Oleh :
Septi Melia Hani (B1A0160**)
Wiwit Nur Afifah (B1A016060)
Hasan Hariri (B1A0160**)
Heksa (B1A0160**)
Kating (B********)
Rombongan : I
Kelompok : 1
Asisten : Rahmi Mutia Mawardi
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. Materi
Alat yang digunakan pada saat praktikum morfologi anggrek adalah lembar
kerja, alat tulis dan kamera.
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah anggrek Phalaenopsis sp.,
Dendrobium sp.
B. Metode
A. Hasil
Gambar 3.1 Dendrobium sp.
Gambar 3.2 Phalaenopsis sp.
B. Pembahasan
Praktikum kali ini mengamati 2 spesies anggrek dari genus yang berbeda
yaitu Dendrobium sp. dan Phalaenopsis sp. Deskripsi dan perbedaan dari ketiga
anggrek tersebut adalah :
1. Dendrobium sp.
Menurut APG III (2009), klasifikasi botani anggrek Dendrobium sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendrobium sp.
Anggrek Dendrobium yang merupakan anggota keluarga anggrek dengan
total 20.000 spesies dari 900 negara, menduduki peringkat kedua terbesar setelah
anggrek bulan. Dendrobium memiliki daun berbentuk lanset, lanset ramping dan
lanset membulat dengan ukuran dan ketebalan bervariasi. Daun keluar dari ruas
batang dan setiap ruas muncul 1-2 helai dengan posisi daun berhadap-hadapan atau
berpasangan. Namun beberapa spesies letak daun duduk berhadapan dalam satu ruas.
Dendrobium selama 1 siklus hidupnya Dendrobium mengalami 2-3 periode
pertumbuhan, yaitu vegetatif, generatif dan beberapa spesies serta dormansi dengan
lama setiap periode tergantung spesies dan habitatnya (Trubus, 2005).
Dendrobium memiliki pola pertumbuhan batang tipe simpodial yaitu
pertumbuhan ujung batang lurus ke atas dan terbatas. Pertumbuhan akan terhenti
setelah mencapai titik maksimal yang selanjutnya tunas atau anakan baru keluar dari
akar rimpang dan tumbh membesar. Batang umumya beruas-ruas dengan panjang
yang hampir sama. Dendrobium yang bagus yaitu yang berbatang segar, berdasar
hijau, dan jika ditekan tidak gembos. Anggrek epifit yang simpodial biasanya
memiliki umbi semu atau Pseudobulb. Berdasarkan pengamatan batang dendrobium
tampak mengembung seperti umbi atau bulbulus. Umbi tersebut berfungsi untuk
menyimpan cadangan air dan makanan. Sebenarnya umbi tersebut bukan umbi yang
sesungguhnya tetapi hanya batang yang membesar (Trubus, 2005).
Anggrek Dendrobium memiliki akar lekat atau akar substrat dan akar udara.
Fungsi akar lekat digunakan sebagai penahan tanaman, sedangkan akar udara untuk
kelangsungan hidup tanaman. Akar terbungkus jaringan berbentuk seperti bunga
karang dan menempel pada batang tanaman lain. Bagian akar itu mendatar mengikuti
bentuk permukaan batang yang ditempeli, dengan sejumlah rambut akar pendek-
pendek menghiasi bagian akar. Akar sehat pada anggrek Dendrobium berwarna putih
tebal, di bagian ujung akar aktif berwarna hijau cerah, akarnya panjang, jumlah
banyak, dan bagian ujung meruncing (Trubus, 2005).
Bunga pada Anggrek Dendrobium, memilik sepal berwarna cerah, berjumlah
3 helai berbentuk lanset, meruncing atau bulat dan ukuran bervariasi. Sepal tengah
disebut dengan sepallum dorsalis atau kelopak punggung. Sementara dua sepal
samping disebut sepal lateralis atau kelopak samping. Petal berjumlah tiga helai
dengan petal ketiga merupakan bagian yang menyatu dan membentuk bibir bunga.
Petal umumnya berbentuk lebih bulat dan lebih besar serta bertekstur halus
dibanding sepal. Warna petal hampir sama dengan sepal kecuali pada petal yang
berbentuk bibir bunga warnanya lebih cerah. Bibir (labellum) merupakan
perkembangan dari petal ketiga. Tugu Bunga (coloumn) merupakan tempat
berkumpulnya atau wadah alat kelamin bunga. Tugu terletak dibagian tengah antara
jantan dan betina. Polen (alat kelamin jantan) berjumlah 4, tersusun dalam 2
rostellum kecil dan berbentuk bulat. Ukuran beragam mulai besar, kecil, bahkan
sangat halus. Polania berwarna pucat hingga kuning cerah yang muncul pada bagian
atas tugu. Putik (alat kelamin betina) berada di balik dalam tugu. Ovari (bakal buah)
(Trubus, 2005).
2. Phalaenopsis sp.
Klasifikasi anggrek Phalaenopsis menurut APG III (2009) yaitu:
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Phalaenopsis
Spesies : Phalaenopsis sp.
Daun biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang, khas daun
monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air. Bentuk
daunnya merupakan bentuk roset, cirinya daun mengimpit batang atau pangkal daun
di bagian atasnya (Darmono, 2006).
Anggrek ini termasuk dalam anggrek epifit dan batangnya tumbuh baik,
seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan
berlebihan. Pertumbuhan batang bersifat "memanjang" (monopodial) yaitu hanya
memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung
batang, memiliki akar serabut, dan karena Phalaenopsis sp. jenis epifit yaitu
mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,
namun tidak merugikan pohon inang. Akar-akarnya berwarna putih dan berbentuk
bulat memanjang serta terasa berdaging (Darmono, 2006).
Bunganya berbentuk khas dan tersusun majemuk, melekat pada tangkai
bunga yang memanjang dan muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral.
Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga
(sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk
semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang
sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari
berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang
harus dibuka oleh serangga penyerbuk dan membawa serbuk sari ke mulut putik.
Bunga dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih (Darmono, 2006).
Tipe anggrek bermacam-macam berdasarkan habitatnya yaitu terestrial,
saprofit, litofit, amoebofit, epifit dan anggrek yang hidup di air atau rawa-rawa.
Menurut HBO (2011), berdasarkan tempat tumbuh dan habitatnya tanaman anggrek
dapat dibedakan menjadi lima pengelompokan jenis, yaitu:
1. Anggrek epifit (ephytis) adalah jenis anggrek yang menumpang pada
batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan tanaman yang ditumpangi
(tanaman inang). Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan
akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara. Anggrek epifit
membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Di habitat aslinya, anggrek ini kerap
menempel di pohon-pohon besar dan rindang. Contoh anggrek epifit antara lain
Dendrobium, Cattleya, Ondocidium, dan Phalaenopsis.
2. Anggrek semi epifit adalah jenis anggrek yang juga menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi. Pada anggrek semi
epifit, selain untuk menempel pada media, akar lekatnya juga berfungsi seperti
akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang. Contoh anggrek
semi epifit antara lain Epidendrum, Leila, dan Brassavola.
3. Anggrek tanah (anggrek terrestris) adalah jenis anggrek yang hidup di atas
permukaan tanah. Anggrek jenis ini membutuhkan cahaya matahari penuh atau
cahaya matahari langsung. Contoh anggrek teresterial antara lain Vanda,
Renanthera, Arachnis, dan Aranthera.
4. Anggrek saprofit adalah anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung
humus atau daun-daun kering. Anggrek saprofit dalam pertumbuhannya
membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh jenis ini antara lain: Goodyera sp.
5. Anggrek litofit adalah jenis anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Anggrek
jenis ini biasanya tumbuh dibawah sengatan cahaya matahari penuh. Contoh jenis
ini antara lain Dendrobium dan Phalaenopsis.
Akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah dengan
ujung akar yang meruncing, licin dan sedikit lengket. Akar anggrek dalam keadaan
kering akan tampak berwarna putih keperakan pada bagian luarnya dan hanya pada
bagian ujung akar saja yang berwarna hijau atau keunguan. Akar yang telah tua
menjadi coklat dan mengering. Akar anggrek berfungsi mengambil, menyerap dan
mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Fungsi lainnya adalah untuk
menempelkan diri pada tempat atau media tumbuh (Gunawan, 1992).
Anggrek epifit tidak mengambil nutrien dari tumbuhan inangnya, tetapi
hanya menyerap nutrien dari kulit kayu yang telah mati atau dari lingkungan di
sekitarnya. Selain akar lekat, anggrek memiliki akar udara yang berfungsi menyerap
air dan unsur-unsur hara. Sebagian anggrek memiliki akar udara yang berfungsi
menyerap air dan udara. Akar ini juga berfotosintesis karena mengandung butiran
klorofil. Rambut akarnya pendek-pendek dan bersifat dorsiventral, yaitu dapat
dibedakan bagian perut dan punggung akar. Bagian perut merupakan bagian yang
menenpel dan memiliki rambut-rambut akar, sementara bagian dorsal merupakan
bagian yang terkena sinar matahari, tidak memiliki rambut akar, lebih cerah, serta
mempunyai vilamen dan mikorisa di bawah sel-sel epidermisnya (Ernawati, 1992).
Akar anggrek mempunyai velamen yang terdiri dari beberapa lapisan sel (sel-
sel korteks) yang berongga dan transparan. Velamen itu merupakan lapisan
pelindung pada sistem saluran akar. Lapisan sel itu berfungsi melindungi akar dari
kehilangan air selama proses penguapan. Velamen menyerap air dan melindungi
bagian dalam akar, serta membantu melekatnya akar pada benda yang
ditumpanginya. Air atau hara yang langsung mengenai akar akan diaborsi oleh
velamen dan ujung akar. Namun, hanya air dan hara yang melalui ujung akar yang
dapat disalurkan ke dalam jaringan tanaman (Lestari, 2010).
Menurut Yusnita (2004), berdasarkan pola pertumbuhan batangnya, tanaman
anggrek dibedakan menjadi dua tipe, yakni tipe simpodial dan monopodial.
a. Anggrek simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama. Bunganya
keluar dari ujung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan
atau tunas baru berikutnya, hanya anggrek jenis Dendrobium yang berbunga lewat
sisi-sisi batangnya. Contoh anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium,
Cattleya, Oncidium, dan Cymbidium. Biasanya anggrek tipe simpodial ini bersifat
epifit.
b. Anggrek monopodial adalah anggrek yang pertumbuhan batangnya lurus ke atas
pada satu batang tanpa batas. Bunganya keluar dari sisi batang di antara dua
ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial ini antara lain Vanda, Arachnis,
Renanthera, Phalaenopsis, dan Aerides.
Daun anggrek memiliki bentuk, ukuran dan ketebalan yang berbeda-beda
tergantung species dan genusnya. Bentuk daun ada yang bulat panjang, seperti
pensil, lebar atau sempit seperti palem, berdaging tipis atau tebal, permukaaan halus
atau kasar, bahkan ada jenis anggrek yang tidak berdaun. Tulang daun anggrek
sejajar dengan helaian daun. Susunan daun berselang seling atau berhadapan
(Lestari, 2010).
Menurut tipe daunnya, anggrek digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kelompok evergreen (tipe daun tetap segar/hijau), yaitu anggrek yang helaian
daunnya tidak gugur serentak.
2. Kelompok decidous (tipe gugur), yaitu semua helaian daun akan gugur dan
tanaman mengalami fase istirahat, kemudian ditempat daun ini akan muncul
bunga (Widiastoety, 2014).
Pada tanaman anggrek, bentuk daun sangat tergantung dari jenisnya.
Beberapa bentuk daun anggrek adalah sebagai berikut :
a. Bentuk silindris.
Bentuk daunnya panjang dan tumpul mirip pensil. Daun seperti ini dijumpai
pada anggrek “Vanda potlod” atau “Vanda hookeriana”.
b. Bentuk talang.
Helaian daun yang kiri dan kanan membentuk sudut, sehingga bentuk daunnya
menyerupai talang. Anggrek jenis Aerides, Ascocentrum, Rhynchostylis adalah
sebagian jenis anggrek yang memiliki bentuk daun menyerupai talang.
c. Bentuk sendok.
Bentuk daunnya lonjong dan memanjang serta relative tidak ada lekukan (datar).
Daun seperti ini bisa dilihat pada jenis anggrek Cattleya atau Bulbophyllum.
d. Bentuk daun bertunggangan.
Daun mengimpit batang atau bagian pangkal daun diatasnya. Bentuk helaian
daunnya melebar ke arah ujung. Bentuk daun yang bertunggangan ini terdapat
pada anggrek Phalaenopsis dan Oberonia (Widiastoety, 2014).
Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada
satu karangan dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Karangan bunga pada
beberapa spesies letaknya terminal, sedangkan pada sebagian besar letaknya aksilar.
Bunga anggrek memiliki beberapa bagian utama yaitu sepal (daun kelopak), petal
(daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovarium (bakal buah). Sepal
anggrek berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas disebut sepal dorsal, sedangkan dua
lainnya disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal pertama dan
kedua letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi
labellum (bibir). Pada Labellum terdapat gumpalan-gumpalan yang mengandung
protein, minyak dan zat pewangi. Warna bunga tananam anggrek sangat bervariasi
dan berfungsi untuk menarik serangga hinggap pada bunga untuk mengadakan
polinasi (penyerbukan). Berdasarkan beberapa laporan, lebah madu merupakan
serangga pollinator yang umum pada tanaman anggrek (Suhendar, 2005).
Column (tugu) yang terdapat pada bagian tengah bunga merupakan tempat
alat reproduksi jantan dan alat reproduksi betina. Ujung columnya terdapat anter atau
kepala sari yang merupakan gumpalan serbuk sari atau pollinia. Pollinia tertutup
dengan sebuah cap (anther cap). Stigma (kepala putik) terletak di bawah rostellum
dan menghadap ke labellum. Ovarium bersatu dengan dasar bunga dan terletak di
bawah colum, sepal dan petal (Lestari, 2010).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran