Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah

Buah naga merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan
mempunyai prospek yang baik untuk diusahakan. Buah ini berasal dari
Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga
dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina,
Indonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel,
Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam
hari.

Buah naga merupakan tanaman yang tergolong mudah dalam


penanamannya. Tidak membutuhkan teknik khusus agar bisa menanam buah
naga ini. Pada umumya, tanaman buah naga yang sering ditanam adalah buah
naga yang memiliki warna kulit merah dan pada bagian dagingnya berwarna
putih dengan biji-biji halus berwarna hitam.

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan


tanaman buah naga adalah  pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang
yang tidak diperlukan. Manfaat buah naga yang melimpah membuat banyak
petani berinisiatif untuk melakukam penanaman dan pengembangan buah naga.
Selain itu harga buah naga yang relatif masih mahal menjadi daya tarik
tersendiri sehingga banyak orang yang berlomba-lomba untuk menanamnya.
Biasanya buah naga banyak ditanam pada halaman depan rumah sekaligus
sebagai hiasan pada taman mini atau bisa juga ditanam pada halaman belakang.
Namun jika petani lebih serius untuk menekuni tanaman ini, biasanya akan
menanam buah naga pada lahan yang lebih luas bisa di sawah atau pekarangan
yang khusus dibuat untuk menanam buah naga agar hasil panen lebih
melimpah.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara pembibitan buah naga?
2. Apa saja hama tanaman buah naga?
3. Bagaimana cara memanen tanaman buah naga?

C. Tujuan masalah
1. Ingin mengetahui cara pembibitan buah naga
2. Ingin mengetahui hama buah naga
3. Ingin mengetahui cara memanen buah naga

D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui pembudidayaan buah naga
2. Dapat mengetahui hama dan penyakit yang menyerang buah naga
3. Dapat mengetahui cara memanen buah naga

B. Batasan Konsep
Dalam batasan konsep ini membatasi hal-hal yang kami kaji antara lain:
 Pembudidayaa adalah cara atau proses mengembangkan tanaman menjadi
banyak atau megembangbiakkannya sehigga dapat memunculkan tanaman
baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi Buah Naga
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas :  Dicotiledonae
Ordo : Caryophyllales
Famili :  Cactaceae (suku kaktus-kaktusan)
Genus :  Hylocereus
Spesies : Hylocereus undatus (Haw.)Britt.Et R

B. Karakteristik Buah Naga


Buah naga merupakan salah satu buah yang banyak disukai.
Karena rasaya yang manis menyegarkan. Buah naga terdiri dari akar,
batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang
berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar gantung. Akar
tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang.
Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga
Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah
naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit
buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah,
berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk
buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang
dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah
naga. Rasa buah tergantung jenis warna daging buah itu, Bila warna merah
cenderung manis dan legit dengan perpaduan rasa yang sangat khas.Warna
putih rasanya manisdan segar sedangkan kuning perpaduan antara ke dua
warna di atas. Bentuk tanaman hampir mirip dengan pohon kaktus berupa
sulur-sulur yang memanjang seperti lidah naga yang menjulur. Berat rata-
rata + 600 s.d 800 Gram.

Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak


mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya
mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm.
Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul
sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih,
meliputi sejumlah benang sari yang berwarna kuning. Bunga seperti
corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam, karena itu buah
naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga
menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar
menyerbuki bunga buah naga

C. Syarat Pertumbuhan Buah Naga

1. Media tanam

Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek),
kaya akan unsur hara, berpasir.  Penanaman sebaiknya di gunakan
parit untuk saluran drainase di areal kebun. Dan gunakan ajir/tiang
penyangga tanaman kaktus berukuran 10cm x 10cm x 150cm.Tiang
penyangga ini biasa terbuat dari kayu atau beton yang di tancapkan
ke tanah sedalam 50cm dengan jarak tanam 2,5 x 3cm.
2. Iklim

a. Buah naga sesuai bila ditanam didaerah bersuhu antara 38-


40° C. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk
budidaya buah naga merah..
b. Buah naga akan tumbuh subur jika mendapatkan cukup sinar
matahari. Tidak cukup dengan udara yang sejuk namun
mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan syarat
pertumbuhan buah naga merah.
c. Cocok ditanam pada daerah tropis.

3. Ketinggian Tempat

Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan


ketinggian lokasi apapun.

4. Unsur Hara

Tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila


tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannya akan
baik.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pembibitan Buah Naga
1. Pembibitan
Pada dasarnya, buah naga digolongkan ke dalam kelompok tanaman berbiji. Oleh sebab
itu, perbanyakannya bisa melalui metode generatif yakni dengan menyemai bijinya yang
menyatu di dalam daging buah. Selain menggunakan biji, buah naga juga bisa
dibudidayakan dengan menggunakan metode stek atau vegetatif. Metode kedua ini
paling banyak dipraktekkan oleh masyarakat. Bibit buah naga yang diperoleh dengan
menggunakan metode vegetatif kabarnya jauh lebih memudahkan petani ketimbang
generatif.

CARA PEMBIBITAN BUAH NAGA

Bibit buah naga yang didapatkan melalui metode vegetatif yakni dengan cara melakukan
stek pada batang indukan. Dalam memilih indukan juga tidak sembarangan, harus
memenuhi syarat antara lain sehat, produktif dalam berbuah, pohonya baik tidak kerdil,
buahnya berkualitas, memiliki warna kehijauan menuju abu-abu, dan telah berusia
matang. Biasanya para petani juga mengukur diameter batang indukan tersebut, sebab
semakin besar diameternya, biasanya buah yang dihasilkan semakin berkualitas.

CARA PEMBIBITAN BUAH NAGA

Sementara itu, bibit buah naga yang diperoleh menggunakan metode generatif
menggunakan cara penyemaian biji buah. Langkah pertama dimulai dengan memilih
buah yang telah tua. Buah yang belum matang sempurna cenderung memiliki biji yang
lunak dan tidak siapn untuk disemai. Hal lain yang diperhatikan, kurang lebih sama
seperti pada metode vegetatif, kualitas induk yang hendak diambil biji buahnya haruslah
sehat, tidak kerdil, produktif dan lain-lain. Sayangnya metode generatif ini kurang
"bersahabat" sebab memakan waktu yang sangat lama ketimbang metode stek.

Di pasaran, bibit buah naga dengan kualitas super masih susah untuk didapatkan. Hal ini
menjadi peluang bagi beberapa petani yang khusus mengembangkan bibit buah naga
untuk kemudian dijual lagi. Namun, harganya masih relatif lebih mahal sebab usaha jual
bibit ini masih tergolong sepi. Maka sesuai hukum ekonomi, kelangkaan akan
melambungkan harga barang. Jika Anda hendak memulai usaha argobisnis buah naga,
jelilah memilih bibit. Dan jangan segan mengeluarkan biaya lebih. Sebab bibit memegang
peranan paling penting dalam keberhasilan usaha budidaya buah naga. Selamat berburu
bibit!
Pembibitan buah naga dapat dilakukan
secara Generatif dan Vegetatif. 

1.    Pembibitan Secara GeneratifPembibitan secara generatif


merupakan upaya mendapatkan tanaman baru melalui biji,
keuntungan perbanyakan bibit dengan menggunakan biji ini
berupa bibit yang diperoleh banyak, pertumbuhannya seragam dan
kekar, sedangkan kelamahannya membutuhkan waktu yang lama.
Biji yang digunakan untuk pembibitan secara generatif ini berasal
dari biji yang buahnya sehat, tua dan telah matang di pohon.
Langkah Kerja
•    Biji & daging buah ditekan-tekan perlahan pada alas penyaring,
sehingga tersisa bijinya saja
•    Biji yang tersisa dibersihkan dengan air mengalir
•    Biji dikeringkan
•    Setelah biiji kering, biji ditaburi ridomil sambil dilumat dengan
tangan
•    Biji siap disimpan atau siap disemaikan

Kebutuhan Biji dan Bibit


•    Setiap 600 biji akan diperoleh 400 benih (daya tumbuh 65 -
70%)
•    Untuk lahan 1 ha dengan sistem tanam double rowing
dibutuhkan sekitar 15.000 biji (setara dengan 15 gram biji) untuk
mendapatkan bibit 10.400 bibit siap tanam
•    Sejumlah bibit tersebut membutuhkan lahan semai seluas 15
m2 Pengambilan Biji dari BuahPersiapan alat:
•    Penyaring terbuat dari kasa berlubang lembut berasal dari
bahan plastik ataupun kawat nyamuk
•    Diameter penyaring sekitar 8 cm yang dibentuk seperti
penyaring daun the
•    Alat dibuat kencang dan kuat
•    Biasanya alat dapat menampung 1 sendok daging buah

Persiapan buah:
•    Buah yang terpilih, dibelah
•    Daging buah diambil dengan sendok

Media Penyemaian
•    Media semai : pasir steril, humus halus, dan guano (kotoran
burung) yang sudah dihaluskan  dengan perbandingan 6:1:1
•    Media dibasahkan terlebih dahulu
•    Lalu masukkan ke dalam kotak (tinggi kotak 3 – 5 cm, panjang
& lebar disesuaikan) lalu dibuat larikan-larikan
•    Jumlah media untuk bibit kebutuhan 1 ha adalah 250 – 300 kg 

Penyemaian 
•    Benih lama disimpan untuk disemaikan, dikukus terlebih
dahulu selama 0,5 menit
•    Sebelum dikukus, benih dimasukkan ke dalam kantong kain
yang halus
•    Benih yang sudah dikukus dapat disebarkan dalam larikan
•    Atau biji dicampur dengan pasir, lalu taburkan tipis di
permukaan semaian
•    Tutup dengan selapis humus halus
•    Setelah itu permukaan media disemprot dengan ridomil 
•    Tempatkan kotak semai di ruang kena cahaya dan bersirkulasi
udara lancar
•    Penempatan persemaian sampai bibit tumbuh sekitar 3 cm
•    Paling lama 1 bulan biji sudah berkecambah
•    Pada saat ini diperlukan kelembaban, caranya dengan
menyiram dengan penyemprot berkabut halus
•    Penyiraman dilakukan setiap hari
•    Untuk mecegah jamur (karena kelembabab) diberikan belerang
dosis 0,5 gram/liter air untuk luas 4 m2 
•    Belerang dapat diganti dengan ridomil atau dithane dengan
dosisi 0,5 g/l air
•    Penyemprotan fungisida belerang/ridomil/dithane ini dilakukan
seminggu sekali dengan 3 kali ulangan hingga bibit mencapai 2 cm
•    Setelah bibit tingg2 cm sudah bisa dipindahkan ke polybag
ukuran 15 x 20 cm
•    Media polybag : campuran tanah, pasir,  pupuk kandang
dengan jumlah yang sama

Penanaman di Pesemaian
•    Sebelum bibit ditanam, media perlu dibasahi dengan larutan
pupuk daun npk berupa hortigro dengan komposisi 11:44:11
sebanyak 1 kg, selanjutnya media ditambahkan npk 16:16:16
sebanyak 5 kg/200 liter air. Larutan ini cukup untuk sebanyak
10.000 polybag
•    Media di polybag dibuatkan lubang dengan menggunakan jari
telunjuk sedalam 1 – 2 cm, lalu masukkan bibit, media sekitar bibit
sedikit ditekan
•    Setelah bibit ditanam , bibit disemprot ridomil yang sudah
dicampur dengan atonik seminggu sekali, dosis ridomil 15 gram &
atonik 5 cc untuk 10 liter air (dosis ini untuk keperlua sekali
semprot pada areal bibit 15 m2) 
•    Bibit dalam polybag dapat dipindahkan ke tempat teduh selama
1 minggu, lalu dapat dipindah ke tempat lebih terbuka
•    Bibit disiram sehari sekali
•    Bibit dapat ditanam di lapangan setelah mencapai 20 – 30 cm
2.    Perbanyakan Secara Vegetatif
Pembibitan secaara vegetatif merupakan upaya mendapatkan
tanaman baru  melalui setek cabang atau batang. Batang dan
cabang yang baik untuk di setek adalah batang yang sehat, tua,
keras, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu. Untuk ukuran
setek ideal adalah 20 – 30 cm, setiap setek minimal harus memiliki
4 titik tumbuh calon tunas (aereol).

Ukuran setek
•    Jika setek kurang dari 10 cm dan saat ditunaskan akan sulit
mencapai ukuran 30 – 60 cm secara utuh
•    Semakin panjang bibit akan semakin cepat bibit tersebut
memiliki cabang produktif karena percabangannya lebih banyak
•    Diameter batang juga mempengaruhi kualitas bibit

Syarat Setek
•    Semakin besar diameter setek akan semakin baik; tanaman
akan lebih tahan terhadap serangan penyakit busuk pangkal batang
•    Panjang setek batang berdiameter minimal 8 cm dapat
berukuran 10 – 15 cm atau minimal terdapat 1 mata tunas 1 – 2 cm
di salah satu batang dipotong miring ke arah pokok batang
Pengambilan Setek
•    Setek diambil dari cabang atau batang yang sangat kekar,
keras, berwarna hijau tua kelabu, sehat atau tidak terserang
penyakit
•    Batang atau cabang dipilih yang pernah berbuah 3 – 4 kali
•    Panjang cabang/batang umumnya berukuran 80 – 120 cm
•    Pangkas dan sisakan 20%, yang 80% nya dapat digunakan
sebagai bibit
•    Umumnya bahan setek  calon bibit berukuran 15 – 30 cm
•    Setek terpiih dipotong-potong sepanjang 20 – 30 cm. Arah
pemotongannya adalah bagian yang ditanam dibentuk runcing.
•    Agar menjadi runcing, pada sepanjang
•    Pemotongan runcing dilakukan dengan gunting yang bersih dan
steril,  tujuannya agar setek cepat berakar dan mencegah
pembusukan
•    Setek siap ditanam di bedengan atau di polybag
SETEK CALON BIBIT YANG DIRUNCINGKAN

PEMBIBITAN DIBEDENGAN
Persiapan Bedengan
•    Bedengan berukuran tinggi 15 cm, lebar 100 cm panjang disesuaikan.
•    Pada bedengan ditaburkan
–    Pasir 2 ember (setara 10 kg/m2) 
–    Pupuk kandang kering 3 kg/m2 
–    Dolomit 250 gr/m2
–    Npk 50 gr/m2 
•    Media diaduk rata sedalam 10 cm, lalu diratakan dan disiram air dengan
gembor hingga basah merata
•    Biarkan media tersebut semalaman
•    Keesokan harinya bedengan disemprot (untuk 1 m2) :
–    Thiodan 4 cc/l air
–    Ridomil 4 g/l air
–    Hortigro 11:44:11 sebanyak 4 g/l air
–    Selanjutnya bedengan dibuatkan lubang-lubang tanam  ukuran 20 cm x
20 cm dengan menggunakan tugal berdiameter 4 cm, kedalam lubang 5 cm
•    Setiap 1 m2 terdapat 16 lubang tanam

PERLAKUAN SETEK SEBELUM DITANAM


•    SETEK YANG SUDAH KERING GETAHNYA, BAGIAN PANGKAL
SETEK  DICELUPKAN SELAMA 2 – 3 detik DALAM ROOTONE-F
BERDOSIS SETENGAH PEKAT (diperoleh dari mencampur 3 sendok teh
Rootone-F dan air sebanyak 2 sendok teh; dengan menggunakan Rootone-F
akan terjadi pengumpulan karbohidrat pada pangkal batang sehingga
mempercepat perakaran)

Perawatan Setek
•    Setek ditanam di luang yang sudah disiapkan
•    Posisi penanaman tegak lurus, media sekitar setek ditekan sedikit
•    Bedengan perlu diberi naungan plastik tembus cahaya untuk menghindari
terpaan air hujan
•    Setek disiram 2 – 3 hari sekali dengan menggunakan handsprayer
•    Kebutuhan sinar matahari tidak langsung selama 3 minggu
•    Setelah disemai 3 minggu setek mulai berakar, maka naungan atau
sungkup bisa dibuka
•    2 minggu setelah naungan dibuka, bibit diberi pupuk za, tsp, kcl,
perbandingannya 1:1:1
•    Pupuk ditabur dalam larikan sedalam 3 cm dengan dosis 100 g/m2/bulan 
•    Tunas akan muncul dari setek bibit setelah ditanam 2 – 3 minggu

PEMANGKASAN TUNAS DIPEMBIBTAN


•    Tunas akan muncul dari setek bibit setelah ditanam 2 – 3 minggu
•    Sering terjadi muncul beberapa tunas dalam waktu hampir bersamaan
•    Lakukan seleksi; pilih satu tunas cabang yang kekar atau kokoh dan besar
dengan posisi terletak pada ujung atau mendekati ujung setek
•    Pertahankan tunas ini sampai warnanya hijau tua. Kadang tunas menjadi
memutih karena adanya lapisan lilin
•    Jika muncul tunas baru lagi, segeralah pangkas
•    Pemangkasan selalu dilakukan selama bibit belum ditanam
•    Dengan pemangkasan tunas akan didapat bibit yang seragam
•    Setiap selesai melakukan pemangkasan makabekas luka pangkas
disemprot dengan fungisida benlate 2 g/l air, vitabloom 30:10:10 sebanyak 2
g/l air dan atonik 0,5 cc/l air

PEMILIHAN TUNAS YANG SALAH


•    Seringkali orang mengambil tunas dari setek induk berulang kali dengan
tujuan membuat calon bibit, cara ini kurang baik
•    Bibit ini akan waktu belajar berbunga lebih panjang, persentase bunga
yang rontok tinggi, terjadi kerontokan ulang pada kuntum bunga yang
muncul berikutnya
•    Jadi prinsipnya tunas yang baik untuk bibit adalah yang pernah berbuah

PEMBIBITAN DI POLYBAG
MEDIA
•    Polybag ukuran 15 cm x 20 cm
•    Media berupa campuran :
–    Tanah 30 – 35 kg
–    Pasir 8 – 10 kg
–    Pupuk kotoran ayam kering 3 kg
–    Dolomit 250 gr 
•    Campuran media tersebut untuk 16 – 20 polybag

MEDIA & PERAWATAN


•    Pada permukaan media dalam polybag ditaburkan npk sebanyak 3 gr
sambil diaduk
•    Kemudian media disiram air, lalu bibit ditanam
•    Setiap bulan bibit disemprot dengan vitabloom 30:10:10 dosis 10 g dalam
2 liter air
•    Larutan tersebut untuk 16 – 20 polybag

PERAWATAN
•    Pencegahan hama & penyakit dilakukan dengan penyemprotan vitabloom
2 g/l air
•    Bila terserang hama & penyakit, bibit disemprot dengan insektisida kanon
1 cc/l air, dithane 2 2 g/l air, perekat agristick 2 cc/l air
•    Penyemprotan dilakukan 1 minggu sekali
•    Untuk mendapatkan tanaman berukuran panjang dan besar perlu
melakukan cara penumbuhan satu tunas saja. Bila ada calon tunas segera
dibuang
•    Namun hal ini sangat tergantung dengan kesuburan media tanamnya
•    Dengan cara ini penumbuhan 1 tunas hingga panjangnya 40 – 50 cm
membutuhkan waktu 40 hari

B. Hama dan Penyakit yang Menyerang Buah Naga


Tanaman Buah Naga sebenarnya termasuk tanaman yang tahan banting dan relatif
mudah perawatannya. Tetapi tentunya dalam budidaya selalu ada gangguan hama
dan penyakit yang menyerang yang bisa mengakibatkan hasil produksi yang tidak
maksimal dan bisa mengalami kerugian. Oleh karena itu harus diperhatikan
apabila anda menjumpai gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman
buah naga.
Adapun gangguan hama yang menyerang tanaman buah naga yaitu :
Tungau
Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit batang atau cabang yang
merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi
cokelat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2
gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.
Kutu Putih
Tanaman buah naga yang diserang hama kutu putih (mealybug) pada permukaan
batang atau cabang akan berselaput kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa
dikendalikan dengan menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu
sekali pada cabang yang diserang. Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu
putih sudah hilang.
Kutu Sisik
Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada pada bagian cabang yang
tidak terkena matahari langsung dan cabang yang diserang hama ini akan terlihat
kusam. Hama ini juga bisa diatasi dengan penyemprotan Kanon dengan dosis
sama dengan pengendalian hama kutu putih pada sela-sela tanaman yang
ternaungi atau tidak terkena sinar matahari.
Kutu Batok
Hama kutu batok (Aspidiotus sp.) menyerang tanaman dengan mengisap cairan
pada batang atau cabang yang menyebabkan cabang berubah menjadi berwarna
kuning. Pengendaliannya juga bisa menggunakan cara yang sama dengan
pengendalian hama kutu putih dan kutu sisik.
Bekicot
Hama bekicot sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang atau
cabang dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang busuk. Hama
ini disebabkan karena kebersihan kebun yang kurang terjaga.
Semut
Pada umumnya semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga.
Semut mulai mengerubungi bunga yang baru kuncup dan akan mengakibatkan
kulit buah nantinya akan berbintik-bintik berwarna coklat yang tentunya harga
buah akan menurun dengan kualitas seperti itu. Pengendaliannya dengan
menyemprotkan Gusadrin dengan dosis 2 cc/ltr air.
Burung
Gangguan burung pada buah naga umumnya jarang terjadi dan tidak perlu
dikuatirkan. Biasanya menyerang buah yang telah masak pada bagian atas.
Penyakit Buah Naga
Penyakit yang menyerang tanaman buah naga terhitung tidak banyak jenis dan
penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus segera diatasi
agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini penyakit buah naga dan
penyebabnya serta tindakan pengobatannya :
Busuk Pangkal Batang
Penyakit ini umumnya menyerang pada awal penanaman buah naga, tanaman
buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna
kecokelatan dan terdapat bulu putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh
kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur yang menyebabkan
kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi pada bibit
setek yang belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.
Pengobatan tanaman buah naga yang terserang penyakit ini dengan penyemprotan
Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau menggunakan Ridomil 2 g/ltr air sebulan
sekali. Bila muncul gejala kekuningan pada pangkal batang maka segera
dilakukan penyemprotan pada seluruh batang dan diutamakan pada pangkal
batang yang terserang.
Untuk pencegahan penyakit ini bisa dilakukan pengairan yang disertai dengan
penyemprotan fungisida dan Atonik didaerah pangkal batang pada tanaman yang
berumur 30 hari pada awal penanaman.
Busuk Bakteri
Gejala tanaman buah naga yang terserang penyakit ini adalah tanaman tampak
layu, kusam, terdapat lendir putih kekuningan pada tanaman yang mengalami
pembusukan. Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas sp. Pengobatannya
dengan mencabut tanaman yang sakit, kemudian pada lubang tanam diberi
Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk kemudian pada lubang tanam
tersebut ditanam bibit baru.
Fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejalanya antara lain
cabang tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya
dengan menyemprotkan Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali
penyemprotan pada bagian batang dan cabang.
Hama yang ditemukan dalam buah naga bug bertepung (Hemiptera:
Pseudococcidae) spesies Pseudococcus jackbeardsleyi, Ferrisia virgata, dan
Planococcus sp, kutu daun (Hemiptera: Aphididae).. Spesies Aphis gossypii,
Branchycaudus helichrysi, dan Toxoptera odinae, semut (Hymenoptera:
Formicidae) spesies Oecophylla sp, Camponotus sp, Euprenolepis sp, dan
Polycharis sp, belalang (Orthoptera: Acrididae) spesies Valanga sp, Oxya sp, dan
Atractomorpha sp, tungau (Acarina: Tetranycidae); bekicot (Acathina fulica) , dan
burung. Ayam tidak dianggap sebagai hama, namun mereka dapat menyebabkan
kerusakan parah pada buah jika mereka diizinkan untuk hadir di kebun. Penyakit
yang ditemukan dalam buah naga adalah ganggang merah karat (Cephaleuros sp.),
Anggur tempat oranye (Fusarium sp.), Anggur putih (Botryosphaeria sp. Dan
Phomopsis sp.), Batang hawar (Helminthosporium sp.) Dan antraknosa
(Colletotrichum sp.) , Dothiorella spot, kecoklatan busuk batang, batang
menguning, busuk buah (Colletotrichum sp. dan Helminthosporium sp.) Buah
jeruk spot (Alternaria sp.). Sebuah penyakit bercak hitam pada batang belum
diidentifikasi. Hama dan penyakit belum dikendalikan dalam sistem tertentu,
mungkin karena kejadian mereka tidak mengakibatkan kerugian yang signifikan.[

C. Cara Memanen Buah Naga


Permanenan buah naga dan hasil perbanyakan tanaman khususnya cangkok pada
tanaman holtikura pada umumnya dilakukan pagi hari antara pukul 07:00-09:00
karena buah dalam kondisi segar dan berat buah dalam keadaan optimal karena
penguapan buah sangat sedikit.
1. Pemanenan buah naga
Buah naga merupakan tumbuhan menjalar dengan tinggi
antara 1,5-2,5 meter. Dengan batang tanaman berbentuk segitiga yang memiliki
duri dibagian tepi batang. Bunga tanaman buah naga merupakan bunga sempurna
yang memiliki mahkota, kelopak, kepala putik, benang sari. Mahkota bunga
berwarna hijau ketika muda dan merah jika tua. Kelopak bunga berwarna putih.
Sedangkan benang sari dan kepala sari serta kepala putik berwarna kuning. Buah
tanaman berwarna merah yang muncul disetiap cabang tepatnya di bagian duri.
Alat dan bahan panen buah naga:
1. Gunting potong
2. Keranjang buah
Criteria buah naga yang telah masak atau siap panen adalah:
1. Buah telah berwarna merah tua (untuk buah naga merah)
2. Mahkota bunga telah mongering pada bagian ujungnya
3. Struktur buah telah lembut atau tidak keras
Cara memanen buah naga:
1. Pilih buah yang memenuhi criteria panen
2. Pegang bagian ujung buah naga
3. Miringkan sedikit untuk mempermudah pemotongan buah
4. Potong pangkal buah atau tangkai atau tangkai buah dengan gunting
buah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penelitian tersebut diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
berikut:
1. Pembudidayaan buah naga dilakukan dengan pembibitan, pengolahan
lahan, teknik penanaman, pemeliharaan sehingga menghasilkan
tanaman yang baik.
2. Beberapa hama yang menyerang buah naga dan penyakit yang
menyerang pada buah naga dapat menyebabkan kualitas buah naga
menurun.
3. Cara memanen buah naga perlu memperhatikan dalam memetiknya
dan dilakukan pada waktu buah sudah tua. Pemanenannya dilakukan
dengan cara memotong pangkal buah. Dalam pemanenan harus melihat
cirri dan umur, serta periode memanen.
B. Saran-Saran
1. Kepada masyarakat diharapkan lebih memperhatikan dalam
pembudidayaan buah naga dan periode serta cara memanen buah naga
sehingga menghasilkan kualitas yang baik
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih baik dari peneliti
sebelumnya dan perlu diadakannya penelitian lebih lanjut.
3. Semoga laporan ini berguna bagi adik-adik kelas agar mengetahui
pembudidayaan tanaman salak.
4. Kepada pembaca apabila ada kesalahan dalam penelitian dan penulisan
laporan ini kami mohon maaf.

DAFTAR PUSTAKA
http://menanam-buah.blogspot.com/2013/06/cara-memanen-buah-naga-yang-
tepat.html

http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/
421

http://kukuharifwicaksana.blogspot.com/2013/07/hama-penyakit-tanaman-buah-
naga.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga

http://drydogdesign.com/teknik-dan-cara-mudah-budidaya-buah-naga/

http://tipspetani.blogspot.com/2013/04/cara-pembibitan-buah-naga.html

http://budidayabuahnaga.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai