Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan ini akan dilaksanakan di DD Orchid Nursery Kota Batu dengan


ketinggian ± 700 - 1.700 mdpl. Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan
pada bulan 22 Februari sampai dengan 10 April 2018.

3.2 Budidaya Anggrek Dendrobium sp


3.2.1 Anggrek Dendrobium
Nama Dendrobium berasal dari bahasa latin yaitu Dendron yang artinya
pohon, dan bios yang artinya hidup. Dendrobium merupakan kelompok anggrek
yang tidak kalah dengan Phalaenopsis. Lebih dari 50% anggrek yang berada
dipasaran termasuk kelompok Dendrobium. Manfaat Dendrobium beraneka
macam, antara lain untuk penghias taman, rangkaian bunga, dan dekorasi
pelaminan.
Anggrek Dendrobium memiliki pseudoblub yang besar. Pseudoblub adalah
organ yang berfungsi untuk penyimpanan air. Bunga tumbuh berkelompok atau
berupa tandan. Bunga Dendrobium memiliki warna yang bermacam – macam,
ada yang berwarna ungu, putih , kuning dan merah. Bunga Dendrobium ada yang
hanya bertahan satu hari di tangkai, tapi ada pula yang tahan hingga berminggu –
minggu. Ketahanan bunganya bergantung pada jenisnya. Daun Dendrobium
pendek dan gemuk. Tangkai tanaman ini kuat, menebal di bagian dasar dan
berlipat. Anggrek jenis ini biasa dijadikan bunga potong karena tangkainya yang
kuat. Tinggi tanaman mencapai 60 cm. Dendrobium tumbuh alami di Asia,
Fhilipina , Australia, New Guinea, dan Selandia Baru.( Rahmatia dan Pitriana,
2010)
Anggrek Dendrobium termasuk anggrek simpodial yaitu memiliki pola
tumbuh horisontal seperti tumbuhan merambat. Batang tumbuhnya disebut
rhizome. Rhizome tumbuh secara horisontal pada permukaan tanah dan akar-
akarnya tumbuh disepanjang rhizome dengan arah menyamping dan membentuk
batang vertikal yang disebut umbi semu (pseudobulb) (Anonim, 2006).
Anggrek Dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat batang
semunya telah dewasa dan dengan cadangan makanan yang memadai sehingga
pembungaannya terpacu. Tunas vegetatif baru yang muncul setelah proses
pembungaan akan berubah menjadi bunga setelah tunas tersebut dewasa. Proses
pembungaan dapat terpacu lebih cepat jika jumlah batang semu dan daun
Dendrobium dewasa sudah cukup banyak (Sandra, 2001).
Menurut Yusnita (2010) sistematika tanaman anggrek secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Subfamili : Epidendroideae
Tribe : Epidendrae dendrobieae
Subtrib : Dendrobiinae
Genus : Dendrobium sp.

3.2.2 Syarat Tumbuh Anggrek Dendrobium


Tanaman anggrek mempunyai banyak habitat di alam seperti, secara
terrestrial, epifit, lithofit, semi-aquatik. Anggrek terrestrial hidup di media tanah
dan membutuhkan
1. Cahaya
Dendrobium bersifat epifit dengan cara tumbuh menumpang pada pohon
lain tanpa merugikan inangnya. Oleh karena itu, Dendrobium hanya
membutuhkan intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas
cahaya yang dibutuhkan sekitar 1500 – 3000 footcandle (fc). Sebagai
perbandingan, saat matahari terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari
sekitar 7000 – 10000 fc. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut
Dendrobium membutuhkan naungan untuk mengurangi intensitas cahaya
(Anonim, 2005). 

2. Kelembaban
Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–
85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari
penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak
terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda, oleh
karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlalu basah. Kelembaban
yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian
semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer
(Suhu maksimum untuk anggrek ialah 400C dan minimum 100C) (Ginting, 1990).

3. Suhu.
Menurut yunita (2010), Anggrek Dendrobium sp dapat tumbuh baik pada
lingkungan yang mimiliki suhu 15 – 30 0 C. Suhu udara sangat mempengaruhi
proses metabolisme tanaman. Suhu udara tinggi memacu proses metabolisme,
sedangkan suhu udara rendah memperlambat laju metabolisme.

4. Angin dan Ketersedian air.


Menurut Setiawan (2009) Ketersediaan air dan angin sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anggrek. Lokasi tempat budidaya anggrek
Dendrobium sp harus memiliki ketersediaan air yang cukup, hal tersebut
merupakan syarat mutlak saat musim kemarau. Dendrobium memang menyukai
air tapi tidak boleh berlebihan, air diperlukan saat pertumbuhan vegetativ dan
pada saat tanaman belum berbunga. Keperluan air berkurang saat tangkai bunga
tumbuh sampai bunga mekar
Pertukaran udara yang baik, lancer dan teratur sangat mendukung proses
pemeliharaan anggrek, namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat
mengganggu pertumbuhan bunga anggrek, keadaan angin yang baik adalah angin
yang bertiup sepoi-sepoi sehingga menciptakan goyangan lembut pada daun dan
tangkainya serta aman untuk bunga anggrek.

5. Ketinggian tempat
Anggrek Dendrobiumakan tumbuh optimal pada lokasi kurang dari 400 m
dpl. Dendrobium umumnya lebih menyukai daerah panas dari pada daerah dingin,
tetapi beberapa jenis Dendrobium hanya bisa tumbuh di daerah dingin misalnya
Dendrobium nabile (Setiawan, 2009).

3.2.3 Morfologi Tanaman Anggrek Dendrobium


1. Batang
Anggrek yang tergolong epifit memiliki batang yang berbentuk bulb, oleh
karena itu batang anggrek disebut pseudobulb (batang semu). Berdasarkan jumlah
ruas (internode), batang semu anggrek dapat digolongkan menjadi dua, yaitu yang
mempunyai banyak ruas (tipe homoblastik) dan yang hanya mempunyai satu ruas
(tipe heteroblastik). Anggrek Dendrobium termasuk kedalam anggrek yang
memiliki batang semu homoblastik (Hew dan Yong,2004).

2. Akar
Akar berbentuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah, dengan ujung
akar yang meruncing licin serta sedikit lengket. Pada keadaan kering, akar tampak
berwarna putih keperak – perakan dibagian luar, hanya dibagian ujung akar saja
yang berwarna hijau atau tampak keunguan. Akar nggrek mempunyai vilamen
yang terdiri dari beberapa lapis (sel - sel korteks) yang berongga dan transparan.
Velamen itu merupakan lapisan – lapisan pelindung pada sistem akar. Lapisan
berfungsi melindungi akar dsari kehilangan air selama proses penguapan. Pada
akar anggrek simpodial seperti Dendrobium sp, akar keluar dasar peseudoblib
atau sepanjang rhizome ( Darmono, 2003)
3. Daun
Daun anggrek memliki bentuk yang sempit memanjang hingga bulat
memanjang. Letak tumbuh daun anggrek saling berhadapan atau berpasangan,
tersusun pada buku batang.

4. Bunga
Bunga anggrek mempunyai bentuk, susunan, warna, dan corak yang sangat
beragam. Pada bagian bunga anggrek, terdapat infloresens bunga terdiri dari poros
malai bunga (axis) dan kuntum-kuntum bunga. Pada satu malai atau tandan bunga
terdapat 1-40 kuntum bunga. Ukuran kuntum bunga sangat bervariasi dari 2-3 cm
hingga 10-15 cm. Kebanyakan bunga anggrek merupakan bunga sempurna, yaitu
mempunyai organ reproduksi jantan (androecium) dan organ reproduksi betina
(gymnoecium). Petal atau mahkota bunga berjumlah tiga buah, dua diantaranya
terletak berselang - seling dengan kelopak bunga, sedangkan yang
terbawahmengalami modifikasi menjadi bibir bunga (labellum). Sepal atau
kelopak bunga juga berjumlah tiga buah, yang teratas disebut dengan sepal dorsal,
dan dua lainnya di bagian samping disebut sepal lateral. Pada bagian tengah bunga
terdapat tugu bunga (column atau gynostemium) yang merupakan organ
reproduksi jantan dan betina (Yusnita, 2010).

5. Buah dan Biji Anggrek


Buah anggrek berbentuk kapsular atau dikenal dalam dunia botani sebagai
buah kotak yang berbelah enam dengan tiga karlpel atau rongga buah. Buah
anggrek memiliki biji yang jumlahnya sangat banyak, berukuran sangat kecil dan
halus seperti tepung. Biji – biji yang jumlahnya sangat banyak, berukuran sangat
kecil dan halus seperti tepung. Biji – biji anggrek tersebut tidak memiliki
endosperm (cadangan makanan) sehingga dalam perkecambahannya diperlukan
tambahan nutrisi dari lingkungan di sekitarnya (Anggrel dan Darmono, 2004)
Buah dari anggrek Dendrobium berwarna kuning bila telah masak, memiliki
bentuk bulat dengan tiga rusuk sejati. Biji-biji dalam polong terkumpul di tiga
rusuk sejati yang berjumlah 1.300-4.000.000 biji dalam satu polong (Pierik,
1987).
3.3 Metode Pelaksanaan
Kegiatan PKL ini dilaksanakan dengan beberapa metode sebagai berikut:

3.3.1 Penentuan Lokasi PKL


Pemilihan lokasi PKL disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu Polinasi, Aklimatisasi dan Kultur Jaringan Anggrek Dendrobium. Sehingga
dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan informasi berdasaran
pengamatan dan kegiatan dari pelaksanaan PKL. Lokasi yang dipilih berada di
DD Orchid Nursery dengan kegiatannya adalah budidaya anggrek yang meliputi
Polinasi, Kultur Jaringan dan Aklimatisasi.

3.3.2 Pelaksanaan PKL


Mahasiswa melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
budidaya Anggrek Dendrobium meliputi Polinasi, Kultur Jaringan, Aklimatisasi

3.3 Kegiatan Polinasi


Polinasi yang dilakukan di DD’ Orchid Nursery adalah Crossing. Crossing
adalah persilangan antar dua jenis anggrek yang berbeda. Cara melakukan
Crossing adalah mengambil pollen menggunakan pensil pada bunga betina. Pensil
yang sudah terdapat pollen dimasukkan pada lubang stigma pada bunga jantan,
kemudian diberi label identitas.

3.4 Kultur Jaringan


3.4.1 Persiapan Botol-Botol Kultur Jaringan
Botol-botol yang digunakan untuk kultur anggrek biasanya menggunakan
botol bekas saus tomat yang ujungnya diberi tutup karet dengan satu lubang di
tengahnya. Lubang tersebut diberi tutup dengan menggunakan kapas supaya
sirkulasi udara di luar dan di dalam botol dapat tersaring. Botol-botol kultur yang
belum diisi dengan media kultur dibersihkan terlebih dahulu dengan cara
menggunkan sabun cuci cair. Botol yang telah dicuci diletakkan pada rak yang
telah disediakan dengan cara terbalik.

3.4.2 Pembuatan Media


Pembuatan media diawali dengan menentukan media apa yang akan dibuat.
Jenis media yang digunakan mempunyai komposisi yang berbeda. DD’ Orchid
Nursery membagi media kultur menjadi 3 bagian yaitu media tebar biji (media
putih), media peremajaan (media Putih) dan media pendewasaan (media hitam).

3.4.3 Pemilihan Eksplan


Pemilihan eksplan tanaman anggrek di DD’ Orchid Nursery berasal dari
buah anggrek yang sudah masak. Buah anggrek Dendrobiumakan masak antara 2-
3 bulan setelah polinasi. Buah yang sudah masak kemudian diambil bijinya untuk
dikembangkan secara kultur jaringan. Tujuan pemilihan eksplan dari biji adalah
untuk mendapatkan keseragaman bibit dalam jumlah besar dalam waktu yang
relatif singkat. Bahan tanam yang akan dikulturkan sebaiknya diambil dari
tanaman yang sehat dan memiliki kualitas yang bagus.

3.4.4 Penebaran Biji.


Langkah – langkah penebaran biji yaitu buah disterilakan terlebih dahulu
dengan cara dioles pemutih. Buah selanjutnya dibakar diatas api bunsen kemudian
dimasukkan kedalam entkas bersamaan dengan media dan alat-alat kultur lainnya
selama 12 jam.
Pada tahap selanjutnya, entkas disterilkan terlebih dahulu sebelum
melakukan kegiatan kultur. Spatula berujung pipih disterilkan di atas api bunsen.
Buah anggrek disobek dan dibuka. Biji anggrek diambil dengan menggunakan
spatula dan ditebar pada media penebaran. Penebaran dilakukan secara merata
agar tanaman yang dihasilkan baik. Botol berisi media ditutup dan disterilkan,
kemudian pada botol diberi kode sesuai dengan jenis anggreknya menggunakan
spidol marker.
3.4.5 Tans Planting
Trans planting dilakukan untuk memperbarui nutrisi pada media yang sudah
habis, sedangkan planlet masih membutuhkan makanan untuk tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman utuh, maka dari itu dilakukan trans planting dengan
cara memindahkan planlet dari media lama ke media baru. Trans planting
dilakukan beberapa kali, umumnya 2 - 3 kali tergantung dari banyaknya tanaman
yang di trans planting.
Trans planting tahap awal dilakukan dengan tujuan untuk meremajakan.
Pada tahap akhir dilakukan untuk pendewasaan dan penyempurnaan bagian-
bagian tanaman. Tujuan dari trans planting akhir adalah untuk melakukan
perawatan dan pendewasaan terhadap individu baru hingga siap untuk dilakukan
aklimatisasi. Pada satu botol media pendewasaan diisi 30 planlet baru. Trans
planting dilakukan didalam entkas agar terhindar dari kontaminasi.

3.5 Kegiatan Aklimatisasi


Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplant keluar dari ruangan
aseptik (botol kultur) kedalam pot. Tahapan aklimatisasi adalah yang pertama
mengeluarkan planlet dari dalam botol pada bak berisi air. Planlet dicuci dari
media yang melekat hingga bersih, kemudian ditiriskan di dalam nampan
(kranjang) dan diberi kode sesuai yang ada dibotol. Planlet dibiarkan hingga satu
malam.
Tahap selanjutnya yaitu, merendam moss putih menggunakan air selama 10
menit. Moss putih diperas untuk mengurangi kadar air. Akar bibit anggrek dibalut
dengan moss putih dan dimasukkan dalam tray semai.

Anda mungkin juga menyukai