PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Buah naga merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan
mempunyai prospek yang baik untuk diusahakan. Buah ini berasal dari
Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga
dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina,
Indonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel,
Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam
hari.
C. Tujuan masalah
1. Ingin mengetahui cara pembibitan buah naga
2. Ingin mengetahui hama buah naga
3. Ingin mengetahui cara memanen buah naga
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui pembudidayaan buah naga
2. Dapat mengetahui hama dan penyakit yang menyerang buah naga
3. Dapat mengetahui cara memanen buah naga
B. Batasan Konsep
Dalam batasan konsep ini membatasi hal-hal yang kami kaji antara lain:
Pembudidayaa adalah cara atau proses mengembangkan tanaman menjadi
banyak atau megembangbiakkannya sehigga dapat memunculkan tanaman
baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi Buah Naga
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae (suku kaktus-kaktusan)
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus undatus (Haw.)Britt.Et R
1. Media tanam
Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek),
kaya akan unsur hara, berpasir. Penanaman sebaiknya di gunakan
parit untuk saluran drainase di areal kebun. Dan gunakan ajir/tiang
penyangga tanaman kaktus berukuran 10cm x 10cm x 150cm.Tiang
penyangga ini biasa terbuat dari kayu atau beton yang di tancapkan
ke tanah sedalam 50cm dengan jarak tanam 2,5 x 3cm.
2. Iklim
3. Ketinggian Tempat
4. Unsur Hara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bibit buah naga yang didapatkan melalui metode vegetatif yakni dengan cara melakukan
stek pada batang indukan. Dalam memilih indukan juga tidak sembarangan, harus
memenuhi syarat antara lain sehat, produktif dalam berbuah, pohonya baik tidak kerdil,
buahnya berkualitas, memiliki warna kehijauan menuju abu-abu, dan telah berusia
matang. Biasanya para petani juga mengukur diameter batang indukan tersebut, sebab
semakin besar diameternya, biasanya buah yang dihasilkan semakin berkualitas.
Sementara itu, bibit buah naga yang diperoleh menggunakan metode generatif
menggunakan cara penyemaian biji buah. Langkah pertama dimulai dengan memilih
buah yang telah tua. Buah yang belum matang sempurna cenderung memiliki biji yang
lunak dan tidak siapn untuk disemai. Hal lain yang diperhatikan, kurang lebih sama
seperti pada metode vegetatif, kualitas induk yang hendak diambil biji buahnya haruslah
sehat, tidak kerdil, produktif dan lain-lain. Sayangnya metode generatif ini kurang
"bersahabat" sebab memakan waktu yang sangat lama ketimbang metode stek.
Di pasaran, bibit buah naga dengan kualitas super masih susah untuk didapatkan. Hal ini
menjadi peluang bagi beberapa petani yang khusus mengembangkan bibit buah naga
untuk kemudian dijual lagi. Namun, harganya masih relatif lebih mahal sebab usaha jual
bibit ini masih tergolong sepi. Maka sesuai hukum ekonomi, kelangkaan akan
melambungkan harga barang. Jika Anda hendak memulai usaha argobisnis buah naga,
jelilah memilih bibit. Dan jangan segan mengeluarkan biaya lebih. Sebab bibit memegang
peranan paling penting dalam keberhasilan usaha budidaya buah naga. Selamat berburu
bibit!
Pembibitan buah naga dapat dilakukan
secara Generatif dan Vegetatif.
Persiapan buah:
• Buah yang terpilih, dibelah
• Daging buah diambil dengan sendok
Media Penyemaian
• Media semai : pasir steril, humus halus, dan guano (kotoran
burung) yang sudah dihaluskan dengan perbandingan 6:1:1
• Media dibasahkan terlebih dahulu
• Lalu masukkan ke dalam kotak (tinggi kotak 3 – 5 cm, panjang
& lebar disesuaikan) lalu dibuat larikan-larikan
• Jumlah media untuk bibit kebutuhan 1 ha adalah 250 – 300 kg
Penyemaian
• Benih lama disimpan untuk disemaikan, dikukus terlebih
dahulu selama 0,5 menit
• Sebelum dikukus, benih dimasukkan ke dalam kantong kain
yang halus
• Benih yang sudah dikukus dapat disebarkan dalam larikan
• Atau biji dicampur dengan pasir, lalu taburkan tipis di
permukaan semaian
• Tutup dengan selapis humus halus
• Setelah itu permukaan media disemprot dengan ridomil
• Tempatkan kotak semai di ruang kena cahaya dan bersirkulasi
udara lancar
• Penempatan persemaian sampai bibit tumbuh sekitar 3 cm
• Paling lama 1 bulan biji sudah berkecambah
• Pada saat ini diperlukan kelembaban, caranya dengan
menyiram dengan penyemprot berkabut halus
• Penyiraman dilakukan setiap hari
• Untuk mecegah jamur (karena kelembabab) diberikan belerang
dosis 0,5 gram/liter air untuk luas 4 m2
• Belerang dapat diganti dengan ridomil atau dithane dengan
dosisi 0,5 g/l air
• Penyemprotan fungisida belerang/ridomil/dithane ini dilakukan
seminggu sekali dengan 3 kali ulangan hingga bibit mencapai 2 cm
• Setelah bibit tingg2 cm sudah bisa dipindahkan ke polybag
ukuran 15 x 20 cm
• Media polybag : campuran tanah, pasir, pupuk kandang
dengan jumlah yang sama
Penanaman di Pesemaian
• Sebelum bibit ditanam, media perlu dibasahi dengan larutan
pupuk daun npk berupa hortigro dengan komposisi 11:44:11
sebanyak 1 kg, selanjutnya media ditambahkan npk 16:16:16
sebanyak 5 kg/200 liter air. Larutan ini cukup untuk sebanyak
10.000 polybag
• Media di polybag dibuatkan lubang dengan menggunakan jari
telunjuk sedalam 1 – 2 cm, lalu masukkan bibit, media sekitar bibit
sedikit ditekan
• Setelah bibit ditanam , bibit disemprot ridomil yang sudah
dicampur dengan atonik seminggu sekali, dosis ridomil 15 gram &
atonik 5 cc untuk 10 liter air (dosis ini untuk keperlua sekali
semprot pada areal bibit 15 m2)
• Bibit dalam polybag dapat dipindahkan ke tempat teduh selama
1 minggu, lalu dapat dipindah ke tempat lebih terbuka
• Bibit disiram sehari sekali
• Bibit dapat ditanam di lapangan setelah mencapai 20 – 30 cm
2. Perbanyakan Secara Vegetatif
Pembibitan secaara vegetatif merupakan upaya mendapatkan
tanaman baru melalui setek cabang atau batang. Batang dan
cabang yang baik untuk di setek adalah batang yang sehat, tua,
keras, sudah berbuah dan berwarna hijau kelabu. Untuk ukuran
setek ideal adalah 20 – 30 cm, setiap setek minimal harus memiliki
4 titik tumbuh calon tunas (aereol).
Ukuran setek
• Jika setek kurang dari 10 cm dan saat ditunaskan akan sulit
mencapai ukuran 30 – 60 cm secara utuh
• Semakin panjang bibit akan semakin cepat bibit tersebut
memiliki cabang produktif karena percabangannya lebih banyak
• Diameter batang juga mempengaruhi kualitas bibit
Syarat Setek
• Semakin besar diameter setek akan semakin baik; tanaman
akan lebih tahan terhadap serangan penyakit busuk pangkal batang
• Panjang setek batang berdiameter minimal 8 cm dapat
berukuran 10 – 15 cm atau minimal terdapat 1 mata tunas 1 – 2 cm
di salah satu batang dipotong miring ke arah pokok batang
Pengambilan Setek
• Setek diambil dari cabang atau batang yang sangat kekar,
keras, berwarna hijau tua kelabu, sehat atau tidak terserang
penyakit
• Batang atau cabang dipilih yang pernah berbuah 3 – 4 kali
• Panjang cabang/batang umumnya berukuran 80 – 120 cm
• Pangkas dan sisakan 20%, yang 80% nya dapat digunakan
sebagai bibit
• Umumnya bahan setek calon bibit berukuran 15 – 30 cm
• Setek terpiih dipotong-potong sepanjang 20 – 30 cm. Arah
pemotongannya adalah bagian yang ditanam dibentuk runcing.
• Agar menjadi runcing, pada sepanjang
• Pemotongan runcing dilakukan dengan gunting yang bersih dan
steril, tujuannya agar setek cepat berakar dan mencegah
pembusukan
• Setek siap ditanam di bedengan atau di polybag
SETEK CALON BIBIT YANG DIRUNCINGKAN
PEMBIBITAN DIBEDENGAN
Persiapan Bedengan
• Bedengan berukuran tinggi 15 cm, lebar 100 cm panjang disesuaikan.
• Pada bedengan ditaburkan
– Pasir 2 ember (setara 10 kg/m2)
– Pupuk kandang kering 3 kg/m2
– Dolomit 250 gr/m2
– Npk 50 gr/m2
• Media diaduk rata sedalam 10 cm, lalu diratakan dan disiram air dengan
gembor hingga basah merata
• Biarkan media tersebut semalaman
• Keesokan harinya bedengan disemprot (untuk 1 m2) :
– Thiodan 4 cc/l air
– Ridomil 4 g/l air
– Hortigro 11:44:11 sebanyak 4 g/l air
– Selanjutnya bedengan dibuatkan lubang-lubang tanam ukuran 20 cm x
20 cm dengan menggunakan tugal berdiameter 4 cm, kedalam lubang 5 cm
• Setiap 1 m2 terdapat 16 lubang tanam
Perawatan Setek
• Setek ditanam di luang yang sudah disiapkan
• Posisi penanaman tegak lurus, media sekitar setek ditekan sedikit
• Bedengan perlu diberi naungan plastik tembus cahaya untuk menghindari
terpaan air hujan
• Setek disiram 2 – 3 hari sekali dengan menggunakan handsprayer
• Kebutuhan sinar matahari tidak langsung selama 3 minggu
• Setelah disemai 3 minggu setek mulai berakar, maka naungan atau
sungkup bisa dibuka
• 2 minggu setelah naungan dibuka, bibit diberi pupuk za, tsp, kcl,
perbandingannya 1:1:1
• Pupuk ditabur dalam larikan sedalam 3 cm dengan dosis 100 g/m2/bulan
• Tunas akan muncul dari setek bibit setelah ditanam 2 – 3 minggu
PEMBIBITAN DI POLYBAG
MEDIA
• Polybag ukuran 15 cm x 20 cm
• Media berupa campuran :
– Tanah 30 – 35 kg
– Pasir 8 – 10 kg
– Pupuk kotoran ayam kering 3 kg
– Dolomit 250 gr
• Campuran media tersebut untuk 16 – 20 polybag
PERAWATAN
• Pencegahan hama & penyakit dilakukan dengan penyemprotan vitabloom
2 g/l air
• Bila terserang hama & penyakit, bibit disemprot dengan insektisida kanon
1 cc/l air, dithane 2 2 g/l air, perekat agristick 2 cc/l air
• Penyemprotan dilakukan 1 minggu sekali
• Untuk mendapatkan tanaman berukuran panjang dan besar perlu
melakukan cara penumbuhan satu tunas saja. Bila ada calon tunas segera
dibuang
• Namun hal ini sangat tergantung dengan kesuburan media tanamnya
• Dengan cara ini penumbuhan 1 tunas hingga panjangnya 40 – 50 cm
membutuhkan waktu 40 hari
A. Kesimpulan
Dari penelitian tersebut diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai
berikut:
1. Pembudidayaan buah naga dilakukan dengan pembibitan, pengolahan
lahan, teknik penanaman, pemeliharaan sehingga menghasilkan
tanaman yang baik.
2. Beberapa hama yang menyerang buah naga dan penyakit yang
menyerang pada buah naga dapat menyebabkan kualitas buah naga
menurun.
3. Cara memanen buah naga perlu memperhatikan dalam memetiknya
dan dilakukan pada waktu buah sudah tua. Pemanenannya dilakukan
dengan cara memotong pangkal buah. Dalam pemanenan harus melihat
cirri dan umur, serta periode memanen.
B. Saran-Saran
1. Kepada masyarakat diharapkan lebih memperhatikan dalam
pembudidayaan buah naga dan periode serta cara memanen buah naga
sehingga menghasilkan kualitas yang baik
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih baik dari peneliti
sebelumnya dan perlu diadakannya penelitian lebih lanjut.
3. Semoga laporan ini berguna bagi adik-adik kelas agar mengetahui
pembudidayaan tanaman salak.
4. Kepada pembaca apabila ada kesalahan dalam penelitian dan penulisan
laporan ini kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
http://menanam-buah.blogspot.com/2013/06/cara-memanen-buah-naga-yang-
tepat.html
http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/
421
http://kukuharifwicaksana.blogspot.com/2013/07/hama-penyakit-tanaman-buah-
naga.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga
http://drydogdesign.com/teknik-dan-cara-mudah-budidaya-buah-naga/
http://tipspetani.blogspot.com/2013/04/cara-pembibitan-buah-naga.html
http://budidayabuahnaga.blogspot.com/