Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aviesta Linggabuwana

NIM : 18/426441/BI/10033

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Ekologi 2020

Essay Topik Persyaratan Hidup Suatu Spesies

Dendrobium crumenatum

a. Latar Belakang

Anggrek termasuk anggota family Orchidaceae yang merupakan salah satu


family bunga-bungaan yang sangat besar. Anggrek memiliki ±43.000 spesies dari
750 generasi dengan jumlah berkisar 6.000 spesies terdapat di Indonesia.
Penyebaran family Orchidaceae hamper meliputi seluruh dunia, kecuali benua
Antartika. Anggrek dapat tumbuh di hutan, lereng terbuka, batu-batu terjal, batu-batu
daerah pantai dengan garis pasang surut tinggi, atau tepi gurun pasir. Bahkan, di
kaki gunug Himalaya pun tanaman anggrek bisa ditemukan. Beberapa genus yang
cukup dikenal di Indonesia adalah. Dendrobium, Phalaenopsis, Cattleya, Vanda,
Oncidium, Cymbidium, dan Arachnis (Andriyani, 2017)

Anggrek Dendrobium merupakan salah satu genus dari famili Orchidaceae


terbesar ketiga yang mencapai sekitar 1184 spesies di dunia, (Leitch et al., 2009
dalam Chattopadhyay, Banerjee, dan Chaudhary, 2012). Di Indonesia genus
anggrek ini merupakan kekayaan sumber daya genetic yang banyak terdapat di
kawasan Timur, seperti Papua dan Maluku. Sumber daya genetik tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal sebagai tetua dalam persilangan untuk menghasilkan
keturunan yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang diinginkan konsumen
(Widiastoety dkk, 2010).

Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek terbesar dari famili


Orchidaceae, dan meliputi lebih dari 2.000 spesies (Uesato, 1996). Dendrobium
merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia, dan jumlahnya diperkirakan
mencapai 275 spesies (Gandawidjaya dan Sastrapradja 1980). Spesies anggrek
Dendrobium terbaik banyak terdapat di kawasan timur Indonesia, seperti Papua dan
Maluku. Anggrek Dendrobium banyak digunakan dalam rangkaian bunga karena
memiliki kesegaran yang relatif lama, warna dan bentuk bunganya bervariasi, tangkai
bunga lentur sehingga mudah dirangkai, dan produktivitasnya tinggi. Tingkatan
warna anggrek Dendrobium sangat bervariasi. Umumnya, anggrek hibrida berwarna
lembayung muda, putih, kuning keemasan atau kombinasi dari warnawarna tersebut.
Beberapa hibrida Dendrobium hasil pemuliaan modern memiliki warna kebiruan,
gading, atau jingga tua sampai merah tua. Dendrobium dapat berbunga beberapa
kali dalam setahun. Tangkai bunganya panjang dan dapat dirangkai sebagai bunga
potong (Puchooa, 2004).

Gambar. Dendrobium crumenatum (Fitch, 1843)

Klasifikasi dan penyebaran anggrek Dendrobium menurut Dressler dan


Dodson (2000), klasifikasi anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Orchidales

Famili : Orchidaceae

Subfamili : Epidendroideae

Suku : Epidendreae

Subsuku : Dendrobiinae

Genus : Dendrobium
Para ahli botani mengelompokkan genus Dendrobium dalam beberapa seksi
yang berbeda. Holttum (1965) mengelompokkan genus Dendrobium dalam 20 seksi,
yaitu: 1) Diplocaulobium, 2) Desmotrichum, 3) Sarcopodium, 4) Bolbidium, 5)
Euphlebium, 6) Latourea, 7) Callista, 8) Eugenanthe, 9) Nigrohirsutae, 10)
Phalaenanthe, 11) Ceratobium, 12) Stachyobium, 13) Pedilonum, 14)
Distichophyllum, 15) Rhopalanthe, 16) Aporum 17) Oxystophyllum, 18) Strongyle, 19)
Grastidium, dan 20) Conostalix. Genus Dendrobium mempunyai keragaman yang
sangat besar, baik habitat, ukuran, bentuk pseudobulb, daun maupun warna
bunganya. Spektrum penyebarannya luas, mulai dari daerah pantai sampai
pegunungan. Tersebar di India, Sri Lanka, Cina Selatan, Jepang ke selatan sampai
Asia Tenggara hingga kawasan Pasifik, Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini.
Anggrek Dendrobium disukai masyarakat karena rajin berbunga dengan warna dan
bentuk bunga yang bervariasi dan menarik (Widiastoety dkk, 2010).

b. Permasalahan

Anggrek merupakan tanaman hias rumahan yang bisa dipelihara oleh


siapapun dan bisa ditanam di sekitar rumah dengan luas lahan terbatas, bahkan
rumah tanpa pekarangan pun tetap bisa memelihara anggrek, yaitu dengan cara
digantung atau ditempel pada dinding rumah. Sebenarnya menanam, memelihara,
dan merawat anggrek tidak terlalu sulit seperti yang sering kita dengar. Kuncinya,
harus konsisten dalam mengontrol dan memberi perawatan kepada anggrek
(Andriyani, 2017).

Anggrek termasuk tipe tanaman yang memiliki sifat lambat pertumbuhannya


dengan waktu tumbuh yang berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Pertumbuhan
dan perkembangan anggrek dipengaruhi oleh suhu, kebutuhan air, kelembaban
udara, intensitas cahaya matahari, pupuk, dan media tanam. Karena itu perawatan
anggrek perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitasnya (Andriyani, 2017).

c. Pembahasan

Anggrek jenis Dendrobium crumenatum tidak jauh berbeda perawatannya


dan habitatnya dibandingkan dengan jenis anggrek Dendrobium yang lain yang
kebanyakan tumbuh di Indonesia. Anggrek Dendrobium termasuk dalam kelompok
anggrek epifit yaitu anggrek Dendrobium crumenatum yang hidup epifit pada cabang
pohon atau pada bagian atas pohon , anggrek Dendrobium cukup digemari. Salah
sayu hal yang membuat para penggemar tanaman hias makin menyukainya adalah
pertumbuhan bunganya yang sangat kompak, meskipun hanya ditopang oleh batang
yang relative pendek (Andriyani, 2017). Anggrek Dendrobium merupakan salah satu
genus anggrek terbesar yang terdapat di dunia dan hidup di dataran rendah,
terutama di hutan tropis. Diperkirakan anggrek jenis ini memiliki sekitar 1.600 jenis.
Jumlahnya bisa makin banuak, karena mudah untuk dikawin-silangkan. Di pasaran,
jenis spesies yang belum dikawin-silangkan harganya lebih mahal dibandingkan
dengan jenis hibrida (Andriyani, 2017). Bentuk bunga anggrek Dendrobium memiliki
sepal yang bentuknya menyerupai segitiga, dasarnya Bersatu dengan kaki kolom
untuk membentuk taji. Petal biasanya lebih tipis daripada sepal dan bibirnya
berbelah. Anggrek Dendrobium mudah dalam hal perawatannya dan memiliki
kombinasi warna yang cukup banyak. Selain itu, Dendrobium bisa menghasilkan
bunga dalam kurun waktu kurang dari dua minggu (Andriyani 2017).

Anggrek Dendrobium sangat tahan terhadap kondisi minim air. Hanya


dengan mengandalkan kelembapan udara, anggrek ini bisa hidup dan tumbuh.
Anggrek Dendrobium banyak diusahakan sebagai bunga hias dalam pot, dan ada
juga yang dimanfaatkan sebagai bunga potong. Namun, hal ini harus ditunjang
dengan perawatan yang baik (Andriyani, 2017). Anggrek Dendrobium tumbuh baik
pada ketinggian 0− 500 m dpl dengan kelembapan 60−80%. Budi daya anggrek
yang paling mudah adalah yang berasal dari tempat asalnya (Waston, 2004).
Berdasarkan cara hidupnya, sebagian besar Dendrobium bersifat epifit, namun ada
pula yang hidup sebagai litofit (Bechtel et al., 1992). Pola pertumbuhan Dendrobium
termasuk simpodial, yaitu mempunyai pertumbuhan pseudobulb terbatas. Pemiihan
pupuk sangat penting untuk membungakan anggrek Dendrobium. Sebalinya,
Dendrobium diberikan pupuk yang menganudng P (fosfor) dan K (Kalium) tinggi,
seperti Gaviota, Growmore, dan Bioplasma. Pupuk tersebut diberikan satu minggu
sekali dengan dosis 2 ml pupuk per 1 liter air. Supaya efektif, pupuk disemprotkan ke
bawah permukaan daun pada pukul 07.00-09.00, selanjutnya, letakkan anggrek di
tempat berintensitas cahaya berkitar 55-65% dan suhu lingkungan yang berkisar
28°C-32°C, untuk dapat memicu anggrek cepat berbunga (Andriyani, 2017).

d. Penutup

Anggrek Dendrobium crumenatum sangat tahan terhadap kondisi minim air.


Hanya dengan mengandalkan kelembapan udara, anggrek ini bisa hidup dan
tumbuh. Anggrek Dendrobium tumbuh baik pada ketinggian 0− 500 m dpl dengan
kelembapan 60−80%, berintensitas cahaya berkitar 55-65% dan suhu lingkungan
yang berkisar 28°C-32°C.
e. Pustaka Acuan

Andriyani, Ade. 2017. Membuat Tanaman Anggrek Rajin Berbunga. PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta Selatan.
Bechtel, H., P. Cribb, and E. Launert. 1992. The Manual of Cultivated Orchids
Species. Blandford Press, London. 585 pp.
Chattopadhyay P., Banerjee N., dan Chaudhary. 2012. Characterization of Selected
Medical Dendrobium (Orchidaceae) Species Using Molecular Markers.
Research Journal of Biology. 2 (2): 117-125.
Dressler, R. and C. Dodson. 2000. Classification and phylogeny in Orchidaceae.
Annals of the Missouri Botanic Garden 47: 25−67.
Fitch, Walter Hood. 1843. Curti’s Botanical Magazine. Willey-Blackwell Academic
Press. vol. 69 (N.S. 16) pl. 4013
Gandawidjaya, D. dan S. Sastrapradja. 1980. Plasma nutfah Dendrobium asal
Indonesia. Bull. Kebun Raya 4(4): 113−125.
Hidayati, N. Z., Saptadi, D., & Soetopo, L. (2016). Analisis hubungan kekerabatan 20
spesies anggrek Dendrobium berdasarkan karakter morfologi. Jurnal
Produksi Tanaman, 4(4), 291-297.
Holttum, R.E. 1965. Flora of Malaya. Vol. 1. Orchids of Malaya. Government Printing
Office, Singapore. 494 pp.

Puchooa. 2004. Comparison of different culture media for the in vitro culture of
Dendrobium (Orchidaceae). Int. J. Agric. Biol. 1560−8530 /2004/(06) 5:
884−888. http://www.ijab.org.

Uesato, K. 1996. Influences of temperature on the growth of ceratophalae type


Dendrobium. The Organizing Committee of 2nd Asia Pacific Orchid
Conference, Ujung Pandang, p. 1−4
Waston, J.B. 2004. Dendrobium cuthbertsoii. Orchids 73(1): 50−53.
Widiastoety, D., Solvia N. dan Soedarjo, M. 2010. Potensi Anggrek Dendrobium
dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal
Litbang Pertanian. 29 (3): 101-106.

Anda mungkin juga menyukai