B. Tujuan
Melakukan pemeliharaan tanaman buah naga.
C. Tinjauan Pustaka
Menurut Khairunnas & Tety (2011), buah naga (Dragon Fruit)
merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di
Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau.
Menurut Mahmudi (2011), buah ini memiliki bentuk yang sangat unik dan
cukup memikat untuk dilihat. Bentuk fisiknya mirip dengan buah nanas
hanya saja buah ini memiliki sulur pada kulitnya. Buah naga berwarna merah
jambu dengan daging buah berbagai jenis antara lain berwarna putih, kuning
dan merah dengan biji kecil berwarna hitam yang sangat lembut dan lunak.
Klasifikasi buah naga tersebut sebagai berikut (Mello et al., 2015).
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus undatus ( buah naga daging putih)
: Hylocereus polyrhizus ( buah naga daging merah)
: Hylocereus costaricensis (buah naga daging super merah)
74
75
seperti sisik naga. Beratnya kira-kira 400-650 gr. Buah naga mempunyai
daging buah seperti buah kiwi. Buah naga tergolong buah batu yang
berdaging dan berair. Bentuk buah bulat agak memanjang atau bulat agak
lonjong. Kulit buah ada yang berwarna merah menyala, merah gelap. dan
kuning, tergantung dari jenisnya. Kulit buah tebalnya 4 mm. Di sekujur
kulitnya dihiasi dengan jumbai agak tebal, yaitu sekitar 3 jumbai menyerupai
sisik-sisik ular naga. Daging buah berserat sangat halus dan di dalam daging
buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat banyak dan berukuran sangat
keeil. Daging buah ada yang berwarna merah, putih. dan kuning, tergantung
dari jenisnya Daging buah bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit masam
(Cahyono, 2009).
Tanaman buah naga tumbuh dengan baik didaerah yang memiliki
curah hujan 2000 mm/ tahun. Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi
kering dibandingkan basah (lembab). Tetapi buah naga masih dapat tumbuh
pada curah hujan yang tinggi (sekitar 1.000- 1.300 mm/tahun. Pertumbuhan
tanaman buah naga memerlukan Intensitas matahari penuh yang dibutuhkan
sekitar 80%. ), suhu udara ideal untuk tanman buah naga berkisar 26-36o C.
dengan kelembaban 70- 90%. Tanaman buah naga dapat tumbuh baik pada
tanah yang relatif kurang subur (bahkan pada tanah berbatu), pada tanah yang
bereaksi relatif masam sampai pada tanah bergaram dan tahan terhadap
kekurangan air. Tanaman buah naga dapat tumbuh baik pada kondisi air tanah
mendekati titik layu (wilting point) (Setyowati, 2008).
Ketinggian tempat untuk pembudidayaan buah naga merah dan putih
yaitu dataran rendah sampai medium yang berkisar 0 m – 500 m dari
permukaan laut, yang ideal adalah kurang dari 400 m dpl. Di daerah pada
ketinggian di atas 500 m dpl, buah naga merah dan putih masih dapat tumbuh
dengan baik dan berbuah, namun buahnya tidak lebat dan rasa buah kurang
manis. Untuk buah naga kuning, ketinggian tempat yang cocok untuk
pertumbuhan dan berproduksinya adalah di atas 800 m dpl (Cahyono, 2009).
Penanaman buah naga dilakukan dengan stek batang. batang buah
naga dipilih yang sehat dan kuat untuk kemudian dipotong dan ditanam di
77
tanah. Penanaman stek buah naga tidak memerlukan prosedur yang rumit.
Biasanya stek akan tumbuh akar dengan sendirinya apabila berada di tanah
yang cukup lembab. Setelah ditanam, tanaman membutuhkan perawatan
intensif agar dapat tumbuh hingga berproduksi dengan baik. Ada dua masa
yang akan dilalui tanaman hingga dapat berproduksi, yaitu masa vegetatif dan
masa generatif. Masa vegetatif merupakan masa pertumbuhan organ
perakaran dan percabangan. Buah naga membutuhkan bentuk percabangan
yang baik dengan jumlah cabang tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Sementara masa generatif merupakan masa menjelang berbunga atau
berbuah. Masa generatif ini sangat erat kaitannya dengan vegetatif. Masa
generatif muncul setelah pertumbuhan tunas cabang atau batang sudah
menjadi sangat lambat atau berhenti. Bila pertumbuhan tanaman masih terlalu
subur atau masa vegetatif masih berlangsung maka masa generatif dapat
tertunda. Oleh karena itu, diperlukan perlakuan tertentu agar masa vegetatif
dapat diatur sehingga tanaman dapat memasuki masa generatif. Pengamatan
secara rutin sangat diperlukan agar produksi buah naga dapat dipercepat.
Dalam budidaya tanaman buah naga di kebun diperlukan beberapa
tindakan perawatan di antaranya ialah penyulaman, pengikatan dan
pengaturan letak, pemupukan dan pembubunan, pemangkasan, serta
penyeleksian bunga dan calon buah. Penyulaman sangat diperlukan dalam
pembudidayaan tanaman agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi
mencapai optimal. Biasanya penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam.
Penyulaman merupakan tindakan mengganti tanaman yang mati, busuk pada
pangkal batang, tidak tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya. Umumnya pada
budidaya buah naga, sering terjadi busuk pangkal batang stek. Stek demikian
harus segera diganti dengan stek yang baru. Demikian juga dengan stek yang
mati atau yang tidak tumbuh, harus diganti. Stek – stek tersebut dicabut, lalu
stek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada proses penanaman. Namun,
sebelum dilakukan penanaman bibit stek, lubang tanamnya perlu ditaburkan
kapur atau belerang, sedangkan pangkal bibit dioles dengan fungisida
Ridomil.
78
disebabkan tanaman buah naga merupakan jenis tanaman kaktus yang sangat
banyak membutuhkan hara untuk hidupnya, tetapi pemberiannya harus
seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Untuk menghasilkan
buah yang baik dan sesuai persyaratan ukuran diperlukan unsur hara yang
seimbang. Unsur hara ini diperoleh dan disediakan oleh media tumbuhnya
berupa tanah. Namun, sayangnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah
tidak selamanya sesuai jumlah yang dibutuhkan tanaman. Oleh karena itu,
untuk memenuhi ketersediaan unsur hara dibutuhkan penambahan pupuk.
Jenis pupuk yang diberikan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman.
Bahkan jumlah dan cara pemberiannya berbeda-beda sesuai pertimbangan
ekonomis maupun perlakuan terhadap tanaman buah naga. Setiap petani
memiliki cara tersendiri dalam melakukan pemupukan karena disesuaikan
dengan kondisi lahan maupun tenaga yang ada. Pemberiannya dapat
dilakukan secara bertahap sesuai umur tanaman. Namun, dapat saja
pemberian pupuknya dilakukan karena tanaman sudah menunjukkan gejala-
gejala kekurangan unsur hara tertentu. Pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali
setahun, dengan pemberian pupuk kandang dengan interval waktu 3 bulan
sekali sebanyak 5 – 10 kg masing-masing tiang pada awal tanam. Setelah
tanaman mulai dewasa maka pemberian pupuk ditingkat menjadi 10 – 20 kg
per tiang.
Ketika tanaman buah naga awal ditanam pupuk yang digunakan
haruslah banyak mengandung unsur N (Nitrogen). Unsur N akan merangsang
tumbuhnya akar sehingga tanaman dapat tumbuh dengan kokoh. Ketika akar
tanaman sudah mulai berkembang maka penggunaan unsur P pada tanaman
harus lebih banyak untuk mempercepat pertambahan panjang pada tanaman
dan merangsang tumbuhnya tunas baru. Sedangkan untuk tanaman buah naga
yang sudah mulai menghasilkan buah, dianjurkan untuk menggunakan pupuk
yang memiliki kandugan unsur P dan K yang tinggi.
Penyiraman buah naga hanya perlu dilakukan apabila hujan tidak
turun. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari setiap dua hari sekali.
Perlu diperhatikan bahwa buah naga merupakan tanaman yang sensitif
80
biasa disebut siwing. Kriteria ketiga adalah cabang yang telah berumur lebih
dari dua tahun, dan kriteria keempat adalah sulur-sulur yang terhalang
mendapatkan sinar matahari. Pemangkasan pada buah naga terdiri dari
pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemiliharaan. Pemangkasan bentuk
bertujuan agar tidak ada percabangan pada batang utama. Pemangkasan
bentuk dilakukan ketika tanaman masih menjalar pada tiang. Ketika tanaman
telah mencapai roda (puncak tiang), maka dilakukan pemotongan batang
utama sehingga terbentuk cabang pada batang utama. Berbeda dengan
pemangkasan bentuk, pemangkasan pemiliharaan bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan
dengan cara memotong ujung cabang yang telalu panjang sehingga dapat
merangsang tumbuhnya tunas ke arah samping dan tanaman dapat
memfokuskan unsur hara yang diperoleh untuk proses pembungaan dan
perkembangan buah. Pemangkasan pemeliharaan juga dilakukan untuk
mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman dengan cara
memotong bagian tanaman yang terserang kemudian menguburnya
(Kristriandini, 2016).
E. Cara Kerja
1. Membersihkan lahan sekitar tanaman buah naga.
82
F. Hasil Pengamatan
Tabel 7.1 Hasil pengamatan tanaman buah naga
Panjang Tunas
Jumlah Warna Jumlah
Warna Sulur Baru Terpanjang
Tunas Baru Tunas Baru Bunga
P (cm)
S
S1 S2 S3 S1 S2 S3 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3
1
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
1 GY GY GY
3 1 6 GY GY GY
8 14,5 12 0 0 0
7
/6
7
8 / 7
/8
5
/4
5
/2
5
/4
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
2 GY GY GY
6 1 6 GY GY GY
30 25 21 0 0 0
7
/6 7
/6 7
/6 5
/6 5
/6 5
/4
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
3 GY GY GY
9 7 9 GY
55,6 35
GY GY
41 2 1 0
/6
7
/10 /8
7 7
/2 /4
5
/4 5 5
G. Pembahasan
Buah naga (Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura
yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang
menyala dan bersisik hijau. Buah ini memiliki bentuk yang sangat unik dan
cukup memikat untuk dilihat. Bentuk fisiknya mirip dengan buah nanas
hanya saja buah ini memiliki sulur pada kulitnya. Buah naga berwarna merah
jambu dengan daging buah berbagai jenis antara lain berwarna putih, kuning
dan merah dengan biji kecil berwarna hitam yang sangat lembut dan lunak.
Praktikum pemeliharaan tanaman buah naga dilakukan di Kebun
Praktek UPN “Veteran” Yogyakarta Dusun Wedomartani pada tanggal 18
September 2019. Alat yang digunakan adalah gunting pangkas, ember,
cangkul, dan gembor. Sedangkan bahan yang digunakan adala tanaman buah
84
naga dan pupuk kompos. Cara kerja praktikum ini yaitu pertama-tama
membersihkan lahan di sekitar tanaman buah naga kemudian mencangkul
lahan di sekitar tanaman dengan bentuk memutar yang selanjutnya diberi
pupuk kompos sebanyak dua ember per tanaman dan ditutup kembali dengan
tanah. Langkah selanjutnya memangkas cabang tanaman selain cabang primer
(hanya disisakan cabang primernya) dan cabang yang sudah kering maupun
rusak. Langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan berupa penyiraman
setiap dua hari sekali. Selain perawatan juga dilakukan pengamatan terhadap
tanaman buah naga dengan mengambil tiga sampel tanaman. Adapun
parameter yang diamati yaitu warna sulur, jumlah tunas baru, warna tunas
baru, panjang tunas baru terpanjang, dan jumlah bunga. Pengamatan warna
sulur dan warna tunas baru menggunakan buku Munshell Color Chart.
Pada sampel satu, warna sulur tetap pada nilai value dan chroma.
Warna tunas baru tetap pada nilai value dan mengalami penurunan pada nilai
chroma yang akan menunjukkan intensitas warnanya semakin gelap dan
kandungan klorofil serta unsur N rendah.. Pada sampel dua, warna sulur tetap
pada nilai value dan mengalami kenaikan pada nilai chroma yang akan
menunjukkan intensitas warnanya semakin cerah dan kandungan klorofil
serta unsur N tinggi.. Warna tunas baru tetap pada nilai value dan mengalami
kenaikan pada nilai chroma. Pada sampel tiga, warna sulur tetap pada nilai
value dan chroma. Warna tunas baru tetap pada nilai value dan chroma.
Jumlah tunas dan panjang tunas terpanjang pada sampel satu, dua, dan
tiga mengalami kenaikan. Jumlah bunga pada sampel satu dan dua mengalami
kenaikan, sedangkan pada sampel tiga tidak tumbuh bunga karena tanaman
tersebut sudah tua dan tidak produktif. Jumlah tunas, panjang tunas
terpanjang, dan jumlah bunga dipengaruhi oleh faktor perawatan yaitu
penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan. Penyiraman berpengaruh dalam
merangsang tumbuhnya tunas baru, membantu proses pengangkutan unsur
hara pada tanaman, dan dapat merangsang hormon auksin yang digunakan
dalam proses fotosintesis dan menghasilkan glukosa untuk merangsang
pembelahan sel. Pembelahan sel dapat memacu pertumbuhan tunas dan
85
H. Kesimpulan
Pemeliharaan buah naga dilakukan dengan membersihkan lahan di
sekitar tanaman dari gulma, kemudian mencangkulnya secara memutar dan
memberikan pupuk kompos. Selanjutnya ditutup dengan tanah kembali.
Pemeliharaan tanaman buah naga juga dilakukan dengan pemangkasan
cabang selain cabang primer dan memangkas cabang yang rusak dan kering
agar memicu tumbuhnya tunas baru. Selanjutnya dilakukan penyiraman
secara rutin setiap 2 hari sekali.
86
DAFTAR PUSTAKA
Emil, S. 2011. Untung Berlipat dari Bisnis Buah Naga Unggul. Lili Publisher: .
Yogyakarta. 136 hal.
Khairunnas, dan E. Tety. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Tani Buah Naga di
Pekanbaru. Jurnal. Vol.3, No.8, November 2011: 579-585. Fakultas
Pertanian. Riau: Universitas Riau.
Mello, F.R., Bernardo, C., Dias, C.O., Gonzaga, L., Amante, E.R., and R. Fett.
2015. Antioxidant Properties, Quantification and Stability of Betalains
from Pitaya (Hylocereus Undatus) Peel. Ciencia Rural. 45(2): 323-328.
Setyowati, Ari. 2008. Analisis Morfologi dan Sitologi Tanaman Buah Naga Kulit
Kuning (Selenicereus Megalanthus). Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret.
Winarsih, S., 2007, Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. CV Aneka Ilmu.
Semarang.