B. Tujuan
1. Mempelajari dan mempraktekkan cara budidaya anggrek dalam
pot/kompot.
2. Mengkaji pemilihan media tanam dan pupuk untuk pertumbuhan tanaman.
C. Tinjauan Pustaka
Dendrobium berasal dari kata “dendros” yang berarti pohon dan
“bios” yang berarti hidup. Dendrobium dapat diartikan sebagai anggrek yang
tumbuh di pohon yang masih hidup. Anggrek ini memiliki sekitar 1.400
spesies yang tersebar di seluruh dunia, diantaranya Jepang, Cina, India,
Semenanjung Malaka, Indonesia, Pulau Papua, dan Australia (Parnata, 2005).
Secara umum sistematika tanaman anggrek Dendrobium menurut
Yusnita (2010), dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendrobium antenatum.
1
2
menempel di pohon yang cukup rindang dan menyukai tempat yang teduh
serta lembab, terutama di hutan basah dengan curah hujan 1.500-2.000
mm/tahun. Anggrek ini membutuhkan sedikit cahaya matahari (12.000-
20.000 lux) sebagai penunjang hidupnya karena tidak tahan terhadap
kekeringan. Kelembaban udara yang diperlukan rata-rata 70-80% dengan
suhu udara hangat di bawah 29 oC (Puspitaningtyas & Mursidawati, 2010).
Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair, mudah sekali
larut pada tanah, dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan diantaranya,
pupuk tersebut mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme jarang
terdapat dalam pupuk organik padat dalam bentuk kering. Pupuk organik cair
adalah larutan yang berasal dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair adalah
secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian
hara, dan mampu menyediakan hara yang cepat. Dibandingkan dengan pupuk
anorganik cair, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan
tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk organik
cair juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke
permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman (Hadisuwito, 2007).
Media tumbuh bagi bibit merupakan lingkungan baru dalam proses
aklimatisasi. Media tumbuh yang baik bagi anggrek (family Orchidaceae)
harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain tidak cepat melapuk dan
terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai
aerasi dan drainase yang baik secara lancar, mampu mengikat air dan zat-zat
hara secara optimal, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar,
untuk pertumbuhan anggrek dibutuhkan pH media 5-6, ramah lingkungan
serta mudah didapat dan relatif murah.
Menurut Suradinata et al. (2012), media tanam campuran sphagnum
moss dengan arang kayu memiliki daya pegang air yang paling tinggi,
sehingga kelembapan dan ketersediaan air dapat terjaga dengan baik, namun
5
penggunaan media yang memiliki daya pegang air tinggi di daerah yang
memiliki curah hujan yang tinggi akan memacu pertumbuhan jamur dan
pembusukan pada akar tanaman. Spagnum merupakan tanaman yang
memiliki nilai jual ekonomi, karena digunakan sebagai tempat
perkecambahan dan sebagai media pertumbuhan anggrek.
Media tumbuh dan teknik penanaman merupakan faktor penting
dalam proses aklimatisasi. Diperlukan media yang mempermudah
pertumbuhan akar dan menyediakan hara yang cukup bagi plantlet. Respon
pertumbuhan tanaman anggrek hitam hasil kultur in vitro berdasarkan
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, dan persentase hidup
menunjukkan hasil yang baik yaitu pada media moss, pakis, dan campuran
arang dan serabut kelapa, sedangkan pada media arang menunjukan hasil
yang tidak baik. Pakis yang digunakan adalah pakis yang tua. Ciri pakis tua
warnanya hitam, kering dan ringan. Pakis lebih menyerap air dibandingkan
dengan arang, maka frekuensi penyiraman dapat dikurangi, kerugiannya
apabila terlalu sering disiram pakis cepat lapuk dan mudah mengundang
cendawan.
Sabut kelapa banyak digunakan dalam penanaman bunga anggrek.
Sabut kelapa yang digunakan adalah sabut kelapa tua yang dicirikan dengan
warnanya yang telah coklat. Sifat sabut kelapa mudah busuk yang artinya
anda harus lebih sering mengganti media tersebut. Pemakaian sabut kelapa di
daerah banyak hujan dan kelembabannya cukup tinggi tidak dianjurkan
karena sifatnya yang lebih menyerap air dan dapat menyebabkan kebusukan
akar pada tanaman anggrek. Umumnya anggrek lebih menyukai media
tumbuh yang berongga yang memberikan ruang respirasi yang bagus.
Media tanam yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman
yang ingin ditanam karena media tanam harus dapat menjaga kelembaban
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara. Keadaan yang demikian memungkinkan bibit
anggrek untuk tumbuh pada media yang lebih keras hingga nantinya kuat
menompang tubuh bibit anggrek, salah satu contohnya media arang kayu.
6
E. Cara Kerja
1. Memilih bibit yang pertumbuhannya sehat.
2. Mengeluarkan bibit dari botol, mengisi botol dengan air kemudian
mengeluarkan bibit anggrek menggunakan pinset.
3. Mencuci bibit anggrek agar bersih dari agar-agar.
4. Merendam bibit dengan fungisida kemudian meniriskannya.
5. Menyimpan media tanam berupa 1/3 bagian bawah pot diisi dengan
pecahan genting lalu 2/3 bagian sisanya diisi dengan moss.
6. Menanam bibit anggrek ke dalam pot.
7. Menutup pot dengan plastik yang telah dilubangi dan diberi karet.
9
8. Menyusun pot pada rak-rak secara mendatar agar sirkulasi udara tetap
terjaga.
9. Melakukan penyiraman secara rutin.
F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil pengamatan tinggi tanaman (cm)
Dendrobium sp Phalaenopsis sp Cattleya sp Vanda sp
P
M P M+P M P M+P M P M+P M P M+P
1 3,6 5 4 4 2,7 3 3,3 5 5 3,6 3 6
2 3,3 5 4 3,6 3 4 3,8 4 5 3,1 4 5
3 3,6 6 3 4,3 2,6 6 4,6 4 5 4,6 4 7
Rerata 3,5 5,3 3,7 4 2,8 4,3 3,9 4,3 5 3,7 3,7 6
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019
Tabel 1.2 Hasil pengamatan jumlah daun (helai)
Dendrobium sp Phalaenopsis sp Cattleya sp Vanda sp
P
M P M+P M P M+P M P M+P M P M+P
1 3,6 5 4 4 2,7 3 3,3 5 5 3,6 3 6
2 3,3 5 4 3,6 3 4 3,8 4 5 3,1 4 5
3 3,6 6 3 4,3 2,6 6 4,6 4 5 4,6 4 7
Rerata 3,5 5,3 3,7 4 2,8 4,3 3,9 4,3 5 3,7 3,7 6
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019
Tabel 1.3 Hasil pengamatan jumlah akar (cabang)
Dendrobium sp Phalaenopsis sp Cattleya sp Vanda sp
P
M P M+P M P M+P M P M+P M P M+P
1 5,3 6 3 5,6 2,3 1 4,3 3 3 2,6 3 3
2 5 6 5 3,3 2,3 3 3 2 3 2 4 3
3 6,6 6 6 5,6 3,6 3 3,6 2 4 2,3 3 3
Rerata 5,6 6 4,6 4,8 2,7 2,3 3,6 2 3,3 2,3 3 3
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019
Keterangan :
M : Moss
P : Pakis
M+P : Moss + Pakis
10
G. Pembahasan
Anggrek termasuk dalam famili orchidaceae yang mempunyai 800
genera dan 25 000 spesies. Tanaman ini terdiri dari tanaman monokotil, herba
dan tahunan. Daya tarik tanaman anggrek adalah keindahan bentuk bunga dan
warna yang beraneka ragam sehingga tidak menimbulkan rasa bosan bagi
pecintanya (Mattjik 2010 dalam Fauziah, 2014). Variasi yang ada pada
anggrek terletak pada bentuk bunga, ada yang mirip kalajengking (Arachnis),
kupu-kupu (Phalaenopsis) dan kantung (Paphiopedilum), selain itu jumlah
kuntum, ukuran dan warna kuntum juga terlihat keragaman yang cukup
banyak serta keragaman pada bentuk daun serta batangnya (pseudobulb)
(Purwantoro, 2005).
Media tanam yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman
yang ingin ditanam karena media tanam harus dapat menjaga kelembaban
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara. Keadaan yang demikian memungkinkan bibit
anggrek untuk tumbuh pada media yang lebih keras hingga nantinya kuat
menompang tubuh bibit anggrek. Respon pertumbuhan tanaman anggrek
hitam hasil kultur in vitro berdasarkan parameter tinggi tanaman, jumlah
daun, warna daun, dan persentase hidup menunjukkan hasil yang baik yaitu
pada media moss, pakis, dan campuran arang dan serabut kelapa, sedangkan
pada media arang menunjukan hasil yang tidak baik. Pakis yang digunakan
adalah pakis yang tua. Ciri pakis tua warnanya hitam, kering dan ringan.
Pakis lebih menyerap air dibandingkan dengan arang, maka frekuensi
penyiraman dapat dikurangi, kerugiannya apabila terlalu sering disiram pakis
cepat lapuk dan mudah mengundang cendawan.
Menurut Suradinata et al. (2012), media tanam campuran sphagnum
moss dengan arang kayu memiliki daya pegang air yang paling tinggi,
sehingga kelembapan dan ketersediaan air dapat terjaga dengan baik, namun
penggunaan media yang memiliki daya pegang air tinggi di daerah yang
memiliki curah hujan yang tinggi akan memacu pertumbuhan jamur dan
pembusukan pada akar tanaman. Menurut Rochefort (2000), sphagnum
11
tetap terjaga, aerasinya baik, selain itu moss juga mengandung unsur hara N
yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Penyimpangan ini dapat terjadi
karena disebabkan oleh perawatan terhadap tanaman dengan media moss +
pakis yang tidak maksimal, seperti penyiraman yang kurang.
Berdasarkan hasil pengamatan anggrek Phalaenopsis sp. diperoleh
data rerata tinggi tanaman tertinggi pada media moss sebesar 2,9 cm, rerata
jumlah daun terbanyak pada media moss + pakis sebanyak 4,3 helai, dan
rerata jumlah akar terbanyak pada media moss yaitu 4,8 cabang. Pada
parameter tinggi tanaman dan jumlah akar menyimpang dari teori. Hal ini
dikarenakan kurangnya penyiraman pada media moss + pakis yang
menyebabkan unsur hara tidak terserap secara maksimal oleh tanaman
sehingga tinggi tanaman dan jumlah akar yang tumbuh lebih sedikit
dibandingkan dengan media tanam yang lain. selain itu, juga disebabkan oleh
intensitas cahaya yang kurang sehingga hormon auksin yang memacu
pemanjangan batang tidak bekerja secara maksimal.
Pada pengamatan anggrek Cattleya sp. diperoleh data rerata tinggi
tanaman tertinggi pada media moss sebesar 4,7 cm, rerata jumlah daun
terbanyak pada media moss + pakis sebanyak 5 helai, dan rerata jumlah akar
terbanyak pada media moss yaitu 3,6 cabang. Parameter tinggi tanaman dan
jumlah akar tidak sesuai teori, dikarenakan kurangnya penyiraman pada
media moss + pakis yang menyebabkan unsur hara tidak terserap secara
maksimal oleh tanaman sehingga tinggi tanaman dan jumlah akar yang
tumbuh lebih sedikit dibandingkan dengan media tanam yang lain. selain itu,
juga disebabkan oleh intensitas cahaya yang kurang sehingga hormon auksin
yang memacu pemanjangan batang tidak bekerja secara maksimal.
Berdasarkan pengamatan anggrek Vanda sp. diperoleh data rerata
tinggi tanaman tertinggi pada media moss + pakis sebesar 5,6 cm, rerata
jumlah daun terbanyak pada media moss + pakis sebanyak 6 helai, dan rerata
jumlah akar terbanyak pada media pakis dan moss + pakis yaitu 3,6 cabang.
Hal ini sudah sesuai dengan tepri bahwa media tanam yang baik untuk
anggrek yaitu media moss + pakis karena campuran antara kedua media ini
13
memiliki daya pegang air yang baik sehingga kebutuhan air dan kelembaban
dapat terjaga, media moss juga mengandung unsur hara N yang
mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman, perawatan pada media ini
dilakukan dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman optimal.
H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa cara
budidaya tanaman anggrek dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan bibit
dari botol, menghilangkan agar yang masih menempel, menanam anggrek
dalam pot dengan media tanam yang ditentukan, dan melakukan perawatan
secara rutin. Media tanam yang baik digunakan untuk anggrek yaitu
campuran antara media moss + pakis.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jenny, Rondonuwu J, Pioh DD. 2009. Kebutuhan Hara Tanaman Hias Anggrek.
Soil Environment. 7(1): 73-79.