembaban tanah
identifikasi yang dilakukan oleh peneliti 20%, kelembaban udara 66%, temperatur
di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia udara 30oC, dan kecepatan angin 38Knots,
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun pada pos 2 diketahui rata-rata pH 6,4,
Raya Purwodadi, Pasuruan pada tanggal kelembaban tanah 20%, kelembaban
17-30 September 2014. udara 65%, temperatur udara 31oC,
Metode pengkoleksian tumbuhan kecepatan angin 6,7Knots, pada pos 3
paku dilakukan dengan cara jelajah yaitu diketahui diketahui rata-rata pH 6,5,
menjelajahi setiap sudut suatu lokasi kelembaban tanah 20%, kelembaban
yang dapat mewakili tipe-tipe ekosistem udara 66%, temperatur udara 32oC,dan
ataupun vegetasi di kawasan yang diteliti. kecepatan angin 10Knots, pada pos 4, 5
Membagi wilayah penelitian menjadi dan 6 sama-sama memiliki pH tanah 7,
7 pos dengan menyusuri jalan setapak pada pos 4 memiliki kelembaban tanah
yang tersedia di lokasi penelitian yang 30%, kelembaban udara 65%, temperatur
dimulai dari pos Rowobendo-Ngagelan udara 30oC, kecepatan angin 18,4Knots,
Taman Nasional Alas Purwo. Jarak setiap pada pos 5 memiliki kelembaban tanah
pos 1 ke pos lainnya yaitu 5 m, masing- 42%, kelembaban udara 66, temperatur
masing pos dengan rincian 5 m depan udara 30oC, kecepatan angin 20Knots, pada
belakang, 5 m samping kanan kiri dan 5 pos 6 memiliki kelembaban tanah 30%,
ke arah atas bila ditemukan paku epifit kelembaban udara 65%, temperatur udara
dan mempermudah pengambilan gambar 30oC, kecepatan angin 20Knots, pada pos
dan spesimen. Setiap jenis tumbuhan 7 memiliki pH tanah 6, kelembaban tanah
yang ditemukan pada setiap pos 20%, kelembaban udara 65%, temperatur
diambil, dibersihkan dan dimasukkan udara 30oC, kecepatan angin 20Knots,
dalam kantong plastik dan diberi dari ketujuh pos diketahui memiliki
label. Pengambilan sampel dilakukan intesitas yang sama yaitu diatas ≥500Cd
berdasarkan perbedaan morfologinya. (Tabel 1). Dari hasil tersebut diketahui
Pengukuran faktor abiotik di daerah bahwa faktor abiotik ini yang mendukung
penelitian diantaranya : intensitas cahaya, sebagai tempat tumbuhnya tumbuhan
pH tanah, kelembaban tanah, kelembaban paku pada kelas Pteropsida yang ada di
udara, suhu lingkungan, kecepatan angin. Taman Nasional Alas Purwo.

Tabel 1 Pengukuran faktor abiotik


Kecepatan
PH Kelembapan Kelembapan Temperatur Intensitas
Plot Angin
Tanah tanah (%) Udara (%) Udara (oC) Cahaya
(m/s)
1 6,5 20 66 30 ≥500 38
2 6,4 20 65 31 ≥500 6,7
3 6,5 20 66 32 ≥500 10
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 23

Kecepatan
PH Kelembapan Kelembapan Temperatur Intensitas
Plot Angin
Tanah tanah (%) Udara (%) Udara (oC) Cahaya
(m/s)
4 7 30 65 30 ≥500 18,4
5 7 42 66 32 ≥500 20
6 7 30 65 30 ≥500 20
7 6 20 65 30 ≥500 20

Dari penelitian yang dilakukan pada 7 kedelapan Acrostichum aureum (L.) Mett
pos pengamatan di Rowobendo-Ngagelan ditemukan pada pos 5 dan berjumlah 13
kemudian dilakukan identifikasi di LIPI spesies.
Kebun Raya Purwodadi dan didapatkan Spesies kesembilan Pytirogramma
hasil 17 spesies tumbuhan paku calomelanos (L.) Link ditemukan pada
diantaranya spesies pertama Stenochlaena pos 7 dan berjumlah 2 spesies, spesies
palustris (Burm.f.) Bedd yang ditemukan kesepuluh Pteris vitata Linn. ditemukan
pada pos 1, 2, 3, pada pos 1 ada 7 spesies, pada pos 7 dan berjumlah 15 spesies,
pada pos 2 ada 10 spesies dan pada pos spesies kesebelas Asplenium nidus L
3 ada 17 spesies maka dari ketiga pos ditemukan pada pos 6 dan berjumlah
ini diketahui jumlahnya yaitu 34 spesies 3 spesies, spesies keduabelas Athyrium
Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd, asculentum (Retz.) Sw ditemukan pada
spesies kedua Thelypteris sp. ditemukan pos 6 dan berjumlah 23 spesies, spesies
pada pos 1 berjumlah 2 spesies, spesies ketigabelas Cyclosorus sp. ditemukan
ketiga Lygodium circinnatum (Burm.f.) pada pos 1 dan 2, pada pos 1 ada 2 spesies,
Sw. ditemukan pada pos 1 dan berjumlah pada pos 2 ada 4 spesies, maka dari kedua
3 spesies, spesies keempat Neprolephis pos ini diketahui jumlahnya 6 spesies,
cordifolia (L.) Pr. ditemukan pada pos 1 spesies keempatbelas dan kelimabelas
dan pos 4, pada pos 1 ada 4 spesies, pada yaitu Christella sp. (II) dan (III), Christella
pos 4 ada 4 spesies, maka dari kedua pos sp. (II) kedua spesies ini ditemukan di
ini diketahui jumlahnya 8 spesies, spesies pos 4 dengan jumlah masing-masing
kelima Christella sp. (I) ditemukan pada pos 2 spesies, spesies keenambelas
pos 1 berjumlah 3 spesies, spesies keenam Christella dentata (Forssk.) Brownsey &
Acrostichum aureum (L.) Mett ditemukan Jermi ditemukan pada pos 5 dan pos 7,
pada pos 1 dan pos 3, pada pos 1 ada 2 pada pos 5 ada 4 spesies, pada pos 7 ada
spesies, pada pos 3 ada 8 spesies, maka 3 spesies, maka dari kedua pos diketahui
dari kedua pos diketahui berjumlah jumlahnya 7 spesies, spesies terakhir yaitu
10 spesies, spesies ketujuh Diplazium Drynaria sparsisora Moore. Ditemukan di
esculentum (Retz.) Sw ditemukan pada pos 7 dan berjumlah 5 spesies (Tabel 2).
pos 4 dan berjumlah 8 spesies, spesies

Tabel 2 Spesies Tumbuhan Paku pada Tiap Pos


Pos
No Nama Tumbuhan Paku Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1 Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd 7 10 17 0 0 0 0 34
2 Thelypteris sp. 2 0 0 0 0 0 0 2
3 Lygodium circinnatum (Burm.f.) Sw. 3 0 0 0 0 0 0 3
4 Neprolephis cordifolia (L.) Pr. 4 0 0 4 0 0 0 8
5 Christella sp. 3 0 0 0 0 0 0 3
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
24 ISSN 2460-1365

Pos
No Nama Tumbuhan Paku Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
6 Acrostichum aureum (L.) Mett 2 0 8 0 0 0 0 10
7 Diplazium esculentum (Retz.) Sw 0 0 0 8 0 0 0 8
8 Acrostichum aureum (L.) Mett 0 0 0 0 13 0 0 13
9 Pytirogramma calomelanos (L.) Link 0 0 0 0 0 0 2 2
10 Pteris vitata Linn. 0 0 0 0 0 0 15 15
11 Asplenium nidus L 0 0 0 0 0 3 0 3
12 Athyrium asculentum (Retz.) Sw 0 0 0 2 0 23 0 25
13 Cyclosorus sp. 2 4 0 0 0 0 0 6
14 Christella sp. 0 0 0 2 0 0 0 2
15 Christella sp. 0 0 0 2 0 0 0 2
Christella dentata (Forssk.) Brownsey &
16 0 0 0 0 4 0 3 7
Jermi
17 Drynaria sparsisora Moore. 0 0 0 0 0 0 5 5

PEMBAHASAN vitata Linn; Asplenium nidus L; Athyrium


Hasil penelitian Inventarisasi esculentum (Retz.) Sw; Cyclosorus sp;
tumbuhan paku yang ditemukan di Pos Christella sp; Christella sp; Christella dentata
Rowobendo-Ngagelan Taman Nasional (Forssk.) Brownsey & Jermi; Drynaria
Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi, sparsisora Moore.
kemudian diidentifikasi hingga tingkat Dari hasil penelitian sebagian besar
spesies oleh LIPI Purwodadi. Hasil tumbuhan paku tumbuh di tempat yang
identifikasi yang dilakukan oleh pihak ternaungi, dimana keberadaan tumbuhan
LIPI menunjukkan bahwa di Pos paku yang ditemukan di pos Rowobendo-
Rowobendo-Ngagelan Taman Nasional Ngagelan Taman Nasional Alas Purwo,
Alas Purwo Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi tidak terlepas
terdiri dari 1 kelas Pteropsida; 8 Famili dari beberapa faktor lingkungan yaitu
yaitu: Blechnaceae, Thelypteridaceae, intensitas cahaya, suhu, kecepatan angin,
Schizaeaceae, Nephrolepidaceae, Pteridaceae, kelembaban udara, pH tanah serta
Woodsiaceae, Aspleniaceae, Polypodiaceae; keberadaan vegetasi alami yang ada.
13 Genus yaitu: Stenochlaena, Thelypteri, Dari 17 spesies yang ditemukan di pos
Christella, Cyclosorus, Lygodium, Rowobendo-Ngagelan Taman Nasional
Neprolephis, Acrostichum, Pytirogramma, Alas Purwo, didominasi oleh tumbuhan
Pteris, Diplazium, Athyrium, Asplenium, yang masuk dalam kelas Pteropsida
Drynaria; 17 macam spesies tumbuhan dikarenakan pengukuran faktor abiotik
paku yang tergolong dalam kelas yang didapatkan bisa dikatakan sesuai
Pteropsida. Berikut ini beberapa macam dengan kebutuhan tumbuhan paku pada
spesies hasil identifikasi dari LIPI kelas tersebut
Purwodadi yaitu: Faktor abiotik di pos Rowobendo-
Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd; Ngagelan mempunyai pH tanah rata-rata
Thelypteris sp; Lygodium circinnatum 6,6, kelembaban tanah rata-rata 27,42%,
(Burm.f.) Sw; Neprolephis cordifolia (L.) kelembaban udara rata-rata 65, memiliki
Pr; Christella sp., Acrostichum aureum temperatur rata-rata 30, intensitas cahaya
(L.) Mett; Diplazium esculentum (Retz.) ≥500 dan memiliki kecepatan angin rata-
Sw; Acrostichum aureum (L.) Mett; rata 19.2. Faktor-faktor abiotik inilah yang
Pytirogramma calomelanos (L.) Link; Pteris mendukung tumbuhnya kelas Pteropsida
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 25

di tempat tersebut. Sedangkan faktor 1. Deskripsi Tumbuhan Paku


biotik yang ada sangat mempengaruhi a. Stenochlaena palustris (Burm.f.)
spesies yang tumbuh ditempat ini, Bedd
pada lokasi penelitian ini didominasi Stenochlaena palustris (Burm.f.)
oleh pepohonan yang tumbuh seragam Bedd memiliki akar serabut menjalar,
seperti pada plot 1, plot2, plot 3, plot 4 batangnya menjalar berwarna hijau
yang didominasi oleh pohon jati yang kecoklatan dengan diameter 0,5-
tumbuhnya tidak terlalu rapat, banyak 1cm. Daun majemuk berwarna
juga tumbuh tumbuhan sirih hutan dan hijau berbentuk linear dengan
cabe jawa, sehingga di area tersebut udara masing-masing ujung mengecil atau
sedikit panas dan tanahnya kering. meruncing. Sorus terletak di bawah
Pada plot 5 merupakan area rawa daun berbentuk bulat dengan warna
yang didominasi oleh tumbuhan kecoklatan (Kinho, 2009). Tumbuhan
Acrostichum aureum (L.) Mett yang biasa paku ini bisa dimanfaatkan sebagai
disebut pakis rawa, didaerah sekitar rawa obat diare, dengan cara daun muda
terlihat rimbun dan rapat, namun tetap direbus kemudian dimakan (Boon,
terdapat pepohonan besar yang tumbuh 1999).
disekitarnya, juga tanaman semak,
sehingga di plot 5 ini bisa dikatakan b. Thelypteris sp.
rimbun dan sejuk. Plot 6 banyak Thelypteris sp. merupakan
tumbuh pohon-pohon besar, yaitu tumbuhan paku yang memiliki habitat
pohon jati, pohon besar lainnya seperti hidup pada tumbuhan lain atau paku
trembesi, dan tumbuhan semak yang epifit, berupa tumbuhan herba yang
mendominasi tempat tersebut, sehingga memiliki akar serabut. Akar terletak
udaranya dingin di tempat ini. Pada plot di sepanjang bagian bawah rimpang
7 banyak tumbuh tumbuhan semak yang yang menjalar, akar monopodial
mendominasi dan plot 7 berada di pinggir tidak bercabang, batang berupa
jalan pintu masuk Taman Nasional Alas rimpang yang tumbuhnya menjalar,
Purwo, dan udara panas di sini karena permukaan batang memiliki ramenta
pepohonan besar hanya pohon jati dan (seperti rambut atau sisik) berwarna
tumbuhnya juga berjarak, dan jarang kecoklatan, termasuk daun tunggal
juga tumbuhan besar yang lain yang dengan tangkai daun melekat pada
menaungi. Bukan hanya pepohonan dan rizhoma yang melilit pada tanaman
tanaman yang hidup di setiap plot tetapi inang (Maratus dan Minarno, 2012).
beberapa binatang juga hidup di sana
yaitu semut, burung, serangga lainnya c. Christella sp. (I)
yang membantu proses persebarab Christella sp.(II) merupakan
spora tanaman paku, bukan hanya tumbuhan paku teresterial berhabitus
binatang kecil tapi binatang besar pun herba, tingginya kurang lebih 70 cm,
hidup di sana, misalnya Banteng, Rusa, batang berupa rizhome yang di tutupi
babi hutan dan binatang yang lain yang oleh sisik berwarna coklat, daunnya
dapat merusak tumbuhan paku tersebut tersusun majemuk menyirip gasal
yang digunakan sebagai bahan makanan dengan bentuk daun memanjang,
mereka menurut info yang didapatkan daun berbentuk lanset, permukaan
dari Kepala Resort Rowobendo Bapak halus berambut dengan pangkal
Sudiro. tumpul, tepi bergerigi dengan ujung
meruncing.
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
26 ISSN 2460-1365

d. Cyclosorus sp. akar serabut bercabang-cabang


Cyclosorus sp. Merupakan secara dikotom, memiliki batang
tumbuhan teresterial di tempat yang tumbuh diatas permukaan
terbuka dan juga ada yang tumbuh tanah dengan percabangan lateral
di bawah naungan, memiliki akar (monopodial) tidak bercabang,
rimpang berserabut, batang rizhome permukaan memiliki sisik berwarna
dan tumbuhnya tegak, daun berwarna coklat, batang berair saat muda
hijau, daun majemuk dengan (terlihat pada batang ental), berkayu
kedudukan anak daun berselang setelah batang dewasa. Tinggi
seling, memiliki sorus yang letaknya tumbuhan 70cm, spora terletak pada
berada di bawah daun, bergerombol permukaan bawah daun. Tumbuhan
menutupi seluruh tepi anak daun, paku ini dimanfaatkan sebagai obat
warna sorus kuning keemasan tradisional, sebagai antimikroba yaitu
(Kinho, 2009). mempunyai potensi untuk melawan
Bacillus subtilis, Escherichia coli,
e. Christella sp (II) Salmonella typhi dan Staphylococcus
Christella sp (II) merupakan paku aureus (Wahyuni, 2013).
terestrial berhabitus herba, tinggi
kurang lebih 90cm. Batang berupa h. Lygodium circinnatum (Burm.f.)
rhizome didalam tanah, daunnya Sw.
tersusun majemuk menyirip gasal Lygodium circinnatum (Burm.f.) Sw.
dengan bentuk daun memanjang, banyak dijumpai didataran rendah,
susunan anak daunnya berhadapan hingga ketinggian 1500m, memiliki
bersilang berbentuk lanset, akar rimpang yang menjalar di
permukaan halus berambut dengan tanah dan berdaging, daun membelit
pangkal tumpul, tepi bergerigi tumbuhan lain didekatnya, tumbuhn
ujungnya meruncing, daun berwarna di tempat terbuka karena paku jenis
hijau tua sampai hijau kecoklatan. ini menyukai sinar matahari. Susunan
daun menyirip dengan bentuk menjari
f. Christella sp. (III) 2-5. Paku ini bercabang 2 dan setiap
Christella sp. (III) merupakan percabangan bercabang lagi 2. Tepi
tumbuhan paku teresterial berhabitus daun bergerigi. Di Lumajang, batang
herba, batang berupa rizhome yang tua digunakan sebagai kerajinan
yang ditutupi oleh sisik berwarna tangan, disamping itu daunnya dapat
coklat, daunnya tersusun majemuk digunakan untuk menyembuhkan
menyirip gasal dengan bentuk luka-luka (Wahyuni, 2013). di
daun memanjang, permukaan gunakan sebagai obat penawar racun
daun di bagian atas halus dengan laba-laba, gigitan ular, lipan, sengatan
pangkal tumpul, tepi bergerigi kasar hewan air (Departemen Kehutanan
ujungnya meruncing, dan permukaan dan Perkebunan, 2000).
bawahnya kasar daun berwarna hijau
tua. i. Neprolephis cardifolia (L.) Pr
Neprolephis cardifolia (L.) Pr
g. Christella dentata (forssk) ditemukan didaerah tropis, populasi
Brownsey & Jermi alaminya ditemukan didaerah barat
Christella dentata (forssk) laut Himalaya, Nephrolepis cordifolia
Brownsey & Jermi, memiliki bisa dimanfaatkan untuk dekorasi
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 27

dan tanaman hias. Rimpang berdiri berwarna kemerahan dan terdapat


tegak dan sering ditunjang oleh duri pada tangkai daunnya, Sorus
akar-akar yang panjang dan keras, terletak di seluruh permukaan bawah
permukaan batang terdapat sisik. daun fertil dengan warna coklat tua
Hidup bergerombol merumpun (Puspayanti et al, 2003). Digunakan
dengan tinggi mencapai 30cm sebagai obat tradisional, berpotensi
mengandung fitokimia antibakteri
j. Acrostichum aureum (L.) Mett (I) (Thomas, 2012),
Acrostichum aureum (L.) Mett (I)
Tumbuhan paku terestrial, memiliki l. Pytirogramma calomelanos (L.)
tinggi kurang lebih 2-3m batangnya Link
berupa rhizome, keras, berdaging Pytirogramma calomelanos (L.) Link
dan terdapat sisik-sisik berwarna Asalnya dari Amerika wilayah tropis,
coklat, daun majemuk menyirip gasal kini menyebar ke Asia wilayah tropis.
berbentuk lanset dengan susunan Hidup didaerah terbuka, tempat
anak daun berseling, anak daun berbatu-batu, lereng-lereng bukit,
berbentuk lanset, pangkalnya oval bekas-bekas tembok tua juga ditepi-
sampai runcing, bertepi rata, ujungnya tepi sungai. Tumbuhan yang masih
berlekuk, daun mudanya berwarna muda seluruh daunnya tertutup oleh
kemerahan dan terdapat duri pada sejenis tepung berwarna putih atau
tangkai daunnya (Puspayanti et al, putih kekuningan, dan pada saat daun
2003). Dimanfaatkan sebagai obat sudah dewasa tepung tersebut hanya
bisul (LIPI, 1980), sembelit, sakit ditemukan pada permukaan daun
tenggorokan, sesak nafas, luka, bagian bawah saja. Rumpunnya kecil
menjaga kesehatan kehamilan, tetapi mempunyai daun yang banyak.
penyakit kaki gajah (elephantiasis) Pada rimpang tersebut terdapat sisik
(Baltrushes, 2006), dan yang masih berwarna coklat. Tangkai daun hitam,
muda pada bagian pucuknya dapat bersisik pada pangkalnya dan bagian
dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang tak bersisik mengkilat Sporanya
menurut kepala Resort Rowobendo. menyebar di bawah permukaan
daun, Paku ini digunakan sebagai
k. Acrostichum aureum (L.) Mett (II) tanaman hias namun orang jarang
Acrostichum aureum (L.) Mett (II) menggunakannya (Lembaga Biologi
yang tumbuh di hutan bakau dan Nasional, 1979).
di lahan basah lainnya yang dapat
beradaptasi di habitat terestrial m. Pteris vitata Linn.
(Thomas, 2012) memiliki tinggi Pteris vitata Linn. berakar serabut,
kurang lebih 2-3m batangnya merupakan tanaman paku herba,
berupa rhizome, keras, berdaging hidup di tanah, dinding-dinding
dan terdapat sisik-sisik berwarna bangunan dari bahan semen,
coklat, daun majemuk menyirip bebatuan. Daun tumbuhan berwarna
gasal berbentuk lanset dengan hijau. Bentuk daunnya memanjang,
susunan anak daun berseling, anak bertepi rata, ujung daun setengah
daun berbentuk lanset, pangkalnya meruncing, daun berhadapan
oval sampai runcing, bertepi rata, bersilang, permukaan daun kasar,
ujungnya berlekuk, daun yang steril termasuk daun majemuk menyirip,
terletak dibawah, daun mudanya saat masih muda kuncup daunnya
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
28 ISSN 2460-1365

menggulung. Tangkainya panjang naungan yang menempel pada


pada permukaan terdapat rambut- tumbuhan inangnya, batang tidak
rambut halus berwarna coklat. Spora nyata karena menyatu dengan tulang
terdapat disepanjang daun, fungsinya daun, daunnya tunggal, berwarna
untuk menyerap daya arzenat hijau, ujung daun meruncing,
terbanyak yang dapat menyerap racun tepinya rata dengan permukaan
atau zat berbahaya yang terkandung yang berombak dan mengkilat. Letak
di dalam bumi (Francesconi, 2001) daun melingkar berbentuk keranjang
(sarang burung), memiliki sorus
n. Diplazium esculentum (Retz.) Sw. melekat pada garis-garis anak tulang
Diplazium esculentum (Retz.) Sw. daun yang terdapat dibawah daun
memiliki akar serabut, batang tumbuh berwarna coklat muda dan berbentuk
tegak berwarna hijau, memiliki bangun garis. Bermanfaat sebagai
permukaan licin terdapat sisik, tinggi tanaman hias (Kinho, 2009), sebagai
sekitar 90-130cm, Anak daunnya obat penyubur rambut, demam, sakit
bundar tumpul dengan tulang daun kepala, kontrasepsi, gigitan atau
yang membentuk lekukan. Anak sengatan hewan berbisa (Baltrushes,
daun yang terujung mempunyai 2006).
ujung yang lancip, daun berwarna
hijau. sorus terdapat dibagian bawah q. Drynaria sparsisora Moore
daun, dimanfaatkan sebagai sayuran, Drynaria sparsisora Moore
dapat digunakan sebagai obat tumbuhan paku epifit yang menempel
menurunkan panas badan, dapat pada inang, batang menjalar, akarnya
juga digunakan sebagai obat setelah tinggal atau rimpang, daunnya
bersalin (Lemabaga Biologi Nasional, tunggal, lonjong tepi bertoreh tajam,
1979). pertulangan menyirip berwarna
hijau. Memiliki spora berbentuk bulat,
o. Athyrium esculentum (Retz.) Sw. menempel di permukaan bawah
Athyrium esculentum (Retz.) Sw. daun dan letaknya tersebar berwarna
memiliki akar serabut bewarna coklat. bermanfaat sebagai obat sakit
coklat kehitaman, Batangnya tumbuh mata dan untuk obat diare. Akar dan
tegak, memiliki anak daun yang daun tumbuhan ini mengandung
tidak bertangkai, daun berwarna kardenofin, flavonoida, dan polifenol
hijau. Tumbuhan ini memiliki tinggi (Hovenkamp, 1998).
kurang lebih sekitar 90-130cm. Sorus
terdapat dipermukaan bawah daun SIMPULAN DAN SARAN
berbentuk seperti garis berwarna Berdasarkan penelitian dan
coklat. berhabitus ditempat lembab dilakukan identifikasi, diketahui hasil
tetapi tidak tergenang air, ditemukan inventarisasi tumbuhan paku di pos
di sekitar rawa, dimanfaatkan sebagai Rowobendo-Ngagelan Taman Nasional
sayur khususnya pada tumbuhan Alas Purwo dan dilakukan identifikasi di
yang masih muda dapat dimakan LIPI Kebun Raya Purwodadi didapatkan
(Taufiqurrahman, 2011). hasil yaitu: 1 Divisi yaitu: Pteridophyta;
1 Kelas Pteropsida; 8 Famili yaitu:
p. Asplenium nidus L Blechnaceae, Thelypteridaceae, Schizaeaceae,
Asplenium nidus L tumbuhan Nephrolepidaceae, Pteridaceae, Woodsiaceae,
paku epifit yang hidup dibawah Aspleniaceae, Polypodiaceae; 13 Genus
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
ISSN 2460-1365 29

yaitu: Stenochlaena, Thelypteri, Christella, Franzens Uniersity Graz.


Cyclosorus, Lygodium, Neprolephis, Hartini, S. 2006. Tumbuhan Paku di Cagar
Acrostichum, Pytirogramma, Pteris, Alam Sago Malintang, Sumatera
Diplazium, Athyrium, Asplenium, Drynaria; Barat dan Aklimatisasinya di Kebun
dan 17 Spesies yaitu: Stenochlaena palustris Raya Bogor. BIODIVERSITAS,
(Burm.f.) Bedd; Thelypteris sp; Lygodium 7(3), Halaman: 230-236. Pusat
circinnatum (Burm.f.) Sw; Neprolephis Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya
cordifolia (L.) Pr; Christella sp., Acrostichum Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan
aureum (L.) Mett; Diplazium esculentum Indonesia (LIPI), Bogor
(Retz.) Sw; Acrostichum aureum (L.) Mett;
Pytirogramma calomelanos (L.) Link; Pteris Holttum, R.E. 1966. A Revised Flora of
vitata Linn; Asplenium nidus L; Athyrium Malaya. Vol.II. Ferns of Malaya.
esculentum (Retz.) Sw; Cyclosorus sp; Singapore. Authority Government
Christella sp; Christella sp; Christella dentata Printing Office.
(Forssk.) Brownsey & Jermi; Drynaria Holttum, R.E. 1972. Cyatheaceae in Flora
sparsisora Moore. Malesiana. Vol. 6, Serie II. Groningen:
Wolters-Noordhoff Publishing
DAFTAR RUJUKAN Hoshizaki, B.J. and R.C. Moran. 2001.
Arini, Dwi, D, I, dan Kinho, Julianus. Fern Grower’s Manual. Revised and
2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Expanded Edition. Portland, Or.:
Paku (Pteridophyta) Di cagar Alam Timber Press.
Gunung Ambang Sulawesi Utara.
Hovenkamp, P.H., M.T.M. Bosman, E.
Balai Penelitian Kehutanan. Manado
Hennipman, H.P. Nootebom, G.
Baltrushes, N. 2006. Medical Etnobotany, RodlLinder, and M.C. Roos. 1998.
Phytochemistry, and Bioactivity of the Polypodiaceae in Flora Malesiana Vol. 3
Ferns of Mooera, French Polynesia. Series II - Ferns and Fern Allies.
(Online). http:// ucjeps . berkeley. Leiden: Rijksherbarium.
edu/ mooera / Baltrushes2006 . pdf.
Jones, D.L.1987. Encyclopaedia of Ferns.
Diakses 10 Oktober 2016
London: British Museum of Natural
Departemen Kehutanan dan Perkebunan. History.
2000. Inventarisasi, Identifikasi dan
Jamsuri. 2007. Keanekaragaman
Pemetaan Potensi Wanafarma Propinsi
Tumbuhan Paku di Sekitar Curug
Jawa Timur. Tidak dipublikasikan.
Cikaracak, Bogor, Jawa Barat. Skripsi
Laporan Akhir. Bogor: Direktorat
Tidak Diterbitkan. Universitas Islam
Pengembangan Aneka Usaha
Negeri Syarif Hidayatullah.
Kehutanan.
Khoiriyah, M. 2004. Inventarisasi Paku-
de Winter, W.P. and V.B. Amorosa
Pakuan (Pteridophyta) Sebagai
(eds.). 1992. Plant Resources of South
Sumber Belajar di Kawasan Coban
East Asia No.15 (2). Ferns and Fern
Rondo Malang. (Online), http : //
Allies. Bogor: Prosea.
library. gunadarma. ac. Id / go.
Francesconi, Kevin et all. 2001. Arsenic php? id jiptumm-gdl-s1-2004-
species in an arsenic hyperaccumulating miftahulkh-2136
fern, Pityrogramma calomelanos: a
Kinho, Julianus. 2009. Mengenal Beberapa
potential phytoremediator of arsenic-
Jenis Tumbuhan Paku Di Kawasan
contaminated soils. Austria: Karl-
Hutan Payahe Taman Nasional
Bioeksperimen
Volume 3 No.2, (September 2017)
30 ISSN 2460-1365

Aketajawe Lolobata Maluku Utara. Suraida, Susanti, T, Amriyanto, R. 2013.


Balai Penelitian Kehutanan. Keanekaragaman Tumbuhan Paku
Manado. (Pteridophyta) di Taman Hutan
Kurniawati, E, Wisanti, Fida Rachmadiarti. Kenali Kota Jambi. Prosiding
2016. Keanekaragaman Pteridophyta Semirata FMIPA Universitas
di Kawasan Hutan Wisata Air Terjun Lampung, (online),
Girimanik Kabupaten Wonogiri. Taufiqurrahman. A. N. 2011. Inventarisasi
LenteraBio, 5(1) Januari 2016: 74-78 Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di
Lembaga Biologi Nasional. 1979. Jenis Kawasan Wisata Air Terjun Tirto
Paku Indonesia. Jakarta: PN Balai Kemanten, Kecamatan Kalibaru,
Pustaka. Kabupaten Banyuwangi Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Skripsi Tidak
LIPI. 1980. Jenis Paku Indonesia. Bogor: Diterbitkan. Jember: Universitas
Balai Pustaka Jember.
Patria, N, K; Fauzi, M; Pudjiadi; Masudah; Thomas, Toji. 2012. In Vitro Evaluation Of
Sulastini, D; Suryaningsih, R. 2003. Antibacterial Activity Of Acrostichum
Buku Informasi Taman Nasional aureum Linn. Post Graduated and
Alas Purwo. Banyuwangi: Direktorat Research Departement Of Botany.
Jendral Perlindungan dan Konservasi India
Alam. Departemen Kehutanan dan
Perkebunan. Tjitrosoepomo, Gembong. 1991. Taksonomi
Tumbuhan (Schyzophyta, Thallophyta,
Puspitayanti, N M, Tellu, H A T, dan Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta:
Suleman, S M. 2013. Jenis-jenis Gadjah mada University press.
Tumbuhan Manggrove Di Desa Lebo
Kecamatan Parigi Moutong dan Wahyuni, Tri. 2013. Identifikasi dan
Pengembangannya Sebagai Media Inventarisasi Keanekaragaman
Pembelajaran. E-jipbiol Vol 1: 1-9 Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di
Wisata Taman Botani Sukorambi
Romaidi, Maratus, S, dan Minarno, Jember Sebagai Buku Suplemen
B, E. 2012. Jenis-jenis Paku Epifit Biologi SMA. Skripsi Tidak
dab Tumbuhan Inangnya Di Tahura Diterbitkan. Jember: Universitas
Ronggo Soeryo Cangar. El-Hayah Vol Jember
3. Malang.

Anda mungkin juga menyukai